• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh pendapatan asli daerah (pad), dana alokasi khusus

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh pendapatan asli daerah (pad), dana alokasi khusus"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI KHUSUS (DAK), DANA ALOKASI UMUM (DAU) DAN INVESTASI TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PESISIR SELATAN

Yolanda Arapes, Citra Ramayani, Jolianis

Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumatera Barat arapesy@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to determine the effect of local revenue, special allocation funds, general allocation funds and investment partially or simultaneously to economic growth.

Research type that is associative and object of research is variable of original revenue area, special allocation fund, general allocation fund and investment. Data analysis techniques are descriptive analysis and inductive analysis divided into model feasibility test, ramsey reset test, classical assumption test, coefficient of determination test, stationery test and hypothesis test. The result of data analysis shows that: (1) the local revenue is partially positive and significant influence to economic growth. (2) special location funds partially have a positive and significant impact on economic growth. (3) the general allocation fund partially has a positive and significant impact on economic growth. (4) partial investment has a positive and significant impact on economic growth. (5) local revenues, special allocation funds, general allocation funds and investment simultaneously have a positive and significant impact on economic growth.

Keywords: Economic Growth, Local Opinions, Special Allocation Funds, General Allocation Funds and Investments

PENDAHULUAN

Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Barat dimana Kabupaten ini memiliki banyak sekali potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut diantaranya pariwisata, perkebunan, perikanan dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara atau daerah. Secara umum pertumbuhan ekonomi adalah pertambahan output atau

pertambahan pendapatan nasional agregatif dalam kurun waktu tertentu.

Pertumbuhan ekonomi merupakan syarat keharusan untuk melihat keberhasilan pembangunan dan merupakan syarat bagi pengurangan tingkat kemiskinan. Syaratnya adalah hasil dari pertumbuhan ekonomi tersebut menyebar di setiap golongan masyarakat, termasuk di golongan penduduk miskin. Secara lansung, hal ini berarti pertumbuhan itu perludi pastikan terjadi di sektor-sektor dimana penduduk miskin bekerja (pertanian atau sektor yang padat karya).

(2)

Adapun secara tidak langsung, hal itu berarti diperlukan pemerintah yang cukup efektif dalam meredistribusi manfaat pertumbuhan yang didapatkan dari sektor modern seperti jasa dan manufaktur yang padat modal (Siregar,2006:42).

Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari BPS Sumatera Barat, Kabupaten Pesisir Selatan adalah salah satu dari 5 Kabupaten/ Kota di Sumatera Barat dengan pertumbuhan ekonomi yang terbilang rendah, dengan informasi

tersebut peneliti menjadikan Kabupaten Pesisir Selatan sebagai objek penelitian lebih lanjut.

Penulis memperoleh data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pesisir Selatan mengenai pertumbuhan ekonomi yang diukur dari PDRB, pendapatan asli daerah, dan alokasi umum dan khusus serta data mengenai investasi di Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2007-2016 yang terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1: Pertumbuhan Ekonomi, PAD, DAK, DAU dan Investasi di Kabupaten Pesisir Selatan Periode 2007-2016

Tahun (%) PE PAD (000) % DAK (000) % DAU (000) % Investasi (000) %

2007 5.31 12.144,501 5.31 537.695,00 58.57 380.567,00 10.40 496.544,97 18.14 2008 5.42 16.377,994 5.42 708.230,00 31.72 424.761,00 11.61 612.101,36 23.27 2009 5.44 17.514,418 5.44 592.740,00 -16.31 435.556,00 2.54 554.264,00 -9.45 2010 5.28 22.480,000 5.28 610.160,00 2.94 454.097,00 4.26 617.785,00 11.46 2011 5.78 25.494,000 5.78 714.670,00 17.13 514.412,00 13.28 711.917,00 15.24 2012 4.82 32.095,000 5.82 704.430,00 -1.43 609.137,00 18.41 858.826,00 20.64 2013 5.90 47.703,000 5.90 869.220,00 23.39 689.380,00 13.17 984.964,00 14.69 2014 5.80 86.700,000 5.80 107.566,00 12.20 753.985,00 9.37 1.094.902,00 11.16 2015 5.73 91.085,000 5.73 104.428,00 -2.92 784.825,00 4.09 1.476.205.021 34.83 2016 5.30 83.567,000 5.30 383.395,00 26.70 853.086,00 8.70 1.679.920,550 13.80 Sumber: BPS Sumbar Tahun 2018

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pesisir Selatan mengalami kenaikan yang signifikan setiap tahunnya, sementara apabila dibandingkan dengan pendapatan asli daerah setiap tahunnya mengalami perubahan yang signifikan pula.

