• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN ASPAL LAPIS AUS AC-WC (ASPHALT CONCRETE-WEARING COURSE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN ASPAL LAPIS AUS AC-WC (ASPHALT CONCRETE-WEARING COURSE)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

232

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN ASPAL LAPIS AUS AC-WC (ASPHALT

CONCRETE-WEARING COURSE)

1Muhammad Gunawan Perdana

2Abdurrahman

3Aulia Nur Wahyuni

1,2,3Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin (gunawan0511@gmail.com)

ABSTRAK

Sampah plastik merupakan jenis sampah yang menjadi ancaman serius bagi lingkungan karena selain volumenya yang terus bertambah, limbah plastik juga merupakan jenis sampah yang sulit terurai melalui proses alam. Penelitian ini dilakukan guna mengurangi keberadaan sampah dan mengetahui bagaimana pengaruh limbah plastik pada campuran aspal. Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari.

Variasi bahan tambah plastik yang digunakan adalah 3%, 6%, 9%, 12% dan 15%

berjenis plastik PET (Polyethylene Terephthalate) dalam campuran aspal laston AC-WC. Metode yang digunakan adalah dengan pengujian Marshall. Terdapat pengujian berat jenis agregat kasar, agregat halus, filler dan pengujian aspal yang meliputi berat jenis aspal, penetrasi dan tiitk lembek aspal. Dari hasil penelitian maka didapat nilai kadar aspal optimum (KAO) pada campuran aspal laston AC- WC yaitu 5,75%. Dari hasil pengujian Marshall didapat nilai Stabilitas, Flow, Density, Marshall Quotient (MQ), VIM, VMA dan VFB pada setiap kadar plastik memenuhi spesifikasi campuran aspal laston AC-WC. Akan tetapi untuk VIM kadar plastik 15% tidak memenuhi spesifikasi campuran aspal laston AC-WC.

Kata Kunci: Limbah Plastik, AC-WC, Marshall.

ABSTRACT

Plastic waste is a type of waste that poses a serious threat to the environment because apart from its volume continuing to increase, plastic waste is also a type of waste that is difficult to decompose through natural processes. This research was carried out to reduce the presence of waste and find out how plastic waste affects the asphalt mixture. This test was carried out at the Muhammad Arsyad Al Banjari Kalimantan Islamic University Laboratory. The variations in plastic additives used are 3%, 6%, 9%, 12% and 15% PET (Polyethylene Terephthalate) plastic in the Laston AC-WC asphalt mixture. The method used is Marshall testing. There is specific gravity testing of coarse aggregate, fine aggregate, filler and asphalt testing which includes asphalt specific gravity, penetration and

(2)

233

softening point of asphalt. From the research results, the optimum asphalt content (KAO) value for the Laston AC-WC asphalt mixture was obtained, namely 5.75%.

From the Marshall test results, the Stability, Flow, Density, Marshall Quotient (MQ), VIM, VMA and VFB values for each plastic content meet the Laston AC- WC asphalt mixture specifications. However, for VIM, the plastic content of 15%

does not meet the specifications for the Laston AC-WC asphalt mixture.

Keywords: Plastic Waste, AC-WC, Marshall.

PENDAHULUAN

Pembangunan jalan yang aman, nyaman secara ekonomi dan aman akan membawa manfaat yang besar bagi keberlangsungan hidup seluruh masyarakat dan akan menjadi faktor yang akan membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, pelaksanaan pembangunan jalan memerlukan banyak perhatian dengan mempertimbangkan perencanaan, proses pelaksanaan dan waktu pemeliharaan.

Plastik digunakan untuk membuat berbagai macam materi, termasuk perabot, kemasan makanan, mainan dan lain-lain. Akan tetapi plastik semakin hari tinggi akan volume penggunaan nya yang tidak ditangani atau hanya dibiarkan menjadi sampah akan menyebabkan permasalahan bagi lingkungan dan manusia. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan “Pengaruh Penggunaan Limbah Plastik Sebagai Bahan Tambah Pada Campuran Aspal Lapis Aus AC-WC (Asphalt Concrete-Wearing Course)” guna mengurangi keberadaan sampah dan mengetahui bagaimana pengaruh limbah plastik pada campuran aspal.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitiannya adalah:

1. Untuk mengetahui nilai kadar aspal optimum pada campuran aspal laston AC- WC?

2. Untuk mengetahui karakteristik Marshall pada campuran laston (AC-WC) dengan bahan tambah limbah plastik PET (Polyethylene Terephthalate) dengan variasi campuran 3%, 6%, 9%, 12% dan 15%?

