• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggunaan Beton Mix terhadap Kuat Tekan Beton

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Penggunaan Beton Mix terhadap Kuat Tekan Beton"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

16

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Sugiyono (2019:2) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, Teknik, alat serta desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan penelitian yang dipilih. Prosedur, teknik, serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok pula dengan metode penelitian yang di tetapkan.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2019) Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Metode penelitian yang digunakan adalah motode eksperimen. Sumber data dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Data primer

Data primer adalah data yang langsung didapatkan dari sumber dan diberi kepada pengumpul data atau peneliti. Sumber data yang diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium, seperti :

- Analisa saringan agregat.

- Berat jenis dan penyerapan.

- Pemeriksaan berat isi agregat.

- Pemeriksaan kadar air agregat.

- Pemeriksaan kadar lumpur agregat.

- Perbandingan dalam campuran beton (mix design).

- Kekentalan adukan beton seger (slump).

- Uji kuat tekan beton.

(2)

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan berbagai informasi yang telah ada sebelumnya dan dengan sengaja di kumpulkan oleh peneliti yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan data penelitian. Data sekunder data teknis mengenai SNI & PBI (Peraturan Beton Indonesia), serta jurnal-jurnal penelitian sebagai acuan guna untuk memperkuat penelitian yang dilakukan.

3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Alat

Peralatan yang dipakai selama penelitian sebagai berikut : a. Saringan agregat halus dan agregat kasar.

b. Timbangan digital.

c. Cetakan beton berbentuk  15 cm dan tinggi 30 cm.

d. Mesin penganduk campuran (mixer).

e. Satu set alat uji slump test.

f. Palu karet dan besi rojokan g. Concrete mixer (molen).

h. Oven.

i. Mesin uji kuat tekan beton.

3.3.2 Bahan

Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut : a. Semen : Porland I

b. Agregat kasar : Batu Palu c. Agregat halus : Pasir Tenggarong

d. Air : Air PDAM

e. Bahan tambah : Beton mix.

3.3.3 Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap dimana segala sesuatu yang berkaitan dengan persiapan penelitian diantaranya perencanaan mix design, pembuatan benda uji, pengujian slump, perawatan benda uji serta pengujian kuat tekan beton.

3.3.4 Tahap Pengujian Agregat

Pengujian yang dimaksud untuk memastikan apakah bahan memenuhi spesifikasi agregat. Pengujian ini meliputi:

(3)

1. Kadar lumpur, untuk mengetahui kadar lumpur yang terkandung dalam agregat.

2. Kadar air, untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam agregat.

3. Berat isi, untuk mengetahui kepadatan dari agregat dalam keadaan kering permukaan.

4. Berit jenis, untuk menentukan berat jenis dari agregat dengan gradasi ukuran butirannya.

5. Analisa saringan, untuk mengindetifikasi agregat dengan gradasi ukuran butirnya.

3.3.5 Tahap Perancangan Campuran Beton

Perancangan campuran beton dilakukan berdasarkan metode Standar Nasional Indonesia (SNI 03-2834-2000). Tahapan ini dilakukan setelah data-data materil dan pengujian karakteristik telah ditetapkan. Hal ini dimaksudkan untuk mendesain bagaimana komposisi agregat, semen, air serta bahan tambah yang diperlukan.

3.3.6 Pengujian Slump

Pengujian slump dilakukan setelah pengadukan campuran beton, pengujian slump dilakukan untuk mengetahui tingkat keruntuhan hasil adukan beton. Pada penilitian ini pengujian slump dibagi menjadi 2 bagian yaitu pengujian slump untuk beton uji kuat tekan 7,14,21 dan 28 hari dan pengujian slump untuk beton uji retakan.

3.3.7 Pembuatan Benda Uji

Benda uji yang digunakan dengan silinder  15 cm dan tinggi 30 cm jumlah sampel yang digunakan untuk pengujian sebanyak 48 sampel yang terdiri dari beton normal, beton variasi dengan zat tambah beton mix. Pertama benda uji yang dibuat beton normal, setelah itu beton normal memenuhi kuat tekan rencana, maka dilanjutkan dengan pembuatan beton menggunakan zat tambah beton mix.

