• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengembangan E-Learning terhadap Prestasi Belajar ... - HIPKIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Pengembangan E-Learning terhadap Prestasi Belajar ... - HIPKIN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

* Email: [email protected]

Pengaruh Pengembangan E-Learning terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Kota Semarang

Fajriah, S,Pd , Semarang Indonesia

Program Studi Magister Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran, Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Abstract. Dinas Pendidikan Kota Semarang sedang berupaya menfaatkan tekonologi informasi dalam kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran e-learning mulai diaplikasikan sejak awal pembelajaran dengan harapan dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui perbandingan prestasi belajar siswa pada sekolah dengan sistem belajar konvensional dan sistem belajar memanfaatkan Teknologi Informasi; (2) Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pasca implementasi e-learning.. Sampel Penelitian adalah guru dan siswa di 3 (tiga) SMP Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan metode yang digunakan adalah analisis kuntitatif deskriptif, serta kualitatif komparatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-learning memberikan perubahan yang cukup banyak kaitannya dengan sistem pendukung belajar siswa. Selain itu, prestasi belajar juga menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan antara pengguna sistem belajar konvensuinal dan sistem belajar berbasis teknologi informasi.

Kata kunci: pengembangan, model e-learning, prestasi belajar siswa.

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pada era milenial seperti sekarang ini, teknologi sudah seperti oksigen yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Kepentingan bisnis, keluarga, bahkan pribadi dapat terakomodasi oleh penggunaan teknologi, terkhusus teknologi informasi. Mulai dari pemenuhan kebutuhan makan, hingga pekerjaan semuanya dapat terpenuhi asal telepon genggam memiliki koneksi.

Hegemoni teknologi informasi pada zaman sekarang ini dianggap Dinas Pendidikan Kota Semarang sebagai salah satu potensi untuk dapat shifting atau berubah ke arah yang lebih baik. Potensial peningkatan kualitas layanan pendidikan melalui pemanfaatan IT menjadi salah satu alasan kuat untuk dinas tersebut mengembangkan sistem pendidikan e-learning.

Hal ini dikuatkan dengan fakta bahwa 100% Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Semarang sudah melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Dimana hal tersebut berarti 100% SMP di Kota Semarang sudah layak secara sarana dan prasarana teknologi. Oleh karena itu, e-learning menjadi wacana yang realistis untuk disusun dan diimplementasikan di ibukota Jawa Tengah ini.

Program penyusunan pembelajaran berbasis teknologi nyatanya sudah secara komitmen penuh mulai

dilaksanakan pada bulan Agustus 2018. Hingga kini, total terdapat 7 sekolah yang sudah mengimplementasikan e-learning. Dengan rincian 4 sekolah pada tahap awal (sekolah percontohan), 3 sekolah pada tahap lanjutan. Ditargetkan pada tahun 2019, seluruh sekolah sudah mengimplementasikan e- learning.

Sehubungan dengan rencana pengembangan program tersebut, bersama dengan kepentingan peningkatan kualitas layanan pendidikan, maka menjadi penting adanya untuk melakukan evaluasi on going project. Proses evaluasi atau tinjauan ini dilakukan dengan pendekatan research and development untuk implementasi e-learning di Kota Semarang.

Oleh karena itu, maka penelitian ini akan berfokus kepada peninjauan perubahan dan dampak yang diakibatkan oleh implementasi e-learning di beberapa sekolah percontohan. Apabila terdapat kekurangan maupun perubahan yang insignifikan, maka hal tersebut dapat menjadi masukan bagi Dinas Pendidikan Kota Semarang agar dapat meningkatkan inovasi dalam implementasi e-learning.

1.2 Identifikasi Masalah

Model pembelajaran e-learning merupakan model pembelajaran yang relatif baru. Model pembelajaran ini juga dipahami sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan, baik di negara maju maupun di negara berkembang (Soekartawi, 2008).

(2)

Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya guru/pengajar yang belum memahami model pembelajaran e-learning terutama di SMP Semarang.

Selain itu, dibutuhkan berbagai hal yang cukup penting untuk kesuksesan implementasi e-learning.

Seperti dalam implementasinya, e-learning memerlukan perangkat pendukung yang relatif membutuhkan biaya yang besar untuk pengadaan perangkat keras dan lunak yang memadai. Pun dalam pengelaan konten, e-learning memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar pula.