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari. Untuk agregat kasar didapat dari Desa Martadah dan agregat halus yang digunakan pasir Barito.

(3)

234

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Sumber: Google Earth, 2023 Tahap Pengumpulan Data

Data primer dalam penelitian ini adalah data penelitian hasil uji yang pemeriksaan agregat kasar, agregat halus, pemeriksaan aspal dan uji abrasi.

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari data yang telah ada sebelumnya. Data sekunder bisa melalui berbagai sumber seperti jurnal atau dokumen pemerintah yang terkait. Data sekunder penelitian ini yaitu studi literatur.

Bahan dan Alat Penelitian Bahan Penelitian

Bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Limbah plastik menggunakan plastik berjenis PET (Polyethylene Terephthalate) yaitu botol bekas air mineral dengan variasi campuran 3%, 6%, 9%, 12% dan 15%.

2. Agregat kasar batu pecah MA (Medium Aggregate) dari Awang Bangkal, CA (Coarse Aggregate) dari Martadah, agregat halus yang digunakan pasir Barito dan abu batu dari Desa Martadah.

Alat Penelitian

Alat yang akan digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Alat pengujian agregat

- Mesin Los Angeles (Tes Abrasi) - Alat pengering (Oven)

- Timbangan berat - Piknometer

- Satu set saringan gradasi 2. Alat pengujian aspal

- Alat uji penetrasi

- Alat uji berat jenis (Piknometer dan timbangan) - Alat uji titik lembek

3. Alat uji karakteristik Marshall

(4)

235

- Alat tekan Marshall yaitu dengan kepala penekan berbentuk melengkung, cincin penguji kapasitas sebesar (5000 lb) yang dilengkapi dengan arloji pengukur flowmeter.

- Alat cetak yang berbentuk silinder dengan dimensi diameter 4 inci dan tinggi 3 inci.

- Alat pemadat manual dengan permukaan rata berbentuk silinder dengan diameter 9,8 cm, berat 4,5 kg (10 lb) dengan tinggi jatuh bebas 45,7 cm (18 inci).

- Ejektor atau dongkrak untuk mengeluarkan benda uji setelah dipadatkan.

- Bak perendaman.

4. Alat penunjang lainnya ada wajan, kompor, spatula atau pengaduk, sarung tangan, ember, termometer, kain lap, timbangan, jangka sorong atau penggaris, cat atau tip ex untuk menandai benda uji.

Tahap-tahap Penelitian 1. Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan tahap untuk menyiapkan segala bahan dan alat yang akan digunakan pada saat penelitian.

2. Pengujian Agregat

Pengujian agregat kasar dan halus ini meliputi: Analisa saringan, keausan dalam mesin los angeles dan berat jenis agregat.

3. Pengujian Aspal

Pengujian aspal ini meliputi: Berat jenis, penetrasi, dan titik lembek.

4. Pembuatan Benda Uji

Sebelum pembuatan benda uji diadakan pembuatan rancang campur (mix design). Perencanaan rancang campur meliputi perencanaan gradasi agregat, penentuan aspal dan pengukuran komposisi masing-masing fraksi baik agregat, aspal, dan filler. Gradasi yang digunakan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan menggunakan gradasi rencana campuran Spesifikasi Umum Bina Marga 2018. Adapun proporsi fraksi agregat campuran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Proporsi Fraksi Agregat Campuran

Jenis

Agregat Kode Proporsi Campuran

Berat Benda Uji

(gr)

Berat Agregat

(gr)

Kumulatif (gr)

Batu Pecah CA 20% 1200 240 240

Batu Pecah MA 27% 1200 324 564

Pasir S 15% 1200 180 744

Abu Batu FA 36% 1200 432 1176

Semen F 2% 1200 24 1200

Langkah-langkah pembuatan benda uji sebagai berikut:

1. Menghitung perkiraan awal kadar aspal (Pb).

(5)

236

2. Menentukan berat agregat, berat aspal dan berat filler yang akan dicampur berdasarkan variasi kadar aspal.

3. Aspal penetrasi dihitung ke dalam wajan yang berisi agregat yang diletakkan di atas timbangan sesuai dengan persentase bitumen berdasarkan berat total agregat.

