• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran group

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran group"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA GAMBAR

TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP N 1 BAYANG

KABUPATEN PESISIR SELATAN

ARTIKEL ILMIAH

DONA MARDAWITA NIM. 12010189

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA GAMBAR

TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP N 1 BAYANG

KABUPATEN PESISIR SELATAN

Dona Mardawita, Nurhadi, dan Ade Dewi Maharani Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

E-Mail: donamardawita588@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by the low learning outcomes biology class VIII SMP N 1 Bayang. In the learning process of students tends passive, lack of variety and rarity of the model in teaching the use of media in the learning process, students still think biology learning difficult. This study aims to determine the effect of applying the learning model of Group Investigation accompanied by media images on learning outcomes biology class VIII SMP N 1 Bayang South Coastal District. This type of research is experimental study with a population of eighth grade students of SMP Negeri 1 Bayang. The sampling technique is purposive sampling. The research instrument used in the assessment of attitude, knowledge and skills. Analysis of test data used grade sample t- test. The average value of attitude assessment (self-assessment) experimental class 76,81 and control class 70,83. Ratings attitude (between friends) 75,67 experimental class and control class 69,48. Ratings knowledge experimental class 68,95 and control class 79.15. Assessment skills experimental class 92.03 and control class 71.21. So the application of learning models Group Investigation (GI) with media images on learning outcomes biology class VIII SMP N 1 Bayang South Coastal District can improve student learning outcomes on the assessment of knowledge and skills and can not improve student learning outcomes in attitude assessment.

Keywords: Group Investigation, Media Image, Learning Outcomes, additives and addictive substances.

PENDAHULUAN

Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mendasari berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini tidak terlepas dari pengaruh ilmu pengetahuan alam terutama dalam biologi, hal tersebut karena biologi bersifat logis dan rasional sehingga mendukung ilmu lain.

Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar.

Belajar kelompok/ kerjasama merupakan hal yang sangat penting karena kelompok merupakan konsep yang ada dalam kehidupan sehari-hari manusia,

karena sepanjang hidupnya manusia tidak akan terlepas dari kelompoknya. Menurut Putra, dkk (2015) mengatakan bahwa rangkaian pembelajaran berkelompok yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok- kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Kelompok dalam konteks pembelajaran dapat diartikan sebagai kumpulan dua orang individu atau lebih yang berinteraksi secara tatap muka, dan setiap individu menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok, sehingga mereka merasa memiliki, dan merasa saling ketergantungan secara positif yang digunakan untuk mencapai tujuan bersama.

Hasil observasi dan wawancara penulis dengan guru Biologi kelas VIII SMP N 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan pada bulan Juli 2016 diperoleh informasi informasi bahwa proses pembelajaran masih kurang aktif dan siswa kurang berpartisipsi dalam pembelajaran. Guru sudah menggunakan metode/ model

(3)

pembelajaran seperti ceramah, tanya jawab dan diskusi kelompok, ketika siswa diskusi masih banyak yang malas untuk menjawab ataupun memberikan pertanyaan serta tanggapan selama pembelajaran berlangsung, hanya sedikit yang berani menyampaikan pendapatnya dalam setiap pertemuan baik terhadap guru maupun teman sebayanya. Siswa cendrung mengganggap pembelajaran biologi itu sulit sehingga pada saat pembelajaran siswa sering merasa bosan dan sibuk dengan kegiatan masing-masing. Guru juga jarang menggunakan media dalam proses pembelajaran, hanya menggunakan media yang ada disekolah saja seperti buku, torso (pada materi rangka), lembar diskusi, media yang digunakan guru belum membuat siswa termotivasi. Hal diatas mengakibatkan rendahnya hasil belajar.

Rendahnya hasil belajar siswa terlihat dari rendahnya nilai rata-rata ulangan harian pada materi Zat Aditif dan Zat Adiktif. Hal ini terbukti dari hasil ulangan harian siswa yang rata-rata berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 75, rata- rata hasil ulangan harian siswa kelas VIII SMPN 1 Bayang pada materi Zat Aditif dan Zat Adiktif tahun pelajaran 2015/2016 yaitu kelas VIII1 (71,04), VIII2 (64,69), VIII3(66,85), VIII4 (61,90), VIII5 (64,72), dengan persentase siswa yang tidak tuntas sebesar 59,09%.

Mengatasi permasalahan diatas maka digunakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang menekankan proses kerja sama dalam suatu kelompok siswa untuk mempelajari suatu materi yang spesifik sampai tuntas. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Group Investigation (GI). Pembelajaran dengan model Group Investigation menuntut melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajari melalui investigasi.

Model ini mendorong siswa untuk meningkatkan rasa ingin tahu, percaya diri dan siswa juga dapat saling bertukar pengetahuan dengan siswa lain. Hal ini didukung oleh penelitian Maryam (2011:39) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP N 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat

mengungkapkan bahwa penggunaan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi dibandingkan dengan pembelajaran langsung.

Group Investigation (GI) adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau menghasilkan laporan kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas untuk berbagi dan saling tukar informasi temuan mereka (Rusman, 2011:220).

Model pembelajaran Group Investigation dapat dikombinasikan dengan berbagai media pembelajaran, salah satu media yang dapat digunakan yaitu Media Gambar. Hamalik (1986) dalam Arsyad (2013:19-20) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses belajar dan penyampaian pesan serta isi pembelajaran pada saat itu.

Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:200), hasil belajar merupakan proses untuk menetukan nilai belajar siswa melalui kegiatn penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar. Tujuan utama dari hasil belajar adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan nilai berupa huruf atau kata atau simbol.

Dalam penelitian ini penilaian hasil belajar dilakukan pada ranah sikap dengan teknik penilaian diri sendiri oleh peserta didik dan penilaian antar teman, ranah pengetahuan dilakukan dengan teknik penilaian hasil belajar pada materi zat aditif dan zat adiktif yang dilakukan diakhir

(4)

penelitian, ranah keterampilan adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu nilai diperoleh dari hasil laporan dan presentasi.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis telah melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMPN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2016 Tahun Pelajaran 2016/2017 pada semester ganjil di SMPN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdaftar pada tahun pelajaran 2016/2017

SMPN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Penentuan sampel tersebut menggunakan teknik purposive sampling sehingga diperoleh sampel VIII2 kelas eksperimen VIII3 kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk penilaian sikap adalah penilaian diri dan penilaian antar teman, penilaian pengetahuan adalah tes tertulis dalam bentuk soal objektif dan penilaian keterampilan adalah hasil laporan. Analisis data hasil tes menggunakan uji t.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh penerapan model pembelajaran Group Investigation disertai media gambar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan diperoleh hasil penelitian pada kedua kelas sampel pada penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar dan Presentase Ketuntasan Ranah Penilaian

Eksperimen Kontrol

Nilai Predikat Ketuntasan Nilai Predikat Ketuntasan

Skap 76,81 Baik (B) 60 % 70,83 Baik (B) 50 %

75,67 Baik (B) 61 % 69,48 Cukup (C) 59 %

Pengetahuan 79,15 Baik (B) 70 % 68,95 Cukup (C) 41 %

Keterampilan 92,03 Sangat Baik (A) 100% 71,21 Baik (B) 50 % Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa

presntase ketuntasan keseluruhan dari masing-masing penilaian kelas eksperimen 52 % dan kelas kontrol 18 % Lampiran 38 dan 39. Dimana tingkat keberhasilannya masih kurang baik karena persentase ketuntasannya masih di bawah 60%. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2014:107) bahwa tingkat keberhasilan belajar mengajar dikatakan maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa, dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60%

dikuasai oleh siswa.

1. Penialain Sikap

Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil penilaian sikap siswa dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3.

Gambar 1.nDiagram Nilai Rata-Rata Perindikator Penilaian Sikap (Penilaian Diri) Kelas Sampel.

penelitian, ranah keterampilan adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu nilai diperoleh dari hasil laporan dan presentasi.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis telah melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMPN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2016 Tahun Pelajaran 2016/2017 pada semester ganjil di SMPN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdaftar pada tahun pelajaran 2016/2017

SMPN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Penentuan sampel tersebut menggunakan teknik purposive sampling sehingga diperoleh sampel VIII2 kelas eksperimen VIII3 kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk penilaian sikap adalah penilaian diri dan penilaian antar teman, penilaian pengetahuan adalah tes tertulis dalam bentuk soal objektif dan penilaian keterampilan adalah hasil laporan. Analisis data hasil tes menggunakan uji t.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh penerapan model pembelajaran Group Investigation disertai media gambar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan diperoleh hasil penelitian pada kedua kelas sampel pada penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar dan Presentase Ketuntasan Ranah Penilaian

Eksperimen Kontrol

Nilai Predikat Ketuntasan Nilai Predikat Ketuntasan

Skap 76,81 Baik (B) 60 % 70,83 Baik (B) 50 %

75,67 Baik (B) 61 % 69,48 Cukup (C) 59 %

Pengetahuan 79,15 Baik (B) 70 % 68,95 Cukup (C) 41 %

Keterampilan 92,03 Sangat Baik (A) 100% 71,21 Baik (B) 50 % Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa

presntase ketuntasan keseluruhan dari masing-masing penilaian kelas eksperimen 52 % dan kelas kontrol 18 % Lampiran 38 dan 39. Dimana tingkat keberhasilannya masih kurang baik karena persentase ketuntasannya masih di bawah 60%. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2014:107) bahwa tingkat keberhasilan belajar mengajar dikatakan maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa, dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60%

dikuasai oleh siswa.

1. Penialain Sikap

Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil penilaian sikap siswa dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3.

Gambar 1.nDiagram Nilai Rata-Rata Perindikator Penilaian Sikap (Penilaian Diri) Kelas Sampel.

0 20 40 60 80 100

76,09 82,61 68,94 68,18

Nilai Rta-Rata

Indikator Eksperimen Disiplin Tanggung

Jawab penelitian, ranah keterampilan adalah ranah

yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu nilai diperoleh dari hasil laporan dan presentasi.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis telah melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMPN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2016 Tahun Pelajaran 2016/2017 pada semester ganjil di SMPN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdaftar pada tahun pelajaran 2016/2017

SMPN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Penentuan sampel tersebut menggunakan teknik purposive sampling sehingga diperoleh sampel VIII2 kelas eksperimen VIII3 kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk penilaian sikap adalah penilaian diri dan penilaian antar teman, penilaian pengetahuan adalah tes tertulis dalam bentuk soal objektif dan penilaian keterampilan adalah hasil laporan. Analisis data hasil tes menggunakan uji t.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh penerapan model pembelajaran Group Investigation disertai media gambar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan diperoleh hasil penelitian pada kedua kelas sampel pada penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar dan Presentase Ketuntasan Ranah Penilaian

