• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penggunaan teknik kepala bernomor

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penggunaan teknik kepala bernomor"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL

TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PANTAI CERMIN

KABUPATEN SOLOK

ARTIKEL ILMIAH

SILVIA AGUSPITA NPM 12080114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2017

(2)
(3)
(4)

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL

TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PANTAI CERMIN

KABUPATEN SOLOK

Oleh

Silvia Aguspita1, Rahayu Fitri², Suci Dwinitia³.

1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Pertama, mendeskripsikan kemampuan menyimak dongeng siswa sebelum menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual kelas VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok. Kedua, mendeskripsikan kemampuan menyimak dongeng siswa sesudah menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual kelas VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok. Ketiga, mendeskripsikan pengaruh penggunaan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual terhadap kemampuan menyimak dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif karena data-data yang diolah menggunakan angka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode Pre-ekperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok yang berjumlah 48 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh tiga kesimpulan. Pertama, kemampuan menyimak dongeng sebelum menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok berada pada Lebih dari Cukup (LdC) dengan nilai rata-rata 67,26 dan berada pada rentangan 66-75%. Kedua, kemampuan menyimak dongeng sesudah menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok berada pada kualifikasi Baik (B) dengan nilai rata-rata 79,83 dan berada pada rentangan 76-85%. Ketiga, berdasarkan uji-t, H1 diterima pada taraf signifikan 95% dan derajat kebebasan (dk) = n-1 karena thitung>ttabel yaitu 9,431>1,78. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual terhadap kemampuan menyimak dongeng.

Kata kunci : pengaruh, teknik kepala bernomor terstruktur, media audio visual dan menyimak dongeng

(5)

EFFECT OF THE USE OF STRUCTURED TECHNIQUES NUMBERED HEAD AIDED AUDIO VISUAL MEDIA FAIRY AGAINST LISTENING

SKILLS CLASS VII SMP NEGERI 2 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

By

Silvia Aguspita1, Rahayu Fitri², Suci Dwinitia³

1) Students of STKIP PGRI West Sumatera

2) 3) lecturer of Study Program Language and Literature Indonesia STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACT

The purpose of this study was to describe First, describe the students' listening skills fairy tale before using structured techniques numbered head-aided audio-visual media class VII SMP Negeri 2 Solok Pantai Cermin District. Second, describe the fairytale student listening skills after using structured techniques numbered head-aided audio-visual media class VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok. Third, describing the effect of the use of structured aided engineering numbered head of the audio-visual media listening skills fairytale students of class VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok. This type of research is quantitative because the data is processed using numbers. The method used in this study Pre-experimental method. The population in this study were students of class VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok totaling 48 people. The sampling technique used in this study is total sampling, Based on the research results can be obtained three conclusions. First, the ability to listen to fairy tales before using structured techniques numbered head of audio visual media aided students of class VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok are at Over Self (LDC) with an average value of 67.26 and currently on the range 66-75%. Second, the ability to listen to fairy tales after using structured techniques numbered head of audio visual media aided students of class VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok that are in the qualification Good (B) with an average value of 79.83 and currently on the range 76-85%. Third, based on the t-test, H1 is accepted at 95% significance level and degrees of freedom (df) = n-1 because thitung > ttable namely 9.431> 1.78. Based on the above data it can be concluded that there is significant influence use structured techniques numbered head-aided audio-visual media on the ability to listen to fairy tales.

Keywords: effect, structured techniques numbered head, media audio visual and listening tales

(6)

PENDAHULUAN

Menyimak merupakan salah satu kemampuan berbahasa, yang diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kemampuan menyimak tidak diperoleh dengan tiba-tiba, tetapi memerlukan waktu latihan secara terus menerus agar hasil simakan menjadi lebih baik.

