• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penggunaan metode picture and picture terhadap

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penggunaan metode picture and picture terhadap"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI FABEL SISWA KELAS VII SMP

NEGERI 5 GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK

Fifi Oktavia, Indriani Nisja, Yulia Pebriani

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat Fifioktavia46@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by the low ability of students in retelling the contents of fables. This study aims to describe the effect of picture and picture method on the ability to retell the contents of fable students of class VII SMP Negeri 5 Gunung Talang District Solok.

The population of this research is the students of class VII SMP Negeri 5 Gunung Talang District Solok that was registered in academic year 2016/2017 by 112 students. The sample technique used is simple random sampling, the sample in this study consists of two classes, such as the control class by 21 people and the experimental class by 22 people. The results of this research are follows. First, the average value of the ability to retell the contents of fables without using the picture and picture method of students of class VII SMP Negeri 5 Gunung Talang District Solok is 55,33 with almost enough qualification (HC). Second, the average value of the ability to retell the contents of fables by using the picture and picture method of students of class VII SMP Negeri 5 Gunung Talang District Solok is 65,15 with more than enough qualification (LdC). Third, there is a significant influence using of picture and picture method on the ability to retell the contents of fable students of class VII SMP Negeri 5 Gunung Talang District Solok with thitung> ttable (3,96> 1,68).

Keywords: Talk, Fables, Picture and Picture Method

PENDAHULUAN

Berbicara merupakan suatu pengungkapan ide, gagasan, atau pikiran seseorang yang disampaikan secara langsung oleh pembicara kepada pendengar. Kemampuan berbicara diajarkan dengan tujuan agar siswa dapat melakukan komunikasi dengan baik, baik komunikasi di dalam kegiatan pembelajaran, maupun di dalam kegiatan sehari-hari. Salah satu kemampuan

berbicara yang harus dikuasai oleh siswa adalah menceritakan kembali isi fabel.

Pembelajaran kemampuan menceritakan kembali isi fabel terdapat dalam standar isi Kurikulum 2013 SMP kelas VII semester II, Kompetensi Inti (KI) ke-4, yaitu “mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

(2)

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang atau teori” dan kompetensi dasar (KD) ke- 4.15 “ menceritakan kembali isi fabel atau legenda daerah setempat”.

Indikator yang ingin dicapai dalam kompetensi dasar ini adalah siswa mampu menceritakan kembali isi fabel dengan tepat.

Pembelajaran menceritakan kembali isi fabel menuntut siswa untuk mampu memahami berbagai cerita fabel dan menceritakannya kembali dengan bahasa sendiri. Di samping itu, guru sebagai fasilitator pembelajaran juga dituntut untuk mampu menguasai, menerapkan berbagai strategi, teknik, dan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas dan kemampuan siswa dalam menceritakan kembali isi fabel. Meskipun demikian, dalam kenyataan masih ditemui siswa yang kurang mampu menceritakan kembali isi fabel dengan baik.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok yang bernama Elmawati, S.Pd., pada tanggal 10 Maret 2017, diperoleh informasi bahwa kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII masih tergolong rendah dan kurang memuaskan.

Permasalahan yang sering dialami oleh

siswa saat proses belajar mengajar, khususnya dalam berbicara (menceritakan kembali isi fabel) adalah sebagai berikut.

Pertama, siswa sulit memahami materi tentang fabel, dikarenakan kurangnya keseriusan siswa dalam belajar. Kedua, pembelajaran fabel termasuk materi baru yang diajarkan di kelas VII, padahal sebelumnya diajarkan di kelas VIII atau kelas IX. Walaupun siswa tidak merasakan itu, akan tetapi guru merasa ini adalah salah satu penyebab mengapa pembelajaran fabel masih rendah. Ketiga, kurangnya rasa percaya diri siswa saat berada di depan kelas untuk menceritakan kembali isi fabel. Keempat, masih banyak siswa yang malas membaca materi maupun cerita fabel, sehingga ketika akan menceritakan kembali isi fabel, siswa banyak diam dan ragu apa yang ingin disampaikan.

Wawancara selanjutnya juga dilakukan kepada tiga orang siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok. Berdasarkan wawancara tersebut, diperoleh informasi mengenai masalah yang dialami dalam pembelajaran menceritakan kembali isi fabel sebagai berikut. Pertama, siswa malas membaca dan kurang memperhatikan guru saat menjelaskan pelajaran tentang fabel, sehingga siswa kurang paham tentang fabel dan kesulitan saat menceritakan kembali isi fabel. Kedua, siswa kurang

(3)

percaya diri karena takut ditertawakan jika salah menceritakan kembali isi fabel.