4. Setelah aspal dituangkan ke dalam agregat, campuran ini diaduk sampai rata dan kemudian didiamkan hingga mencapai suhu pemadatan 150°C-160°C.

Selanjutnya campuran dimasukkan ke dalam cetakan atau mould yang telah disiapkan dengan terlebih dahulu dilapisi bagian bawah dan atas mould dengan kertas.

5. Campuran dipadatkan dengan alat pemadat sebanyak 75 kali tumbukan untuk masing-masing sisinya. Selanjutnya benda uji didinginkan pada suhu ruang selama kurang lebih 2 jam, setelah itu keluarkan dari mould dengan dongkrak.

6. Setelah benda uji dikeluarkan dari mould, kemudian dilakukan pengujian dengan alat uji Marshall.

7. Untuk pembuatan benda uji aspal dengan bahan tambah plastik tahapan nya adalah panaskan agregat didalam wajan, selanjutnya agregat yang telah dipanaskan bentuk ruang dibagian tengah untuk meletakkan plastik PET (Polyethylene Terephthalate) yang telah digunting menjadi kecil, setelah itu tuangkan aspal yang telah dipanaskan hingga plastik PET (Polyethylene Terephthalate) meleleh dan campuran diaduk hingga merata hingga mencapai suhu pemadatan 150°C-160°C. Setelah tercampur rata dan mencapai suhu tersebut masukkan campuran kedalam mould yang telah disiapkan dengan melapisi bagian bawah dan atas cetakan menggunakan kertas pada alat penumbuk.

HASIL & PEMBAHASAN Hasil Analisa Saringan Agregat

Adapun analisa saringan agregat yang dilakukan pada MA (Medium Aggregate), CA (Coarse Aggregate), Abu batu dan Pasir didapatkan persentase lolos saringan yang dapat dilihat pada grafik gabungan pada Gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2. Grafik Agregat Gabungan

(6)

237 Hasil Penggabungan Agregat

Tabel 2. Proporsi Campuran Agregat Gabungan

Menetukan Perkiraan Awal Kadar Aspal Rencana (Pb)

Untuk mennetukan perkiraan awal kadar aspal rencana (Pb) dapat dilakukan dengan cara perhitungan sebagai berikut:

K FF FA

CA

Pb0,035(% )0,045(% )0,18(% ) Dimana:

%CA = Agregat kasar (100%-lolos No.8)

=100%-39,844%=60,156%

%FA = Agregat halus (%lolos No.8 – lolos No.20)

=39,844% - 4,125%= 35,719%

%FF = Bahan pengisi (% lolos No.200)= 4,125%

K = Konstanta (0,5 – 1)

Pb =0,035(60,156) + 0,045(35,719) + 0,18(4,125) + 1

=2,105 + 1,607 + 0,743 + 1

=5,445% ≈ 5,5%

Setelah diperoleh Kadar Aspal Rencana (Pb) yaitu 5,5% maka dapat ditentukan variasi kadar aspal dengan kenaikan 0,5% untuk pembuatan benda uji yaitu 5,5%, 6,0%, 6,5%, 7,0%, 7,5%. Akan tetapi pada saat percobaan pembuatan benda uji untuk variasi kadar aspal 7,5% terjadi bleeding, sehingga kadar aspal diturunkan rentangnya menjadi 5,0%, 5,5%, 6,0%, 6,5%, 7,0%.

Perhitungan Pengujian Marshall

Adapun contoh perhitungan pengujian marshall diambil perhitungan benda uji pada kadar 5,0% sebagai berikut:

- Kadar aspal= 5,0%

- Berat agregat Bulk= ((2,837x20%)+(2,533x27)

+(2,535x36%)+(2,860x15%)+(3,2x2%))= 2,647 gram - Berat agregat semu= ((2,863x20%)+(2,576x27%)

+(2,551x36%)+(2,897x15%)= 2,666 gram - Berat efektif totak= (2,647 + 2,666)/2= 2,656 gram

Nomor Saringan

Proporsi Campuran (%)

