• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK DI DESA GILANG

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK DI DESA GILANG"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

Sedangkan pada taraf signifikansi 1% tidak terdapat pengaruh pola asuh terhadap kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pola asuh terhadap kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat.

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Kepribadian anak-anak di Kelurahan Golang Tunggal Jakarta, Kecamatan Lambu Kibang, Kabupaten Tulang Bawang Barat ini masih hilang.

Batasan Masalah

Batasan kepribadian buruk adalah jarang shalat fardu, kadang mengaji, suka berkelahi, suka membully teman, tidak suka membantu, tidak sopan dan tidak menjaga kebersihan.

Rumusan Masalah

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran yang dapat memperkaya informasi dalam upaya penerapan pola asuh pada kepribadian anak. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat dalam membantu orang tua menggunakan pola asuh untuk membentuk kepribadian anaknya.

Penelitian Relevan

  • Kepribadian
  • Anak

Pengaruh pola asuh terhadap tingkat kenakalan anak di Kelurahan Gemah Kecamatan Pendurungan Kota Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola asuh kenakalan anak di Kelurahan Gemah Kecamatan Pendurungan Kota Semarang.

Pola Asuh Orang Tua

  • Pengertian Pola Asuh Orang Tua
  • Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua

Definisi lain menyatakan bahwa “gaya pengasuhan adalah gambaran sikap dan perilaku orang tua dan anak dalam interaksi, komunikasi, saat melakukan kegiatan pengasuhan”. Jadi yang dimaksud dengan pola asuh adalah gambaran, tata cara yang dilakukan oleh orang tua dalam mengasuh, mendidik dan memelihara anaknya dengan memberikan aturan untuk memperhatikan, mendidik, membimbing dan melindungi anak. Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh dan Komunikasi Keluarga, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), Cet.

Anak harus melakukan ini sesuai dengan perintah orang tua, tanpa memperhatikan keinginan anak.23 Menurut pandangan lain, “dalam pola asuh otoriter, orang tua adalah sentral, artinya semua perkataan, perkataan dan kehendak yang digunakan oleh orang tua sebagai standar (aturan) yang harus dipatuhi anak 24. Pola asuh permisif dengan demikian merupakan pola asuh yang cenderung memberikan kebebasan pada anak. Inti dari pola asuh ini adalah komunikasi atau konsultasi antara anak dengan orang tua dalam menentukan hal-hal yang berkaitan dengan anak.

Jadi anak-anak bisa melakukan apapun yang mereka mau, dan orang tua tetap berperan sebagai sutradara dan pengontrol. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa pola asuh demokratis adalah pola asuh yang menitikberatkan pada kebebasan bertindak sesuai dengan kemampuannya, tetapi orang tua tetap memperhatikan dan merawat anaknya. Dari pendapat di atas, secara umum jenis pola asuh terdiri dari pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh demokratis.

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kepribadian AnakAnak

Menurut Agoes Dariyo, pola asuh demokratis adalah pola asuh yang efektif digunakan oleh orang tua untuk membentuk kepribadian anak. Oleh karena itu, orang tua yang demokratis cenderung memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap perkembangan kepribadian anak dibandingkan gaya pengasuhan yang permisif dan otoriter. Berdasarkan teori di atas, penulis menginterpretasikan bahwa pola asuh demokratis adalah pola asuh yang baik, sedangkan pola asuh permisif dan otoriter merupakan pola asuh yang buruk.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pola asuh akan sangat mempengaruhi kepribadian anak. Karena perlakuan orang tua dalam keluarga akan ditiru oleh anaknya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, orang tua harus dapat memilih dan menerapkan pola asuh yang tepat untuk anaknya.