Penggunaan teknik yang bervariasi juga ikut menentukan berhasil tidaknya kemampuan menyimak siswa. Menyimak dengan menggunakan teknik dan media yang bervariasi dapat melatih, membina, dan mengembangkan kemampuan menyimak siswa sehingga siswa mampu dalam memahami menghayati, menginterpretasikan pesan yang diterima pada taraf yang lebih tinggi, yaitu mampu mengungkapkan kembali apa yang disimak baik secara lisan maupun tertulis.

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok berpedoman pada panduan kompetensi umum yang berlaku saat ini. Pada materi pokok yang harus dipelajari dan dikuasai dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Menyimak dongeng terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada kelas VII Semester 1 dengan Standar Kompetensi (SK) 5 “Mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan”. Kompetensi Dasar (KD) 5.1 “Menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng yang diperdengarkan”.

Penelitian ini perlu dilakukan untuk meneliti pengaruh penggunaan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual terhadap kemampuan menyimak dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok. Objek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok karena siswa kelas VII telah mempelajari tentang menyimak dongeng.

Menyimak adalah suatu proses mendengarkan bunyi-bunyi bahasa dengan penuh perhatian.

Tarigan (2008:31), menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang–lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Menurut Abdurahman dan Ratna (2003:63) kemampuan menyimak adalah suatu kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif atau kemampuan menerima dan memahami isi atau pesan suatu ujaran yang disampaikan penutur dengan media bahasa lisan baik langsung maupun tidak langsung.

Menurut Danandjaya (1984:83), dongeng adalah cerita pendek kolektif kesusastraan lisan, dan cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran atau bahkan sindiran

.

Menurut Nurgiyantoro (2005:198) istilah dongeng dapat dipahami sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal. Dongeng dapat dipandang sebagai cerita fantasi, cerita yang mengikuti daya fantasi walau terkesan secara logika sebenarnya tidak dapat diterima.

Menurut Nurhadi, dkk (2007:49) dongeng yang menarik adalah yang dapat memberikan kesan yang baik bagi pembacanya. Kesan yang dimaksud adalah kesan menyenangkan, menggunggah hati, atau mengharukan baik dari segi tokohnya, pesannya, temanya, urutan peristiwa (alur), dan sebagainya.

Menurut Istarani (2014:22) teknik pembelajaran kepala bernomor terstruktur merupakan suatu pembelajaran yang dimulai dari pembagian kelompok, penentuan nomor dan tugas siswa di dalam kelompok yang kemudian mempertanggungjawabkan hasil kerjanya di dalam kelompok, serta diakhiri dengan pengambilan kesimpulan oleh guru. Selanjutnya menurut Lie (2002:60) teknik kepala bernomor terstruktur adalah teknik yang memudahkan dalam pembagian tugas.

Menurut Arsyad (2013:91), media audio visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau. Media audio visual meliputi 1) radio dan tape, 2) kombinasi slide dan suara.

Menurut Hamdani (2010:249), “media audio-visual merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut dengan media pandang–dengar”. Penyajian materi bisa diganti oleh media, guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar. Bentuk media audio-visual di antaranya program video atau televisi dan program slide suara (soundslide).

METODE

Jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode pre-ekperimental. Penelitian ini dikatakan penelitian kuantitatif karena data yang diperoleh dalam bentuk angka atau kuantitas mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data dan penampilan hasilnya (Arikunto, 2006:12).

(7)

Dikatakan pre-experimental karena belum merupakan eksperimen sungguhan. Karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen

.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 48 orang siswa, terdiri dari dua lokal.

Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

Variabel terikat adalah kemampuan menyimak dongeng. Variabel bebas adalah teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual. Bentuk tes untuk kemampuan menyimak dongeng adalah tes objektif. Tes objektif menggunakan pilihan jawaban (A, B, C, dan D).