Gabungan Batas

Atas

Batas Bawah

20 27 36 15 2

Mm Inch CA MA FA S Filler

19,1 ¾” 20,00 27,00 36,00 15,00 2,00 100,00 100 100

12,7 ½” 9,45 27,00 36,00 15,00 2,00 89,45 100 90

9,52 3/8’ 0,86 26,46 36,00 15,00 2,00 80,32 90 77

4,76 No.4 0,07 5,78 35,82 15,00 2,00 58,67 69 53

2,38 No.8 0,05 0,29 22,89 14,61 2,00 39,84 53 33

1,19 No.16 0,05 0,25 13,26 13,35 2,00 28,91 40 21

0,59 No.30 0,05 0,22 7,17 10,67 2,00 20,10 30 14

0,279 No.50 0,05 0,20 4,59 6,36 2,00 13,20 22 9

0,149 No.100 0,04 0,16 3,33 0,56 2,00 6,09 15 6

0,075 No.200 0,02 0,8 1,88 0,14 2,00 4,13 9 4

(7)

238 - Berat di udara (kering)= 1235,7 gram - Berat SSD= 1242,6 gram

- Berat di air= 730 gram

- Isi benda uji= 1242,6 – 730= 512,60 gram - Berat isi= 1235,7

512,60= 2,411 𝑔𝑟/𝑐𝑐 gr/cc - Rongga udara (VIM)

= 100 − (100𝑥2,411

2,47) = 2,35%

- Rongga agregat (VMA)

= 100 −(2,411 𝑥 (100−5,0)

2,647 = 13,47%

- Rongga terisi aspal (VFB)

= 100 𝑥 (13,47−2,35)

13,47 = 82,57%

- Bacaan stabilitas= 72,00

- Stabilitas= 72 x 12,9246= 930,57 kg - Kelelehan (Flow)= 2,50 mm

- Marshall Quotient (MQ)= 930,57

2,50 = 372,23 𝑘𝑔

𝑚𝑚

- Absorpsi aspal

=100 𝑥 (2,656−2,647)

(2,655𝑥2,647)𝑥 1,054 = 0,145%

- Kadar aspal efektif= 5,0 −0,145(100−5,0)

100 = 4,86%

- Tebal film aspal= (1000 𝑥 (5,0−0,145)

(4,17+1,054 𝑥 (100−5,0)= 9,78

Pengaruh Kadar Aspal Terhadap Sifat-sifat Campuran Pengaruh Kadar Aspal Terhadap Density

Gambar 3. Grafik Pengaruh Kadar Aspal Terhadap Density

(8)

239 Pengaruh Kadar Aspal Terhadap Stabilitas

Gambar 4. Grafik Pengaruh Kadar Aspal Terhadap Stabilitas Pengaruh Kadar Aspal Terhadap Kelelehan (Flow)

Gambar 5. Grafik Pengaruh Kadar Aspal Terhadap Kelelehan (Flow)

Pengaruh Kadar Aspal Terhadap Marshall Quotient (MQ)

Gambar 6. Grafik Pengaruh Kadar Aspal Terhadap Marshall Quotient (MQ)

200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500

4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 7,50

Marshall Quotient (Kg/mm)

Ka da r Aspa l %

DATA MQ

Linear (DATA MQ) 358

5,75

(9)

240

Pengaruh Kadar Aspal Terhadap Rongga dalam Campuran (VIM)

Gambar 7. Grafik Pengaruh Kadar Aspal Terhadap VIM Pengaruh Kadar Aspal Terhadap Rongga Dalam Agregat (VMA)

Gambar 8. Grafik Pengaruh Kadar Aspal Terhadap VMA Pengaruh Kadar Aspal Terhadap Rongga Terisi Aspal (VFB)

Gambar 9. Grafik Pengaruh Kadar Aspal Terhadap VFB

Menentukan Kadar Aspal Optimum (KAO) yaitu melakukan uji marshall untuk mengetahui nilai Stabilitas dan Kelelehan (Flow), melakukan perhitungan untuk

(10)

241

menentukan nilai VIM, VMA dan VFB dengan persentase kadar aspal 5%, 5,5%, 6%, 6,5% dan 7%. Nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) ditentukan dengan mengambil garis tengah dari nilai Stabilitas, Flow, VIM, VMA dan VFB yang memenuhi spesifikasi, maka diperolehlah nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) yaitu 5,75% seperti di bawah ini.

