47
Pengaruh Penerapan Pendekatan STEM dengan Menggunakan Google Classroom terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Materi Asam Basa
Impact of Applying the STEM Approach Using Google Classroom on Student Learning Outcomes on Acid-Base Matter
Meida Esterlina Marpaung*,Dariati, Tri Santoso, Afadil
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia
Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penerapan pendekatan STEM menggunakan Google Classroom terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran asam basa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuantitatif dengan rancangan penelitian quasi-experimental. Desain quasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Al-Khairaat Kolono, yaitu 25 siswa kelas XI IPA 1 dan 22 siswa kelas XI IPA 2. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan pemberian tes yang terdiri dari pretest dan posttest. Hasil perolehan data aktivitas pembelajaran adalah kelas eksperimen 80,4% dan kelas kontrol 87,5%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas pembelajaran siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung dikategorikan sangat tinggi. Hasil analisis tes siswa diperoleh nilai signifikansi dari analisis uji t sebesar 0,002<0,05 sehingga dapat diketahui bahwa H0
ditolak dan Ha diterima yang artinya ada pengaruh hasil belajar siswa terhadap penerapan pendekatan STEM pada pembelajaran asam basa dengan menggunakan Google Classroom
Kata Kunci Pendekatan STEM, Google Calssroom, Asam Basa
Abstract The study aims to determine the effect of applying the STEM approach using Google Classroom on student learning outcomes in acid-base learning. This research is quantitative experimental research with a quasi-experimental. The quasi-experimental design used in this study is a nonequivalent control group design. The sample in this study were students of class XI IPA SMA Al-Khairaat Kolono, 25 students of class XI IPA 1 and 22 students of class XI IPA 2. Data collection techniques used observation and giving tests consisting of pretest and posttest. The results of the learning activity data acquisition were the experimental class 80.4% and the control class 87.5%. This shows that the learning activities of students and teachers during the learning process are categorized as very high. The results of the student test analysis obtained a significance value from the t-test analysis of 0.002 <0.05 so it can be seen that H0 is rejected and Ha is accepted, which means that there is an effect of student learning outcomes on the application of the STEM approach to acid-base learning using Google Classroom.
Keywords STEM Approach, Google Classroom, Acid-Base
Corresponding Author*
E-mail: [email protected]
Received 12 January 2022; Accepted 2 September 2022; Available Online 30 September 2022
48 1. Pendahuluan
Pendidikan sangat berperan penting dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa. Dalam pendidikan, proses pembelajaran di kelas bergantung dengan sumber belajar berupa guru, buku, modul, serta keterampilan guru dalam menyampaikan pembelajaran. Proses pembelajaran yang melibatkan sains, teknologi, teknik dan matematika dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa (Pertiwi et al., 2017).
Proses pembelajaran harus dilaksanakan secara menarik dengan memperhatikan konten ilmu pengetahuan. Proses pembelajaran yang baik dapat mempermudah siswa dalam memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari- hari dan pendidikan agar siswa memiliki pemikiran maju serta mampu bersaing dalam berbagai bidang (Rachmawati et al., 2017).
Pada saat ini permasalahan yang dihadapi masyarakat dunia adalah adanya pandemi Covid-19 yang sangat memberikan dampak pada dunia pendidikan. Salah satu dampak pandemi Covid-19 bagi dunia pendidikan adalah terhambatnya proses kegiatan belajar- mengajar. Semua institusi pendidikan harus melaksanakan pembelajaran secara dalam jaringan (daring). Di sisi lain, perkembangan teknologi yang sangat pesat memberikan pengaruh yang sangat besar di dunia, hingga pada setiap aspek kehidupan manusia termasuk di bidang pendidikan. Perkembangan teknologi yang pesat ini memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar secara mandiri menggunakan bahan belajar tertulis dan melalui komputer, smartphone, dan internet (Lestari & Marhamah, 2020).
Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM) merupakan pembelajaran terintegrasi antara sains, teknologi, teknik, dan matematika untuk mengembangkan kreativitas siswa melalui pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Winarni et al., 2016). Penelitian-penelitian pendidikan berkaitan dengan penerapan STEM dalam proses pembelajaran memberikan data bahwa STEM memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Penelitian dalam bidang STEM yang dipublikasikan dalam berbagai jurnal pendidikan dilakukan dengan mengimplementasikan model-model pembelajaran inovatif dalam berbagai disiplin keilmuan.
Pendekatan STEM adalah salah satu cara untuk menyatukan sains dan teknik serta kombinasi dari strategi dan implementasi dari pembentukan konsep dan penerapan ide dari pembelajaran sains. Pendekatan pembelajaran STEM dapat digunakan untuk menjawab permasalahan pendidikan di Indonesia. STEM dikembangkan dengan mengangkat isu keseharian ke dalam pembelajaran, dampaknya pembelajaran lebih bermakna karena siswa lebih tertarik dan merasakan manfaat dari belajar kimia dalam keseharian secara nyata (Dewi et al., 2018). Pembelajaran dengan pendekatan STEM mengitegrasikan keempat komponen tersebut dengan memfokuskan pada pemecahan masalah yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan STEM, proses pembelajaran melalui penerapan dan praktik dari konten dasar STEM pada situasi sesuai kehidupan nyata, tidak hanya membahas ilmu pengatahuan saja, namun mengaitkannya dengan teknologi, teknik, dan matematika (Siswanto, 2018).
49 Materi pembelajaran kimia erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dengan mengaitkan konsep-konsep yang dipelajari dengan fakta-fakta yang terdapat di dalam kehidupan. Salah satu konsep yang dipelajari pada mata pelajaran kimia adalah konsep asam basa yang dipelajari di kelas XI SMA pada semester genap. Konsep tentang asam basa ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, misalnya dalam hal makanan, pertanian, perkebunan, dan lain-lain serta dapat dilatih untuk mengamati, mengidentifikasi masalah, mencari informasi, mengungkapkan gagasan, merancang percobaan dan mencetuskan gagasan-gagasan penyelesaian suatu masalah dengan demikian siswa akan terpacu untuk berpikir kreatif (Irmita, 2018).
Menurut Adelita et al. (2017) salah satu hal yang harus diperhatikan guru dalam proses pembelajaran adalah strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran menekankan pada media yang dipakai untuk menyampaikan pengajaran, kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa, dan kondisi dalam struktur belajar mengajar. Salah satu strategi pembelajaran yang cocok diterapkan pada pembelajaran asam basa adalah pembelajaran dengan pendekatan STEM. Strategi pembelajaran ini bisa menggabungkan beberapa aspek pembelajaran seperti ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan kemampuan matematis sehingga siswa akan lebih aktif dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Sains memerlukan matematika sebagai alat dalam mengelola data, sedangkan teknologi dan teknik merupakan aplikasi dari sains (Wibowo, 2018). Pendekatan STEM cocok untuk konsep-konsep yang dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam penerapannya, pembelajaran STEM mengharuskan guru untuk mengajak siswa dalam memecahkan masalah, membuat suatu inovasi dalam merancang hal-hal yang baru, dan melakukan pemikiran-pemikiran serta menguasai teknologi (Munandar et al.,2019).
Penelitian yang dilakukan Muthi’ik et al. (2018) untuk mengetahui efektivitas pendekatan pembelajaran STEM terhadap self-efficacy dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan penelitian tersebut, diperoleh rata-rata N-Gain pada self-efficacy dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan kategori sedang. Hal ini menunjukkan pendekatan pembelajaran STEM efektif meningkatkan self-efficacy dan hasil belajar
Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan salah satu guru bidang studi kimia di SMA AL-Khairaat Kolono diperoleh informasi bahwa sebagian besar hasil belajar siswa pada materi asam basa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di sekolah minimal 75. Pemahaman siswa pada konsep asam basa masih cukup rendah, dapat dilihat dari nilai ujian tengah semester genap kelas XI IPA tahun ajaran 2019/2020 diperoleh nilai rata-rata sebesar 78. Namun, menurut catatan guru kimia masih ada beberapa siswa belum memahami seluruh materi secara benar.
