Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem pengendalian internal dan pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja BPJS Ketenagakerjaan. Seluruh pegawai Kanwil BPJS Ketenagakerjaan Jawa Barat yang telah memberikan arahan dan selalu membantu dalam pendataan.
Latar Belakang
Maka dalam penelitian ini penulis ingin mengkaji dampak sistem pengendalian internal dan pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja BPJS Ketenagakerjaan di Kanwil Jawa Barat. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Dampak Sistem Pengendalian Internal dan Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja BPJS Ketenagakerjaan (Studi Kasus Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Jawa Barat)”.
Rumusan Masalah
Hal ini merupakan wujud kerja keras, profesionalisme dan konsistensi seluruh petugas rekrutmen BPJS dalam menerapkan tata kelola yang baik (GG) dalam membangun tata kelola kelembagaan yang baik dan dalam melaksanakan program jaminan sosial ketenagakerjaan dengan terus menjaga kualitas layanan untuk melindungi seluruh pekerja Indonesia. hasil evaluasi KPK selama tahun 2018 atas upaya pengendalian Kebesaran BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan penghargaan yang sama pada tahun 2017 (https://www.idntimes.com, diunduh pada 10 November 2019).
Maksud dan Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi dan sebagai dasar peningkatan akuntabilitas kinerja Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Jawa Barat. Penelitian ini memberikan kesempatan kepada penulis untuk lebih memahami pengaruh kejelasan sasaran anggaran, pengendalian akuntansi dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja serta dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk memperdalam wawasan.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Diharapkan dapat menjadi bahan referensi atau sumber informasi dalam penelitian selanjutnya, sehingga cakupan penelitian lebih luas dan mendalam pada wilayah penelitian ini.
Tinjauan Pustaka .1 Pengendalian Internal .1 Pengendalian Internal
- Pengertian Pengendalian Internal
- Komponen Pengendalian Internal
- Sistem Pelaporan
- Akuntabilitas Kinerja .1 Pengertian Akuntabilitas .1 Pengertian Akuntabilitas
- Pengertian Kinerja
- Pengertian Akuntabilitas Kinerja
- Ringkasan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh pengendalian internal dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja adalah sebagai berikut. 21 Kejelasan tujuan anggaran dan efektivitas pengendalian internal secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja otoritas publik.
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap Akuntabilitas Kinerja Menurut penelitian Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission (COSO), pengendalian internal adalah suatu sistem, struktur atau proses yang dilaksanakan oleh dewan komisaris, manajemen dan karyawan dalam suatu perusahaan yang bertujuan untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa tujuan pengendalian tercapai, termasuk efektivitas dan efisiensi operasional, keandalan keuangan. pelaporan dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat tercapai. Penerapan pengendalian dapat membantu suatu perusahaan mencapai maksud dan tujuannya, dengan menerapkan pengendalian internal dalam setiap kegiatan operasional perusahaan diharapkan tidak terjadi tindakan-tindakan curang yang dapat merugikan perusahaan, misalnya saja penggelapan (fraud). jika dilakukan dengan sengaja. atau tidak sengaja. Pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan jaminan yang wajar kepada manajemen bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya (Arens et al, 2015: 340).
Dapat kita simpulkan bahwa pengendalian internal dengan akuntabilitas kinerja mempunyai pengaruh bahwa jika pengendalian internal baik maka akuntabilitas kinerja juga akan baik.
Pengaruh Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja
Menurut Sugiyono, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan hanya berdasarkan teori yang relevan, belum berdasarkan fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dikatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum merupakan jawaban empiris.
Objek Penelitian
Gambaran Umum Perusahaan .1 BPJS Ketenagakerjaan .1 BPJS Ketenagakerjaan
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-undang ini terkait dengan amandemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat 2 yang kini berbunyi: “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat lemah dan tidak mampu sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.” Kemajuan Perusahaan PT Jamsostek (Persero) yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif pekerja Indonesia dan keluarganya terus berlanjut.
PT Jamsostek (Persero) yang telah bertransformasi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) ketenagakerjaan, masih dipercaya menyelenggarakan program jaminan sosial bagi pegawai yang meliputi JKK, JKM dan JHT, dengan tambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli. , 2015. Menjadi Penyelenggara Jaminan Sosial kebanggaan bangsa, handal, tata kelola yang baik, serta unggul dalam operasional dan pelayanan.
