• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penghindaran Pajak dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Utang di Industri Makanan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Penghindaran Pajak dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Utang di Industri Makanan "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Research

Pengaruh Penghindaran Pajak dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Utang di Industri Makanan

dan Minuman Indonesia

Vanny Aurelia1*

Farah Margaretha Leon2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti vanny022001901237@std.trisakti.ac.id

farahmargaretha@trisakti.ac.id corresponding author*)

Received: March 3 ,2022; Accepted: June 9 ,2022 Published: June 30, 2022

To cite this article: Aurelia, V.; Leon, FM.;(2022). Pengaruh Penghindaran Pajak dan Kepemilikan

Institusional terhadap Biaya Utang di Industri Makanan dan Minuman Indonesia. The Accounting Journal of BINANIAGA. 7 (1), 127-142 doi: 10.33062/ajb.v7i1.503

Abstrak

Praktik penghindaran pajak menjadi perkara yang perlu ditelusuri lebih dalam di Indonesia.

Berbeda halnya dengan kepemilikan institusional yang dikatakan dapat mempengaruhi bagaimana kinerja yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya terhadap alokasi sumber daya keuangan. Praktik penghindaran pajak yang tinggi dikaitkan dengan biaya utang yang rendah sedangkan adanya proporsi kepemilikan institusional yang besar diharapkan mampu meminimalkan biaya utang. Tujuan dari penelitian untuk melihat pengaruh penghindaran pajak dan kepemilikan institusional terhadap biaya utang. Implikasi penelitian yang telah dilakukan ialah memberikan arahan bagi manajer keuangan untuk mengupayakan peningkatakan pendapatan sebelum pajak perusahaan atau menjual asset perusahaan yang tidak produktif, penggunaan utang yang optimal, peningkatan ukuran perusahaan dari peningkatan aset yang dimiliki perusahaan, serta meningkatkan produktivitas perusahaan. Variabel independen dalam penelitian ialah penghindaran pajak dan kepemilikan institusional. Variabel dependen adalah biaya utang sedangkan variabel kontrol terdiri atas usia perusahaan, rasio utang, kas dari aktivitas operasional, ukuran perusahaan, dan rasio lancar. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data dari 28 perusahaan sub-sektor makanan dan minuman di Indonesia. Hasil penelitian memaparkan penghindaran pajak, rasio utang, dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif sedangkan usia perusahaan berpengaruh positif terhadap biaya utang. Kebaruan dari penelitian ini ialah menambahkan rasio lancar sebagai variabel kontrol yang dinilai terdapat kaitannya dengan biaya utang suatu perusahaan.

Kata kunci : biaya utang, kepemilikan institusional, penghindaran pajak, rasio utang, ukuran perusahaan

PENDAHULUAN Latar Belakang

Penghindaran pajak menjadi salah satu cara bagi perusahaan untuk meminimalkan pajak yang dibayarkan sehingga perusahaan dapat memperoleh laba yang lebih tinggi. Nyatanya pajak yang dibayarkan perusahaan sebagai kewajibannya terhadap negara memiliki tujuan salah satunya dalam pembiayaan pembangunan nasional melalui fungsi budgeter pajak. Dalam praktiknya, penghindaran pajak ini berada pada area yang abu-abu karena tidak adanya aturan yang definit mengenai sah atau tidaknya perusahaan

(2)

Vanny Aurelia; Farah Margaretha Leon. Pengaruh Penghindaran Pajak dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Utang di Industri Makanan dan Minuman Indonesia Page : 128

dalam melakukan praktik ini. Hal ini membuka celah bagi perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak karena pada akhirnya praktik ini akan menguntungkan perusahaan.

Isu penghindaran pajak di Indonesia menjadi perkara yang perlu ditelusuri lebih dalam. Kebijakan pajak yang memangkas tarif Pajak Penghasilan (PPh) korporasi dari 25% menjadi 22% ketika pandemi Covid-19 berlangsung disusul dengan relaksasi di tahun 2022 menjadi 20% telah membuka celah korporasi untuk mengecilkan pendapatan sambil menunggu implementasi tarif PPh di tahun 2022 (www.bisnis.com). Meskipun penghindaran pajak yang dilakukan ini tidak memiliki dasar hukum, cara ini dinilai merugikan negara karena penerimaan pajak yang menjadi tidak optimal di tengah besarnya tanggungan belanja negara.

Perusahaan yang melakukan penghindaran pajak dinilai tidak bertanggung jawab secara sosial. Masyarakat memandang bahwa ketika perusahaan bertujuan untuk tidak melakukan pemenuhan kewajiban pajaknya maka dikatakan perusahaan tersebut telah menghindari kewajibannya terhadap pemerintah dalam pembiayaan barang publik (Sopiyana, 2022). Oleh karena itu, penghindaran pajak menjadi polemik yang perlu dikaji lebih lanjut karena disatu sisi akan menguntungkan perusahaan namun di sisi lain merugikan negara sebagai salah satu sumber penerimaan negara.

Kepemilikan institusional menjadi faktor lain yang dinilai dapat mempengaruhi kondisi perusahaan. Keberadaan investor institusional memiliki keterlibatan yang luas dalam kaitannya terhadap alokasi sumber daya keuangan yang dimiliki perusahaan antara lain terkait kebijakan saham, kebijakan pembayaran, serta aktivitas pemegang saham dan monitoring perusahaan (Malik et al., 2021). Kehadiran kepemilikan institusional bisa menjadi salah satu cara perusahaan dalam meminimalkan konflik. Berdasarkan teori agensi, kepemilikan institusional dikatakan sebagai salah satu mekanisme efektif dari Corporate Governance dalam meminimalkan konflik agensi karena kehadirannya dinilai secara efektif dapat mengawasi tindakan perusahaan untuk menghentikan perilaku manajerial yang oportunistik dan memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham (Tarighi et al., 2022).

Kehadiran kepemilikan institusional dalam sebuah struktur perusahaan tidak hanya menumbuhkan peluang bagi pertumbuhan perusahaan tetapi juga dapat mengurangi asimetri informasi yang pada akhirnya mencegah kondisi perusahaan yang tidak baik pada saat krisis ekonomi di kemudian hari (Tarighi et al., 2022). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepemilikan institusional dapat menghasilkan keputusan kolektif yang tepat terkait alokasi sumber daya keuangan berdasarkan kondisi yang dihadapi perusahaan sehingga memperoleh kebijakan yang patut dipilih oleh perusahaan.