Permasalahan tersebut berimplikasi kepada terbatasnya terminal-terminal akses siswa yang dapat diberikan secara cuma-cuma (gratis). Hal ini secara langsung menyebakan rendahnya partisipasi siswa terhadap akses e-learning.

Di samping, itu diperlukan upaya-upaya peningkatan prestasi belajar siswa SMP di Kota Semarang. E- learning sebagai salah satu media pembelajaran memiliki potensi untuk mewujudkan hal tersebut.

Seiring dengan banyaknya model pembelajaran e- learning yang telah di kembangkan di berbagai sekolah, khususnya sekolah baik dalam maupun luar negeri, SMP Kota Semarang, sedang berupaya mengembangkan model pembelajaran e-learning. Oleh karena itu, diperlukan kajian lebih jauh untuk mengetahui sejauh mana pengembangan model pembelajaran e-learning di SMP Kota Semarang dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.

1.3 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

Membicarakan e-learning memang seolah tidak berujung. Ada banyak hal yang saling mempengaruhi dan kendala-kendala dalam implementasinya. Namun,, terkait dengan pengembangan model e-learning yang sudah terlebih diterapkan di Kota Semarang, maka yang penting untuk dianalisis dalam penelitian ini adalah permasalahan apa yang sudah dapat terselesaikan oleh e- learning dan permasalahan mana yang belum bisa diselesaikan.

Hal tersebut akan ditinjau dari rekapitulasi perubahan-perubahan yang terjadi pasca implementasi e- learning. Selain itu, terkhusus pada konteks peningkatan prestasi belajar siswa, maka penelitian ini akan meninjau perbedaan yang terjadi di antara siswa pengguna e- learning dan siswa non pengguna e-learning. Pada akhirnya, masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perubahan-perubahan pada proses pembelajaran yang terjadi pasca implementasi e- learning?

2. Bagaimanakah perbedaan prestasi belajar siswa pengguna e-learning dan non pengguna e- learning?

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perubahan-perubahan pada proses pembelajaran yang terjadi pasca implementasi e-learning.

2. Untuk mengetahui perbandingan prestasi belajar siswa pada sekolah dengan sistem belajar konvensional dan sistem belajar memanfaatkan Teknologi Informasi.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan masukan terhadap Dinas Pendidikan Kota Semarang tentang pemanfaatan e-learning oleh guru dan siswa dalam aktivitas belajar mengajar.

2. Memberikan masukan terhadap sekolah sehingga dapat mendukung aktivitas pembelajaran dengan model e-learning.

3. Meningkatkan kultur pembelajaran di SMP Kota Semarang dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

2. Studi Pustaka

2.1 Deskripsi Teoretik

2.1.1. Pengertian E-Learning

E-learning merupakan pembelajaran yang memerlukan alat bantu elektronik. Dapat berupa technology based learning seperti audio dan video atau web-based learning (dengan bantuan perangkat komputer dan internet). Penggunaan teknologi ini sebenarnya bisa dipakai untuk pendidikan tatap muka atau pendidikan jarak jauh tergantung dari kepentingannya.

Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ atau

‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’.

Padanan dari dua kata tersebut menjadi e-learning membentuk sebuah pemaknaan baru yakni pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronik seperti telepon, audio, vidiotape, transmisi satellite atau komputer.

2.1.2. Karakteristik E-Learning

Karakteristik e-learning antara lain adalah: (a) penggunaan teknologi yang memudahkan interaksi antar siswa, guru, maupun siswa dengan guru; (b) pemanfaatan keunggulan computer yakni computer networks dan digital media; (c) menggunakan bahan ajar bersifat mandiri atau self learning materials yang disimpan di dalam komputer sehingga dapat diakses kapanpun dan dimanapun; dan (d) integrasi data pembelajaran seperti nilai, jadwal ujian, dsb dalam satu system database.

Selain itu, salah satu karakteristik e-learning yang lain adalah bukti pergeseran orientasi peran yang mengambil andil paling besar dalam proses belajar. Jika pada tahun 80an pembelajaran di Indonesia didominasi oleh peran guru. Kemudian peran buku semakin besar

(3)

dan menyamai peran guru dalma proses pembelajaran, hingga saat ini, teknologi pun turut berperan (yang diejawantahkan dalam proses pembelajaran elektronik/e- learning).