Oleh karena itu, untuk mengembangkan kemampuan berbicara siswa, khususnya menceritakan kembali isi fabel, diperlukan adanya suatu metode atau cara yang dapat memotivasi dan menarik minat siswa untuk belajar lebih aktif.

Pembelajaran akan optimal jika model dan metode yang digunakan tepat. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk membuat proses pembelajaran lebih berarti dan menyenangkan adalah dengan menggunakan metode picture and picture.

Metode picture and picture merupakan suatu metode yang penyampaian materi ajar dengan menggunakan gambar-gambar yang dipasangkan oleh siswa, sehingga siswa dapat berpikir logis dan sistematis.

Melalui metode picture and picture guru dapat membantu siswa untuk lebih aktif dan materi yang diajarkan lebih terarah, dengan menggunakan gambar dapat membantu guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu, proses pembelajaran juga akan lebih menyenangkan dan tidak akan mudah dilupakan oleh siswa karena siswa secara langsung mengamati gambar-gambar yang diperlihatkan guru.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh metode picture and picture terhadap

kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok.

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok. Kedua,

mendeskripsikan kemampuan

menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok. Ketiga, mendeskripsikan pengaruh metode picture and picture terhadap kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok.

Arsjad dan Mukti (1988:17) mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalaui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian (juncture).

Menurut Sugiarto (2015:165), fabel atau dongeng binatang adalah dongeng yang pelaku-pelakunya terdiri dari binatang yang disifatkan seperti manusia.

Dalam fabel, binatang-binatang digambarkan memiliki sifat-sifat persis

(4)

seperti manuasia, misalnya bisa bercakap- cakap, tertawa, menangis, dan sebagainya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana dalam pengumpulan datanya menggunakan angka-angka. Menurut Arikunto (2006:12), penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menggunakan angka, dimulai dari pengumpulan data, kemudian penafsiran data dan terakhir ditampilkan hasilnya.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen jenis quasi experimental design. Menurut Sugiyono (2011:7), penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang dugunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Metode eksperimen ini digunakan untuk mendeskripsikan dan menemukan data tentang bagaimanakah pengaruh metode picture and picture terhadap kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Randomized Posttest Only Control Group.

Pada langkah awal peneliti memilih kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dikenakan perlakuan. Pada

kegiatan akhir sesudah perlakuan selesai diberikan pada kelompok eksperimen, kepada kedua kelompok diberikan posttest.

Pada kelompok eksperimen yang diberikan adalah perlakuan dan posttest, sedangkan untuk kelompok kontrol hanya posttest saja.

Menurut Arikunto (2010:173), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok yang terdaftar pada tahun 2016/2017, yang berjumlah 112 orang siswa. Mengingat jumlah populasi lebih dari 100 siswa, diperlukan teknik penarikan sampel.

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian.

Teknik penarikan sampel penelitian ini adalah simple random sampling. Menurut Sugiyono (2019:122), simple random sampling dilakukan karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen. Salah satu cara menentukan sampel yang homogen adalah dengan cara mencari standar deviasi dari masing-masing kelas populasi.

Standar deviasi terkecil yang berdekatan dijadikan sampel. Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas,

(5)

yaitu kelas VIIC sebagai kelas eksperimen dan VIID sebagai kelas kontrol.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Menurut Arikunto (2010:193), tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja, yaitu tes menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture.

Instrumen pendukung yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kamera digital untuk merekam penampilan siswa ketika menceritakan kembali isi fabel, format penilaian, dan alat tulis yang dibutuhkan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan memberikan tes unjuk kerja menceritakan kembali isi fabel tanpa dan dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap pertama dilakukan di kelas kontrol dengan satu kali pertemuan, guru menjelaskan materi, kemudian membagikan sebuah cerita untuk dibaca oleh siswa, setelah itu siswa diberi tes menceritakan kembali isi fabel tanpa ada perlakuan. Ketika siswa menceritakan kembali isi fabel, guru

mencatat skor sesuai indikator pada format penilaian kemampuan menceritakan kembali isi fabel.