Eksperimen Kontrol

Nilai Predikat Ketuntasan Nilai Predikat Ketuntasan

Skap 76,81 Baik (B) 60 % 70,83 Baik (B) 50 %

75,67 Baik (B) 61 % 69,48 Cukup (C) 59 %

Pengetahuan 79,15 Baik (B) 70 % 68,95 Cukup (C) 41 %

Keterampilan 92,03 Sangat Baik (A) 100% 71,21 Baik (B) 50 % Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa

presntase ketuntasan keseluruhan dari masing-masing penilaian kelas eksperimen 52 % dan kelas kontrol 18 % Lampiran 38 dan 39. Dimana tingkat keberhasilannya masih kurang baik karena persentase ketuntasannya masih di bawah 60%. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2014:107) bahwa tingkat keberhasilan belajar mengajar dikatakan maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa, dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60%

dikuasai oleh siswa.

1. Penialain Sikap

Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil penilaian sikap siswa dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3.

Gambar 1.nDiagram Nilai Rata-Rata Perindikator Penilaian Sikap (Penilaian Diri) Kelas Sampel.

88,41

60,14 68,18

84,09

62,12

Indikator Eksperimen Kontrol

Tanggung Jawab

Jujur Menghargai

(5)

Berdasarkan gambar diatas, Nilai rata-rata perindikator penilaian sikap kelas eksperimen indikator disiplin, tanggung jawab dan jujur kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, indikator menghargai kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Dengan nilai rata-rata keseluruhan kelas eksperimen 76,81 dan kontrol 70,83, data berdistribusi normal dan bervarians homogen sedangkan hipotesis ditolak. Apabila hipotesis ditolak maka tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada penilaian sikap (penilaian diri).

Gambar 2.nDiagram Nilai Rata-Rata Perindikator Penilaian Sikap (Antar Teman) Kelas Sampel Berdasarkan gambar diatas, Nilai rata-rata perindikator penilaian sikap kelas eksperimen indikator disiplin, tanggung jawab, jujur dan menghargai kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Dengan nilai rata-rata keseluruhan kelas eksperimen 75,67 dan kontrol 69,48, data berdistribusi normal dan bervarians homogen sedangkan hipotesis ditolak.

Apabila hipotesis ditolak maka tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada penilaian sikap (antar teman).

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen tidak jauh beda dibandingkan kelas kontrol. Pada penilaian diri kelas eksperimen 76,81 dengan presentase 60% sedangkan kelas kontrol 70,83 dengan presentase 50%. Hal ini karena siswa kelas eksperimen dan kontrol sama-

sama sudah mengikuti arahan dari guru dengan baik sehingga mendorong siswa secara aktif dan bekerja sama dengan kelompoknya. Pada penilaian antar teman kelas eksperimen 75,67 dengan presentase 61% sedangkan kelas kontrol 69,47 dengan presentase 59%. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2014:107) bahwa dikatakan baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%

s.d 75% dikuasai oleh siswa, dan dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.

Indikator kedisiplinan, tanggung jawab, jujur siswa lebih tinggi kelas eksperimen dari pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen terlihat dari semua siswa mengikuti langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan menyelesaikan tugas- tugas tepat waktu. Sebagaimana yang dikatakan oleh Latisma (2011:192) ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.

Seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran, kedisiplinannya dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasi yang tinggi untuk tahu lebih banyak materi pelajaran, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap pendidik dan sebagainya.

Pada indikator menghargai kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas kontrol tapi tidak jauh berbeda, hal ini disebabkan oleh siswa masih kurang menghargai teman yang presentasi dan kurang mengusulkan pendapat saat diskusi kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (2010:47) bahwa kelemahan kelompok berempat dan kelompok berlima adalah kurangnya kesempatan untuk kntribusi individu dan siswa mudah melepaskan diri dari keterlibatan dan tidak memperhatikan.

Penilaian antar teman yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan penilaian diri. Sebagaimana dikatakan Anonimus (2015:13) penilaian antar teman dapat digunakan sebagai data konfirmasi.

Selain itu penilaian antar teman juga dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang rasa dan saling menghargai.

0 20 40 60 80 100 89,13

71,04

89,13 75

64,39

Nilai Rata-rata

Indikator Eksperimen Disiplin Tanggung

Jawab

Berdasarkan gambar diatas, Nilai rata-rata perindikator penilaian sikap kelas eksperimen indikator disiplin, tanggung jawab dan jujur kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, indikator menghargai kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Dengan nilai rata-rata keseluruhan kelas eksperimen 76,81 dan kontrol 70,83, data berdistribusi normal dan bervarians homogen sedangkan hipotesis ditolak. Apabila hipotesis ditolak maka tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada penilaian sikap (penilaian diri).

Gambar 2.nDiagram Nilai Rata-Rata Perindikator Penilaian Sikap (Antar Teman) Kelas Sampel Berdasarkan gambar diatas, Nilai rata-rata perindikator penilaian sikap kelas eksperimen indikator disiplin, tanggung jawab, jujur dan menghargai kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Dengan nilai rata-rata keseluruhan kelas eksperimen 75,67 dan kontrol 69,48, data berdistribusi normal dan bervarians homogen sedangkan hipotesis ditolak.

Apabila hipotesis ditolak maka tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada penilaian sikap (antar teman).