2.1.3. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan Sebelum Memanfaatkan E-Learning

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memilih untuk memanfaatkan e-learning dalam pelaksanaan pembelajaran. Terlebih dahulu harus dilakukan analisis/tinjauan kebutuhan, kemudian baru dibentuk suatu rancangan instruksional. Apabila kedua hal tersebut sudah dilakukan, baru dapat masuk ke tahap pelaksanaan/implementasi pemanfaatan e-learning. Pun dalam proses pemanfaatannya, harus dilaksanakan suatu proses evaluasi. (Bullen, 2001; Hartanto dan Purbo, 2002; Soekartawi et.al, 1999; Yusup Hashim dan Razmah, 2001).

Analisis Kebutuhan (Need Analysis)

Dalam tahapan awal, satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah kebutuhan dan urgensi penggunaan e-learning. Menjawab pertanyaan ini tidak cukup hanya dengan perkiraan atau hanya saran orang lain. Sebab, setiap lembaga menentukan teknologi pembelajaran sendiri yang berbeda satu sama lain. Untuk itu, perlu diadakan analisis kebutuhan atau need analysis. Apabila setelah analisis ini telah dilaksanakan dan jawabannya adalah membutuhkan atau memerlukan e-learning, maka tahap berikutnya adalah membuat studi kelayakan (Soekartawi, 1995), yang komponen- komponen penilaiannya adalah:

1) Apakah secara teknis dapat dilaksanakan (technically feasible). Misalnya apakah jaringan Internet bisa dipasang, apakah infrastruktur pendukungnya, seperti telepon, listrik, komputer, tersedia, apakah ada tenaga teknis yang bisa mengoperasikannya tersedia;

2) Apakah secara ekonomis menguntungkan (economically profitable); misalnya apakah dengan e- learning kegiatan yang dilakukan menguntungkan atau apakah retrun on investment (ROI)-nya lebih besar dari satu; dan

3) Apakah secara sosial penggunaan e-learning tersebut diterima oleh masyarakat (socially acceptable).

Rancangan Instruksional

Dalam menentukan rancangan instruksional perlu dipertimbangkan aspek-aspek berikut ini (Soekartawi, et al, 1999; Yusup Hashim and Razmah, 2001):

a) Course content and learning unit analysis, seperti isi pelajaran, cakupan, topik yang relevan dan satuan kredit semester.

b) Learner analysis, seperti latar belakang pendidikan siswa, usia, seks, status pekerjaan, dsb-nya.

c) Learning context analysis, seperti kompetisi pembelajaran apa yang diinginkan hendaknya dibahas secara mendalam di bagian ini.

d) Instructional analysis, seperti bahan ajar apa yang dikelompokan menurut kepentingannya, menyusun tugas-tugas dari yang mudah hingga yang sulit, dsb-nya.

e) State instructional objectives. Tujuan instruksional ini dapat disusun berdasarkan prestasi dari analisis instruksional.

f) Construct criterion test items. Penyusunan test ini dapat didasarkan dari tujuan instruksional yang telah ditetapkan.

g) Select instructional strategy. Strategi instruksional dapat ditetapkan berdasarkan fasilitas yang ada.

Tahap Pengembangan

Upaya-upaya pengembangan e-learning bisa dilakukan mengikuti perkembangan fasilitas ICT yang tersedia. Hal ini terjadi karena kadang-kadang fasilitas ICT tidak dilengkapi dalam waktu yang bersamaan. Begitu pula halnya dengan prototype bahan ajar dan rancangan instruksional yang akan dipergunakan terus dikembangkan dan dievaluasi secara kontinue.

Pelaksanaan

Prototype yang lengkap bisa dipindahkan ke komputer (LAN) dengan menggunakan format tertentu misalnya format HTML. Uji terhadap prototype hendaknya terus menerus dilakukan. Dalam tahapan ini seringkali ditemukan berbagai hambatan, misalnya bagaimana menggunakan management course tool secara baik, apakah bahan ajarnya benar-benar memenuhi standar bahan ajar mandiri (Jatmiko, 1997).

Evaluasi

Sebelum program dimulai, ada baiknya di uji coba dengan mengambil beberapa sampel orang untuk menjadi pengguna prototype.

Proses dari kelima tahapan diatas diperlukan waktu yang relatif lama, karena prototype perlu dievaluasi secara terus menerus. Masukan dari orang lain atau dari siswa perlu diperhatikan secara serius. Proses dari tahapan satu sampai lima dapat dilakukan berulang kali, karena prosesnya terjadi terus menerus.