Begitupula dengan dana alokasi khusus di pesisir selatan yang mengalami perubahan dari tahun ke tahun dan disusul dengan perubahan yang terjadi juga pada dana alokasi umum dan investasi di Kabupaten Pesisir Selatan. Apabila pertumbuhan

ekonomi mengalami kenaikan dan penurunan akan mempengaruhi pendapatan asli daerah, dana alokasi dan juga juga investasi (Kuncoro, 2006:497).

Jika dilihat berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Sumatera Barat Tahun 2017 untuk lima tahun terakhir yaitu antara tahun 2012 sampai 2016 memang mengalami kenaikan yang tidak terlalu besar dan perubahan tiap tahun.

Dimana pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 sebesar 4,50% dan pendapatan asli daerah sebesar 25,9%

sedangkan dana alokasi khusus sebesar -

(3)

9,07% untuk dana alokasi umum sebesar 18,41% dan investasi di Pesisir Selatan sebesar 20,64 Jika dibandingkan dengan tahun 2013 pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan sebesar 5,90%

sedangkan pendapatan asli daerah juga mengalami kenailan sebesar 48,6%, disusul dengan dana alokasi khusus yang naik sebesar 23,39% dan dana alokasi umum turun sebesar 13,17% dan terakhir investasi turun sebesar 14,69%.

Pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesisir Selatan turun sebesar 5,80% dan pendapatan asli daerah juga naik sebesar 81,7% begitu pula dana alokasi khusus yang juga naik sebesar 23,75% dan dana alokasi umum turun sebesar 9,37%, sedangkan investasi turun sebesar 11,16%. Jika dilihat pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi turun sebesar 5,73% dan pendapatan asli daerah mengalami penurunan drastis diangka 5,1%, sedangkan dana alokasi khusus turun sebesar -2,29% dan dana alokasi umum yang turun ke angka 8,04%

sedangkan investasi di Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2015 ini juga naik ke angka 34,83%. Pada tahun terakhir yaitu tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesisir Selatan turun ke angka 5,30%% dan pendapatan asli daerah turun sebesar -8,3%, sedangkan dana alokasi khusus dan dana alokasi umum masing masing turun pada angka 27,14% dan

8,70% begitu pula dengan investasi yang turun ke posisi 13,80%.

Pesisir Selatan adalah salah satu Kabupaten/Kota dengan PDRB terendah di Provinsi Sumatera Barat hal ini dikarena kurangnya partisipasi invetor swasta untuk berinvestasi di Pesisir Selatan, dan masih sedikitnya pendapatan asli daerah, DAK dan DAU di Pesisir Selatan serta masih besarnya ketergantungan Pesisir Selatan terhadap pusat. Hal ini diduga berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi.

Menurut Mardiasmo (2002:132) pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Desentralisasi berarti penyerahan urusan pemerintahan atau daerah tingkat atasnya kepada daerah.

Menurut Kuncoro (2006:497) Semakin tinggi PAD yang diperoleh suatu daerah maka akan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi didaerah tersebut.

Menurut Brata (2004) menyatakan bahwa terdapat dua komponen penerimaan daerah yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yaitu PAD serta sumbangan dan bantua (Dana yang disalurkan untuk kepentingan daerah seperti alokasi dana

(4)

umum melalui bank, pemberian kredit dan alokasi khusus untuk kepentingan daerah.

Menurut Pujiati (2008:337) dengan adanya kewenangan daerah dalam mengoptimalkan PAD sehingga komposisi PAD sebagai penerimaan daerah juga meningkat. Peningkatan PAD yang dianggap sebagai modal, secara akumulasi akan lebih banyak menimbulkan eksternalisasi yang bersifat positif dan akan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Jika PAD menurut maka Pertumbuhan ekonomi akan menurun pula (PDRB) dan sebaliknya.

