• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK "

Copied!
194
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Hal ini diperlukan karena akan memudahkan guru dalam melakukan pendekatan terhadap setiap siswa secara individu. Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran salah satunya sangat bergantung pada kelancaran komunikasi antara siswa dan guru.2 Jika hal ini dapat terlaksana dengan baik maka proses pembelajaran akan mencapai tujuan yang diinginkan. 1 Dewi Sulistiawati, “Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah Matematika,” Jurnal Kajian Pendidikan Matematika, Vol.2, no.

Salah satu hal terpenting dalam pengajaran matematika agar siswa memiliki keterampilan kritis, kreatif, dan logis adalah dengan mengembangkan keterampilan yang dimiliki siswa, salah satunya adalah dengan. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti terinspirasi untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Generatif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa di SMP Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah.

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Menjelaskan dampak penggunaan model pembelajaran generatif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa di SMP N 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah. Untuk melatih kemampuan pemecahan masalah siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan penyelesaian masalah matematika. Meningkatkan pengetahuan agar lebih kreatif dalam memilih dan melaksanakan model pembelajaran yang tepat dan menarik sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal.

Sebagai bahan penilaian untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kualitas kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran matematika, dengan strategi yang diperbarui atau model pembelajaran yang lebih menarik, sehingga prestasi siswa terus meningkat. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti sebagai calon guru matematika sehingga dapat lebih kreatif dalam memilih strategi atau

Penelitian Relevan

Berdasarkan hasil posttest penelitian diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 85,63 dan kelas kontrol sebesar 77,47. Dari hasil di atas terlihat bahwa siswa yang pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Generatif mempunyai nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol. 16Arif Rahman Hakim, “Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis”, Jurnal Formatif ditunjukkan dengan adanya perbedaan nilai akhir siswa sebelum pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran generatif dan setelah pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran generatif.

Begitu pula dengan hasil pre-test dan post-test pada kelompok kontrol yaitu terdapat perbedaan rata-rata kelas kemampuan sebelum dan sesudah mendapat perlakuan pada kelas kontrol, hal ini terlihat dari hasil tes. perbedaan hasil akhir siswa. sebelum pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional dan setelah pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan kata lain kemampuan pemecahan masalah siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran generatif secara signifikan lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional.

LANDASAN TEORI

  • Kemampuan Pemecahan Masalah
    • Pengertian Pemecahan Masalah
    • Tahapan Pemecahan Masalah
  • Model Pembelajaran Generatif
    • Pengertian Pembelajaran Generatif
    • Tahapan Pembelajaran Generatif
    • Kelebihan Dan Kekuranagn Pembelajaran Generatif
  • Pelaksanaan Penelitian
  • Kerangka Berpikir
  • Hipotesis Penelitian

23 Dewi Sulistiawati, “Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis”, Jurnal Kajian Pendidikan Matematika., 221. 34 Dwi Sulistiawati, “Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis”, Jurnal Kajian Pendidikan Matematika , Jil. Penulis akan melakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran generatif terhadap keterampilan pemecahan masalah siswa di SMP Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah.

Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa di sekolah. Berikut konsep yang akan diterapkan dengan menerapkan model pembelajaran generatif, diharapkan dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematis setiap siswa.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Selama penelitian, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran generatif, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Kemudian kami menggunakan 4 tahapan dalam pemberian materi pada kelas eksperimen yaitu Mengarahkan, Memfokuskan, Menantang dan Menerapkan Konsep. Setelah dilakukan pemeriksaan, tahap terakhir adalah evaluasi yaitu dilakukan posttest untuk mengetahui perbedaan hasil kelompok kontrol dan eksperimen.56 Jika dalam hasil evaluasi terdapat perbedaan hasil antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. kelompok, hal ini terlihat dari hasil penyelesaian soal yang berupa pemecahan masalah, maka hal ini menunjukkan adanya pengaruh terhadap perlakuan yang diberikan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif untuk melihat kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan masalah dalam bentuk pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah yang dianggap berhasil dalam penelitian ini adalah langkah-langkah dan hasil siswa dalam menyelesaikan masalah berupa soal-soal pemecahan masalah.