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen tidak jauh beda dibandingkan kelas kontrol. Pada penilaian diri kelas eksperimen 76,81 dengan presentase 60% sedangkan kelas kontrol 70,83 dengan presentase 50%. Hal ini karena siswa kelas eksperimen dan kontrol sama-

sama sudah mengikuti arahan dari guru dengan baik sehingga mendorong siswa secara aktif dan bekerja sama dengan kelompoknya. Pada penilaian antar teman kelas eksperimen 75,67 dengan presentase 61% sedangkan kelas kontrol 69,47 dengan presentase 59%. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2014:107) bahwa dikatakan baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%

s.d 75% dikuasai oleh siswa, dan dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.

Indikator kedisiplinan, tanggung jawab, jujur siswa lebih tinggi kelas eksperimen dari pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen terlihat dari semua siswa mengikuti langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan menyelesaikan tugas- tugas tepat waktu. Sebagaimana yang dikatakan oleh Latisma (2011:192) ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.

Seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran, kedisiplinannya dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasi yang tinggi untuk tahu lebih banyak materi pelajaran, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap pendidik dan sebagainya.

Pada indikator menghargai kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas kontrol tapi tidak jauh berbeda, hal ini disebabkan oleh siswa masih kurang menghargai teman yang presentasi dan kurang mengusulkan pendapat saat diskusi kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (2010:47) bahwa kelemahan kelompok berempat dan kelompok berlima adalah kurangnya kesempatan untuk kntribusi individu dan siswa mudah melepaskan diri dari keterlibatan dan tidak memperhatikan.

Penilaian antar teman yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan penilaian diri. Sebagaimana dikatakan Anonimus (2015:13) penilaian antar teman dapat digunakan sebagai data konfirmasi.

Selain itu penilaian antar teman juga dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang rasa dan saling menghargai.

89,13

73,91 64,39

80,44

72,73

Indikator

Eksperimen Kontrol

Tanggung Jawab

Jujur Menghargai Berdasarkan gambar diatas, Nilai rata-rata perindikator penilaian sikap kelas eksperimen indikator disiplin, tanggung jawab dan jujur kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, indikator menghargai kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Dengan nilai rata-rata keseluruhan kelas eksperimen 76,81 dan kontrol 70,83, data berdistribusi normal dan bervarians homogen sedangkan hipotesis ditolak. Apabila hipotesis ditolak maka tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada penilaian sikap (penilaian diri).

Gambar 2.nDiagram Nilai Rata-Rata Perindikator Penilaian Sikap (Antar Teman) Kelas Sampel Berdasarkan gambar diatas, Nilai rata-rata perindikator penilaian sikap kelas eksperimen indikator disiplin, tanggung jawab, jujur dan menghargai kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Dengan nilai rata-rata keseluruhan kelas eksperimen 75,67 dan kontrol 69,48, data berdistribusi normal dan bervarians homogen sedangkan hipotesis ditolak.

Apabila hipotesis ditolak maka tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada penilaian sikap (antar teman).

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen tidak jauh beda dibandingkan kelas kontrol. Pada penilaian diri kelas eksperimen 76,81 dengan presentase 60% sedangkan kelas kontrol 70,83 dengan presentase 50%. Hal ini karena siswa kelas eksperimen dan kontrol sama-

sama sudah mengikuti arahan dari guru dengan baik sehingga mendorong siswa secara aktif dan bekerja sama dengan kelompoknya. Pada penilaian antar teman kelas eksperimen 75,67 dengan presentase 61% sedangkan kelas kontrol 69,47 dengan presentase 59%. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2014:107) bahwa dikatakan baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%

s.d 75% dikuasai oleh siswa, dan dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.

Indikator kedisiplinan, tanggung jawab, jujur siswa lebih tinggi kelas eksperimen dari pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen terlihat dari semua siswa mengikuti langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan menyelesaikan tugas- tugas tepat waktu. Sebagaimana yang dikatakan oleh Latisma (2011:192) ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.

Seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran, kedisiplinannya dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasi yang tinggi untuk tahu lebih banyak materi pelajaran, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap pendidik dan sebagainya.

Pada indikator menghargai kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas kontrol tapi tidak jauh berbeda, hal ini disebabkan oleh siswa masih kurang menghargai teman yang presentasi dan kurang mengusulkan pendapat saat diskusi kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (2010:47) bahwa kelemahan kelompok berempat dan kelompok berlima adalah kurangnya kesempatan untuk kntribusi individu dan siswa mudah melepaskan diri dari keterlibatan dan tidak memperhatikan.

Penilaian antar teman yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan penilaian diri. Sebagaimana dikatakan Anonimus (2015:13) penilaian antar teman dapat digunakan sebagai data konfirmasi.

Selain itu penilaian antar teman juga dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai seperti kejujuran, tenggang rasa dan saling menghargai.

(6)

2. Penilaian Pengetahuan

Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil penilaian afektif siswa dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Presentase Ketuntasan Penilaian Pengetahuan Kelas Sampel

Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat bahwa presentase hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation Disertai Media Gambar presentase kelas eksperimen 70% sedangkan kelas kontrol 41%.

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terlihat bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Group Investigation disertai media gambar pada materi zat aditif dan zat adiktif penilaian pengetahuan. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran pada kelas eksperimen pelaksanaan model pembelajaran Group Investigation (GI) menerapkan pelaksanaan investigasi atau mencari berbagai informasi tentang subtopik tanggung jawab kelompok.

Siswa menggunakan berbagai sumber belajar untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan sesuai tuntutan tujuan pembelajaran.