Hal ini sejalan dengan pendapat Tambunan (2006:36) bahwa pertumbuhan PAD secara berkelanjutan akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah itu. Selain itu juga untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah pemerintah juga harus meningkatkan nilai investasi dari para investor karena apabila investasi meningkat maka pertumbuhan ekonomi yang dilihatdari PDRB juga akan

meningkat begitu pula sebaliknya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dari beberapa pendapat para ahli diatas pertumbuhan ekonomi di pengaruhi tidak hanya oleh PAD akan tetapi dana atau sumbangan berupa dana alokasi khusus dan umum serta investasi yang menjadi masalah penting dalam pertumbuhan ekonomi. Karena apabila PAD turun maka PDRB juaga akan turun begitupun sebaliknya, dan apabila dana yang diberikan (dana alokasi umum dan dana alokasi khusus) turun atau rendah maka akan berdampak juga pada pertumbuhan ekonomi yang terlihat pada tabel satu diatas. Selain itu semakin banyak investasi yang diterima daerah maka pertumbuhan ekonomi daerah tersebut juga akan meningkat dan apabila investasi rendah atau menurut maka pertumbuhan ekonomi (PDRB) juga akan turun karena pendapatan asli daerah, DAK, DAU dan investasi sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan judul dan permasalahan, maka jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2013:10) penelitian asosiatif yaitu penelitian yang menerangkan suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang telah terjadi serta menentukan ada tidaknya

pengaruh suatu variabel terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa ada pengaruh pendapatan asli daerah (PAD), dana alokasi khusus, dana alokasi umum dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Objek penelitian ini adalah Kabupaten Pesisir Selatan dimana Kabupaten Pesisir Selatan adalah salah satu Kabupaten yang

(5)

memperoleh PDRB terendah diantara Kabupaten/Kota yang lain di Provinsi Sumatera Barat.

Ruang lingkup penelitian ini dengan mengamati dan menganalisa pengaruh pendapatan asli daerah (PAD), dana alokasi khusus, dana alokasi umum dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesisir Selatan yaitu dari tahun 2001-2016.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan

analisis induktif yang terdiri dari uji ramsey, uji like lihood, uji normalitas, uji multikolonialitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan regresi linear berganda dan uji stasioneritas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat pada uji koefisien determinasi yang telah dioleh dengan menggunakan program SPSS sebagai berikut:

Tabel 2: Hasil Uji Koefisien Determinasi

R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression

0.715822 0.669337 3.830576

Sumber: Olahan Data Primer, 2018

Berdasarkan nilai R square sebesar 0,715 yang artinya 71,5% perubahan pada variabel dependen (pertumbuhan ekonomi) dapat dijelaskan oleh variabel independen (pendapatan asli daerah, dana alokasi khusus, dana alokasi umum dan investasi) sedangkan sisanya sebesar 28,5%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.

Untuk melihat pengaruh variable secara sendiri-sendiri dan melihat berapa besar nilai regresi berdasarkan hasil olahan data SPSS dapat dilihgat pada table berikut ini:

Tabel 3. Hasil Uji Regresi Berganda dan Uji t

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 9.261374 11.11013 0.833598 0.4222

LOG (X1) 5.894003 1.869523 3.013094 0.0005

LOG (X2) 6.198690 0.180635 4.099954 0.0006

LOG (X3) 5.418224 4.936001 3.097695 0.0008

LOG (X4) 2.289925 4.228182 2.541586 0.0204

Sumber: Hasil Olahan Data Primer 2018

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai regresi berganda untuk variable X1 sebesar 5,894 dan nilai thitung sebesar 3,01,

untuk variabel X2 nilai regresi sebesar 6,198 dan nilai thitung sebesar 4,09, nilai regresi untuk variabel X3 sebesar 5,418 dan nilat thitung

(6)

sebesar 3,97, nilai regresi untuk variabel X4 sebesar 2,289 dengan nilai thitung sebesar 2,541.

Nilai konstanta sebesar 9,261 dan nilai ttabel

sebesar 1,66543, hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh signifikan dan positif antara

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

Untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat dapat dilihat pada table 4 dibawah ini:

Tabel 4. Hasil Uji F

Sum squared resid 97.588421

Log likelihood -16.73530

F-statistic 62.756847

Prob(F-statistic) 0.000299

Sumber: Hasil Olahan Data Primer Tahun 2018

Fhitung 62,75 > Ftabel 3,49 dan nilai signifikan 0,000<0,05.Hal ini berarti H0

ditolak dan Ha diterima, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendapatan asli daerah, dana alokasi khusus, dana alokasi umum dan investasi secara stimultan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesisir Selatan.