Temuan literatur sebelumnya mengatakan bahwa penghindaran pajak yang agresif berpengaruh positif terhadap biaya utang (Lee, 2022). Disisi lain menurut hasil penelitian Abdussaid et al., (2021) penghindaran pajak yang dilakukan suatu perusahaan justru berpengaruh negatif terhadap biaya utang sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap biaya utang.

Sub-sektor makanan dan minuman di Indonesia dikatakan terus bertumbuh sejak tahun 2011. Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia mengakibatkan sub-sektor makanan dan minuman berhasil bertahan meskipun mengalami pertumbuhan yang lambat. Pertumbuhan ini diakibatkan adanya peningkatan konsumsi masyarakat akan kebutuhan makanan dan minuman. Eskalasi industri makanan dan minuman di Indonesia pada kuartal II-2020 sebesar 0.22%, kuartal III-2020 sebesar 0.66%, dan kuartal IV-2020 sebesar 1.66% dimana kondisi ini diharapkan akan terus meningkat sebesar 5-7% di tahun 2021. Peningkatan pertumbuhan ini dikatakan perlu dikaitkan dengan biaya utang karena pertumbuhan suatu perusahaan akan membutuhkan sumber dana dimana utang menjadi salah satu sumber dana eksternal yang kerap dijadikan alternatif perusahaan.

Berdasarkan paparan latar belakang dan fenomena diatas, maka dilakukan penelitian “Pengaruh Penghindaran Pajak dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya

(3)

Utang”. Kebaruan dari penelitian ini ialah menambahkan current ratio sebagai salah satu variabel kontrol yang dinilai terdapat kaitannya dengan biaya utang suatu perusahaan.

Rumusan Masalah

Permasalahan utama penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penghindaran pajak dan kepemilikan institusional terhadap biaya utang. Uraian dari permasalahan utama penelitian ini terdiri dari :

1. Apakah terdapat pengaruh penghindaran pajak terhadap biaya utang?

2. Apakah terdapat pengaruh kepemilikan institusional terhadap biaya utang?

3. Apakah terdapat pengaruh variabel kontrol business age, leverage ratio, net cash from operating activities, size of business, dan current ratio terhadap biaya utang?

TINJAUAN PUSTAKA Penghindaran Pajak

Praktik penghindaran pajak dikatakan banyak dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan meminimalkan biaya utang sehingga menjadi topik yang menarik bagi banyak peneliti.

Riset yang dilakukan oleh Ha, Trang, & Vuong (2022) menggunakan 207 perusahaan yang terdapat di vietstock.com selama tahun 2008-2016 dengan total 1863 pengamatan memperoleh hasil bahwa penghindaran pajak tidak berpengaruh terhadap biaya utang.

Menurut Ekasanti Santosa et al.,(2016) penghindaran pajak yang dalam hal ini melakukan penghematan dalam pembayaran pajak memang tidak dilarang secara hukum tetapi hal ini memberikan pandangan yang buruk dari kantor pajak karena dianggap sebagai perilaku ketidakpatuhan perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap biaya utang. Sehingga dapat dikatakan semakin tinggi nilai penghindaran pajak yang dilakukan maka semakin tinggi pula biaya utang yang harus dibebankan perusahaan begitu juga sebaliknya. Hal yang sama diutarakan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lee,(2022) bahwa penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap biaya utang.

Perbedaan ditemukan pada penelitian Abdussaid et al.,(2021) yang memperoleh pengaruh negatif penghindaran pajak terhadap biaya utang. Hasil risetnya menyimpulkan semakin tinggi penghindaran pajak maka semakin rendah biaya utang yang dibebankan perusahaan dimana hal ini sejalan dengan teori trade off yang memaparkan bahwa penghindaran pajak mampu dikatakan sebagai subtitusi utang karena ketika suatu perusahaan tidak memanfaatkan utang sebagai sumber pendanaannya secara optimal maka pajak yang ditanggung oleh perusahaan semakin besar. Penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan akan menggunakan utang sebagai sumber pendanaannya secara maksimal agar pajak yang dibebankan perusahaan semakin minimal.

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional juga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi biaya utang. Kepemilikan institusional dikatakan oleh Reza Ashkhabi et al.,(2015) menjadi salah satu upaya perusahaan dalam meminimalkan konflik manajemen

(4)

Vanny Aurelia; Farah Margaretha Leon. Pengaruh Penghindaran Pajak dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Utang di Industri Makanan dan Minuman Indonesia Page : 130

dengan pemilik perusahaan karena dengan adanya kepemilikan institusional maka perusahaan akan melakukan kinerja lebih baik lagi akibat adanya pengawasan dari pihak institusional sehingga kreditur akan beranggapan perusahan tersebut memiliki resiko yang rendah hingga pada akhirnya akan meminimalkan biaya utang. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Reza Ashkhabi et al.,(2015) ; Meiriasari,(2017) ; Agustami & Yunanda,(2014) yang menunjukkan pengaruh negatif kepemilikan institusional terhadap biaya utang.

Berdasarkan teori agensi, biaya agensi muncul karena adanya suatu kontrak yang terorganisir dimana perbedaan antara kepemilikan dan manajemen perusahaan membuat manajer lebih memahami nilai perusahaan dan resiko yang bisa dihadapi dibandingkan para pemilik yang mengakibatkan asimetri informasi (Minh Ha et al., 2022). Studi sebelumnya berpendapat bahwa asimetri informasi menjelaskan bagaimana perilaku manajer dalam praktik penghindaran pajak guna memenuhi keuntungan pribadi sehingga kedepannya dapat berdampak pada risiko kelayakan kredit perusahaan dan mengakibatkan meningkatnya biaya utang.

Business age, leverage ratio, net cash from operating activities, size of business, dan current ratio

Variabel kontrol disamping penghindaran pajak dan kepemilikan institusional dinilai dapat mempengaruhi biaya utang. Variabel kontrol yang digunakan mengacu pada riset Minh Ha et al., (2022) yakni yang menggunakan business age, leverage ratio, net cash from operating activities, size of business dan current ratio (Bliss & Gul, 2012).