Kelas kontrol menerapkan kegiatan pembelajaran dengan metode diskusi kelompok. Siswa terlebih dahulu akan membaca buku dan mengamati materi yang sesuai tujuan pembelajaran. Semua kelompok akan mengumpulkan data serta membahas materi yang sama secara keseluruhan pada setiap topik. Hal ini membuat siswa harus bisa mengatur waktu dan benar-benar fokus agar dapat menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan pelajaran yang diharapkan dalam waktu yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (2010: 32) bahwa keberhasilan

suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya.

Penilaian pengetahuan siswa pada kelas eksperimen 79,23 dengan predikat B dan kontrol 69,02 dengan predikat C. Siswa yang mencapai nilai KKM pada kelas eksperimen 16 orang dengan presentase 70%

dan kelas kontrol 9 orang denagn presentase 41%. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2014:107) bahwa dikatakan baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%

s.d 75% dikuasai oleh siswa, dan dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Group Investigation disertai media gambar dapat mempengaruhi minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Tingginya hasil belajar pada penilaian pengetahuan yang menerapkan model pembelajaran Group Investigation disertai media gambar disebabkan pada saat proses pembelajaran siswa diminta untuk menginvestigasi dan mengemukakan hasil investigasi yang mereka temukan dan ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Selain itu siswa juga diminta untuk menyelesaikan tugas yang diberiakan dalam bentuk sub topik dan membuat pertanyaan berdasarkan apa yang telah mereka amati, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang kurang dipahami. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (2010:34) bahwa keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan kemampuan dan untuk mengutarakan pendapat mereka.

Penggunaan media gambar sangat membantu dan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat menimbulkan ketertarikan siswa dalam mempelajari materi, dan membuat siswa mudah untuk memahami materi pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Media gambar dibuat sedemikian rupa untuk menuntut siswa memahami suatu konsep, sehingga siswa dapat menjelaskan konsep yang telah didapatnya dengan baik melalui bimbingan dan pengarahan dari guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Sadiman,dkk (1990:30) yang menyatakan bahwa media gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja sehingga dapat 0%

20%

40%

60%

80%

Pengetahuan 70%

41%

Presentase Ketuntasan

2. Penilaian Pengetahuan

Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil penilaian afektif siswa dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Presentase Ketuntasan Penilaian Pengetahuan Kelas Sampel

Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat bahwa presentase hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation Disertai Media Gambar presentase kelas eksperimen 70% sedangkan kelas kontrol 41%.

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terlihat bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Group Investigation disertai media gambar pada materi zat aditif dan zat adiktif penilaian pengetahuan. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran pada kelas eksperimen pelaksanaan model pembelajaran Group Investigation (GI) menerapkan pelaksanaan investigasi atau mencari berbagai informasi tentang subtopik tanggung jawab kelompok.

Siswa menggunakan berbagai sumber belajar untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan sesuai tuntutan tujuan pembelajaran.

Kelas kontrol menerapkan kegiatan pembelajaran dengan metode diskusi kelompok. Siswa terlebih dahulu akan membaca buku dan mengamati materi yang sesuai tujuan pembelajaran. Semua kelompok akan mengumpulkan data serta membahas materi yang sama secara keseluruhan pada setiap topik. Hal ini membuat siswa harus bisa mengatur waktu dan benar-benar fokus agar dapat menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan pelajaran yang diharapkan dalam waktu yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (2010: 32) bahwa keberhasilan

suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya.

Penilaian pengetahuan siswa pada kelas eksperimen 79,23 dengan predikat B dan kontrol 69,02 dengan predikat C. Siswa yang mencapai nilai KKM pada kelas eksperimen 16 orang dengan presentase 70%

dan kelas kontrol 9 orang denagn presentase 41%. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2014:107) bahwa dikatakan baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%

s.d 75% dikuasai oleh siswa, dan dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Group Investigation disertai media gambar dapat mempengaruhi minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Tingginya hasil belajar pada penilaian pengetahuan yang menerapkan model pembelajaran Group Investigation disertai media gambar disebabkan pada saat proses pembelajaran siswa diminta untuk menginvestigasi dan mengemukakan hasil investigasi yang mereka temukan dan ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Selain itu siswa juga diminta untuk menyelesaikan tugas yang diberiakan dalam bentuk sub topik dan membuat pertanyaan berdasarkan apa yang telah mereka amati, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang kurang dipahami. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (2010:34) bahwa keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan kemampuan dan untuk mengutarakan pendapat mereka.

Penggunaan media gambar sangat membantu dan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat menimbulkan ketertarikan siswa dalam mempelajari materi, dan membuat siswa mudah untuk memahami materi pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Media gambar dibuat sedemikian rupa untuk menuntut siswa memahami suatu konsep, sehingga siswa dapat menjelaskan konsep yang telah didapatnya dengan baik melalui bimbingan dan pengarahan dari guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Sadiman,dkk (1990:30) yang menyatakan bahwa media gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja sehingga dapat Pengetahuan

41%

Eksperimen Kontrol 2. Penilaian Pengetahuan

Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Data hasil penilaian afektif siswa dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Presentase Ketuntasan Penilaian Pengetahuan Kelas Sampel

Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat bahwa presentase hasil belajar biologi siswa pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation Disertai Media Gambar presentase kelas eksperimen 70% sedangkan kelas kontrol 41%.

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terlihat bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Group Investigation disertai media gambar pada materi zat aditif dan zat adiktif penilaian pengetahuan. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran pada kelas eksperimen pelaksanaan model pembelajaran Group Investigation (GI) menerapkan pelaksanaan investigasi atau mencari berbagai informasi tentang subtopik tanggung jawab kelompok.