Penelitian yang dilakukan oleh Haryati et al. (2013) menyatakan proses pembelajaran kimia di kelas XI IPA hanya mendapatkan nilai rata-rata siswa sebesar 58,20 dengan KKM minimal 71. Rendahnya nilai siswa tersebut disebabkan dalam mengajar terutama pokok bahasan laju reaksi, guru hanya menggunakan metode ceramah, diskusi dan pemberian tugas tanpa memadukan dengan media sehingga siswa cenderung bosan, kurang termotivasi dan sukar dipahami. Hal ini menyebabkan motivasi siswa dalam belajar menurun sehingga berdampak pada prestasi belajarnya.
50 Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan beberapa siswa di SMA Al-Khairat Kolono penerapan media pembelajaran masih sangat kurang dipergunakan selama proses pembelajaran. Hal ini membuat proses pembelajaran menjadi kurang menarik dan kurang interaktif antara siswa dan guru selama pembelajaran kimia. Pembelajaran yang kurang menarik dapat membuat siswa menjadi pasif, kurang kreatif, dan kurang rasa ingin tahu dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sangat merugikan siswa sebab waktu yang seharusnya digunakan untuk mendapat banyak ilmu hilang karena media yang kurang menarik dan kurang pemahaman siswa selama pembelajaran (Pradana, 2017).
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran pada masa pandemi adalah menggunakan Google Classroom. Dalam praktik penggunaannya, Google Classroom mudah digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Google Classroom merupakan aplikasi tak berbayar sehingga cocok untuk digunakan disekolah yang memiliki keterbatasan biaya dalam pengembangan penggunaan ICT dalam proses pembelajarannya. Guru dapat mengelola kelas secara efektif dan efisien dengan menggunakan Google Classroom (Azhar & Iqbal, 2018).
Selain itu, Google Classroom dapat menjadi sarana distribusi tugas, submit tugas, bahkan menilai tugas-tugas yang dikumpulkan (Sewang, 2017). Dengan demikian, Google Classroom dapat membantu memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan proses belajar dengan lebih mendalam. Google Classroom menjadi sarana penyampaian teori pembelajaran, diskusi antar siswa dan guru, distribusi tugas atau ujian bahkan menilai tugas-tugas yang dikumpulkan siswa (Bunyamin et al., 2019). Oleh karena itu, penggunaan Google Classroom sesungguhnya mempermudah guru dalam mengelola pembelajaran dan menyampaikan informasi secara tepat dan akurat kepada siswa (Hakim, 2016). Pada aplikasi tersebut guru dapat memanfaatkan berbagai fitur yang terdapat pada Google Classroom seperti assignments, grading, communication, time-cost, archive course, mobile application, dan privacy (Sabran & Sabara, 2019). Selain itu, aplikasi ini juga dapat memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran yang lebih mendalam, hal ini disebabkan karena dapat digunakan untuk mengumpulkan tugas, mendistribusi tugas, dan menilai tugas (Komariah et al., 2019).
Berdasarkan uraian permasalahan di atas diperlukan penelitian penerapan pendekatan STEM dengan menggunakan Google Classrom. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penerapan pendekatan STEM menggunakan Google Classroom terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran asam basa.
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian quasi- experimental. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2020 di SMA Al- Khairaat Kolono dengan populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Al-Khairaat Kolono, yaitu 25 siswa kelas XI IPA 1 dan 22 siswa kelas XI IPA 2.