1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dilihat nilai koefisien regresi pendapatan asli daerah sebesar 5,894 dan nilai thitung sebesar 3,013> ttabel sebesar 1,66543 sedangkan nilai signifikan 0,00 <

0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara pendapatan asli daerah terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pesisir Selatan. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan.

Berdasarkan hasil penelitian diatas pendapatan asli daerah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pesisir Selatan karena apabila pendapatan asli daerah meningkat sebesar satu persen maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat pula sebesar satu persen dan sebaliknya apabila pendapatan asli daerah menurun sebesar satu persen maka pertumbuhan ekonomi ikut menurun sebesar satu persen.

Menurut Mardiasmo (2002:132), pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengeloalaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Desentralisasi berarti penyerahan urusan pemerintahan dari pemerintah atau daerah tingkat atasnya kepada daerah (Kuncoro,2006:497).

Semakin tinggi PAD yang diperoleh suatu daerah maka akan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

(7)

Menurut Brata (2004) yang dikutip oleh Adi dan Harianto (2007) menyatakan bahwa terdapat dua komponen penerimaan daerah yang berpengaruh positif secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yaitu PAD serta sumbangan dan bantuan.

Menurut Pujiati, (2008), dengan adanya kewenangan daerah dalam mengoptimalkan PAD sehingga komposisi PAD sebagai penerimaan daerah juga meningkat. Peningkatan PAD yang dianggap sebagai modal, secara akumulasi akan lebih banyak menimbulkan eksternalisasi yang bersifat positif dan akan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Hal ini sejalan dengan pendapat Tambunan (2006:36) bahwa pertumbuhan PAD secara berkelanjutan akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah itu. Namun apabila eksploitasi PAD dilakukan secara berlebihan justru akan semakin membebani masyarakat, menjadi disinsentif bagi daerah dan mengancam perekonomian secara makro (Mardiasmo, 2002:87).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Windha Amiga Permanasari (2013) tentang pengaruh dana alokasi umum, dana alokasi khusus, pendapatan asli daerah dan belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi (studi kasus Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah tahun 2009-2011) dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendapatan asli daerah terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penelitian yang dilakukan juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Nopiani dkk (2013) tentang pengaruh pendapatan aslidaerah, dana alokasi umum, dan belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Buleleng Tahun 2009-2013, dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendapatana sli daerah terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Buleleng.

Penelitian ini juga selajan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Zuwesty Eka Putri (2015) tentang analisis pengaruh pendapatana sli daerah, dana alokasi umum, dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jawa Tengah, dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendapatan asli daerah terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kota Jawa Tengah. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Andi Gustiana (2014) tentang pendapatan asli daerah, dana alokasi umum dan belanja modal ternadap pertumbuhan ekonomi (studi empiris pada pemerintahan Kabupaten Soppeng periode 2005-2012), berdasarkan

(8)

hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendapatan asli daerah terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng.

2. Pengaruh Dana Alokasi Khusus Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa dana alokasi khusus berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dilihat nilai koefisien regresi dana alokasi khusus sebesar 6,198 dan nilai thitung sebesar 4,099 > ttabel sebesar 1,66543 sedangkan nilai signifikan 0,00<0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara dana alokasi khusus terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pesisir Selatan. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan.

Berdasarkan hasil penelitian diatas dana alokasi khusus berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pesisir Selatan karena apabila dana alokasi khusus meningkat sebesar satu persen maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat pula sebesar satu persen dan sebaliknya apabila dana alokasi khusus menurun sebesar satu persen maka pertumbuhan ekonomi ikut menurun sebesar satu persen.

Menurut Setiyawati (2007:214) Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan kepada daerah untuk membantu membiayai kebutuhan khusus.

Pengalokasian DAK memperhatikan ketersediaan dana dalam APBN, yang berarti bahwa besaran DAK tidak dapat dipastikan setiap tahunnya. DAK diberikan kepada daerah apabila daerah menghadapi masalah-masalah khusus.

Menurut Aswadi dalam Halim (2001:222) tujuan dari penggunaan DAK dapat diarahkan pada upaya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (1PM) yang merupakan salah satu isu nasional yang perlu dituntaskan.

Hal ini dikarenakan besamya tingkat kemiskinan yang ada di daerah.