Siswa menggunakan berbagai sumber belajar untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan sesuai tuntutan tujuan pembelajaran.

Kelas kontrol menerapkan kegiatan pembelajaran dengan metode diskusi kelompok. Siswa terlebih dahulu akan membaca buku dan mengamati materi yang sesuai tujuan pembelajaran. Semua kelompok akan mengumpulkan data serta membahas materi yang sama secara keseluruhan pada setiap topik. Hal ini membuat siswa harus bisa mengatur waktu dan benar-benar fokus agar dapat menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan pelajaran yang diharapkan dalam waktu yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (2010: 32) bahwa keberhasilan

suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya.

Penilaian pengetahuan siswa pada kelas eksperimen 79,23 dengan predikat B dan kontrol 69,02 dengan predikat C. Siswa yang mencapai nilai KKM pada kelas eksperimen 16 orang dengan presentase 70%

dan kelas kontrol 9 orang denagn presentase 41%. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (2014:107) bahwa dikatakan baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%

s.d 75% dikuasai oleh siswa, dan dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Group Investigation disertai media gambar dapat mempengaruhi minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Tingginya hasil belajar pada penilaian pengetahuan yang menerapkan model pembelajaran Group Investigation disertai media gambar disebabkan pada saat proses pembelajaran siswa diminta untuk menginvestigasi dan mengemukakan hasil investigasi yang mereka temukan dan ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Selain itu siswa juga diminta untuk menyelesaikan tugas yang diberiakan dalam bentuk sub topik dan membuat pertanyaan berdasarkan apa yang telah mereka amati, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang kurang dipahami. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (2010:34) bahwa keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan kemampuan dan untuk mengutarakan pendapat mereka.

Penggunaan media gambar sangat membantu dan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat menimbulkan ketertarikan siswa dalam mempelajari materi, dan membuat siswa mudah untuk memahami materi pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Media gambar dibuat sedemikian rupa untuk menuntut siswa memahami suatu konsep, sehingga siswa dapat menjelaskan konsep yang telah didapatnya dengan baik melalui bimbingan dan pengarahan dari guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Sadiman,dkk (1990:30) yang menyatakan bahwa media gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja sehingga dapat

(7)

mencegah atau membetulkan kesalahfahaman.

Penilaian pengetahuan kelas kontrol tidak sebaik kelas eksperimen. Pada kelas kontrol menggunakan bahan pembelajaran saja tanpa menggunakan media gambar sehingga siswa merasa bosan dengan bahan yang diberikan. Hal ini megakibatkan kurangnya kerjasama antar kelompok, tidak semua anggota kelompok ikut terlibat dalam diskusi kelompok, siswa masih mengandalkan teman yang pintar dalam mengerjakan tugas. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (2010: 32) bahwa keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya.

3. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dari hasil laporan kelompok. Data hasil penilaian keterampilan siswa dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Diagram Perindikator Penilaian Keterampilan Kelas Sampel.

Berdasarkan gambar diatas, Nilai rata-rata penilaian keterampilan kelas eksperimen untuk indikator isi laporan 93,12 predikat A, kerapian laporan 78,99 predikat B, presentasi 72,83 predikat B dengan presentase 100%. Kelas kontrol untuk indikator isi laporan 68,94 predikat C, kerapian laporan 60,61 predikat C, presentasi 48,11 predikat D, dengan presentase 43%.

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terlihat bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Group

Investigation disertai media gambar pada materi zat aditif dan zat adiktif penilaian pengetahuan. Hasil belajar penilaian sikap dan pengetahuan juga berdampak pada hasil penilaian ketermpilan, penilaian kompetensi keterampilan melihat hasil kerjasama siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian keterampilan pada kelas eksperimen dan kontrol mencakup tiga aspek yaitu isi laporan, kerapian laporan dan presentasi.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan perdikat B hasil capaian optimum 92,03 dan kontrol dengan predikat B hasil capaian optimum 71,21. Tingginya penialian keterampilan pada kelas eksperimen disebabkan karena siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mendapatkan hasil yang maksimal sedangkan pada kelas kontrol tidak semua siswa bekerja sama dalam kelompok.

Perolehan nilai indikator isi laporan pada kelas eksperimen mendapat predikat yang lebih tinggi dari kelas kontrol.

Tingginya nilai isi laporan kelas eksperimen disebabkan adanya tingkat ketelitian yang tinggi saat penulisan laporan sesuai subtopik kelompoknya. Penulisan isi laporan yang lengkap dan sistematis pada penelitian ini dilihat kesesuaian dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan pembelajaran kelas eksperimen lebih memfokuskan terhadap subtopik kelompok.

Pembagian subtopik ini membuat ruang lingkup tanggung jawab kelompok lebih diperkecil sehingga semua kelompok dapat lebih fokus terhadap subtopik yang menjadi tanggung jawab kelompoknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Dalman (2015:6) semakin banyak seorang membaca maka semakin baik pula pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seseorang.