Business age, leverage ratio, dan current ratio dikatakan Bliss & Gul,(2012) dapat mempengaruhi biaya utang. Business age dikatakan dapat mempengaruhi biaya utang karena memiliki keterkaitannya dengan credit ratings sehingga kreditur memperoleh risiko yang minimum dan berdampak pada biaya utang yang lebih minimum. Hal ini sejalan dengan current ratio yang diharapkan memiliki nilai yang tinggi yang mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sehingga menghasilkan biaya utang yang rendah. Berbeda dengan leverage ratio yang dikatakan bahwa semakin tinggi leverage ratio suatu perusahaan maka kreditur akan menganggap perusahaan tersebut lebih berisiko dengan demikian menghasilkan hubungan yang positif terhadap biaya utang.

Variabel size of business juga dikatakan berpengaruh terhadap biaya utang.

Menurut Le et al.,(2021) perusahaan yang besar dianggap memiliki risiko keuangan yang lebih rendah sehingga diharapkan memiliki pengaruh negatif terhadap biaya utang.

Berbeda halnya dengan Reza Ashkhabi et al.,(2015) yang mengatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka tingkat pertumbuhan perusahaan juga semakin tinggi dengan demikian memiliki kecenderungan untuk menggunakan sumber dana eksternal yang lebih besar yang berakibat pada biaya utang yang tinggi.

Net cash from operating activities suatu perusahaan diharapkan semakin besar karena dengan demikian dapat meminimalkan risiko kredit sehingga perusahaan tersebut diharapkan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban utangnya (Bliss & Gul, 2012).

Sedangkan menurut Kholbadalov, (2012) diharapkan dengan adanya arus kas dari kegiatan operasional maka perusahaan berada pada posisi yang baik dalam memenuhi kewajibannya sehingga biaya utang yang dibebankan juga akan semakin rendah.

Rerangka Konseptual

Penghindaran pajak dikatakan dapat mempengaruhi biaya utang. Pengaruh biaya utang yang dipengaruhi oleh penghidaran pajak dapat diukur dengan book-tax difference dan total accrual. Penelitian sebelumnya oleh Abdussaid et al.,(2021) melihat adanya pengaruh negatif penghindaran pajak terhadap biaya utang. Kepemilikan institusional dari hasil penelitian Reza Ashkhabi et al.,(2015) ; Meiriasari,(2017) ; Agustami &

Yunanda,(2014) menunjukkan adanya pengaruh negatif terhadap biaya utang. Hasil

(5)

Kepemilikan Institusional

penelitian Bliss & Gul,(2012) melihat adanya variabel kontrol yang terdiri atas business age dan current ratio berpengaruh negatif terhadap biaya utang sedangkan leverage berpengaruh negatif terhadap biaya utang. Size of business menurut Reza Ashkhabi et al.,(2015) berpengaruh positif terhadap biaya utang dimana hal ini berbeda dari hasil penelitian Le et al.,(2021). Sedangkan hasil penelitian Kholbadalov, (2012) memaparkan bahwa variabel net cash from operating activities memiliki pengaruh positif terhadap biaya utang.

Oleh sebab itu berdasarkan pemaparan diatas, maka rerangka konseptual pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

H1

H2

H3

Gambar 1. Bagan Kerangka Konseptual

Pengembangan Hipotesis

Penghidaran pajak dari hasil penelitian Masri & Martani,(2012) ; Ekasanti Santosa et al.,(2016) ; Lee,(2022) menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap biaya utang sehingga dapat dikatakan semakin tinggi nilai penghindaran pajak yang dilakukan maka semakin tinggi biaya utang yang harus dibebankan perusahaan. Berbeda halnya dengan hasil penelitian Abdussaid et al.,(2021) penghindaran pajak yang dilakukan suatu perusahaan justru berpengaruh negatif terhadap biaya utang. Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan hipotesis pertama sebagai berikut :

𝑯𝟏 : Terdapat pengaruh penghindaran pajak terhadap biaya utang.

Berbeda halnya dengan kepemilikan institusional dimana menurut hasil penelitian Reza Ashkhabi et al.,(2015) ; Meiriasari,(2017) ; Agustami & Yunanda,(2014) menunjukkan adanya pengaruh negatif terhadap biaya utang dimana kehadiran

Penghindaran Pajak 1. Book-tax difference 2. Total accrual

Variabel Kontrol 1. Business age 2. Leverage ratio

3. Net Cash from Operating activities

4. Size of business 5. Current ratio

Biaya Utang

(6)

Vanny Aurelia; Farah Margaretha Leon. Pengaruh Penghindaran Pajak dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Utang di Industri Makanan dan Minuman Indonesia Page : 132

kepemilikan institusional ini akan dianggap memberikan pengawasan yang ketat bagi perusahaan sehingga pada akhirnya dapat meminimalkan biaya utang. Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan hipotesis kedua sebagai berikut :

𝑯𝟐 : Terdapat pengaruh kepemilikan institusional terhadap biaya utang.

Business age suatu perusahaan dikatakan berdampak terhadap biaya utang. Usia perusahaan ini yang akan menyebabkan asimetri informasi. Asimetri informasi muncul antara debitur dan kreditur pada perusahaan muda karena mereka memiliki reputasi yang baru di pasar keuangan (Najah & Jarboui, 2013). Peneliti Shen & Huang, (2013) mengatakan bahwa asimetri informasi ini akan berdampak negatif pada earnings management yang pada akhirnya akan meningkatkan biaya utang sebagai akibat dari credit ratings yang buruk.

Menurut hasil penelitian Bliss & Gul,(2012) leverage ratio memiliki pengaruh positif terhadap biaya utang sedangkan business age dan current ratio berpengaruh negatif terhadap biaya utang. Size of business menurut Reza Ashkhabi et al.,(2015) berpengaruh positif terhadap biaya utang dimana hal ini berbeda dari hasil penelitian Le et al.,(2021) bahwa size of business berpengaruh negatif terhadap biaya utang. Hasil penelitian Kholbadalov,(2012) variabel net cash from operating activities memiliki pengaruh positif terhadap biaya utang. Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut :

𝑯𝟑 : Terdapat pengaruh business age, leverage ratio, net cash from operating activities, size of business, dan current ratio terhadap biaya utang.