Data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut ini. Pertama, membaca hasil tulisan siswa dalam menyimak dongeng ketika pretest dan posttest. Kedua, skor yang telah diperoleh setiap siswa masing–masing tes diolah menjadi nilai. Untuk mengolah skor menjadi nilai menggunakan rumus presentase. Ketiga, menafsirkan kemampuan menyimak dongeng berdasarkan nilai rata-rata hitung. Keempat, mengelompokkan kemampuan menyimak dongeng siswa pretest dan posttest dengan menggunakan skala 10

.

Kelima, membuat histogram kemampuan menyimak dongeng siswa kelas VII SMP N2 Pantai Cermin Kabupaten Solok.

Keenam, melakukan uji normalitas dan homogenitas data. Ketujuh, melakukan uji hipotesis.

Kedelapan, membahas hasil analisis data dan membuat kesimpulan.

HASIL PENELITIAN

Pertama, analisis hasil kemampuan siswa menyimak dongeng sebelum menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual (kelompok pretest). Kedua, analisis hasil kemampuan siswa menyimak dongeng sesudah menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual (kelompok posttest). Ketiga, membandingkan hasil kemampuan siswa menyimak dongeng sebelum dengan sesudah menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual.

Kemampuan menyimak dongeng siswa sebelum menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual bernilai sebesar 67,26. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menyimak dongeng sebelum menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten solok berada pada tingkat penguasaan 66-75% berkualifikasi Lebih dari cukup (LDC).

Indikator 1 Penokohan. Pertama, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sekali sebanyak 1 orang atau sebesar 2,08%. Kedua, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sebanyak 5 orang atau sebesar 10,42%. Ketiga, siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 14 orang atau sebesar 29,17%. Keempat, siswa yang memperoleh kualifikasi cukup sebanyak 19 orang atau sebesar 39,58%. Kelima, siswa yang memperoleh kualifikasi hampir cukup sebanyak 7 orang atau sebesar 14,58%. Keenam, siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sebanyak 2 orang atau sebesar 4,17%.

Indikator 2 Alur. Pertama, siswa yang memperoleh kualifikasi sempurna sebanyak 6 orang atau sebesar 12,50%. Kedua, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sebanyak 18 orang atau sebesar 37,50%. Ketiga, siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 15 orang atau sebesar 31,25%. Keempat, siswa yang memperoleh kualifikasi cukup sebanyak 5 orang atau sebesar 10,42%. Kelima, siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sebanyak 4 orang atau sebesar 8,33%.

Indikator 3 Tema. Pertama, siswa yang memperoleh kualifikasi sempurna sebanyak 2 orang atau sebesar 4,17%. Kedua, siswa yang memperoleh kualifikasi hampir cukup sebanyak 41 orang atau sebesar 85,42%. Ketiga, siswa yang memperoleh kualifikasi buruk sekali sebanyak 5 orang atau sebesar 10,42%.Keempat,

Indikator 4 Amanat. Pertama, siswa yang memperoleh kualifikasi sempurna sebanyak 20 orang atau sebesar 41,67%. Kedua, siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 21 orang atau sebesar 43,75%. Ketiga, siswa yang memperoleh kualifikasi kurang sekali sebanyak 7 orang atau sebesar 14,58%.

Kemampuan menyimak dongeng siswa sesudah menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual bernilai sebesar 79,83. Dapat disimpulkan siswa kelas

(8)

VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin sesudah menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual dikualifikasikan baik dalam menyimak dongeng.

Indikator 1 Penokohan. Pertama, siswa yang memperoleh kualifikasi sempurna sebanyak 20 orang atau sebesar 41,67%. Kedua, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sebanyak 23 orang atau sebesar 47,92%. Ketiga, siswa yang memperoleh kualifikasi cukup sebanyak 5 orang atau sebesar 10,42%.