Menurut Sumanik (2015) Dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan Group Investegation (GI) terdapat banyak cara yang dilakukan siswa melalui pengalaman langsung yaitu penjelasan, Tanya jawab, saling bertanya, memberikan umpan balik, menjawab pertanyaan/usul dari kelompok-kelompok lain. Hal ini disebabkan karena dalam menerapkan Group Investegation (GI), siswa dituntut melalui tugas-tugas yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan berbagai kegiatan. Aktifitas yang dilakukan siswa menghasilkan sebuah 0

20 40 60 80

100 93,12

78,99 68,94

60,61

Nilai Rata-Rata

Indikator Eksperimen Isi

Laporan

Kerapian Laporan

mencegah atau membetulkan

kesalahfahaman.

Penilaian pengetahuan kelas kontrol tidak sebaik kelas eksperimen. Pada kelas kontrol menggunakan bahan pembelajaran saja tanpa menggunakan media gambar sehingga siswa merasa bosan dengan bahan yang diberikan. Hal ini megakibatkan kurangnya kerjasama antar kelompok, tidak semua anggota kelompok ikut terlibat dalam diskusi kelompok, siswa masih mengandalkan teman yang pintar dalam mengerjakan tugas. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (2010: 32) bahwa keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya.

3. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dari hasil laporan kelompok. Data hasil penilaian keterampilan siswa dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Diagram Perindikator Penilaian Keterampilan Kelas Sampel.

Berdasarkan gambar diatas, Nilai rata-rata penilaian keterampilan kelas eksperimen untuk indikator isi laporan 93,12 predikat A, kerapian laporan 78,99 predikat B, presentasi 72,83 predikat B dengan presentase 100%. Kelas kontrol untuk indikator isi laporan 68,94 predikat C, kerapian laporan 60,61 predikat C, presentasi 48,11 predikat D, dengan presentase 43%.

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terlihat bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Group

Investigation disertai media gambar pada materi zat aditif dan zat adiktif penilaian pengetahuan. Hasil belajar penilaian sikap dan pengetahuan juga berdampak pada hasil penilaian ketermpilan, penilaian kompetensi keterampilan melihat hasil kerjasama siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian keterampilan pada kelas eksperimen dan kontrol mencakup tiga aspek yaitu isi laporan, kerapian laporan dan presentasi.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan perdikat B hasil capaian optimum 92,03 dan kontrol dengan predikat B hasil capaian optimum 71,21. Tingginya penialian keterampilan pada kelas eksperimen disebabkan karena siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mendapatkan hasil yang maksimal sedangkan pada kelas kontrol tidak semua siswa bekerja sama dalam kelompok.

Perolehan nilai indikator isi laporan pada kelas eksperimen mendapat predikat yang lebih tinggi dari kelas kontrol.

Tingginya nilai isi laporan kelas eksperimen disebabkan adanya tingkat ketelitian yang tinggi saat penulisan laporan sesuai subtopik kelompoknya. Penulisan isi laporan yang lengkap dan sistematis pada penelitian ini dilihat kesesuaian dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan pembelajaran kelas eksperimen lebih memfokuskan terhadap subtopik kelompok.

Pembagian subtopik ini membuat ruang lingkup tanggung jawab kelompok lebih diperkecil sehingga semua kelompok dapat lebih fokus terhadap subtopik yang menjadi tanggung jawab kelompoknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Dalman (2015:6) semakin banyak seorang membaca maka semakin baik pula pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seseorang.

Menurut Sumanik (2015) Dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan Group Investegation (GI) terdapat banyak cara yang dilakukan siswa melalui pengalaman langsung yaitu penjelasan, Tanya jawab, saling bertanya, memberikan umpan balik, menjawab pertanyaan/usul dari kelompok-kelompok lain. Hal ini disebabkan karena dalam menerapkan Group Investegation (GI), siswa dituntut melalui tugas-tugas yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan berbagai kegiatan. Aktifitas yang dilakukan siswa menghasilkan sebuah 78,99

72,83 60,61

48,11

Indikator Eksperimen Kontrol

Kerapian Laporan

Presentasi

mencegah atau membetulkan

kesalahfahaman.

Penilaian pengetahuan kelas kontrol tidak sebaik kelas eksperimen. Pada kelas kontrol menggunakan bahan pembelajaran saja tanpa menggunakan media gambar sehingga siswa merasa bosan dengan bahan yang diberikan. Hal ini megakibatkan kurangnya kerjasama antar kelompok, tidak semua anggota kelompok ikut terlibat dalam diskusi kelompok, siswa masih mengandalkan teman yang pintar dalam mengerjakan tugas. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (2010: 32) bahwa keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya.

3. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dari hasil laporan kelompok. Data hasil penilaian keterampilan siswa dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Diagram Perindikator Penilaian Keterampilan Kelas Sampel.

Berdasarkan gambar diatas, Nilai rata-rata penilaian keterampilan kelas eksperimen untuk indikator isi laporan 93,12 predikat A, kerapian laporan 78,99 predikat B, presentasi 72,83 predikat B dengan presentase 100%. Kelas kontrol untuk indikator isi laporan 68,94 predikat C, kerapian laporan 60,61 predikat C, presentasi 48,11 predikat D, dengan presentase 43%.

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terlihat bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Group

Investigation disertai media gambar pada materi zat aditif dan zat adiktif penilaian pengetahuan. Hasil belajar penilaian sikap dan pengetahuan juga berdampak pada hasil penilaian ketermpilan, penilaian kompetensi keterampilan melihat hasil kerjasama siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian keterampilan pada kelas eksperimen dan kontrol mencakup tiga aspek yaitu isi laporan, kerapian laporan dan presentasi.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan perdikat B hasil capaian optimum 92,03 dan kontrol dengan predikat B hasil capaian optimum 71,21. Tingginya penialian keterampilan pada kelas eksperimen disebabkan karena siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mendapatkan hasil yang maksimal sedangkan pada kelas kontrol tidak semua siswa bekerja sama dalam kelompok.

