BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam atau sains yang mengkaji tentang makhluk hidup, lingkungan sekitar, interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan dan fenomena-fenomena alam yang ada di dalam kehidupan. Biologi merupakan ilmu yang lahir dan berkembang berdasarkan observasi dan eksperimen. Belajar biologi tidak cukup hanya dengan menghafal fakta dan konsep, akan tetapi dituntut pula menemukan fakta-fakta dan konsep-konsep tersebut melalui observasi dan eksperimen (Julianto, 2010).
Pembelajaran biologi yaitu pembelajaran yang menekankan pemberian pengalaman secara langsung kepada siswa, sehingga mampu menemukan fakta dan konsep. Pembelajaran biologi tidak hanya menitikberatkan pada ranah kognitif saja, akan tetapi juga melibatkan ranah proses (psikomotorik) dan ranah sikap (afektif). Tujuan dari pembelajaran biologi adalah siswa mampu melakukan pengamatan, percobaan sederhana, diskusi untuk memahami konsep dan mampu menginterpretasikan data yang dikumpulkan serta mampu untuk melaporkan atau mempresentasikan data yang diperoleh (Kristiana et al., 2017).
Biologi sebagai bagian ilmu sains menekankan pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung melalui pengalaman belajar yang di
dalamnya memuat keterampilan proses. Keterampilan proses sains menekankan pembelajaran pada pembentukan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan hasilnya (Rahmasiwi et al., 2015).
Keterampilan proses sains dapat berupa proses mental (psikis) dan perilaku fisik yang digunakan dalam memperoleh, memahami dan melakukan interpretasi terhadap data, fakta-fakta atau bukti untuk meningkatkan pengetahuan atau pemahaman. Pengembangan keterampilan proses sains siswa digunakan untuk membantu siswa dalam memahami materi yang bersifat jangka panjang. Hal tersebut berguna dalam membekali siswa untuk menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan berbagai persoalan di kehidupan sehari-hari. Keterampilan proses sains dapat memungkinkan siswa untuk mengumpulkan data yang meliputi mengamati, mengklasifikasi, mengukur, berkomunikasi, menyimpulkan, bereskperimen, dan menginterpretasi (Siregar et al., 2016).
Pada pembelajaran biologi, umumnya masih terdapat kendala yakni kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru, siswa hanya belajar hafalan materi tanpa mengembangkan tuntutan kompetensi, pembelajaran yang dilakukan oleh guru hanya menekankan pada aspek pencapaian kognitif tanpa disertai pencapaian psikomotor dan afektif siswa, siswa jarang berdiskusi dan bekerja sama dengan siswa lain yang mengakibatkan siswa menjadi pasif sehingga keterampilan proses tidak berkembang (Kristiana et al., 2017).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi di SMA Muhammadiyah Boarding School Zam-Zam Cilongok diperoleh informasi bahwa pembelajaran biologi belum menekankan pada pengembangan keterampilan proses sains siswa. Permasalahan pembelajaran biologi di SMA Muhammadiyah Boarding School Zam-Zam Cilongok diantaranya adalah: 1) kurangnya diskusi kelompok, presentasi, dan tanya jawab, 2) siswa lebih banyak menerima materi tanpa melakukan aktivitas yang dapat mengembangkan keterampilan prosesnya, 3) siswa kurang tertarik dengan cara guru menyampaikan materi (model pembelajaran yang digunakan guru tidak bervariasi), 4) pembelajaran yang dilakukan hanya menekankan pada penguasaan konsep serta belum mengeksplorasi keterampilan proses sains siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sains masih dilakukan secara transfer of knowledge sehingga pembelajaran cenderung verbal dan berorientasi pada kemampuan kognitif siswa tanpa mempertimbangkan proses untuk memperoleh pengetahuan.
Menurut Rusman (2014) dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan proses sains adalah dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation. Model Group Investigation merupakan pembelajaran yang melibatkan kelompok- kelompok kecil dan menekankan kerja sama antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Melalui belajar kelompok atau kerja sama, siswa
memperoleh kesempatan untuk saling berinteraksi dengan siswa lainnya.