3. Metode Penelitian

3.1 Populasi, Sampel dan Metode Sampling Populasi penelitian ini adalah seluruh guru dan siswa Sekolah Menengah Pertama di Kota Semarang. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Metode tersebut memberi kebebasan untuk peneliti menentukan sampel dengan disesuaikan kepada tujuan dan maksud penelitian.

Sampel dalam penelitian ini adalah guru dan siswa SMP Kota Semarang yang terdaftar pada tahun Pelajaran 2018/2019 di SMP Negeri 6, SMP Negeri 12 dan SMP Negeri 9 Kota Semarang.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah a. Faktor-Faktor Pendukung e-learning: (1)

Ketersediaan Perangkat ICT; (2) Kemampuan Guru Memanfaatkan ICT; (3) Desain

(4)

pembelajaran e-learning; dan (4) Keaktifan Siswa Memanfaatkan e-learning,

b. Pengembangan model pembelajaran e-learning c. Prestasi belajar siswa SMP di Kota Semarang.

3.3 Definisi Operasional

Variabel pengembangan model pembelajaran e-learning meliputi: (i) model-model pengembangan pembelajaran yang memungkinkan untuk dikembangkan menggunakan perangkat ICT; (ii) penelusuran referensi lewat browsing internet; (iii) content pembelajaran yang tersedia dalam situs e-learning internal; (iv) desain model pembelajaran e-learning; (v) model evaluasi online; (vi) keaktifan dan kreativitas guru dalam mengisi konten-konten pembelajaran; (vii) kelengkapan materi dan referensi yang tersedia dalam fasilitas e-learining (knowledge library); (viii) kemudahan akses; serta (ix) tingkat keaktifan siswa dalam melakukan pembelajaran menggunakan e-learning.

Seluruh variabel tersebut kemudian dianalisis untuk ditinjau kemudian hal-hal yang memungkinkan perubahan atau revolusi sistem pelayanan pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.

Selain itu, analisis tinjauan perubahan yang terjadi pasca implementasi e-learning juga ditinjau melalui evaluasi faktor-faktor pendukung. Variabel ini nantinya akan dianalisis secara kualitatif, sama seperti variabel model pembelajaran.

Tinjauan prestasi belajar siswa SMP di Kota Semarang dilakukan dengan melihat nilai hasil ujian siswa. Variabel ini merupakan data rasio yang akan dianalisis secara kuantitatif.

3.4 Model Desain Penelitian 3.4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Hal ini berkaitan dengan tujuan utama penelitian. Seperti dijelaskan oleh Borg & Gall (1983:772) “Educational research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational product”. Pendekatan research diwujudkan dalam analisis statistik deksriptif dan kualitatif deskriptif untuk menjawab pertanyaan penelitian. Sedangkan pendekatan development diwujudkan dalam penyampaian saran hasil evaluasi implementasi proyek e-learning.

3.4.2 Teknik Analisis Data

Pada analisis pertama yakni analisis prestasi beajar siswa, dilakukan analisis kuantitatif dengan alat statistik deskriptif. Selain itu, analisis ini meninjau perbedaan antara hasil ujian siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional, dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan teknologi informasi.

Signifikansi perbedaan antar dua kelompok data tersebut kemudian ditinjau lebih dalam lagi untuk menarik kesimpulan peran e-learning terhadap prestasi belajar siswa.

Analisis kedua yakni analisis perubahan sistem pendukung prestasi belajar siswa dilakukan dengan metode komparatif deksriptif. Perbandingan antara kondisi sebelum dan sesudah penerapan e-learning ditinjau dan dianalisis untuk melihat hal-hal yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa secara hipotetik.

4. Analisis

4.1 Analisis Prestasi Belajar Siswa 4.1.1 Deskripsi Data

Hasil test kelompok kelas siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional sebanyak 132 peserta didik yakni Kelas E, F, G, dan H. Serta kelompok siswa yang mengikuti pelajaran dengan dukungan teknologi informasi yakni Kelas A, B, C, dan D sebanyak 132 siswa sehingga seluruhnya ada 264 peserta didik sebagai berikut.