Pengertian DAK diatur dalam Pasal 1 angka 23 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Keuangan Pusat dan Keuangan Daerah, yang menyebutkan bahwa:“Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.”

Secara umum Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah bentuk dana yang bersifat khusus (specific grant). Artinya,

(9)

penggunaan dana tersebut berdasarkan atas petunjuk atau kebijakan dari pihak pemberi, dalam hal ini pemerintah pusat.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Windha Amiga Pernamasari (2013) tentang pengaruh pengaruh dana alokasi umum, dana alokasi khusus, pendapatan asli daerah dan belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi (studi kasus Kabupaten/Kota di Provinsi

Jawa Tengah tahun 2009-

2011)berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara dana alokasi khusus terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah tahu 2009-2011.

3. Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa dana alokasi umum berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dilihat nilai koefisien regresi dana alokasi umum sebesar 5,418 dan nilai thitung

sebesar 3,097> ttabel sebesar 1,66543 sedangkan nilai signifikan 0,01< 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara dana alokasi umum terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pesisir Selatan. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan.

Berdasarkan hasil penelitian diatas dana alokasi umum berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pesisir Selatan karena apabila dana alokasi umum meningkat sebesar satu persen maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat pula sebesar satu persen dan sebaliknya apabila dana alokasi umum menurun sebesar satu persen maka pertumbuhan ekonomi ikut menurun sebesar satu persen.

Menurut Gunantara dan Dwiranda (2014:532) Untuk mengatasi ketimpangan infrastruktur yang terdapat disetiap daerah, serta agar terciptanya Pertumbuhan Ekonomi yang merata, Pemerintah Pusat mengeluarkan Dana Perimbangan berupa Dana Alokasi Umum (DAU). Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan komponen dari Dana Perimbangan yang sering disebut sebagai dana transfer dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah yang bertujuan untuk meratakan kemampuan keuangan antar daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi sehingga ketimpangan ekonomi antar daerah yang terjadi dapat diatasi. Belanja Modal memiliki peran yang sangat penting guna meningkatkan infrastruktur publik, sehingga dapat mendukung peningkatan Pertumbuhan Ekonomi.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Windha Amiga Permanasari tentang pengaruh dana alokasi

(10)

umum, dana alokasi khusus, pendapatan asli daerah dan belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi (studi kasus Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengang tahun 2009-2011), berdasrkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara dana alokasi umum terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Tengah tahun 2009-2011.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Ni Made Nopiani dkk (2016) tentang pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum dan belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Buleleng tabun 2009-2013. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat pengaruh yang positifi dan signifikan antara dana alokasi umum terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Buleleng tahun 2009-2013.

Pendapatan diatas sejalan dengan penelitian yang juga dilakukan oleh Zuwesty Eka Putri (2015) tentang analisis pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara dana alokasi umum terhadap pertumbuh ekonomi di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah.

Sejalan dengan penelitian serupa yang dilakukan oleh Andi Gustiana (2014) tentang pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dan belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi (studi empiris pada pemerintahan Kabupaten Soppeng periode 2005-2012), berdasarkan peneltian yang telah dilakukan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara dana alokasi umum terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Soppeng periode 2005-2012. Penelitian yang dilakukan oleh Jolianis (2016) dengan judul analisis pengaruh PAD, DAU, DAK terhadap kemiskinan pada Kabupaten/ Kota di Provinsi Sumatera Barat dengan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel intervening dalam penelitian tersebut dikatakan terdapat pengaruh dana alokasi umum terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat.

4. Pengaruh Investasi Tehadap Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dilihat nilai koefisien regresi investasi sebesar 2,289 dan nilai thitung

sebesar 2,541 > ttabel sebesar 1,66543 sedangkan nilai signifikan 0,02< 0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan

(11)

demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pesisir Selatan. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan.

Berdasarkan hasil penelitian diatas investasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pesisir Selatan karena apabila investasi meningkat sebesar satu persen maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat pula sebesar satu persen dan sebaliknya apabila investasi menurun sebesar satu persen maka pertumbuhan ekonomi ikut menurun sebesar satu persen.

Pertumbuhan ekonomi sampai saat ini belum menuai titik pandang yang sama.

Hal tersebut dikarenakan setiap para ahli memberikan definisi berdasarkan kondisi yang terjadi pada saat sang ahli hidup.