Model pembelajaran Group Investigation dikembangkan untuk mencapai hasil belajar, meningkatkan rasa toleransi, meningkatkan aktivitas belajar, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan siswa.
Group Investigation merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, yakni baik dalam penentuan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi kelompok.
Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai dengan tahap akhir pembelajaran. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk menerima pendapat orang lain, membantu memudahkan menerima materi pelajaran, meningkatkan kemampuan berfikir dalam memecahkan suatu masalah dan meningkatkan keterampilan proses sains siswa (Handari et al., 2012). Penerapan model pembelajaran yang sesuai akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam memahami materi pelajaran, mencapai keterampilan proses sains dan meningkatkan hasil belajar siswa (Wiratana et al., 2013).
Menurut Primarinda et al.,(2012) salah satu upaya yang digunakan untuk membantu siswa dalam penguasaan keterampilan proses sains adalah dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation. Model Group Investigation menekankan pada proses pencarian pengetahuan daripada transfer pengetahuan. Siswa dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, dan guru hanya
sebagai fasilitator yang membimbing serta mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa.
Model Group Investigation mengajak siswa untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains, dengan demikian siswa diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan dalam kehidupannya. Hal ini selaras untuk mengembangkan keterampilan proses sains sebagai karakteristik dari pembelajaran biologi.
Model Group Investigation dikembangkan untuk membangun semua aspek kemampuan siswa baik kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
(Wiratana et al., 2013)
Menurut Handari et al., (2012) pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation erat kaitannya dengan keterampilan proses sains. Pembelajaran sains yang lebih menekankan pada proses pencarian pengetahuan daripada transfer pengetahuan, dapat diterapkan melalui langkah-langkah pembelajaran Group Investigation, karena siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan penelitian (Barus & Sitompul, 2015) yang menyatakan bahwa keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan model Group Investigation lebih baik daripada pembelajaran konvensional yang berpusat kepada guru. Kemudian hasil penelitian (Istikomah & Hendratto, 2010) juga menyatakan bahwa pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi atau informasi
pelajaran yang akan dipelajari melalui sumber yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran ataupun dari sumber lainnya. Selain itu, pembelajaran Group Investigation juga dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang peningkatan keterampilan proses sains menggunakan model Group Investigation terhadap nilai hasil belajar siswa kelas X MIPA di SMA Muhammadiyah Boarding School Zam-Zam Cilongok.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, ditetapkan rumusan masalah dalam penelitian, yaitu: Apakah peningkatan keterampilan proses sains dengan menggunakan model Group Investigation berpengaruh terhadap nilai hasil belajar siswa kelas X di SMA Muhammadiyah Boarding School Zam-Zam Cilongok?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains menggunakan model Group Investigation terhadap nilai hasil belajar siswa kelas X MIPA di SMA Muhammadiyah Boarding School Zam-Zam cilongok.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat:
1. Manfaat Bagi Siswa
a. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran dan dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa.
b. Memberikan bantuan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sains selama proses pembelajaran.
2. Manfaat Bagi Guru
a. Memberikan informasi kepada guru biologi dalam menentukan alternatif model pembelajaran yang tepat.
b. Menambah pengetahuan tentang model pembelajaran Group Investigation yang dapat dijadikan referensi untuk menciptakan pembelajaran yang mampu mengembangkan keterampilan proses sains siswa untuk meningkatkan nilai hasil belajar siswa.
c. Meningkatkan profesionalisme guru dalam mengembangkan model pembelajaran inovatif.
3. Manfaat Bagi Sekolah
a. Meningkatkan kualitas belajar mengajar dalam pembelajaran biologi.
b. Sebagai bahan pemikiran bagi sekolah dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa disekolah.
c. Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dengan masukan dan perbaikan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif.
4. Manfaat Bagi Peneliti
a. Memperoleh hasil yang jelas terhadap keterampilan proses sains siswa di SMA Muhammadiyah Boarding School Zam-Zam Cilongok.
b. Mendapatkan pengalaman langsung cara-cara meningkatkan keterampilan proses sains siswa di sekolah.
c. Memperkaya wawasan mengenai model pembelajaran Group Investigation.