METODE PENELITIAN

Variabel dan Pengukuran Variabel

Variabel dan pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini bermaksud untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel kontrol terhadap variabel dependen yang masing-masing pengukurannya diuraikan pada Tabel 1.

Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel penelitian ini meliputi perusahaan pada sub-sektor makanan dan minuman yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun (2016-2020). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pengumpulan data sekunder dimana data diperoleh dari sumber yang sudah mempublikasikan datanya. Sumber data dari penelitian diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (https://www.idx.co.id/) dan website masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel. Hasil data pengamatan yang dapat digunakan berasal dari 28 perusahaan pada sub-sektor makanan dan minuman dengan periode pengamatan 2016-2020 sehingga jumlah pengamatan sebanyak 140.

(7)

Tabel 1. Identifikasi dan Pengukuran Variabel Jenis

Variabel

Nama Variabel

Proxy Simbol Definisi Variabel Operasional Referensi Variabel

Dependen

Cost of Debt

- COD

𝐶𝑂𝐷 = 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑒𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Minh Ha et al., 2022

Variabel Independen

Tax Avoidance

Book-tax Difference

BTD

𝐵𝑇𝐷 = net income before tax − 𝑡𝑎𝑥𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑔𝑔𝑒𝑑 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Marques et al., 2017 Total

Accrual TA

𝑇𝐴

= 𝑛𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 − 𝑛𝑒𝑡 𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑓𝑟𝑜𝑚 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑐𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Debnath, 2017

Institutional Ownership

- INST

𝐼𝑁𝑆𝑇 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 (annual report)

Abdussaid et al., 2021

Variabel Kontrol

Business Age

- AGE Tahun bisnis berdiri hingga tahun 2020 Minh Ha et al., 2022 Leverage

Ratio

- LEVERAGE 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Minh Ha et al., 2022

Net Cash from Operating Activities

- CFO 𝑛𝑒𝑡 𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑓𝑟𝑜𝑚

𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑐𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Minh Ha et al., 2022

Size of Business

- SIZE logaritma total assets Minh Ha et

al., 2022 Current

Ratio

- CR 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Bliss & Gul, 2012

Tabel 2. Kriteria Pengambilan Sampel

Keterangan Jumlah

Perusahaan sub-sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020

62

Perusahaan yang tidak lengkap laporan tahunannya (16) Perusahaan yang tidak lengkap berdasarkan data terkait pengukuran

pada variabel

(18)

Jumlah perusahaan yang layak dijadikan sampel 28

Terdapat tahapan dalam pengujian model regresi dalam penelitian ini yang dijabarkan sebagai berikut:

Uji Chow Test

Hasil uji chow test memiliki dua opsi yang harus ditentukan, yaitu common effect atau fixed effect. Dalam penelitian ini, uji chow bermanfaat untuk menentukan model mana yang lebih baik dan lebih tepat. Uji chow test didasarkan pada hipotesis nol di mana tidak ada heterogenitas individu dan hipotesis alternatif di mana ada heterogenitas pada cross- section.

Hipotesis dalam uji chow test disebutkan sebagai berikut:

𝐻0 : Model yang tepat adalah common effect 𝐻𝑎 : Model yang tepat adalah fixed effect Adapun kriteria pengambilan keputusannya :

Jika probabilitas cross–section dari chi-square < 0.05, 𝐻0 ditolak

(8)

Vanny Aurelia; Farah Margaretha Leon. Pengaruh Penghindaran Pajak dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Utang di Industri Makanan dan Minuman Indonesia Page : 134

Jika probabilitas cross–section dari chi-square > 0.05, 𝐻0 diterima Uji Hausman Test

Hasil uji hausman test memiliki dua opsi yang harus ditentukan, yaitu random effect atau fixed effect. Dalam penelitian ini, uji hausman bermanfaat untuk menentukan model mana yang lebih baik dan lebih tepat.

Hipotesis dalam uji hausman test dapat disebutkan sebagai berikut:

𝐻0 : Model yang tepat adalah random effect 𝐻𝑎 : Model yang tepat adalah fixed effect Adapun kriteria pengambilan keputusannya :

Jika probabilitas cross–section dari random < 0.05, 𝐻0 ditolak Jika probabilitas cross–section dari random > 0.05, 𝐻0 diterima

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel 3 hasil uji chow test dan hausman test, hasil menunjukkan bahwa nilai probabilita cross section Chi-square sebesar 0.0000 < 0.05, maka keputusan yang diperoleh yaitu H0 ditolak sehingga model yang digunakan adalah Fixed effect. Jika model yang dipilih adalah model dari Fixed effect, maka diperlukan pengujian selanjutnya dengan menggunakan hausman test untuk menguji apakah akan menggunakan model fixed effect atau random effect. Hasil keseluruhan model menunjukkan bahwa nilai probabilita cross- section random sebesar 0.0000 < 0.05, maka keputusan yang dapat diperoleh yaitu H0

ditolak sehingga model yang digunakan adalah Fixed effect model.

Tabel 3.

Hasil Uji Chow Test dan Hausman Test

Test Summary statistic Prob Keputusan

Cross-section Chi-square

133.887772 0.0000 Ditolak H0, Fixed Effect terpilih Cross-section

random

142.684306 0.0000 Ditolak H0, Fixed Effect terpilih Sumber : Data diolah menggunakan E-views

Metode Analisis Data Uji Goodness of Fit (𝑹𝟐)

Uji ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen dan kontrol dalam menjelaskan variabel dependen-nya. Uji analisis ini menggunakan nilai adjusted 𝑅2 karena jumlah variabel independennya lebih dari satu. Jika nilai adjusted 𝑅2 menunjukkan nilai mendekati 1 artinya variabel independen dan kontrol mampu menjelaskan variabel dependen tersebut.

Adapun kriteria pengambilan keputusannya :

Jika nilai adjusted 𝑅2 mendekati 1, kemampuan variabel independen dan kontrol dalam menjelaskan variabel dependen semakin tinggi

Jika nilai adjusted 𝑅2 mendekati 0, kemampuan variabel independen dan kontrol dalam menjelaskan variabel dependen semakin rendah

Berdasarkan hasil uji goodness of fit, diperoleh nilai adjusted r-square sebesar 0.557245. Hal ini berarti variabel independen yaitu book-tax difference, total accrual, kepemilikan institusional, business age, leverage, net cash from operating activities, size of business dan current ratio mampu menjelaskan variasi dari biaya utang sebesar 55.7245% dan sisanya sebesar 44.2755%menjelaskan bahwa biaya utang dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam model ini.