Apabila dalam suatu negara mampu menyediakan semakin banyaknya barang ekonomi kepada penduduknya hal ini tumbuh sesuai dengan kemampuan tekhnologi dan penyesuaian kelembagaan ideologo yang diperlukan dalan rangka pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang (Kuznets dalam jhingan, 1994).

Menurut (kunarjo dalam hasanuddin, 2003) bahwa untuk mencapai pertumbuhan diperlukan investasi yang memadai sedangkan untuk pencapaian pertumbuhan yang diinginkan dibutuhkan mekanisme

pembangunan yang lebih sistematis yaitu gerakan kedepan dari suatu sistem yang berdimensi pada produksi, pendapatan, tingkat hidup , kelembagaan serta kebijaksanaan. Jadi pertumbuhan ekonomi mengandung konotasi dinamis yakni perubahan atau perkembangan dari waktu ke waktu yang berati didalamnya terjadi proses, waktu dan penduduk selaku pelaku ekonomi.

Pendapat para ahli diatas sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Citra Ramayani (2013) tentang pengaruh investasi pemerintah, investasi swasta, inflasi, eksport, tenaga kerja dan produktivitas tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara investasi swasta dan pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia.

Pendapat diatas juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Eko Wicaksono Pambudi (2013) tentang analisis pertumbuhan ekonomi dan faktor- faktor yang mempengaruhinya (Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kota di Jawa Tengah.

(12)

5. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Khusus, Dana Alokasi Umum dan InvestasiSecara

Bersama-sama Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa secara stimultan pendapatan aslidaerah, dana alokasi khusus, dana alokasi umum dan investasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dilihat nilai Fhitung 62,756 > Ftabel

3,49 dan nilai signifikan 0,000<0,05.Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendapatan aslidaerah, dana alokasi khusus, dana alokasi umum dan investasi secara stimultan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pesisir Selatan.

Berdasarkan nilai koefisien detereminasi sebesar 0,847 yang artinya 84,7% perubahan pada variabel dependen (pertumbuhan ekonomi) dapat dijelaskan oleh variabel independen (pendapatan asli daerah, dana alokasi khusus, dana alokasi umum dan investasi) sedangkan sisanya sebesar 15,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.

Pertumbuhan Ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor penting yang menjadi topik dalam penelitian ini diantaranya Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi

Khusus, Dana Alokasi Umum dan Investasi. Kabupaten Pesisir Selatan juga sangat bergantung pada pusat dalam segi perekonomian. Kabupaten Pesisir Selatan tidak bisa menata perekonomian apabila tanpa persetujuan dari pusat, maka dari itu naik turunnya pertumbuhan ekonomi daerah tergantung pada seberapa besar sumbangan dana dari pusat untuk menata perekonomian daerah menjadi lebih baik dan meningkat pesat.

Dalam pengertian yang sederhana, pertumbuhan dalam ekonomi makro adalah penambahan PDB yang berarti pula peningkatan pendapatan nasional (Tambunan, 2003:41).Simon Kuznet dalam todaro (2000:144) telah memberikan definisi pertumbuhan ekonomi secara lebih komprehensif dengan lingkaran kapasitas dalam jangka pajang dari Negara yang bersangkutan penduduknya, kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau ditingkatkan oleh adanya kemajuan penyesuaian- penyesuaiantekologi Institusional dan Ideologis terhadap berbagai tuntutan yang ada.

Menurut Nanga (2001:279) pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan dalam kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi lebih merujuk kepada perubahan yang bersifat kuantitatif

(13)

dan biasanya diukur dengan mengunakan data Produk Domestik Bruto (PDB) atau pendapatan output perkapita.Produk Domestic Bruto (GDP) adalah total nilai (total market value) dari barang-barang akhir jasa-jasa (final goods and services) yang dihasilkan dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun).