Hipotesis Penelitian

Misalnya, anak menolak belajar, menolak shalat, menolak mengaji, dan sebagainya. Hipotesis adalah pernyataan yang dirumuskan sebagai jawaban (sementara) atas suatu pertanyaan.35 Sementara itu, Amiruddin dan Zainal Asikin berpendapat bahwa hipotesis adalah “pernyataan yang lemah, sehingga harus dibuktikan untuk memastikan apakah suatu hipotesis diterima atau harus diterima” . ditolak atas dasar fakta atau data empiris yang dikumpulkan "sedang diselidiki". 36. Ha = Terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Ho = Tidak ada pengaruh pola asuh terhadap kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat. Suharsimi Arikunto mengemukakan pandangannya: “Dinamakan penelitian kausal karena ada hubungan sebab akibat antara keadaan pertama dan kedua. Jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka dapat dijelaskan variabel pertama (independen) yaitu ‘gaya pengasuhan ' , diperkirakan sebagai penyebab/pengaruh dari variabel kedua (tergantung) yaitu 'kepribadian'.

Sedangkan pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, artinya lebih menekankan analisisnya pada data numerik (bilangan) yang diolah dengan menggunakan metode statistik. Dari uraian di atas, penulis dapat mengartikan bahwa jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian korelasi kausal atau efek dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dengan pendekatan kuantitatif, penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruh pola asuh terhadap kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat dengan mengkuantitatifkan indikatornya.

Definisi Operasional Variabel

  • Sampel dan Teknik Pengambilannya

Indikator kepribadian anak dalam penelitian ini adalah shalat fardu, membaca Al-Qur'an, tidak suka berkelahi, tidak suka menertawakan teman, suka membantu, sopan santun dan kebersihan. Populasi adalah sasaran umum yang akan diteliti dan populasi yang menjadi sasaran hasil penelitian.40 Menurut pandangan lain, populasi adalah “semua subjek penelitian”.41. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah semua subjek penelitian baik orang maupun unsur.

Jumlah orang tua yang memiliki anak usia 6-12 tahun di Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Bone. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti secara mendalam.42 Sedangkan menurut pandangan lain, sampel adalah “bagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti”.43. Untuk menentukan siapa yang akan dijadikan sampel penelitian, penulis menggunakan cluster sampling (area sampling), yaitu mengambil anggota sampel berdasarkan wilayah yang telah ditentukan.

Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan pandangan di atas, dapat dipahami bahwa angket adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada sampel penelitian untuk mendapatkan jawaban yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Angket yang digunakan penulis adalah angket tertutup dalam artian angket berupa selebaran kertas yang berisi pertanyaan. Kemudian teknik pemberiannya adalah crosswise artinya untuk mendapatkan data tentang kepribadian anak diberikan kepada orang tua sedangkan untuk mendapatkan data tentang pola asuh orang tua diberikan angket kepada anak.

Daftar pertanyaan dalam kuesioner yang diterima responden terdiri dari total 20 item, yaitu dengan tanda (X) pada alternatif jawaban yang diperhitungkan sesuai dengan kriteria sebagai berikut; Scoring digunakan untuk pertanyaan positif sedangkan reverse scoring digunakan untuk pertanyaan negatif. Metode dokumentasi adalah cara yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber atau dokumen tertulis, baik berupa buku, jurnal, peraturan, risalah rapat, catatan harian, dan lain-lain.

Jelas dari pendapat di atas bahwa dokumentasi dimaksudkan sebagai suatu cara pengumpulan data yang digunakan dalam suatu penelitian dengan mencatat beberapa masalah yang terdokumentasi. Penggunaan metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data monografi desa, sejarah desa dan jumlah anak di desa Gilang Tunggal Makarta.