Tabel 1. Nilai Hasil Test pada Kelompok Konvensional (KK) dan Kelompok dengan Teknologi Informasi (KDTI)

KK KDTI

Jumlah 10810 11815 Rerata 81,89 89,51 Standar Deviasi 8,44 8,42

Tertinggi 95 100

Terendah 55 60

N 132 132

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pada kelompok konvensional sebesar 81,89 dengan standar deviasi 8,44, nilai tertinggi 95 dan terendah 55, sedangkan pada kelompok pembelajaran berbasis TI rata-rata relatif lebih tinggi yaitu mencapai 89,51 dengan standar deviasi 8,42, niai tertinggi mencapai 100, dan terendahnya 60.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

Gambar 7. Perbandingan nilai hasil test matematika dua kelompok data

(5)

4.1.2 Uji Perbedaan

Untuk melihat perbedaan kedua data diatas dilakukan uji perbedaan dengan menggunakan uji t (independent sample t test)

Tabel 2. Uji perbedaan Kelom

pok N Rerata Standar Deviasi

Perbeda an Rerata

t

Signifi kansi (p) KKDTI 132 89,51 8,42

7,62 7,337 0,000 KK 132 81,89 8,44

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada perbedaan rata-rata antara kedua kelompok sebesar 7,62.

Nilai T sebesar 7,337 dan signifikansi atau probability (p) sebesar 0,000. Angka tersebut menunjukkan angka yang signifikan karena sigifikansi 0,000 lebih kecil taraf signifikansi 0,05 (5%) sehingga hasil tersebut menunjukkan bahwa angka perbedaan 7,62 merupakan perbedaaan yang signifikan. Dengan demikian ada perbedaan yang signifikan rata-rata nilai matematika hasil pembelajaran konvensional dan hasil pembelajaran dengan dukungan Teknologi Informasi.

4.2 Analisis Perubahan Kondisi Sistem Pendukung Prestasi Belajar Siswa Pasca Penerapan Sistem E-Learning

Dengan berpedoman pada kriteria keberhasilan, milestone, tujuan benchmarking dan materi belajar selama diklat. Hasil akhir dari proyek ini yakni Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi untuk meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMP di Kota Semarang menunjukkan adanya perubahan-perubahan. Perubahan yang terjadi dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 3. Matrik Realisasi Proyek Perubahan No Sebelum ada proyek

perubahan

Sesudah ada proyek perubahan 1 Komputer baru

digunakan untuk UNBK

Komputer sudah digunakan untuk proses pembeajaran berbasis Teknologi Informasi 2 Model pembelajaran

konvensional

Pembelajaran berbasis teknologi informasi dalam bentuk E-Learning di SMP Kota Semarang

3 Guru menyiapkan materi pembelajaran sebelum melaksanakan pembelajaran

Guru menyiapkan materi pembelajaran selama 1 semester pada awal semester 4 Guru menyiapkan

Lembar Kerja Siswa sebelum dilaksanakan proses pembelajaran

Guru sudah menyiapkan Lembar Kerja Siswa sebelum dilaksanakan proses pembelajaran pada awal semester

5 Guru menyiapkan soal latihan soal ulangangan pada saat sebelum pembelajaran

Guru menyiapkan soal latihan soal ulangangan pada saat sebelum pembelajaran pada awal semester

6 Guru dan siswa belum familier dengan penggunaan Teknologi informasi

Guru dan siswa menjadi familier dengan penggunaan Teknologi informasi 7 Guru dan siswa

mengoreksi hasil latihan soal ulangan siswa khususnya yang berbentuk multiple choice

Guru dan siswa dapat megetahui sejauh mana (berapa prosen) kemampuan siswa dalam mengerjakan latihan soal ulangan siswa khususnya yang berbentuk multiple choice karena nilai sudah muncul dengan sendirinya dan bisa diketahui berapa prosen kemampuan siswa dalam megerjakan latihan soal

8 Guru mengoreksi hasil ulangan siswa khususnya yang berbentuk multiple choice

Guru tidak lagi mengoreksi hasil ulangan siswa khususnya yang berbentuk multiple choice karena nilai sudah muncul dengan sendirinya

9 Kepala Sekolah tidak bisa memantau langsung guru yang sudah menyiapkan RPP, materi pembelajaran dan soal evaluasi baik soal latihan maupun soal ulangan

Kepala Sekolah bisa memantau melihat guru yang telah menyiapkan RPP, materi pembelajaran dan soal evaluasi baik soal latihan maupun soal ulangan