- Operasionalisasi Variabel penelitian
- Populasi dan Teknik Penentuan Sampel
- Teknik Pengumpulan Data
- Metode Pengujian Data .1 Uji Validitas .1 Uji Validitas
- Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono, stratifikasi itu proporsional. Pengambilan sampel secara acak digunakan apabila populasi mempunyai anggota/elemen yang tidak terstratifikasi secara homogen dan proporsional. Menurut Sugiyono, kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Menurut Sugiyono, skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena sosial.
Menurut Sugiyono, validitas menunjukkan derajat keakuratan antara data yang benar-benar terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan peneliti. Menurut Sugiyono, pengujian reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis .1 Rancangan Analisis Data .1 Rancangan Analisis Data
- Analisis Regresi Linear Berganda
- Analisis Koefisien Korelasi
- Uji Signifikasi Parsial (Uji T)
- Uji Signifikasi Simultan (Uji F)
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel independen dapat dilihat dari nilai toleransi dan variance inflasi faktor (VIF). Jika nilai toleransi > 0,10 atau nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen. Penelitian ini melakukan uji hipotesis yang menunjukkan apakah terdapat hubungan positif antara variabel pengendalian internal (X1) dan sistem pelaporan (X2) dengan variabel akuntabilitas kinerja (Y).
Dalam hal ini hipotesis nol (H0) menyatakan tidak terdapat hubungan positif antara variabel independen terhadap variabel dependen. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti pengendalian internal dan sistem pelaporan secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Hasil Uji Reliabilitas
Reliabilitas tes adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian ini menunjukkan bahwa seluruh mirror item yang digunakan untuk mengukur variabel pengendalian internal (X1) telah memberikan hasil yang konsisten atau reliabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian ini menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel sistem pelaporan (X2) telah memberikan hasil yang stabil atau reliabel.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel akuntabilitas kinerja (Y) memberikan hasil yang konsisten atau reliabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan yang digunakan reliabel dalam mengukur variabel Pengendalian Intern (X1), Sistem Pelaporan (X2) dan Akuntabilitas Kinerja (Y) serta telah memberikan hasil yang konsisten.
Gambaran Umum Responden
Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat dari hasil perhitungan nilai reliabilitas kuesioner bahwa setiap variabel mempunyai nilai Cronbach’s alpha lebih besar dari nilai kritis 0,6. Berdasarkan tabel 4.1 di atas terlihat bahwa 18 responden (60%) berjenis kelamin laki-laki dan 12 responden (40%) berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan Tabel 4.2, data responden berdasarkan usia menunjukkan bahwa responden terbanyak berusia 20-30 tahun yaitu 12 responden (53%), sedangkan responden paling sedikit berusia 41-30 tahun. 50 tahun yaitu 2 responden (7%).
Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner survei (2019) Berdasarkan tabel 4.3 di atas, maka tingkat pendidikan terakhir responden yaitu SMA/SMK/Sederajat tidak ada, D3 sebanyak 8 responden (27%), S1/D4 sebanyak 13 responden (43%), sebanyak 9 responden (30%) dan tidak ada yang bergelar magister. Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa responden pegawai BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jabar mempunyai pengalaman kerja yaitu 1 – 5 tahun sebanyak 15 responden, 7 responden (23%) dan >10 tahun sebanyak 8 responden (27 ) .
Hasil Penelitian
Gambaran Hasil Penelitian
Tanggapan mengenai sistem pelaporan berdasarkan penilaian responden pada penelitian kuesioner 5 item ini adalah sebagai berikut. 60 Pada tabel 4.13 diatas terlihat hasil yang diperoleh dari 5 item pernyataan kuesioner yang berupa variabel sistem pelaporan adalah 588 dari hasil ideal sebesar 750 dengan nilai persentase yang diperoleh sebesar 78,4%, yang dibulatkan menjadi 78%. Hal ini menjelaskan bahwa secara umum sistem pelaporan di BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jabar sudah baik. Tanggapan mengenai tanggung jawab kinerja berdasarkan penilaian responden pada penelitian kuesioner 5 item ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.14.