Instrumen Penelitian

  • Deskripsi Lokasi Penelitian
  • Deskripsi Data Hasil Penelitian

Kemudian, dalam hal ini, penulis merancang proyek penyusunan instrumen dalam bentuk jaringan untuk menunjukkan pengaruh pola asuh terhadap kepribadian anak. Penduduk desa Gilang Tunggal Makarta juga merupakan hasil migrasi dari pulau Jawa ke pulau Sumatera pada Oktober 1979. Asal usul pemberian nama desa ini berasal dari ide salah satu penduduk desa inilah yang menjadikan penggalan kata tempat asal migrasi yaitu TUNGGAL yang berasal dari penggalan kata Tulung Agung dan Trenggalek (nama kabupaten di Provinsi Jawa Timur), selanjutnya MAKARTA berasal dari penggalan kata Majalengka dan Yogyakarta (nama kabupaten di Jawa Barat dan Jawa Tengah), sedangkan kata GILANG lawan kata TUNGGAL MAKARTA merupakan usulan dari seorang pribumi bernama Yakub yang konon konon katanya dahulu kala ada leluhur yang membuka padang pasir dan membangun sebuah desa bernama umbul gilang. .

Desa Gilang Tunggal Makarta memiliki luas 750 Ha dengan penggunaan lahan sebagai berikut: a) Lahan pemukiman = 45,75 Ha b) Lahan pertanian/perkebunan. Masyarakat Desa Gilang Tunggal Makarta, Kecamatan Lambu Kibang, Kabupaten Tulang Bawang Barat mengutamakan kehidupan toleransi dan saling menghormati antar pemeluk agama lain. Jumlah penduduk desa Gilang Tunggal Makarta sebanyak 1.393 jiwa dan 465 kepala keluarga dengan mata pencaharian mayoritas penduduk adalah petani/pekebun, sedangkan hasil panen

Kegiatan seperti gotong royong masih sangat melekat dalam kehidupan warga Desa Gilang Tunggal Makarta, sehingga dapat dikatakan kehidupan sosialnya rukun dan penuh kedamaian. Penduduk Desa Gilang Tunggal Makarta terdiri dari beberapa suku yaitu Lampung, Sunda, dan mayoritas suku Jawa. Namun tetap santun, saling menghargai, saling membantu adalah sikap warga Desa Gilang Tunggal Makarta.

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas terlihat bahwa 47 anak yang menjadi sampel penelitian, hingga 37 orang tua memberikan respon baik yaitu 78,7%, dan 10. Mengenai Kepribadian Anak di Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang, Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Pembahasan

Artinya pada taraf 5% terdapat pengaruh pola asuh terhadap kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat. Sedangkan pada taraf 1% tidak ada pengaruh pola asuh terhadap kepribadian anak di Desa Gilang Tunggal Makarta Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat. Secara teori, pola asuh yang efektif bagi perkembangan kepribadian diri ditandai dengan adanya komunikasi dua arah antara orang tua dengan anaknya.

Oleh karena itu, pola asuh demokratis memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap perkembangan kepribadian anak dibandingkan dengan pola asuh permisif dan otoriter.

PENUTUP

Saran

Kepada orang tua agar selalu memilih dan menerapkan pola asuh yang tepat bagi anaknya agar menjadi anak yang memiliki kepribadian yang baik, selain itu hendaknya memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kepribadian anak misalnya lingkungan sosial, sekolah lingkungan, lingkungan masyarakat. , karena di era modern ini banyak nilai budaya asing yang masuk baik melalui media cetak maupun media. Bagi anak-anak, sebagai seorang anak sebaiknya mendengarkan dan lebih memperhatikan nasihat orang tua agar dalam pergaulan tidak terpengaruh oleh teman atau lingkungan. Lebih terbuka kepada kedua orang tua, agar orang tua mengetahui apa yang terjadi dengan anaknya.

Referensi

Dokumen terkait

This food and beverage ordering software is used to make it easier for customers to place food and beverage orders without having to wait in long queues, so a food and beverage

Penelitian Ismaniar 2019 memberikan hasil bahwa orang tua dengan pola asuh otoriter adalah orang tua yang lebih berkuasa terhadap segala aktivitas anak seperti memilih permainan harus