Menurut Tambunan (2003:40-41) pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan pada sisi permintaan agrerat.Dari sisi permintaan agregat terdiri dari empat komponen yaitu konsumsi rumah tangga, investasi domestik bruto, pengeluran pemerintah, dan expor neto.Sedangkan dari sisi penawaran agregat terdapat beberapa sektor yaitu pertanian, pertambangan, industri pengolahan, lisrik dan gas, bangunan, perhotelan dan restoran, pengakutan dan komunikasi, persewaan dan jasa-jasa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel pendapatan asli daerah terhadap pertumbuhan ekonomi

2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel dana

alokasi khusus terhadap pertumbuhan ekonomi

3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel dana alokasi umum terhadap pertumbuhan ekonomi

4. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel investasi terhadap pertumbuhan ekonomi 5. Secara simultan pendapatan asli

daerah, dana alokasi khusus, dana alokasi umum dan investasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (2016). Statistik Sumatera Barat 2016 (Badan Pusat Statistik). Sumbar

____________ (2016). Sumatera Barat dalam Angka Tahun 2000-2016 (BPS). Sumbar

____________(2016). Pesisir Selatan dalam Angka Tahun 2008-2016 (BPS). Sumbar

Brata, KUSUMA. 2004. Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Jakarta: PT. Gramedia.

Dirgen Dana Perimbangan Keuangan Daerah Republik Indonesia

Gitman, J. Lawrence dan Micheal D.

Joehnk. 2005. Fundamental Of Investing. Addison Wesley Longman Inc.

(14)

Gustiana, Andi. 2014. “Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi.” Skripsi.

Halim, Abdul. 2002. Akuntasi Keuangan Daerah, Edisi 3 Akuntasi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Jhingan, M.L. 2004. Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Jolianis. 2016. Analisis Pengaruh Pendapatan Asli daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap kemiskinanpada Kabupaten Kota di Sumatera Barat dengan Pertumbuhan Ekonomi sebagai Variabel Intervening.

Journal of Economic and Economic Education Vol.4 No.2 (192-209).

2016.06.21

Reviewed:2016.06.30Accepted:

2016.06.30

http://dx.doi.org/10.22202/economic a.2016.v4.i2.633

Kuncoro, M. 2003. Teori Pembagunan Ekonomi, Masalah, Dan Kebijakan.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Mardiasmo. 2002. Ekonomi Dan Manajemen Keuangan Daerah.

Yogyakarta: Andi.

Nanga, Muana. 2001. Makro Ekonomi Teori, Masalah Dan Kebijakan Edisi Perdana. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Nopiani, Ni Made, Dkk. 2016. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi.E- Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha 4 (2).

Permanasari, Windha Amiga. 2013.

Pengaruh Dana Alokasi Umum

(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi.” Jurnal.

Pujiati, Amin. 2008. “Analisis Pertumbuhan Ekonomi Di Karasedenan Semarang Era Desentralisasi Fiskal.” Jurnal Ekonomi Pembangunan: Universitas Negeri Semarang.

Putri, Zuwezty Eka. 2015. “Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah.” Jurnal Bisnis Dan Manajemen 5 (2): 173–86.

Ramayani, Citra. 2015. “Pengaruh Investasi Pemerintah, Investasi Swasta, Inflasi, Eksport, Tenaga Kerja Dan Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia.” Journal of Economic and Economic Education Vol.1 No.2 (203-207). 2013.01.15 reviewed: 2013.02.14 accepted:

2013.04.29

http://dx.doi.org/10.22202/economic a.2013.v1.i2.120

Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 55 Pasal 52 dan 55 Tahun 2005 __________, Peraturan Pemerintah No.

104 Tahun 2000 Tentang Dana Perimbangan

Republik Indonesia, Undang-Undang No.

33 Tahun 2004 Pasal 157 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

__________, Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

(15)

__________, Undang-Undang No. 5 Tahun 1969

__________, Undang-Undang No. 25 Tahun 1999

Riwu, Josef Kaho. 2005. Prospek Otonomi Daerah Di Nagera Republik Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Setyawati, Hamzah. 2007. “Analisis Pengaruh PAD, DAU, DAK, Dan Belanja Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan Dan Pengangguran. Pendekatan Analisis Jalur.” Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia 4 (2): 211–

28.

Sidik, Machfud. 2002. “Optimasi Pajak Daerah Dan Keuangan Retribusi Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah.”

Makalah Disampaikan Diacara Orasi Ilmiah. Bandung.

Siregar, S. 2011. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:

Rineka Cipta.

Siregar, Syopian. 2013. Statistika Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS 17. Jakarta: Rienika Cipta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tambunan, T. 2003. Perekonomian Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.

Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Warsito. 2001. Hukum Pajak. Jakarta: PT Rajawali Grafindo.

Yani, Ahmad. 2002. Hubungan Keungan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu, penelitian ini disusun bertujuan untuk mengetahui pengaruh Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Pendapatan Asli Daerah terhadap

“Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Studi Pada Kabupaten Dan Kota Di