Gambar 10. Grafik Kadar Aspal Optimum (KAO)

Pengaruh Penambahan Plastik PET (Polyethyele Terephthalate) pada Kadar Aspal Optimum (KAO) 5,75% terhadap Sifat-sifat Campuran

1. Pengaruh Bahan Tambah Plastik PET pada KAO 5,75% terhadap Density

Gambar 11. Grafik Pengaruh Bahan Tambah Plastik PET terhadap Density 2. Pengaruh Bahan Tambah Plastik PET pada KAO 5,75% terhadap Stabilitas

Gambar 12. Grafik Pengaruh Bahan Tambah Plastik PET terhadap Stabilitas

1 2 3 4 5 6 7

4,5 5 5,5 6 6,5 7 7,5

Ka da r Aspa l %

Kadar Aspal Optimum %

5,75

VMA VIM VFB STABILITAS

FLOW

2,35 2,35 2,34 2,34 2,34 2,29

2,00 2,10 2,20 2,30 2,40 2,50 2,60

0,00 3,00 6,00 9,00 12,00 15,00 Density(gr/cm3)

Kadar Plastik %

1075,00 1206,29

1111,51 973,65

1322,62 1150,29

500,00 600,00 700,00 800,00 900,00 1000,00 1100,00 1200,00 1300,00 1400,00

0,00 3,00 6,00 9,00 12,00 15,00 Kadar Plastik %

Stabilitas (Kg)

(11)

242

3. Pengaruh Bahan Tambah Plastik PET pada KAO 5,75% terhadap Kelelehan (Flow)

Gambar 13. Grafik Pengaruh Bahan Tambah Plastik PET terhadap Kelelehan (Flow)

4. Pengaruh Bahan Tambah Plastik PET pada KAO 5,75% terhadap Marshall Quotient (MQ)

Gambar 14. Grafik Pengaruh Bahan Tambah Plastik PET terhadap Marshall Quotient (MQ)

5. Pengaruh Bahan Tamabah Plastik PET pada KOA 5,75% terhadap VIM

Gambar 15. Grafik Pengaruh Bahan Tambah Plastik PET terhadap VIM

3,40 3,85 4,12 4,38 4,11 6,07

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00

0,00 3,00 6,00 9,00 12,00 15,00

VIM (%)

Kadar Plastik %

(12)

243

6. Pengaruh Bahan Tambah Plastik PET pada KAO 5,75% terhadap VMA

Gambar 16. Grafik Pengaruh Bahan Tambah Plastik PET terhadap VMA 7. Pengaruh Bahan Tambah Plastik PET pada KAO 5,75% terhadap VFB

Gambar 17. Grafik Pengaruh Bahan Tambah Plastik PET terhadap VFB 8. Hasil Rekapitulasi Karakteristik Marshall

Untuk menentukan Karakteristik Marshall maka dilakukan pengujian marshall dan perhitungan untuk mencari nilai Stabilitas, Kelelehan (Flow), Density, Marshall Quotient (MQ), VIM, VMA dan VFB dengan Kadar Aspal Optimum (KAO) ditambah kadar persentase plastik PET (Polyethyelene Terephthalate) 3%,6%,9%,12% dan 15% yang didapat dilihat pada di bawah ini.

Tabel 3. Pengaruh Bahan Tambah Plastik PET (Polyethyele Terephthalate) terhadap Sifat-sifat Campuran

16,00 16,36 16,60 16,83 16,59 18,29

12,00 13,00 14,00 15,00 16,00 17,00 18,00 19,00 20,00

0,00 3,00 6,00 9,00 12,00 15,00

VMA (%)

Kadar Plastik %

79,00

76,67 75,22 73,99 75,67 66,87

50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 95,00

0,00 3,00 6,00 9,00 12,00 15,00

VFB (%)

Kadar Plastik %

Sifat-sifat Campuran

Kadar Plastik (%)

Spesifikasi

0% 3% 6% 9% 12% 15%

Jumlah

tumbukan 75 75 75 75 75 75 75

Density 2,35 2,35 2,34 2,34 2,34 2,29 -

Stabilitas 1075,00 1206,29 1111,51 973,65 1322,62 1150,29 Min 800

Flow 2,90 2,51 2,69 3,04 2,19 2,82 2 - 4

MQ 358,00 482,58 423,17 337,93 602,30 412,36 -

VIM 3,40 3,85 4,12 4,38 4,11 6,07 3 - 5

VMA 16,00 16,36 16,60 16,83 16,59 18,29 Min

15%

VFB 79,00 76,67 75,22 73,99 75,67 66,87 Min

65%

(13)

244

Dari pengaruh plastik PET (Polyethyelene Terephthalate) sebagai bahan tambah terhadap sifat-sifat campuran pada tabel 4.10 di atas dapat disimpulkan bahwa semua variasi uji aspal memenuhi spesifikasi untuk nilai Density, Stabilitas, Flow, Marshall Quotient (MQ), VMA dan VFB, sedangkan untuk nilai VIM hanya pada persentase kadar plastik 15% tidak memenuhi spesifikasi untuk campuran aspal laston lapis aus (AC-WC).