51 Penelitian quasi-experimental menggunakan nonequivalent control group design.
Kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran materi yang sama yaitu asam basa tetapi dengan menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan STEM dengan menggunakan Google Classroom dalam pembelajaran, sedangkan pada kelas kontrol proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan grup WA. Desain penelitian ini disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Nonequivalent Control group Design
Kelompok Pretest Treatment Posttest
Kelas Eksperimen T1 X1 T2
Kelas Kontrol T1 X2 T2
Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu tahap observasi pembelajaran di kelas, tahap pre-eksperimen dengan melakukan pre-test terlebih dahulu di dalam kelas, tahap persiapan eksperimen dengan menyediakan RPP, media, dan instrumen yang digunakan, tahap pelaksanaan eksperimen dengan menerapkan pendekatan STEM pada pembelajaran asam-basa menggunakan Google Classroom pada kelas eksperimen dan pembelajaran dengan menggunakan aplikasi WhatsApp pada kelas kontrol, tahap evaluasi dengan memberikan posttest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan tahap akhir didapatkan data hasil belajar yang akan dianalisis. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan uji Normalitas, uji Homogenitas, dan uji t dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS Versi 23.0.
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil observasi aktivitas pembelajaran diperoleh data nilai rata-rata aktivitas pembelajaran pada kelas eksperimen adalah 82,5% dan kelas kontrol adalah 87,5%. Hasil belajar diperoleh dari tes pilihan ganda yang diberikan setelah kegiatan belajar mengajar secara keseluruhan untuk materi konsep asam basa. Adapun hasil analisis secara statistik deskriptif disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa
Data N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pre-test Eksperimen 22 15 60 36.59 13.128
Post-test Eksperimen 22 60 95 80.23 9.571
Pre-test Kontrol 25 10 65 33.80 13.485
Post-test Kontrol 25 45 95 69.20 13.124
Valid N (listwise) 22
52 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata posttest kelas eksperimen adalah 80,23 dan kelas kontrol 69,20. Dengan demikian, kelas nilai rata-rata posttest kelas eksperimen menggunakan pendekatan STEM dengan menggunakan Google Classroom lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol. Adapun nilai rata-rata pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Diagram Batang Pretest dan Posttest
Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah diberikan perlakuan. Hal ini dilihat dari jumlah nilai rata- rata sebelum diberikan perlakuan untuk kelas kontrol adalah 30,84 dan kelas eksperimen adalah 36,59 sedangkan nilai rata-rata setelah diberikan perlakuan untuk kelas kontrol adalah 69,2 dan kelas eksperimen adalah 80,23.
Hasil Uji N-gain
Hasil uji N-Gain kelas eksperimen berada dalam kategori rendah berjumlah 1 siswa, kategori sedang berjumlah 10 siswa, dan kategori tinggi berjumlah 12 siswa. Hasil perhitungan N-Gain (%) menunjukan bahwa nilai rata-rata N-Gain (%) untuk kelas eksperimen adalah sebesar 68,71% yang berarti dalam kategori cukup efektif. Nilai rata- rata N-Gain kelas kontrol diperoleh 52,84% yang termasuk kategori kurang efektif.
Hasil Uji Hipotesis (Uji t)
Tabel 3. Hasil uji Independen Sampel t-Test Levene’s Test
for Equality of Variances
Hest for Equality of Means
F Sig t df Sig.