Tahap kedua dilakukan di kelas eksperimen dengan dua kali pertemuan dengan menggunakan metode picture and picture. Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan materi tentang fabel dengan menerapkan metode picture and picture, kemudian siswa berlatih untuk menceritakan kembali isi fabel. Pertemuan kedua, guru menjelaskan indikator penilaian untuk menceritakan kembali isi fabel. Selanjutnya siswa ditugaskan untuk menceritakan kembali isi fabel dan guru mencatat skor.

Pertama, menilai kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Kedua, memberikan dan mencatat skor yang diperoleh oleh siswa pada tiap indikator dalam kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa dan dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok. Ketiga, mengubah skor mentah menjadi nilai dengan menggunakan rumus presentase.

Keempat, menafsirkan kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok berdasarkan rata-rata hitung. Kelima, menyajikan nilai kemampuan menceritakan kembali isi

(6)

fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok yang diperoleh ke dalam tabel distribusi frekuensi. Keenam, mengklasifikasikan kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan dan tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok dengan menggunakan skala 10.

Ketujuh, membuat histogram (diagram batang) kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok.

Kedelapan, melakukan uji normalitas dan homogenitas data. Kesembilan, melakkukan uji hipotesis. Kesepuluh, membahas asil analisis dan membuat kesimpulan analisis data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok pada tanggal 2, 4, dan 9 Agustus 2017 Hasil dan pembahasan dapat dilihat sebagai berikut ini.

Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata hitung kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung

Talang Kabupaten Solok untuk keseluruhan indikator sebesar 55,33 berada pada rentangan 46-55% dengan kualifikasi hampir cukup (HC). Kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok berdasarkan rata- rata hitung dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel tanpa Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok

No X F FX FX2

1 33,33 1 33,33 1110,89 2 42,86 1 42,86 1836,98 3 47,62 3 142,86 20408,98 4 52,38 4 209,52 43898,63 5 57,14 6 342,84 117539,27 6 61,90 3 185,70 34484,49 7 66,67 2 133,34 17779,56 8 71,43 1 71,43 5102,24

433,33 21 1161,88 242161,03 Langkah selanjutnya, membuat diagram kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok sebagai berikut.

(7)

Gambar 1. Diagram Kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok

Untuk setiap indikator akan dijelaskan sebagai berikut. Pertama, untuk indikator 1 (ketepatan ucapan), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok sebesar 55,56 berada pada rentangan 46-55% dengan kualifikasi hampir cukup (HC).

Kedua, untuk indikator 2 (penempatan tekanan, nada, dan durasi yang sesuai), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok sebesar 49,21 berada pada rentangan, 46-55%

dengan kualifikasi hanmpir cukup (HC).

Ketiga, untuk indikator 3 (pilihan kata), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok sebesar 65,08 berada pada rentangan 56-65%

dengan kualifikasi cukup (C).

Keempat, untuk indikator 4 (ketepatan sasaran pembicaraan), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok sebesar 61,91 berada pada rentang 56-65% dengan kualifikasi cukup (C).

Kelima, untuk indikator 5 (sikap wajar, tenang, dan tidak kaku), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok sebesar 53,97 berada pada rentangan 46-55% dengan kualifikasi hampir cukup (HC).

Keenam, untuk indikator 6 (kelancaran), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpamenggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok sebesar 50,79 berada pada rentangan 46-55%

dengan kualifikasi hampir cukup (HC).

01 23 45 67 89 1011 1213 1415 1617 1819 2021

Buruk Sekali… Buruk (Br) Kurang Sekali… Kurang (K) Hampir Cukup (C) Lebih dari… Baik (B) Baik Sekali (BS) Sempurna (S)

F r e k u e n s i

Kualifikasi

(8)

Ketujuh, untuk indikator 7 (penguasaan topik), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok sebesar 50,75 berada pada rentangan 46- 55% dengan kualifikasi hampir cukup (HC).

Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok

Hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata hitung kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok untuk keseluruhan indikator sebesar 65,15 berada pada rentangan 56-65%

dengan kualifikasi cukup (C). Rata-rata hitung dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel dengan Menggunakan Metode Picture and Picture Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok

No. X F FX FX2 1 52,38 2 104,76 10974,66 2 57,14 4 228,56 52239,67 3 61,90 3 185,7 34484,49 4 66,67 6 400,02 160016,00 5 71,43 5 357,15 127556,12 6 76,19 1 76,19 5804,92 7 80,95 1 80,95 6552,90 466,66 22 1433,33 397628,76

Langkah selanjutnya, membuat diagram kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok.

Gambar 2. Diagram kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok

Untuk setiap indikator akan dijelaskan sebagai berikut. Pertama, untuk indikator 1 (ketepatan ucapan), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok sebesar 60,61 berada pada rentangan 56-65% dengan kualifikasi cukup (C).

Kedua, untuk indikator 2 (penempatan tekanan, nada, dan durasi yang sesuai), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menceritakan kembali isi

01 23 45 67 89 1011 1213 1415 1617 1819 2021 22

Buruk Sekali (BrS) Buruk (Br) Kurang Sekali (KS) Kurang (K) Hampir Cukup Cukup (C) Lebih dari Cukup… Baik (B) Baik Sekali (BS) Sempurna (S) F

r e k u e n s i

Kualifikasi

(9)

fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok sebesar 59,09 berada pada rentangan, 56-65%

dengan kualifikasi cukup (C).

Ketiga, untuk indikator 3 (pilihan kata), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok sebesar 66,67 berada pada rentangan 66-75%

dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC).

Keempat, untuk indikator 4 (ketepatan sasaran pembicaraan), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok sebesar 68,18 berada pada rentangan 66-75% dengan kualifikasi lebih dari cukup (LdC).

Kelima, untuk indikator 5 (sikap wajar, tenang, dan tidak kaku), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok sebesar 56,06 berada pada rentangan 56-65% dengan kualifikasi cukup (C).

Keenam, untuk indikator 6 (kelancaran), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture

and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok sebesar 54,55 berada pada rentangan 46-55%

dengan kualifikasi hampir cukup (HC).

Ketujuh, untuk indikator 7 (penguasaan topik), diperoleh rata-rata hitung kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok sebesar 90,91 berada pada rentangan 86- 95% dengan kualifikasi baik sekali (BS).

Pengaruh Penggunaan Metode Picture and Picture Terhadap Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Fabel Siswa Kelas VII Smp Negeri 5 Gunung Talang Berdasarkan penilaian, kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture lebih baik dari nilai kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture.

Hal ini terbukti dari hasil kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa dan dengan menggunakan metode picture and picture.

Metode picture and picture merupakan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Keunggulan menggunakan metode picture and picture sebagai berikut. Pertama, guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Kedua, siswa dilatih berfikir logis dan sistematis.

(10)

Ketiga, motivasi siswa untuk belajar semakin dikembangkan.

Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan secara umum bahwa rata- rata kemampuan menceritakan isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture berada pada tingkat penguasaan antara 56-65% dengan kualifikasi cukup (C) dengan perolehan rata-rata 65,15, sedangkan kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok tanpa menggunakan metode picture and picture berada pada rentangan 46-55%

dengan kualifikasi hampir cukup (HC) dengan perolehan rata-rata 55,33. Namun, secara signifikan penggunaan metode picture and picture efektif digunakan untuk pembelajaran fabel. Berdasarkan uji- t pada taraf signifikan 95% atau 0,05 diperoleh thitung = 3,96 dan ttabel = 1,68.

Kriteria pengujian t diterima jika thitung>ttabel. Dengan kata lain H1 diterima dan H0 ditolak.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab IV, dapat disimpulkan tiga hal berikut. Pertama, tingkat kemampuan menceritakan kembali isi fabel tanpa menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP

Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok memperoleh nilai rata-rata 55,33 dengan kualifikasi 46-55% yaitu hampir cukup (HC). Kedua, tingkat kemampuan menceritakan kembali isi fabel dengan menggunakan metode picture and picture siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok memperoleh nilai rata-rata 65,15 berada pada rentangan 56- 65% dengan kualifikasi cukup (C). Ketiga, berdasarkan uji-t disimpulkan bahwa terdapat signifikan penggunaan metode picture and picture terhadap kemampuan menceritakan kembali isi fabel siswa kelas VII SMP Negeri 5 Gunung Talang Kabupaten Solok karena thitung > ttabel yaitu 3,96 > 1,68 maka H1 diterima dan H0 ditolak.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsjad, Maidar G, dan Mukti. 1988.

Pembinaan Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Sugiarto, Eko. 2015. Mengenal Sastra Lama. Yogyakarta: Andi.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Referensi