Uji Serentak (F-test)

(9)

Uji ini dilakukan untuk menguji apakah variabel independent secara bersamaan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Hipotesis dalam uji F disebutkan sebagai berikut : 𝐻0 : 𝑏1= 𝑏2=𝑏3 = 0

Artinya secara bersama variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen

𝐻𝑎 : 𝑏1 ≠ 𝑏2 ≠ 𝑏3 ≠ 0

Artinya secara bersama variabel independent mempengaruhi variabel dependen Adapun kriteria pengambilan keputusannya :

Jika sig.F < 0.05, 𝐻0 ditolak Jika sig.F > 0.05, 𝐻0 diterima

Berdasarkan hasil uji serentak, terlihat bahwa probabilita F-statistic menghasilkan nilai sebesar 0.000000 < 0.05. Dengan demikian hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa paling tidak ada 1 variabel independen yaitu book-tax difference, total accrual, kepemilikan institusional, business age, leverage, net cash from operating activities, size of business dan current ratio memberikan pengaruh kepada biaya utang sehingga model regresi layak digunakan dalam penelitian ini.

Analisis Deskriptif Statistik

Tabel 4.

Deskriptif statistik

Mean Median Maximum Minimum Std. Dev

CO D

0.052276 0.04795 0

0.949500 0.000200 0.082605 BTD 0.037766 0.01905

0

2.210800 -0.660400

0.207614

TA -

217891347.934 9

-

8631961 0

1107482300 0

-

744176500 0

1576776620.72862 8

INS T

0.853817 0.93840 0

1.000000 0.039300 0.187378 AGE 40.03571 38.00000 99.00000 4.000000 18.55476 LEV 0.534473 0.521700 2.899900 0.140600 0.301295 CFO 0.072616 0.065750 0.548800 -0.899700 0.141039 SIZ

E

9.700099 9.653750 11.21260 8.516800 0.628031 CR 2.104413 1.35100

0

46.56940 0.122200 4.007397 Sumber : Data diolah menggunakan E-views

Biaya utang (COD) memiliki nilai rata-rata sebesar 0.052276, median sebesar 0.047950, dan standar deviasi sebesar 0.082605. Adapun nilai maksimum dari COD sebesar 0.949500 yang dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dan nilai minimum sebesar 0.000200 yang dimiliki oleh PT PP London Sumatra Indonesia Tbk.

Book-tax difference (BTD) memiliki nilai rata-rata sebesar 0.037766, median sebesar 0.019050, dan standar deviasi sebesar 0.207614. Adapun nilai maksimum dari BTD sebesar 2.210800 dan nilai minimum sebesar -0.660400 yang dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

(10)

Vanny Aurelia; Farah Margaretha Leon. Pengaruh Penghindaran Pajak dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Utang di Industri Makanan dan Minuman Indonesia Page : 136

Total accrual (TA) memiliki nilai rata-rata sebesar -217891347.93, median sebesar -86319610, dan standar deviasi sebesar 1576776620.73. Adapun nilai maksimum dari TA sebesar 1107482300 dan nilai minimum sebesar -7441765000 yang dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Kepemilikan institusional (INST) memiliki nilai rata-rata sebesar 0.853817, median sebesar 0.938400, dan standar deviasi sebesar 0.187378. Adapun nilai maksimum dari INST sebesar 1.000000 yang dimiliki oleh PT Sariguna Primatirta Tbk. dan nilai minimum sebesar 0.039300 yang dimiliki oleh PT PP London Sumatra Indonesia Tbk.

Business age (AGE) memiliki nilai rata-rata sebesar 40.03571, median sebesar 38.00000, dan standar deviasi sebesar 18.55476. Adapun nilai maksimum dari AGE sebesar 99.00000 yang dimiliki oleh PT Jaya Agra Wattie Tbk. dan nilai minimum sebesar 4.000000 yang dimiliki Dua Putra Utama Makmur Tbk.

Leverage (LEV) memiliki nilai rata-rata sebesar 0.534473, median sebesar 0.521700, dan standar deviasi sebesar 0.301295. Adapun nilai maksimum dari LEV sebesar 2.899900 yang dimiliki oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dan nilai minimum sebesar 0.140600 yang dimiliki oleh PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Tbk.

Net cash from operating activities (CFO) memiliki nilai rata-rata sebesar 0.072616, median sebesar 0.065750, dan standar deviasi sebesar 0.141039. Adapun nilai maksimum dari CFO sebesar 0.548800 yang dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk. dan nilai minimum sebesar -0.899700 yang dimiliki oleh PT Jaya Agra Wattie Tbk.

Size of business (SIZE) memiliki nilai rata-rata sebesar 9.700099, median sebesar 9.653750, dan standar deviasi sebesar 0.628031. Adapun nilai maksimum dari SIZE sebesar 11.21260 yang dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk. dan nilai minimum sebesar 8.516800 yang dimiliki oleh PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk.

Current ratio (CR) memiliki nilai rata-rata sebesar 2.104413, median sebesar 1.351000, dan standar deviasi sebesar 4.007397. Adapun nilai maksimum dari CR sebesar 46.56940 yang dimiliki oleh PT PP London Sumatra Indonesia Tbk.

dan nilai minimum sebesar 0.122200 yang dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Uji Individu (T-test)

Uji yang dilakukan untuk menilai apakah masing-masing variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan jika sig.t < 0.05, 𝐻0 ditolak dan jika sig.t > 0.05, 𝐻0 diterima.

H1 : Terdapat pengaruh penghindaran pajak terhadap biaya utang.