Indikator 2 Alur. Pertama, siswa yang memperoleh kualifikasi sempurna sebanyak 3 orang atau sebesar 6,25%. Kedua, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sekali sebanyak 11 orang atau sebesar 22,92%. Ketiga, siswa yang memperoleh kualifikasi baik sebanyak 11 orang atau sebesar 22,92%. Keempat, siswa yang memperoleh kualifikasi lebih dari cukup sebanyak 21 orang atau sebesar 43,75%. Kelima, siswa yang memperoleh kualifikasi cukup sebanyak 2 orang atau sebesar 4,17%.

Indikator 3 Tema. Pertama, siswa yang memperoleh kualifikasi sempurna sebanyak 28 orang atau sebesar 58,33%. Kedua, siswa yang memperoleh kualifikasi hampir cukup sebanyak 20 orang atau sebesar 41,67%.

Indikator 4 Amanat. Pertama, siswa yang memperoleh kualifikasi sempurna sebanyak 17 orang atau sebesar 35,42%. Kedua, siswa yang memperoleh kualifikasi hampir cukup sebanyak 29 orang atau sebesar 60,42%. Ketiga, siswa yang memperoleh kualifikasi buruk sekali sebanyak 2 orang atau sebesar 4,17%.

PEMBAHASAN

Berdasarkan ke empat indikator kemampuan menyimak dongeng sebelum dan sesudah menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual terdapat pembahasannya sebagai berikut ini. Kemampuan menyimak dongeng siswa sebelum menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual per indikator yaitu. Pertama, kemampuan menyimak dongeng siswa indikator 1 penokohan sebelum menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual dinilai berdasarkan 16 butir soal, yaitu soal no 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 14, 15, 20, 22, 23, 24, 26, 27, dan 28.

Skor yang diperoleh siswa berkisar 0 sampai 16. Perolehan skor secara rinci, yaitu dan skor 0 diperoleh 2 orang, skor 8 diperoleh 7 orang, skor 9 diperoleh 6 orang, skor 10 diperoleh 13 orang, skor 11 diperoleh 10 orang, skor 12 diperoleh 4 orang, skor 13 diperoleh 5 orang dan skor 16 diperoleh 1 orang. Kedua, kemampuan siswa menyimak dongeng dari indikator 2 alur sebelum menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual dinilai berdasarkan 7 butir soal, yaitu soal no 2, 4, 8, 11, 12, 13, dan 19. Skor yang diperoleh siswa berkisar 3 sampai 7. Perolehan skor secara rinci, yaitu skor 3 diperoleh 4 orang, skor 4 diperoleh 5 orang, skor 5 diperoleh 15 orang, skor 6 diperoleh 18 orang, dan 7 diperoleh 6 orang. Ketiga, kemampuan siswa menyimak dongeng dari indikator tema sebelum menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual dinilai berdasarkan 2 butir soal, yaitu soal no 1 dan 21. Skor yang diperoleh siswa berkisar 0 sampai 2. Perolehan skor secara rinci, yaitu skor 0 diperoleh 5 orang, skor 1 diperoleh 41 orang dan skor 2 diperoleh 2 orang. Keempat, kemampuan siswa menyimak dongeng dari indikator amanat sebelum menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual dinilai berdasarkan 3 butir soal, yaitu soal no 16, 18, dan 25. Skor yang diperoleh siswa berkisar 1 sampai 3. Perolehan skor secara rinci, yaitu skor 1 diperoleh 7 orang, skor 2 diperoleh 21 orang, dan skor 3 diperoleh 20 orang. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa rata-rata nilai kemampuan menyimak dongeng sebelum menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual secara keseluruhan termasuk dalam kualifikasi lebih dari cukup dengan rata-rata hitung sebesar 67,26 berada pada rentangan 66-75%.

Kemampuan menyimak dongeng siswa sesudah menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual per indikator indikator yaitu. Pertama, Indikator 1 kemampuan siswa menyimak dongeng dari indikator penokohan sesudah menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual dinilai berdasarkan 5 butir soal, yaitu soal no 2, 3, 6, 7, dan 13. Skor yang diperoleh siswa berkisar 3 sampai 5. Perolehan skor secara rinci, yaitu skor 3 diperoleh 5 orang, skor 4 diperoleh 23 orang dan skor 5 diperoleh 20 orang.