61 Tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa skor yang diperoleh dari seluruh pernyataan yang membentuk variabel tanggung jawab kinerja adalah sebesar 590 dari skor ideal sebesar 750 dengan nilai persentase sebesar 78,66% yang dibulatkan menjadi 79%. Itu menjelaskannya. bahwa secara keseluruhan akuntabilitas kinerja di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Jawa Barat sudah baik.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Terlihat pada Tabel 4.15 bahwa dari hasil pengujian dengan menggunakan One Sample Kolmogrov-Smirnov Test diperoleh nilai uji statistik sebesar 0,083 dengan hasil signifikansi dari uji normalitas sebesar 0,200, dimana hasil tersebut lebih besar dari signifikansi 0,05 Jadi dapat disimpulkan, uji normalitas pada penelitian ini berdistribusi normal yang artinya data tersebut dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. 63 Dilihat dari grafik P-Plot pada Gambar 4.4, titik-titiknya tersebar sepanjang arah garis diagonal, sehingga dapat diartikan bahwa data penelitian berdistribusi normal. Uji multikolinearitas merupakan uji yang bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi.
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel independen dapat dilihat dari nilai toleransi dan variance inflasi faktor (VIF) (Ghozali, 2016:103). Berdasarkan nilai VIF yang diperoleh pada tabel 4.16 diatas menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang kuat antara pengendalian internal (X1) dengan sistem pelaporan (X2), kedua variabel independen tersebut menunjukkan nilai VIP = 1,287 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 10 (1,287<10).
Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T)
- Analisis Koefisien Determinasi (R 2 )
H1: Pengendalian internal berpengaruh terhadap Akuntabilitas Kinerja Berdasarkan tabel 4.19 menunjukkan bahwa t hitung untuk variabel pengendalian internal sebesar 4,209. Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016; 96). Apakah variabel pengendalian internal, sistem pelaporan mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap akuntabilitas, digunakan hipotesis.
Jika Fhitung < Ftabel atau jika α > 5% maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti pengendalian internal dan sistem pelaporan secara simultan tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal dan sistem pelaporan mempunyai pengaruh secara simultan terhadap akuntabilitas kinerja.
Pembahasan
- Pengendalian Internal Pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Jawa Barat Jawa Barat
- Akuntabilitas Kinerja Pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Jawa Barat Jawa Barat
- Pengaruh Pengendalian Internal dan Sistem Pelapoan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah
- Pengaruh Pengendalian Internal dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Akuntabilitas Kinerja Pada BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah
Berdasarkan hasil pengujian variabel tanggung jawab kinerja memperoleh hasil “baik” dengan persentase sebesar 79%. Hal ini dibuktikan dengan jawaban responden terhadap variabel pengendalian internal yang terdiri dari 5 indikator yang terdiri dari penetapan program, penetapan. Hal ini menandakan bahwa akuntabilitas kinerja di kantor wilayah BPJS Ketenagakerjaan Jawa Barat mengenai program tersebut telah tercipta dan terlaksana dengan baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal dan sistem pelaporan secara simultan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja.
Dengan pengendalian internal yang baik dan sistem pelaporan yang jelas maka akuntabilitas kinerja akan semakin baik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Netty Herawaty (2011), Mei Anjarwati (2012), Ni Made Mega Cahyani dan I Made Karya Utama (2015) dan Riska Dwi Fitriani dkk (2018) yang menyatakan bahwa pengendalian internal dan pelaporan sistem memiliki dampak simultan atau gabungan terhadap akuntabilitas kinerja.
Kesimpulan
Semakin tinggi tingkat pengendalian dalam sistem pelaporan maka semakin besar pula dampaknya terhadap akuntabilitas kinerja. Sistem pengendalian internal dan pelaporan secara simultan berpengaruh terhadap kinerja tanggung jawab BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jabar sebesar 78,8%.
Saran
Sistem pengendalian internal dan pelaporan secara simultan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jabar sebesar 78,8%. dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi, memberikan gambaran mengenai pengendalian internal, sistem pelaporan dan akuntabilitas kinerja serta dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk memperdalam pemahaman. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat memperluas lokasi penelitian, menambah variabel lain yang diduga mempengaruhi akuntabilitas kinerja, menambah jumlah sampel, dan menggunakan metode penelitian lain seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk meningkatkan kualitas data yang dikumpulkan. diperoleh. 2014), Akuntansi, Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Publik, Yogyakarta: BPFE UGM. 2012), Pengaruh kejelasan tujuan anggaran, pengendalian akuntansi dan sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja otoritas publik.
2018), Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo. 2010), Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah Kota Jambi.