(2- tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95%
Confidence Interval of the Difference lower upper Student
learning outcomes
Equal variances assumed
2.960 .092 3.251 45 .002 11.027 3.392 4.196 17.859
Equal variances not assumed
3.317 43.583 .002 11.027 3.325 4.325 17.730 36,59
80,23
33,8
69,2
0 20 40 60 80 100
Pretest Eksperimen
Posttest Eksperimen
Pretest Kontrol
Posttest Kontrol
53 Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai sig.(2-tailed) adalah 0,002. Nilai sig.(2-tailed) 0,002 < 0,05 maka berdasarkan kriteria penarikan keputusan pada uji hipotesis ditetapkan bahwa H0 ditolak dan Ha dterima yang artinya ada pengaruh hasil belajar siswa terhadap penerapan pendekatan STEM pada pembelajaran asam basa dengan menggunakan Google Classroom.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapat hasil penggunaan pendekatan STEM pada pembelajaran asam basa menggunakan Google Classroom cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran kimia materi asam-basa. Hasil uji N-Gain kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 52,84% yang termaksuk kategori kurang efektif. Dengan demikian, penggunaaan pembelajaran asam basa menggunakan via WA pada kelas kontrol termasuk kategori kurang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia materi konsep asam basa.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas pembelajaran diperoleh data nilai rata-rata aktivitas pembelajaran pada kelas eksperimen adalah 82,5% dan kelas kontrol adalah 87,5% sehingga kedua kelas termaksuk dalam kriteria penilaian aktivitas sangat baik.
Aktivitas belajar sangat mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi dan saling berkaitan antara satu faktor dengan faktor yang lainnya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah aktivitas belajar siswa dan aktivitas belajar guru selama pembelajaran. Hal ini sejalan dengan penelitian Sumaya et al. (2021) bahwa hasil ketuntasan hasil belajar dengan menerapkan pendekatan STEM dalam pembelajaran mencapai 58,33% dengan aktivitas pembelajaran yang sangat baik.
Pencapaian hasil belajar berbanding lurus dengan aktivitas pembelajaran. Semakin baik aktivitas pembelajaran dilakukan maka semakin baik pula hasil belajar yang diperoleh. Dapat dilihat di kelas eksperimen, nilai rata-rata aktivitas pembelajaran adalah 82,5% dalam kriteria sangat baik dan hasil rata-rata hasil belajar yang diperoleh adalah 80,23. Hal ini berbeda dengan kelas kontrol dimana nilai rata-rata aktivitas adalah 87,5%
sedangkan nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh adalah 69,2. Salah satu faktor yang mempengaruhinya berdasarkan hasil wawancara yaitu siswa kelas kontrol mengalami kesulitan untuk mempelajari kembali materi yang diperoleh. Hal ini dikarenakan media yang digunakan pada kelas kontrol yaitu aplikasi WA. Pada saat diskusi pertanyaan dan jawaban materi yang tidak dipahami akan terhambur di grup sehingga susah untuk dipelajari kembali. Hasil penelitian juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ilmi et al. (2021) menunjukkan pembelajaran dengan pendekatan STEM berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh hasil belajar siswa terhadap penerapan pendekatan STEM pada pembelajaran asam basa
54 dengan menggunakan Google Classroom. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah memperhatikan kemampuan kreativitas siswa dan kemampuan dalam penyelesaian masalah sehingga dapat terlihat kemampuan siswa dalam proses pembelajaran dengan pendekatan STEM.
DAFTAR PUSTAKA
Adelita, T., Suhery, T., & Ibrahim, A., R. (2017). Pengembangan Strategi Pembelajaran dengan Pendekatan STEM - Problem Based Learning pada Materi Laju Reaksi Kelas XI SMA. Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia: Kajian Penelitian Pendidikan Kimia, 4(2), 105-110.
Azhar, K. A., & Iqbal, N. (2018). Effectiveness of Google Classroom: Teachers’
perceptions. Prizren Social Science Journal, 2(2), 52–66.
Bunyamin, A., Arwizet, Aziz, A., & Ambiyar. (2019). Penerapan Metode Belajar Diskusi Berbantuan Google Classroom untuk Meningkatkan Hasil Belajar Gambar Teknik Mesin Siswa Kelas X Teknik Pengelasan SMA Negeri 1 Kecamatan Guguak.
Jurnal of Multidisciplinary Reserch Development, 2(1), 213-219
Dewi, M., Kaniawati, I., & Suwarma, I. R. (2018). Penerapan Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan STEM untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa pada Materi Listrik Dinamis. Quantum: Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (381–385).