PENUTUP Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang “Pengaruh Penggunaan Limbah Plastik Sebagai Bahan Tambah pada Campuran Aspal Lapis Aus AC-WC (Asphalt Concrete- Wearing Course)” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kadar Aspal Optimum (KAO) pada campuran laston (AC-WC) sebesar 5,75%.

2. Karakteristik marshall sebagai berikut:

a. Nilai stabilitas dengan penggunaan plastik 3%=1206,29 kg, 6%=1111,51 kg, 9%=973,65 kg, 12%=1322,62 kg dan 15%=1150,29 kg telah memenuhi spesifikasi untuk laston AC-WC yaitu minimal 800 kg.

b. Nilai kelelehan (Flow) dengan penggunaan plastik 3%=2,51 mm, 6%=2,69 mm, 9%=3,04 mm, 12%=2,19 mm dan 15%=2,82 mm telah memenuhi spesifikasi untuk laston AC-WC yaitu dengan minimal 2 mm dan maksimal 4 mm.

c. Nilai Density dengan penggunaan plastik 3%=2,35 𝑔𝑟/𝑐𝑚3, 6%=2,34 𝑔𝑟/𝑐𝑚3, 9%=2,34 𝑔𝑟/𝑐𝑚3, 12%=2,34 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 dan 15%=2,29 𝑔𝑟/𝑐𝑚3. d. Nilai Marshall Quotient (MQ) dengan penggunaan plastik 3%=482,58

kg/mm, 6%=423,17 kg/mm, 9%=337,93 kg/mm, 12%=602,30 kg/mm dan 15%=412,36 kg/mm.

e. Nilai rongga dalam campuran (VIM) dengan penggunaan plastik 3%=3,85%, 6%=4,12%, 9%=4,38%, 12%=4,11% dan 15%=6,07% telah memenuhi spesifikasi kecuali untuk kadar plastik 15% belum memenuhi spesifikasi untuk laston AC-WC yaitu dengan minimal 3% dan maksimal 5%.

f. Nilai rongga dalam agregat (VMA) dengan penggunaan plastik 3%=

16,36%, 6%= 16,60%, 9%= 16,83%, 12%= 16,59% dan 15%= 18,29% telah memenuhi spesifikasi untuk laston AC-WC yaitu minimal 15%.

g. Nilai rongga terisi aspal (VFB) dengan penggunaan plastik 3%= 76,67%, 6%= 75,22%, 9%= 73,99%, 12%=75,67% dan 15%=66,87% telah memenuhi spesifikasi untuk laston AC-WC yaitu minimal 65%.

Dari data hasil penelitian ini didapat variasi persentase campuran limbah plastik PET (Polyethyelene Terephthalate) yang paling baik dan bagus adalah persentase limbah plastik PET (Polyethyelene Terephthalate) 12% karena telah memenuhi spesifikasi dan memiliki nilai stabilitas tertinggi pada campuran aspal lapis aus AC-WC.

(14)

245

DAFTAR PUSTAKA

Debataraja, S. M. T., & Sihite, N. (2020). Pengaruh Penambahan Plastik Bekas Tipe Polyethylene Terephthalate (Pet) Terhadap Daya Lekat Campuran Laston Lapis Ac-Wc. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, 9(1), hlm. 59-69.

Erni, D. S., Rifqi, M. G., & Amin, M. S. U. (2021). Pengaruh Penambahan Limbah Plastik Low Density Polyethylene Terhadap Karakteristik Campuran Laston AC-WC. Journal of Applied Civil Engineering and Infrastructure Technology, 2(2), hlm. 7-13.

Hardiyatno, H. C. (2007). Pemeliharaan Jalan Raya. Jakarta: Gadjah Mada University Press.

Hardiyatno, H. C. (2015). Perancangan Perkerasan Jalan & Penyelidikan Tanah.