A. Persiapan bahan

- Persiapkan cetakan beton dan semua bahan-bahan yang dibutuhkan termasuk semen, agregat halus, agregat kasar, campuran beton mix.

- Pastikan semua bahan memiliki kualitas yang baik.

B. Pembuatan campuran beton segar

- Siapkan alat concrete mixer yang bersih.

(4)

- Masukan agregat kasar dan agregat halus ke dalam alat concrete mixer.

- Tambahkan semen ke dalam alat concrete mixer dengan porsi yang tepat.

- Mulai proses pengadukan dengan memasukkan air sedikit demi sedikit.

- Masukan zat tambah beton mix sesuai variasi.

- Lanjutkan pengadukan selama beberapa menit hingga campuran beton terlihat konsistesinya sesuai dengan kebutuhan.

Tabel 3. 1 Presentase dan jumlah benda uji

3.3.8 Tahap Perawatan Benda Uji

Setelah benda uji dibuka dari cetakan, selanjutnya dilakukan perendaman menggunakan air normal selama umur beton benda uji, kemudian didiamkan hingga benda uji dilakukan tahap uji kuat tekan.

Metode pelaksanaan penelitian perawatan beton dilaboratorium antara lain:

1. Menyiapkan bahan dan peralatan perendaman benda uji yaitu bak.

2. Setelah kering maka benda uji dikeluarkan dari cetakan untuk dilakukan perendaman.

3. Masukkan benda uji kedalam bak yang berisikan air, pastikan semua benda terendam semua lalu tutup permukaan baik perendaman dengan plastik, biarkan benda uji dalam perendaman selama umur benda uji yang telah ditentukan sebelumnya.

4. Lalu dikeluarkan dari bak perendaman selanjutnya benda uji dikeringkan.

5. Setelah benda uji dipastikan kering, maka selanjutnya benda uji siap buat dilakukan uji kuat tekan dengan alat machine compression testing.

3.3.9 Tahap Pengujian Kuat Tekan Beton

Setelah selesai masa perawatan berakhir, maka selanjutna dilakukan uji kuat tekan beton dengan umur yang di sudah direncanakan sebelumnya. Prosedur

Beton mix UMUR

BETON

Persentase Concrete Additive

Jumlah

0% 0,3% 0,6% 1%

7 3 3 3 3 12

14 3 3 3 3 12

21 3 3 3 3 12

28 3 3 3 3 12

Jumlah 12 12 12 12 48

(5)

perhitungan kuat tekan beton dilakukan berdasarkan SNI 03-1974-1990 dan SNI 1974:2011.

Metode pelaksanaan pengujian kuat tekan pada benda uji antara lain sebagai berikut:

1. Siapkan benda uji yang akan diuji kuat tekan.

2. Menimbang benda uji dengan timbangan digital dengan memberi kode setiap benda uji yang sudah ditimbang.

3. Dilakukan uji kuat tekan dengan meletakkan benda uji kedalam machine compression testing dan jalankan mesin untuk dilakukan pembebanan hingga benda uji hancur serta mencatat beban maksimum selama uji kuat tekan serta dokumentasi bentuk pecah keadaan benda uji.

3.3.10 Bagan Alur Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Persiapan Laboratorium Pengujian Bahan Dasar

Agregat Kasar Menggunakan rujukan penelitian terdahulu Suderajat, R. 2022

Agregat Halus 1. Analisa Saringan 2. Kadar Air

3. Berat Jenis dan Penyerapan 4. Berat Isi

Pembuatan Benda Uji 0

Mix Design SNI 03-2834-2000

A

(6)

Beton Normal 12 buah

Beton Normal dengan pasir tenggarong + 0,3% beton mix

12 buah

Tes Slump

Perawatan (curring beton 7,14,21 dan 28 hari

Pengujian kuat tekan beton 7,14,21 dan 28 hari

Hasil pembahasan dan konsultasi Laporan Akhir

Selesai A

Beton Normal dengan pasir tenggarong + 0,6% beton mix

12 buah

Beton Normal dengan pasir tenggarong + 1% beton mix 12 buah

Gambar 3. 1 Bagan Alur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, persamaan penelitian yang dapat ditarik dari kelima jurnal tersebut adalah pengujian kekuatan kuat tekan beton pada benda uji dengan lubang, namun terdapat perbedaan