Hakim, A. B., (2016). Efektifitas Penggunaan E-Lerning Moodle, Googgle Classroom dan Edmodo. I-STATEMENT: Information System and Technology Management, 2(1).
Haryati, S., Miharty, & Pratiwi, R. (2013). Pemanfaatan Media Animasi dalam Pembelajaran Kimia untuk meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Di SMAN 12 Pekanbaru. Prosiding Semirata 2013 FMIPA Universitas Negeri Lampung (363-368).
Ilmi, A. S., Ratnawati, & Subhan, M. (2021). Pengaruh Pendekatan Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM) terhadap Hasil Belajar Tematik Peserta Didik di Sekolah Dasar. Jurnal BasicEdu, 5(6), 5976-5983.
Irmita, U. L. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Science Technology Society untuk Meningkatkan Literasi Sains.
Orbital: Jurnal Pendidikan Kimia, 1(2). 32-39.
Komariah, N., Mujasam, Yusuf, I., & Widyaningsih, S. W. (2019). Pengaruh Penerapan Model PBL Berbantuan Media Google Classroom terhadap HOTS, Motivasi dan Minat Peserta Didik. Silampri Jurnal Pendidikan Ilmu Fisika, 1(2), 102-114.
Lestari, L. & Marhamah (2020). Pemanfaatan Aplikasi Google Classroom sebagai Alternatif Dalam Pembelajaran Online. Jurnal Pembangunan Fondasi dan Aplikasi, 9(2).
Munandar, H., Izzani, L. M., & Yulian, M. (2019). Penggunaan Model Pembelajaran Science, Technology, Enginering, And Mathematic (STEM) Pada Konsep Asam Basa di SMAN 1Baitussalam. Lantanida Journal, 7(2), 112-123.
55 Muthi’ik, I. I., Abdurahman, & Rosidin, U. (2018). The Effectiveness of Applying STEM Approach to Self-Efficacy and Student Learning Outcomes for Teaching Newton’s Law. JPPPF (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika), 4(1)
Pertiwi, R. S., Abdurrahman, A., & Rosidin, U. (2017). Efektifitas LKS STEM untuk Melatih Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal Pembelajaran Fisika, 5(2), 1-10.
Pradana, D. B. P. (2017). Pengaruh Penerapan Tools Google Classroom pada Model Pembelajaran Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal IT- Edu, 2(1), 59-67.
Rachmawati, Suhery, & Anom. (2017). Pengembangan Modul Kimia Dasar Berbasis STEM Problem Based Learning Pada Materi Laju Reaksi untuk Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia. Prosiding Semuirata Nasional Pendidikan IPA 2017 STEM untuk Pembelajaran Sains Abad 21 (123-128).
Sabran & Sabara, E. (2019). Efektifitas Google Classroom Sebagai Media Pembelajaran.
Prosiding Seminar Nasional Lembaga Penelitian Universitas Negeri Makassar (122 – 125).
Sewang, A. (2017). Keberterimaan Google Classroom sebagai alternatif Peningkatan Mutu di IAI DDI Polewali Mandar. JPPI (Jurnal Pendidikan Islam Pendekatan Interdisipliner), 1(1), 35-46.
Siswanto, J. (2018). Keefektifan Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan STEM untuk Meningkatkan Kreativitas Mahasiswa. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, 9(2).
Sumaya, A., Israwaty. I & Ilmi., N. (2021). Penerapan Pendekatan STEM untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Pinrang. Pinisi Journal of Education, 1(2), 217-223.
Wibowo, I. G. A. W. (2018). Peningkatan Keterampilan Ilmiah Peserta Didik dalam Pembelajaran Fisika Melalui Penerapan Pendekatan STEM dan E-Learning.
Journal of Education Action Research, 2(4), 315-321.
Winarni, J., Zubaidah, S., & Supriyono, K.H. (2016). STEM: Apa, Mengapa, dan Bagaimana? Prosiding Seminar Pendidikan IPA Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
.