Definisi Oprasional Variabel

“Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah”. Menerima bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran generatif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa di SMP Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah. Menerima bahwa penerapan model pembelajaran generatif tidak berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa di SMP Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah.

Kemampuan pemecahan masalah siswa dilihat dari hasil nilai post-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Artinya dapat disimpulkan bahwa penggunaan Model Pembelajaran Generatif memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa di SMP Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah dibandingkan dengan pembelajaran konvensional (ceramah).

Populasi, Sempel Dan Teknik Sampling

Prosedur Penelitian

Peneliti melakukan studi literatur terhadap materi matematika yang akan diajarkan di kelas yang digunakan sebagai penelitian. Peneliti menentukan kompetensi inti, kompetensi inti, dan materi pembelajaran yang akan peneliti gunakan dalam penelitiannya. Peneliti mengembangkan kurikulum berdasarkan kompetensi inti, kompetensi inti, dan indikator pembelajaran yang akan digunakan.

Peneliti menganalisis soal sebelum diberikan kepada siswa dengan cara menguji validitas soal, reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda soal untuk mendapatkan instrumen soal yang baik untuk digunakan dalam penelitian. Peneliti menerapkan model pembelajaran generatif pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

Teknik Pengumpulan Data

Tes biasanya terdiri dari beberapa pertanyaan atau pertanyaan yang diajukan oleh banyak orang untuk mengukur tingkat perkembangan dan kemampuan seseorang.66 Tes biasanya dilakukan ketika siswa telah selesai menerima materi pembelajaran. Tujuan pemberian tes adalah untuk mengukur derajat pengaruh siswa terhadap pemahaman soal pemecahan masalah matematika setelah menggunakan model pembelajaran generatif dan konvensional.

Instrumen Penelitian

Kompetensi Dasar Indikator kemampuan pemecahan masalah.. generalisasi pola barisan bilangan dan barisan konfigurasi benda.. a) Memahami masalah merupakan kemampuan yang harus dimiliki siswa ketika mengidentifikasi masalah. Kekhasan merupakan suatu soal tes hasil belajar dan digunakan untuk membedakan hasil belajar siswa berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan rendah.72 Di bawah ini adalah rumus pembeda kemampuan untuk menentukan besar kecilnya angka-angka pada skala agar dapat menentukan. instrumen tes :. Tingkat kesulitan digunakan untuk mengetahui persentase siswa yang dapat menjawab soal dengan benar.

Hal ini dilakukan agar guru dapat memilih soal yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.75. Penentuan interval indeks kesukaran soal yang perlu diperbaiki dan dapat dijadikan instrumen berada dalam kriteria sedang.

Teknik Analisis Data

Sehingga ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata kemampuan pemecahan masalah mahasiswa yang memperoleh pembelajaran generatif dengan pembelajaran konvensional (ceramah), sehingga penggunaan model pembelajaran generatif memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. model (Kuliah). Berdasarkan jawaban siswa terhadap pertanyaan yang diajukan, dapat disimpulkan bahwa siswa mampu membuat rencana pemecahan masalah dengan membuat sketsa pemecahan masalah. Jadi terdapat perbedaan yang signifikan hasil skor rata-rata kelas eksperimen dan kontrol pada penggunaan model pembelajaran generatif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa di SMP Negeri 1 Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah dibandingkan dengan penggunaan pembelajaran konvensional (ceramah) model.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan model pembelajaran generatif sebesar 69,81 dan rata-rata skor siswa yang dihasilkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah) sebesar 55,5625. Mawaddah, Siti dan Hana Anisah. “Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran generatif di sekolah menengah”.

HASIL DAN PEMBEHASAN

Deskripsi Lokasi Penelitian

  • Sejarah SMP Negeri 1 Seputih Banyak
  • Visi, Misi, Dan Tujuan SMP Negeri 1 Seputih Banyak

SMP Negeri 1 Seputih Banyak mempunyai misi untuk menghasilkan siswa yang berprestasi, cerdas budaya daerah dan berbasis IMTAQ.