Book-tax difference memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.05 yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar -0.147799. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh negatif dan signifikan antara book-tax difference terhadap biaya utang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Abdussaid et al.,(2021) yang memperoleh pengaruh negatif penghindaran pajak terhadap biaya utang. Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi penghindaran pajak maka semakin rendah biaya utangnya. Perusahaan yang optimal memanfaatkan utang sebagai sumber pendanaannya dapat meminimalkan pajak yang dibebankan dengan demikian penghindaran pajaknya juga semakin rendah dan sebaliknya. Total accrual memiliki nilai probabilitas sebesar 0.9517 > 0.05 yang menunjukan pengaruh tidak signifikan. Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak terdapat pengaruh signifikan antara total accrual terhadap biaya utang dimana hal ini dikarenakan pendapatan bersih yang rendah pada perusahaan.

(11)

Pendapatan bersih yang rendah dimiliki oleh banyaknya perusahaan yang terdaftar di sub- sektor makanan dan minuman di Indonesia sehingga menimbulkan pengaruh tidak signfikan terhadap biaya utang. Oleh karena itu penelitian ini sejalan dengan Minh Ha et al.,(2022) yang menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh penghindaran pajak terhadap biaya utang.

H2 : Terdapat pengaruh kepemilikan institusional terhadap biaya utang.

Kepemilikan institusional memiliki nilai probabilitas sebesar 0.6082 > 0.05 yang menunjukan pengaruh tidak signifikan. Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak terdapat pengaruh signifikan antara kepemilikan institusional terhadap biaya utang. Hal ini diakibatkan besarnya beban bunga yang dimiliki perusahaan bersumber dari utang perusahaan terhadap bank sedangkan kepemilikan institusional diharapkan dapat dijadikan mekanisme untuk meningkatkan minat kreditur dalam melakukan investasi (Abdussaid et al.,2021). Pada kenyataannya kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap perusahaan sehingga kepemilikan institusional tidak memiliki mempengaruhi perusahaan dalam melakukan keputusan terkait kebijakan utang. Dengan demikian penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Minh Ha et al.,(2022) yang menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh kepemilikan institusional terhadap biaya utang. Penelitian ini berarti tidak bisa membuktikan keberadaan kepemilikan insititusional yang dapat dijadikan upaya suatu perusahaan dalam meminimalkan konflik antara manajemen dengan pemilik perusahaan (Reza Ashkhabi et al., 2015). Selain itu kepemilikan institusional dalam penelitian ini tidak dapat dijadikan sebagai mekanisme efektif dari Corporate Governance yang dinilai dapat secara efektif mengawasi tindakan perusahaan untuk menghindari perilaku manajer oportunisik dan memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham (Tarighi et al., 2022).

H3 : Terdapat pengaruh business age, leverage ratio, net cash from operating activities, size

of business, dan current ratio terhadap biaya utang.

Business age memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.05 yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar 0.017164. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara business age terhadap biaya utang. Suatu bisnis yang telah beroperasi dalam waktu yang lama tentunya telah mampu menunjukkan produktivitas perusahaan sehingga perusahaan dapat bertahan hingga sekarang. Meskipun begitu, usia perusahaan yang cukup tua juga tidak menjamin kinerja perusahaan akan terus meningkat (Mallinguh et al., 2020). Hal ini disebabkan oleh dua hipotesis. Pertama, perusahaan yang cukup tua mencerminkan organisasi yang semakin kaku dari waktu ke waktu. Kedua, perusahaan yang telah lama beroperasi mendorong perilaku untuk mencari pinjaman dalam melakukan bisnisnya dimana hal ini mungkin dipengaruhi oleh tata kelola perusahaan yang mulai tidak efisien, porsi dewan direksi yang besar, serta tingginya pembiayaan struktur manajemen perusahaan terutama direktur utama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketika perusahaan memiliki umur yang dewasa dikhawatirkan perusahaan menggunakan pinjaman berupa utang untuk membiayai operasional perusahaan dikarenakan inefisiensi tata Kelola perusahaan dan pembiayaan struktur manajemen perusahaan bukan untuk investasi yang dapat meningkatkan nilai perusahaan yang mengakibatkan meningkatnya biaya utang.

Leverage memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.05 yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar -0.203083. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh negatif dan signifikan antara leverage terhadap biaya utang. Hasil ini berbeda dengan penelitian Bliss & Gul, (2012) yang menunjukkan pengaruh positif dan hasil penelitian Minh Ha et al.,(2022) yang menujukkan tidak adanya pengaruh leverage terhadap biaya utang. Hasil penelitian yang menujukkan pengaruh negatif mengartikan semakin tinggi leverage ratio suatu perusahaan tidak membuktikan semakin tinggi biaya utangnya sehingga kreditur tidak menganggap perusahaan dengan leverage

(12)

Vanny Aurelia; Farah Margaretha Leon. Pengaruh Penghindaran Pajak dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Utang di Industri Makanan dan Minuman Indonesia Page : 138

ratio yang tinggi lebih berisiko jika dibandingkan perusahaan dengan leverage ratio yang rendah. Net cash from operating activities memiliki nilai probabilitas sebesar 0.2517 > 0.05 yang menunjukan pengaruh tidak signifikan. Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak terdapat pengaruh signifikan antara net cash from operating activities terhadap biaya utang dimana hasil ini sejalan dengan hasil Minh Ha et al.,(2022) yang menyatakan tidak adanya pengaruh net cash from operating activities terhadap biaya utang. Penyebab net cash from operating activities yang tidak signifikan menujukkan perusahaan memiliki arus kas tinggi yang mengindikasikan kepemilikan dana internal yang besar yang dapat digunakan untuk membiayai secara mandiri pertumbuhan perusahaannya sehingga tidak membutuhkan sumber dana eksternal berupa utang (Idawati & Wisudarwanto, 2021). Size of business memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.05 yang menunjukan pengaruh signifikan. Besarnya koefisien sebesar -0.511224. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh negatif dan signifikan antara size of business terhadap biaya utang. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Le et al.,(2021) yang menyatakan semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin rendah biaya utangnya. Hal ini dikarenakan semakin besar suatu perusahaan maka semakin rendah pula risiko keuangan yang akan dihadapi perusahaan tersebut. Current ratio memiliki nilai probabilitas sebesar 0.5451 > 0.05 yang menunjukan pengaruh tidak signifikan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Bliss & Gul,(2012) yang menujukkan pengaruh positif current ratio terhadap biaya utang.

Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Penyebab current ratio tidak berpengaruh terhadap biaya utang dikarenakan jumlah sampel perusahaan mampu menujukkan rasio lancar yang tinggi. Hal ini dikatakan oleh Dirman, (2020) bahwa jika sampel perusahaan sampel yang digunakan memiliki nilai rasio lancar yang tinggi artinya perusahaan tersebut mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar sehingga tidak terdapat pengaruh terhadap biaya utang.

Tabel 5.

Hasil Uji Individu ( T-test) Variabel

Independen

Variabel Dependen COD

Koefisien Probabilitas Kesimpulan

Konstanta 4.466233 - -

BTD -0.147799 0.0000 Negatif Signifikan

TA -2.161597 0.9517 Tidak Signifikan

INST -0.024502 0.6082 Tidak Signifikan

AGE 0.017164 0.0000 Positif Signifikan

LEV -0.203083 0.0000 Negatif Signifikan

CFO -0.072801 0.2517 Tidak Signifikan

SIZE -0.511224 0.0000 Negatif Signifikan

CR -0.000925 0.5451 Tidak Signifikan

Sumber : Data diolah menggunakan E-views Model Regresi Penelitian

Model regresi data panel yang sebelumnya digunakan oleh (Minh Ha et al., 2022) dapat dituliskan sebagai berikut :

𝐶𝑂𝐷 = 4.466233 - 0.147799BTD - 2.161597TA -0.024502INST + 0.017164AGE - 0.203083LEV -0.072801CFO - 0.511224SIZE - 0.000925CR

(13)

Keterangan :

𝐶𝑂𝐷𝑖𝑡 = Cost of debt

BTD = Book-tax difference

TA = Total accrual

INST = Institutional ownership

AGE = Business age

LEVERAGE = Leverage ratio

CFO = Cash from operations SIZE = Size of business

𝑎1 = konstanta

𝑎2𝐵𝑇𝐷𝑖,𝑡 = Koefisien Book-tax difference 𝑎3𝑇𝐴𝑖𝑡 = Koefisien Total accrual

𝑎4𝐼𝑁𝑆𝑇𝑖𝑡 = Koefisien Institutional ownership 𝑎5𝐴𝐺𝐸𝑖𝑡 = Koefisien Business age

𝑎6𝐿𝐸𝑉𝐸𝑅𝐴𝐺𝐸𝑖𝑡 = Koefisien Leverage ratio

𝑎7𝐶𝐹𝑂𝑖𝑡 = Koefisien Cash from operations 𝑎8𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖𝑡 = Koefisien Size of business 𝑎9𝐶𝑅𝑖𝑡 = Koefisien Current ratio

𝜀𝑖𝑡 = Error

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, didapat kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel penghindaran pajak yang diukur dengan book-tax difference berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap biaya utang sedangkan total accrual tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang.

2. Variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang.

3. Variabel control business age berpengaruh positif signifikan terhadap biaya utang, leverage dan size of business berpengaruh negatif signifikan terhadap biaya utang sedangkan variabel net cash from operating activities dan current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang.

(14)

Vanny Aurelia; Farah Margaretha Leon. Pengaruh Penghindaran Pajak dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Utang di Industri Makanan dan Minuman Indonesia Page : 140

Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat manfaat yang diperoleh sebagai implikasi bagi manajer keuangan dan investor yang dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan pengambilan keputusan. Beberapa implikasi yang diperoleh sebagai berikut :

a. Bagi Manajer Keuangan

Manajer keuangan dapat memperhatikan book-tax difference, leverage, dan size of business yang memiliki pengaruh negatif signifikan sedangkan business age memiliki pengaruh positif signifikan terhadap biaya utang. Hal ini dapat dijadikan pertimbangan bagi manajer keuangan untuk dapat meningkatkan pendapatan sebelum pajak yang dimiliki perusahaan atau mengurangi asset yang tidak produktif agar dapat meminimalkan biaya utang. Disisi lain manajer keuangan dapat mempertimbangkan dalam penggunaan sumber dana utang yang optimal karena dapat meminimalkan biaya utang suatu perusahaan dalam kaitannya terhadap rasio utang perusahaan. Meskipun begitu, dalam penggunaan sumber daya utang, manajer keuangan perlu selektif agar kedepannya perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan. Disisi lain perusahaan dapat mengupayakan peningkatan jumlah asset yang dimiliki dengan cara membeli asset yang memiliki nilai produktif bagi keberlangsungan operasional perusahaan.

Kepemilikan aset dalam proporsi yang besar dan produktif bagi perusahaan mengindikasikan bagi kreditur bahwa perusahaan memiliki risiko keuangan yang rendah karena perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam memiliki aset dengan demikian akan meminimalkan biaya utang. Sedangkan perusahaan yang memiliki umur yang dewasa perlu menunjukkan produktivitasnya agar tidak dicurigai penggunaan utangnya digunakan untuk membiayai struktur manajemen perusahaan.

b. Bagi investor

Investor dapat melihat perusahaan yang memiliki book-tax difference, leverage, dan size of business tinggi karena dikatikan dengan biaya utang yang rendah serta business age yang tinggi dikaitkan dengan biaya utang yang tinggi.

Oleh karena itu dengan book-tax difference yang tinggi dengan meningkatkan pendapatan sebelum pajak atau menjual asset perusahaan yang tidak produktif dapat meminimalkan biaya utang. Penggunaan utang yang optimal serta ukuran suatu perusahaan yang besar dapat meminimalkan biaya utang yang dibebankan oleh perusahaan dengan cara peningkatan kepemilikan asset perusahaan yang produktif serta menunjukkan produktivitas perusahaan agar dapat meminimumkan biaya utang.

Keterbatasan dan saran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, ditemukan beberapa keterbatasan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi pihak yang terkait antara lain perusahaan perlu meningkatkan pendapatan sebelum pajak atau menjual asset perusahaan yang tidak produktif karena terbukti dapat digunakan sebagai upaya

(15)

perusahaan dalam meminimalkan biaya utang. Perusahaan juga perlu menggunakan sumber dana utang yang optimal karena dapat meminimalkan biaya yang dibebankan perusahaan. Selain itu, membeli asset yang produktif bagi perusahaan juga dapat meminimalkan biaya utang karena besarnya asset yang dimiliki perusahaan terbukti dapat meminimalkan biaya utang. Serta bagi perusahaan yang telah berumur dewasa perlu menunjukkan produktivitasnya agar meminimalkan biaya utang. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel agar dapat menunjukkan faktor lain yang dapat mempengaruhi biaya utang. Variabel yang dapat ditambah antara lain corporate governance Meiriasari,(2017), earnings variability Suryani et al.,(2019) dan debt to equity ratio (Dirman, 2020).