10 Siswa mengikuti pelajaran dengan biasa saja

Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan menyenangkan karena mereka bisa memanfaatkan kemampuan mereka dalam pemanfaatan teknolgi 11 Prestasi belajar siswa

SMP biasa

Prestasi Belajar siswa meningkat

12 Komite sekolah dan masyarakat biasa saja dalam melihat pembalaran disekolah

Komite sekolah dan masyarakat senang melihat kemapuan sekolah dalam memanfaatkan teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran siswa 13 Mewujudkan

pendidikan yang berkarakter

Mewujudkan Pendidikan yang berkarakter karena dalam pelaksanaan evaluasi belajar menggunakan Teknologi Informasi dapat meminimalisir kecurangan

Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar sistem pendukung prestasi belajar siswa seperti sistem administrasi penilaian ujian dan sistem pembelajaran menjadi lebih baik pasca implementasi e-learning.

5. Penutup

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah, e-learning memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Peningkatan kualitas sistem layanan pendidikan pasca implementasi e-learning nyatanya memberikan dampak positif terhadap prestasi belajar siswa tersebut. Hal ini

(6)

ditunjukkan dengan signifikansi perbedaan antara hasil ujian pada dua kelompok siswa dengan sistem konvensional dan yang sudah memanfaatkan teknologi informasi.

5.2 Saran

Saran bagi penelitian lanjutan adalah, meneliti kausalitas hubungan antara penerapan sistem e-learning, perubahan-perubahan sistem pendukung layanan belajar mengajar, serta peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini ditujukan untuk mengetahui lebih dalam penyebab peningkatan prestasi belajar siswa.

Selain itu, dalam konteks peningkatan mutu penerapan e-learning saran yang dapat diajukan adalah:

1. Memperkuat komitmen dari semua pihak untuk mewujudkan target capaian Penelitian tahap menengah dan tahap jangka panjang dengan dukungan anggaran dan dukungan penuh dari para stakeholder yang terkait dengan Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Teknologi untuk meningkatkan Prestasi Belajara Siswa SMP di Kota Semarang baik dari pihak Dinas Pendidikan Kota Semarang maupun dari pihak sekolah misalnya dengan

2. Selalu membangun komunikasi dan koordinasi yang baik dengan seluruh stakeholder baik stake holder internal, stakeholder eksternal pemerintah maupun dengan stakeholder eksternal non pemerintah;

3. Hal penting terkait pembangunan karakter dan merubah mindset guru dari pembelajaran secara konvensional menuju ke arah perubahan pengembangan model pembelajaran berbasis teknologi informasi untuk mengoptimalkan perkembangan dan kemajuan teknologi sesuai dengan perkembangan jaman;

4. Kegiatan Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi tidak hanya diperuntukan pada jenjang SMP saja namun bisa diterapkan juga MTs maupun di jenjang SD/MI di Kota Semarang sebagaimana yang telah disampaikan oleh bapak Kepala Bidang Pembinaan SD pada saat rapat koordinasi dan Launching;

References

1. Achmad Hartoyo. 2008. Rancang Bangun Aplikasi Learning Content Management System Yang Mendukung Peningkatan Efektifitas Proses Belajar Jarak Jauh Design And Implementation Of Learning Content Management System Application To Increase The Effectivity Of Long Distance Learning.

Surabaya: STIKOM.

2. Ana Hadiana dan Elan Djaelani, 2008. Sistem Pendukung e-learning di Web. Jakarta: Peneliti Puslit Informatika, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 3. Joko Sutrisno. 2008. Prinsip-prinsip dalam E-

learning Menyangkut Elemen Media yang Dipilih.

http://joko.tblog.com /post/1970035346

4. Mayer, Richard E. 2009. Multimedia Learning Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; Surabaya: ITS Press.

5. Soekartawi (2002b), e-learning: Konsep dan Aplikasinya. Bahan-Ceramah/Makalah disampaikan pada Seminar yang diselenggarakan oleh Balitbang Depdiknas, Jakarta, 18 Desember 2002.

6. Uwes A. Chaeruman. 2008.e-learning dan Teori Belajar. http://fakultasluarkampus.net/ e-learning- dan-teori-belajar-2/

7. Wim Permana. 2007. Pemanfaatan e-learning Sebagai Pendukung Kegiatan Belajar-Mengajar Sekolah Terbuka di Indonesia: Studi Perangkat Lunak. Yogyakarta: FMIPA UGM.

Referensi

Dokumen terkait