Deskripsi Data Hasil Penelitian

  • Hasil Uji Coba Instrumen
  • Hasil Analisis Data Posttes Kemampuan Pemecahan Masalah
  • Pengujian Hipotesis
  • Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah

Hasil perhitungan tes kebutuhan dasar menunjukkan bahwa data kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen. Berdasarkan jawaban siswa terhadap pertanyaan yang diberikan pada foto terlihat bahwa siswa tidak menuliskan informasi yang diminta, melainkan hanya informasi yang diketahuinya saja, sehingga kedua siswa tersebut hanya memperoleh 1 keterampilan pemecahan masalah. untuk mencetak gol. Berdasarkan jawaban siswa terhadap pertanyaan yang diberikan pada gambar terlihat siswa dapat menuliskan informasi yang diminta dan diketahui, sehingga siswa memperoleh 3 skor kemampuan pemecahan masalah.

Dilihat dari jawaban siswa, dengan soal yang diberikan dari gambar terlihat bahwa siswa dapat menuliskan informasi yang diketahuinya, namun bukan informasi yang ditanyakan sehingga siswa memperoleh 1 skor kemampuan pemecahan masalah. Membuat rencana pemecahan masalah yaitu merencanakan penyelesaian dengan membuat sketsa/gambar secara tepat berdasarkan permasalahan. Dilihat dari jawaban siswa atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan siswa dalam membuat rencana pemecahan masalah pada jawaban ini dirasakan siswa masih belum memahami cara membuat rencana pemecahan masalah, sehingga siswa belum bisa membuat rencana yang tidak boleh dilakukan. .

Dilihat dari jawaban siswa terhadap soal yang diberikan, siswa sudah dapat membuat rencana pemecahan masalah, namun sayangnya langkah-langkah yang dihasilkan masih kurang tepat sehingga siswa hanya mendapat skor 1 pada soal pemecahan masalah. Melaksanakan rencana pemecahan masalah berarti siswa dapat melaksanakan rencana tersebut dari hasil yang diperoleh dari hasil rencana pemecahan masalah tersebut. Dilihat dari jawaban salah satu siswa terhadap pertanyaan yang diberikan, siswa tersebut mampu melaksanakan rencana pemecahan masalah namun siswa masih belum maksimal dalam menjawabnya karena tidak dapat menentukan ubin mana yang berwarna merah atau biru.

Jadi siswa mendapat nilai 2 dalam menyelesaikan soal, karena siswa dapat menjawab, namun sebagian besar jawabannya benar. Berdasarkan hasil jawaban siswa terhadap pertanyaan yang diberikan, siswa telah mencoba melaksanakan rencana penyelesaian masalah, namun siswa masih belum maksimal dalam menjawab langkah-langkah penyelesaiannya sehingga masih terdapat kesalahan dalam jawabannya. . Dilihat dari hasil siswa yang diperoleh pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran generatif, siswa merasa lebih baik dalam menyelesaikan suatu masalah sesuai indikator kemampuan pemecahan masalah matematis dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah). ).

Tabel 4.1  Hasil Uji Validitas  Butir
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Butir

Pembahasan

Guru memberikan masalah terkait pola bilangan untuk menggali konsep awal yang telah dimiliki siswa. Kompetensi Dasar Indikator Kinerja Kompetensi 4.1 Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pola barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek. Guru memberikan masalah terkait pola bilangan untuk menggali konsep awal yang telah dimiliki siswa.

Di dalam bilik mesyuarat terdapat 8 baris meja, baris pertama mempunyai 15 meja, baris kedua mempunyai 18 meja dan seterusnya.

PENUTUP

Simpulan

Saran

Gambar

Tabel 4.1  Hasil Uji Validitas  Butir
Tabel 4.2  Hasil Uji Daya Beda  No
Tabel 4.6  Uji T (Data Posttest)
Foto Hasil Laporan Kegiatan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang diduga dapat memperbaiki pembentukan pengetahuan yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar matematika