Perolehan nilai indikator isi laporan pada kelas eksperimen mendapat predikat yang lebih tinggi dari kelas kontrol.

Tingginya nilai isi laporan kelas eksperimen disebabkan adanya tingkat ketelitian yang tinggi saat penulisan laporan sesuai subtopik kelompoknya. Penulisan isi laporan yang lengkap dan sistematis pada penelitian ini dilihat kesesuaian dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan pembelajaran kelas eksperimen lebih memfokuskan terhadap subtopik kelompok.

Pembagian subtopik ini membuat ruang lingkup tanggung jawab kelompok lebih diperkecil sehingga semua kelompok dapat lebih fokus terhadap subtopik yang menjadi tanggung jawab kelompoknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Dalman (2015:6) semakin banyak seorang membaca maka semakin baik pula pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seseorang.

Menurut Sumanik (2015) Dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan Group Investegation (GI) terdapat banyak cara yang dilakukan siswa melalui pengalaman langsung yaitu penjelasan, Tanya jawab, saling bertanya, memberikan umpan balik, menjawab pertanyaan/usul dari kelompok-kelompok lain. Hal ini disebabkan karena dalam menerapkan Group Investegation (GI), siswa dituntut melalui tugas-tugas yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan berbagai kegiatan. Aktifitas yang dilakukan siswa menghasilkan sebuah

(8)

kegiatan baru yang diperoleh dari berpikir kreatif dan inovatif dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung.

Kelengkapan dan sistematika laporan pada kelas kontrol dinilai dari isi laporan apa sesuai dengan tujuan pembelajaran sistematis dan disertai contoh.

Siswa melakukan kegiatan mengumpulkan data dan kemudian menuliskannya dalam sebuah laporan. Pengumpulan data tentang informasi materi pembelajaran diperoleh dari membaca berbagai sumber belajar.

Penulisan laporan oleh siswa pada kelas kontrol membutuhkan tingkat ketelitian yang lebih tinggi untuk dapat membuat laporan yang lebih lengkap. Siswa diberikan tugas untuk membahas satu topik pembelajaran dan memenuhi semua tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam setiap kali pertemuan. Semua kelompok membahas semua materi yang akan dipelajari secara keseluruhan dan membuatnya menjadi sebuah laporan kelompok. Penulisan laporan kelas kontrol membutuhkan tingkat ketelitian yang lebih tinggi dalam menghasilkan sebuah laporan yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan kelas eksperimen. Hal ini sesuai dengan pendapat Rohani (2010:195) keberhasilan peserta didik tidak semata-mata ditentukan oleh kemampuan yang dimilikinya tetapi juga ditentukan oleh minat, perhatian, dan motivasi belajar.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pada saat membuat laporan akhir isi laporan yang dibuat sudah lengkap, rapi dan bersih. Siswa masih sering terkendala saat mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan saat siswa tampil siswa masih kurang percaya diri, namun pada pertemuan selanjutnya kendala ini bias diatasi dengan selalu memberikan motivasi terhadap siswa.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hsil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Group Investigation disertai media gambar terhadap hasil belajar siswa pada penilaian sikap siswa kelas VIII SMPN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

2. Terdapat pengaruh model pembelajaran Group Investigation disertai media gambar terhadap hasil belajar siswa pada penilaian pengetahuan siswa kelas

VIII SMPN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

3. Terdapat pengaruh model Pembelajaran Group Investigation disertai media gambar terhadap hasil belajar siswa pada penilaian keterampilan siswa kelas VIII SMPN 1 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Dari hasil penelitian yang diperoleh, penulis mengemukakan beberapa saran yaitu:

1. Guru biologi, diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran Group Investigation sebagai alternatif dalam penggunaan model pembelajaran.

2. Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat menerapkan model pembelajaran Group Investigation dengan menggunakan media yang berbeda dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada penilaian sikap dengan menggunakan teknik yang berbeda sehingga hasil belajar siswa meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2015. Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran.

Jakarta: Rajawali Pres.

Dalman. 2015. Penulisan Populer. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada

Dimyati, dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah dan Zain. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Latisma. 2011. Evaluasi Pendidikan.

Padang: UNP Press.

Lie, A. 2010. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta:

Grasindo.

Maryam, S. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP N 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat. Padang: STKIP PGRI SUMBAR.

(9)

Putra, Putu Agus Dikantara, Komang Sudarma dan Made Tegeh. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Gi (Group Investigation) Berbantuan Multimedia Interaktif Terhadap Hasil Belajar IPA: Universitas Pendidikan Ganesa. Jurnal Dibublikasikan.

Rohani, A. 2010. Pengelolaan Pengajaran.

Jakarta: Raja Grafindo Persada Sadiman, A. S., Raharjo, Haryono, A., dan

Rahardjito. 1990. Media Pendidikan.

Jakarta: Rajawali Pres.

Sumanik, Magdalena. 2015: 179-187 Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation Untuk Mencapai Kompetensi Belajar Biologi Materi Sistem Peredaran Darah Manusia Pada Siswa Kelas VIII Smp St. Theresia Langgur–Maluku Tenggara : Maluku.

Jurnal Dipublikasikan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya pengaruh penerapan model pembelajaran flipped classroom terhadap hasil belajar kognitif siswa juga sejalan dengan hasil