Kedua, indikator 2 kemampuan siswa menyimak dongeng dari indikator alur sesudah menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual dinilai

(9)

berdasarkan 16 butir soal, yaitu soal no 1, 4, 5, 8, 9, 11, 12, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, dan 25.

Skor yang diperoleh siswa berkisar 9 sampai 16. Perolehan skor secara rinci, yaitu skor 9 diperoleh 2 orang, skor 11 diperoleh 17 orang, skor 12 diperoleh 14 orang, skor 13 diperoleh 11 orang, skor 14 diperoleh 7 orang, skor 15 diperoleh 4 orang, dan skor 16 diperoleh 3 orang. Ketiga, indikator 3 kemampuan siswa menyimak dongeng dari indikator tema sesudah menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual dinilai berdasarkan 2 butir soal, yaitu soal no 12 dan 15. Skor yang diperoleh siswa berkisar 1 sampai 2. Perolehan skor secara rinci, yaitu skor 1 diperoleh 20 orang dan skor 2 diperoleh 28 orang. Keempat, Kemampuan siswa menyimak dongeng dari indikator amanat sesudah menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual dinilai berdasarkan 2 butir soal, yaitu soal no 20 dan 25. Skor yang diperoleh siswa berkisar 0 sampai 2. Perolehan skor secara rinci, yaitu skor 0 diperoleh 2 orang dan skor 1 diperoleh 29 orang dan skor 2 diperoleh 17 orang. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa nilai rata-rata kemampuan menyimak dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok secara keseluruhan termasuk dalam kualifikasi baik dengan rata-rata hitung sebesar 79,83 berada pada rentangan 79-85%.

Dari hasil pengujian hipotesis dapat disimpukan bahwa H₁ diterima. Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual terhadap kemampuan menyimak dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok, karena nilai thitung (9,431) > ttabel (1,78).

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan kemampuan menyimak dogeng siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok diperoleh tiga kesimpulan. Pertama, Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok menyimak dongeng sebelum menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual secara keseluruhan termasuk dalam kualifikasi Lebih dari Cukup dengan rata-rata hitung sebesar 67,26.

Kedua, Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok menyimak dongeng sesudah menggunakan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual secara keseluruhan termasuk dalam kualifikasi Baik dengan rata-rata hitung sebesar 79,83. Ketiga, Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan teknik kepala bernomor terstruktur berbantuan media audio visual terhadap kemampuan menyimak dongeng siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pantai Cermin Kabupaten Solok. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai thitung (9,431) > ttabel (1,78), sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.Berdasarkan temuan penelitian, pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka ada beberapa saran dari peneliti sebagai berikut ini: Pertama, bagi para siswa sebagai bahan agar terampil mengidentifikasikan dongeng yang akan disimak. Kedua, bagi guru Bahasa Indonesia sebagai bahan masukan dalam mengembangkan kemampuan menyimak dongeng. Ketiga, bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan atau referensi untuk penelitian nantinya. Keempat, bagi peneliti sendiri, untuk menambah pengetahuan tentang pengajaran menyimak dongeng.

KEPUSTAKAAN

Abdurrahman, dan Elya Ratna. 2003. “Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”.

(Bahan Ajar). Padang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBSS UNP.

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Danandjaya, James. 1984. Foklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo.

Nurhadi, dkk. 2007. Bahasa Indonesia. Malang: Erlangga.

Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yokyakarta: Gadjah Mada University Press

.

Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa

.

Referensi

Dokumen terkait

Result and Discussion There are seven aspects of the learning application the researchers want to discover in this study, those are: Visual Appearance Aspect, Material Organization

Dari hasil kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti dikelas VII E maupun VII F diperoleh data awal yaitu selama proses pembelajaran diketahui bahwa guru hanya menggunakan metode