Jakarta: Gadjah Mada University Press.

Kartikasari, D., & Arif, S. (2018). Pengaruh Penambahan Limbah Plastik pada Campuran Laston (AC-WC) Terhadap Karakteristik Marshall. Prosiding SENIATI, 4(1), hlm. 334-338.

Kusdiyono, K., Supriyadi, S., Mulyono, T., & Sukoyo, S. (2019). Pengaruh Penambahan Limbah Plastik Jenis Thermosetting Terhadap Parameter Marshall Laston AC-WC. Wahana Teknik Sipil: Jurnal Pengembangan Teknik Sipil, 24(2),hlm. 166-179.

Laily et al. (2021). Pengolahan Limbah Plastik Untuk Menjaga Kelestarian Lingkungan dan Meningkatkan Perekonomian. Insan Cendekia Mandiri.

Nur et al. (2021). Perancangan Perkerasan Jalan. Yayasan Kita Menulis.

Radam, I. F. (2021). Pengaruh Penambahan Limbah Plastik Terhadap Karakteristik Campuran Aspal AC-WC. Jurnal Rivet, 1(02), hlm 80-90.

Rahayu, P., Rifqi, M. G., & Amin, M. S. U. (2021). Pengaruh Penambahan Plastik Tipe PET (Polyethylene Terepthalete) Terhadap Campuran Laston AC- WC. Journal Of Applied Civil Engineering And Infrastructure Technology, 2(1), hlm. 1-5.

Razak, B. A., & Erdiansa, A. (2016). Karakteristik Campuran AC-WC dengan Penambahan Limbah Plastik Low Density Polyethylene (LDPE). INTEK:

Jurnal Penelitian, 3(1), hlm 8-14.

Simangunsong, J. E., & Alkas, M. J. (2022). Pemanfaatan Limbah Plastik Pet Sebagai Bahan Tambah Aspal Pada Campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC). Teknologi Sipil: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 5(2), hlm. 26-33.

Situmorang, P., Yofianti, D., & Safitri, R. (2019, September). Penggunaan plastik LDPE (Low Density Polyethilen) sebagai substitusi aspal pada campuran AC-WC. In Proceedings of National Colloquium Research and Community Service (Vol. 3, pp. hlm. 27-30).

Sukirman, S. (2010). Perencanaan Tebal Struktur Perkerasan Lentur. Penerbit Nova.

Sukirman, S. (2007). Beton Aspal Campuran Panas. Institut Teknologi Nasional, Bandung.

Suprayitno, S., Mudjanarko, S. W., Koespiadi, K., & Limantara, A. D. (2019).

Studi Penggunaan Variasi Campuran Meterial Plastik Jenis High Density

(15)

246

Polyethylene (Hdpe) Pada Campuran Beraspal Untuk Lapis Aus Ac-Wc (Asphalt Concrete Wearing Course). PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa, 8(2), hlm. 222-233.

Susanto, I., & Suaryana, N. (2019). Evaluasi kinerja campuran beraspal lapis aus (AC-WC) dengan bahan tambah limbah plastik kresek. Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, 17(2), hlm. 27-36.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian mengenai penggunaan plastik polipropilena sebagai bahan tambah pada campuran aspal beton yang dilakukan di Laboratorium Transportasi Program Studi Teknik

Laporan proyek akhir berjudul ” Penggunaan Perkerasan Aspal Recycling pada Campuran Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) terhadap Stabilitas Campuran Laston “ telah

Laporan Akhir Kajian Properties dan Toleransi Bahan Campuran Beraspal Panas dan Dingin serta Kajian tentang Aspal PG, Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik campuran aspal beton lapis aus (AC-WC) pada kadar aspal optimum (KAO) dengan penambahan

Dari data-data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan campuran beton aspal lapis aus AC-WC dengan kapur sebagai bahan pengisi disajikan pada Tabel 7, Tabel 8, Tabel 9 dan Tabel

Penelitian menggunakan abu vulkanik sebagai filler pada campuran aspal beton untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan abu vulkanik terhadap kuat tekan

Dari hasil pengujian karakteristik sifat Marshall nilai VFB untuk campuran crumb rubber 7% memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan campuran aspal normal,

Pembeda dari mix design pertama dan yang kedua, terletak pada variasi campuran dimana kadar aspal yang digunakan diambil dari mix design pertama dan kadar ijuk diambil dari mix design