DAFTAR PUSTAKA

Abdussaid, A., Kirana, D., Miftah, M., Abdussaid, A., Dwi, ), Kirana, J., & Miftah, ) Munasiron.

(2021). Pengaruh Tax Avoidance dan Struktur Kepemilikan terhadap Cost of Debt. Jurnal Penelitian Akuntansi, 2(1), 1–16.

Agustami, S., & Yunanda, A. C. (2014). Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Pengungkapan Sukarela terhadap Biaya Hutang (Studi pada Perusahaan Manufaktur Pengolahan Logam yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan, 2(2), 376–

391.

Bliss, M. A., & Gul, F. A. (2012). Political Connection and Cost of Debt : Some Malaysian evidence. Journal of Banking and Finance, 36(5), 1520–1527.

https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2011.12.011

Debnath, P. (2017). Assaying the Impact of Firm’s Growth and Performance on Earnings Management: An Empirical Observation of Indian Economy. International Journal of

Research in Business Studies and Management, 4(2).

https://doi.org/10.22259/ijrbsm.0402003

Dirman, A. (2020). Cost of Debt : The Impact of Financial Factors and Non-financial Factors.

Dinasti International Journal of Economics, Finance & Accounting, 1(4), 550–567.

https://doi.org/10.38035/DIJEFA

Ekasanti Santosa, J., Jaya Yogyakarta Heni Kurniawan, A., & Jaya Yogyakarta, A. (2016).

Anlisis Pengaruh Tax Avoidance terhadap Cost of Debt pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI selama periode 2010-2014. MODUS, 28(2), 139–154.

Idawati, W., & Wisudarwanto, F. (2021). Tax Avoidance dan Karakteristik Pperasional Perusahaan terhadap Biaya Hutang. ULTIMA Accounting, 13, 17–31.

http://infobanknews.com

Kholbadalov, U. (2012). The relationship of corporate tax avoidance, cost of debt and institutional ownership: evidence from Malaysia. Atlantic Review of Economics, 2, 1–36.

https://dialnet.unirioja.es/servlet/articulo?codigo=4744162

Le, H. T. T., Vo, X. V., & Vo, T. T. (2021). Accruals quality and the cost of debt: Evidence from Vietnam. International Review of Financial Analysis, 76, 1–10.

https://doi.org/10.1016/j.irfa.2021.101726

Lee, S. (2022). Changes in the effect of corporate tax avoidance on the cost of debt over the past 25 years. Pacific Accounting Review, 34(2), 293–309. https://doi.org/10.1108/PAR- 03-2021-0031

(16)

Vanny Aurelia; Farah Margaretha Leon. Pengaruh Penghindaran Pajak dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Utang di Industri Makanan dan Minuman Indonesia Page : 142

Malik, Q. A., Hussain, S., Ullah, N., Waheed, A., Naeem, M., & Mansoor, M. (2021).

Simultaneous Equations and Endogeneity in Corporate Finance: The Linkage between Institutional Ownership and Corporate Financial Performance. Journal of Asian Finance, Economics and Business, 8(3), 69–77. https://doi.org/10.13106/jafeb.2021.vol8.no3.0069 Mallinguh, E., Wasike, C., & Zoltan, Z. (2020). The business sector, firm age, and performance:

the mediating role of foreign ownership and financial leverage. International Journal of Financial Studies, 8(4), 1–16. https://doi.org/10.3390/ijfs8040079

Marques, M. T., Nakao, S. H., & de Souza Costa, P. (2017). Book-tax Differences and Capital Structure. Revista de Administracao Mackenzie, 18(6), 177–200.

https://doi.org/10.1590/1678-69712017/administracao.v18n6p177-200

Masri, I., & Martani, D. (2012). Pengaruh Tax Avoidance terhadap Cost of Debt. Simposium Nasional Akuntansi XV, 1–23.

Meiriasari, V. (2017). Pengaruh Corporate Governance, Kepemilikan Keluarga, Kepemilikan Institutional, dan Ukuran Perusahaan (firm size) terhadap Biaya Utang. JURNAL ILMIAH

EKONOMI GLOBAL MASA KINI, 8, 28–34.

http://ejournal.uigm.ac.id/index.php/EGMK/article/view/233

Minh Ha, N., Phuong Trang, T. T., & Vuong, P. M. (2022). Relationship between tax avoidance and institutional ownership over business cost of debt. Cogent Economics and Finance, 10(1). https://doi.org/10.1080/23322039.2022.2026005

Najah, A., & Jarboui, A. (2013). Extra-financial Disclosure and the Cost of Debt of Big French Companies. 57–69.

Reza Ashkhabi, I., Agustina Jurusan Akuntansi, L., Ekonomi, F., & Negeri Semarang, U.

(2015). Pengaruh Corporate Governance, Struktur Kepemilikan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Biaya Utang. Accounting Analysis Journal, 4(3), 1–8.

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj

Shen, C. H., & Huang, Y. L. (2013). Effects of Earnings Management on Bank Cost of Debt.

Accounting and Finance, 53(1), 265–300. https://doi.org/10.1111/j.1467- 629X.2011.00455.x

Sopiyana, M. (2022). The Effect of Leverage and Firm Size on Tax Avoidance with Profitability as Moderating. Scientifix Journal of Reflection : Economic, Accounting, Management and Business, 5(1), 29–37. www.kemenkeu.go.id,

Suryani, A., Imelda, E., & Wirianata, H. (2019). Pengaruh Earnings Variability, Ukuran Perusahaan, dan Negative Earnings Terhadap Biaya Utang. Jurnal Multiparadigma Akuntansi, 1(3), 919–926. www.bi.go.id

Tarighi, H., Appolloni, A., Shirzad, A., & Azad, A. (2022). Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) and Financial Distressed Risk (FDR): Does Institutional Ownership Matter? Sustainability (Switzerland), 14(2). https://doi.org/10.3390/su14020742

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian tersebut menunjukan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel dengan kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan,