• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pH Tanah Gambut terhadap Ketersediaan Hara

N/A
N/A
M. Aryo Armanda

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh pH Tanah Gambut terhadap Ketersediaan Hara"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

2.2 PH Tanah Gambut

Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH- yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. Pada tanah-tanah yang masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH- sedang pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (Hardjowigeno, 2007). Kemasaman tanah merupakan indikator kesuburan tanah, karena dapat mencerminkan ketersediaan hara di dalam tanah. Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH (Soewandita, 2008).

Pada reaksi tanah yang netral, yaitu pH 6,5 - 7,5 maka unsur hara tersedia dalam jumlah yang cukup banyak (optimal). Pada pH tanah kurang dari 6,0 maka kertersediaan unsur – unsur fosfor, kalium, belerang, kalsium, magnesium dan molibdium menurun dengan cepat. Sedangkan pH tanah lebih besar dari 8,0 akan menyebabkan unsur – unsur nitrogen, besi, mangan, borium tembaga dan seng ketersediannya relatif jadi sedikit. Tekstur tanah berpengaruh terhadap mudah tidaknya pH dapat diubah. Tanah liat lebih sukar dinetralkan dari pada tanah pasir karena

memiliki lebih banyak luas permukaan untuk diabsorbsi, memegang dan mensuplai ion-ion Hidrogen di dalam tanah (Foth, 1994).

Secara umum keasaman tanah gambut berkisar antara 3-5 dan semakin tebal bahan organik maka keasaman gambut meningkat. Gambut pantai memiliki keasaman lebih rendah dari gambut pedalaman. Kondisi tanah gambut yang sangat asam menyebabkan kahat hara N, P, K, Ca, Mg, B, dan Mo (Yuleli, 2009).

(2)

Daftar Pustaka

Hardjowigeno, Sarwono H, 2007. Ilmu Tanah. Akademik Pressindo. Jakarta.

Foth, Henry D, 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Soewandita, H. 2008. Studi kesuburan tanah dan analisis kesesuaian lahan untuk komoditas tanaman perkebunan di Kabupaten Bengkalis. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 10 (2) : 128-133.

Yuleli. 2009. Penggunaan beberapa jenis fungi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman karet (Hevea brasiliensi) di tanah gambut. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Universitas

Sumatra Utara. Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian beberapa jenis bahan perbaikan tanah (kapur, lumpur laut dan beberapa jenis pupuk hayati) berpengaruh terhadap beberapa sifat tanah gambut (pH, Daya Hantar Listrik,

Judul Thesis Sifat Kering Tidak Balik Tanah Gambut Dari Jambi dan Kalimantan Tcngah: Analisis Berdasarkan Kadar Air Kritis, Kemasaman Total, Gugus FUDgsiooal COOH

Taksonomi Tanah mendefenisikan tanah histosol (gambut) dengan ketentuan apabila 1) tidak mempunyai sifat-sifat tanah andik pada ≥ 60% ketebalan di antara permukaan tanah

Isolasi aktinomiset dari contoh tanah gambut yang memiliki karakteristik pH 4.7, rasio C/N 38 dan nilai KTK 70.5 asal Tanjung Jabung Barat, Jambi, dilakukan dengan terlebih

Taksonomi Tanah mendefenisikan tanah histosol (gambut) dengan ketentuan apabila 1) tidak mempunyai sifat-sifat tanah andik pada ≥ 60% ketebalan di antara permukaan tanah

Pemanfaatan tanah gambut untuk budidaya padi sawah dihadapkan pada. beberapa masalah seperti tingkat kemasaman, status dan keseimbangan

Isolasi aktinomiset dari contoh tanah gambut yang memiliki karakteristik pH 4.7, rasio C/N 38 dan nilai KTK 70.5 asal Tanjung Jabung Barat, Jambi, dilakukan

Abstrak : Tanah gambut merupakan tanah organik yang terbagi atas gambut berserat dan gambut tidak berserat; dari beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa,