Pengaruh pola asuh orang tua terhadap tumbuh kembang balita di Klinik Tumbuh Kembang Mitra Insan Mandiri (MIM) Ponorogo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap tumbuh kembang anak balita di klinik tumbuh kembang Mitra Insan Mandiri (MIM) Ponorogo.
Rumusan Masalah
Dan lima orang ibu yang tidak pernah menjelaskan kepada anaknya, membentak anaknya jika menangis, menghukum anaknya jika melakukan kesalahan, dan tidak menaati perintah orang tua, anaknya terlihat pendiam, pemalu, sulit bersosialisasi, dan suka berkumpul dengan teman sebayanya. dan mereka sering bertengkar.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis
28 Budiman dan Tapiana Sari Haraphap, “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini (Studi Kasus di PAUD Al-Muhajirin Cibodas Pacet Desa Cianjur)”. Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan sosial anak autis di SLB Harmoni Surakarta.
Landasan Teori 1. Pola Asuh
Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis merupakan cara atau model yang dilakukan orang tua dalam membina dan membentuk karakter anak. Pola asuh demokratis merupakan suatu bentuk pola asuh yang memperhatikan dan menghormati kebebasan anak, namun kebebasan tersebut tidak bersifat mutlak dan memerlukan pengertian dan bimbingan antara orang tua dan anak.
Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif adalah cara membesarkan anak dengan sedikit aturan dan tuntutan, anak terlalu bebas mengikuti keinginannya sendiri. 42 Husnatul Jannah, “Bentuk Pola Asuh Orang Tua dalam Memposisikan Perilaku Moral pada Anak di Kecamatan Ampek Angkek”, dalam Pesona Paud, vol.
Perkembangan Anak Balita a) Pengertian Perkembangan
Anak pada usia ini mempunyai ciri emosi yang sangat kuat, mudah meledak dan tidak stabil. Pada usia ini, “mielinasi” (lapisan serabut saraf di otak yang terbuat dari bahan isolasi putih, mielin) dapat berkembang sepenuhnya.
Perkembangan Kognitif
Perkembangan Psikososial
Hal ini terutama terlihat pada anak-anak berusia 2,5 hingga 3,5 dan 5,5 hingga 6,5 tahun, meskipun biasanya terjadi pada sebagian besar masa kanak-kanak awal. Selama periode ini terjadi ledakan emosi yang kuat. Perkembangan sosial hubungan anak dengan teman sebaya yang semakin meningkat dari tahun ke tahun menjadi landasan dalam sosialisasi anak. Anak tidak hanya lebih banyak bermain dengan anak lain, tetapi juga lebih banyak berbicara.
Jika anak-anak menikmati kontak dengan orang lain hanya sesekali, sikap mereka terhadap kontak sosial lebih baik daripada kontak sosial yang sering, namun sifat hubungan ini tidak baik. Sebagaimana dijelaskan pada pernyataan di atas, perkembangan sosialisasi anak usia dini dan intensitas hubungan teman sebaya terus meningkat, dan perkembangan ini semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak Balita
Santrock percaya bahwa anak-anak dari orang tua yang otoriter seringkali tidak bahagia, cemas dan takut jika dibandingkan dengan orang lain, kurang inisiatif dan memiliki kemampuan komunikasi yang buruk. Setiap orang tua tentu ingin anaknya menjadi yang terbaik dari anak lainnya, maka dari itu orang tua membesarkan anaknya dengan cara yang diharapkannya baik. Dalam hal ini orang tua menggunakan pola pengasuhan dengan cara berkomunikasi dengan anak dan menghindari cara-cara mengontrol, memerintah, menyindir, mengkritik dan membanding-bandingkan anak.
Pola asuh permisif merupakan pola asuh yang mana orang tua sangat terlibat dengan anak-anaknya namun tidak memberikan banyak tuntutan atau kendali terhadap anak. Beberapa orang tua berencana membesarkan anak mereka menggunakan metode ini karena mereka percaya bahwa perpaduan antara komitmen yang hangat dan batasan tertentu akan menciptakan anak yang kreatif dan percaya diri. Menurut penelitian Kuatiah Sunarti, pola asuh permisif berada di urutan ketiga setelah pola asuh positif dan demokratis dalam menjadikan anak mandiri.
52 Siti Muamanah, “Pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan sosial emosional anak usia 4-5 tahun di Desa Bandar Abung Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara” (UIN Raden Intan Lampung. Sikap orang tua yang seperti ini membentuk karakter anak tidak berkembang dengan baik, termasuk menghambat kemandirian anak, namun tidak mematikan kemandirian anak.53.
Hipotesis Penelitian
Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti dan menjabarkannya
Dalam menentukan instrumen, peneliti memahami tujuan penelitian, masalah yang akan diselidiki dan variabel yang akan diteliti dengan indikator tertentu untuk memudahkan dalam penentuan instrumen yang akan digunakan.
Mencari indicator dari setiap variabel
Merumuskan item pernyataan
Butir soal yang ditulis merupakan konsep instrumen yang perlu melalui proses validasi, baik validasi teori maupun validasi empiris. 61 Lindri Harmuni, Alat Penilaian dan Validasi (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia c) Kuesioner C berisi tentang perkembangan balita berdasarkan KPSP yang berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang dicapai anak. Kategori hasil pada skala pengukuran ini menggunakan skala ordinal dengan kategori baik jika nilainya masuk kategori cukup jika nilainya masuk kategori buruk jika nilainya ≤ 60.
Jika Anda bersembunyi di balik sesuatu/di pojok, kemudian muncul dan menghilang berulang kali di hadapan anak Anda, apakah dia meminta Anda atau menunggu Anda muncul lagi. Bolehkah anak mengucapkan 2 suku kata yang sama, misalnya “ma-ma”, “dada” atau “pa-pa”. Bolehkah anak mengambil benda kecil seperti kacang atau kismis dengan cara dijepit di antara ibu jari dan jari seperti terlihat pada gambar.
Apakah anak dapat berjalan sendiri atau jalan dengan berpegangan?
Apa yang bisa ditunjukkan anak itu? sebaiknya tanpa menangis atau mengerang. Jawab YA jika anak menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan. Bolehkah anak dan ibu mengambil benda-benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan kue seperti pada gambar? Bolehkah anak berkata "Ayah". ketika dia melihat/memanggil ayahnya atau mengatakan "ibu" ketika dia menelepon/. Apakah anak merasa bahagia dan aman ketika diberi kasih sayang?
Bisakah anak menunjukkan keinginannya tanpa menangis atau merengek? Jawab YA jika anak menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkan. Bisakah anak memuat satu kubus. melewati kubus lain tanpa kubus tersebut jatuh. Setelah makan, mintalah anak mencuci dan mengeringkan tangannya dengan baik agar tidak perlu melakukannya lagi.
Setelah makan apakah anak mandi? keringkan tangan Anda dengan baik agar Anda tidak perlu melakukannya lagi. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tanpa rewel (tanpa menangis atau menempel pada Anda) saat Anda meninggalkannya?
Uji Coba Instrumen
Pilot test digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan yang mungkin timbul pada item-item kuesioner baik pada editorial, alternatif jawaban yang tersedia maupun pada pernyataan dan jawaban. Karena nilai r hitung berada di atas nilai tabel, maka nomor butir soal dinyatakan valid dan dapat diuji. Karena nilai r hitung berada di atas nilai tabel, maka hal ini menunjukkan bahwa poin pertanyaan nomor 8, 9, 10 valid dan dapat diuji.
Sebagai klinik yang memiliki pasien anak dengan berbagai kondisi, tentunya hal ini akan memungkinkan untuk pengembangan penelitian ini lebih lanjut. Orang tua juga dapat berkonsultasi dengan dokter yang datang ke klinik setiap tiga bulan sekali mengenai pola asuh yang tepat sesuai kondisi anak.
Populasi Penelitian
Daftar Jumlah Anak Balita di Klinik Tumbuh Kembang Mitra Insan Mandiri Ponorogo pada tahun 2021
Sampel Penelitian
82. Inklusi merupakan suatu kriteria dimana peneliti menyajikan sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel penelitian.
Tahap-tahap Penelitian
Analisis Data
Uji yang digunakan dalam analisis bivariat ini menggunakan uji chi-square (X2), dengan syarat apabila nilai chi-square hitung lebih besar dari tabel (X2 hitung > X2 tabel), maka hubungan tersebut signifikan yang berarti bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Menurut Singgih, pedoman atau dasar pengambilan keputusan dalam uji chi-kuadrat diatur oleh dua hal, yaitu membandingkan nilai signifikansi asimtotik dengan batas kritis yaitu 0,05 atau dapat juga membandingkan nilai chi-kuadrat hitung dengan chi -meja persegi. nilai pada signifikansi 5%. Syarat lain yang dapat digunakan adalah dengan membandingkan nilai chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel pada nilai 5%: a.
Apabila chi kuadrat hitung (P value) > chi kuadrat tabel (P tabel) maka berarti Ha diterima dan H0 ditolak. Apabila chi kuadrat hitung (P value) < chi kuadrat tabel (P tabel) maka berarti H0 diterima dan Ha ditolak. Responden adalah orang tua dengan kriteria memiliki anak dibawah usia lima tahun yang terdaftar di Klinik Tumbuh Kembang Mitra Insan Mandiri Ponorogo dan bersedia menjadi responden survei.
Peneliti menyebarkan kuesioner pada tanggal 19 Maret s/d 25 Maret 2023 kepada orang tua dengan kriteria memiliki anak dibawah lima tahun yang terdaftar di Klinik Tumbuh Kembang Mitra Insan Mandiri Ponorogo dan bersedia menjadi responden penelitian dengan jumlah responden 72 orang. . Data di atas menjelaskan identitas orang tua dengan kriteria memiliki anak dibawah usia lima tahun yang terdaftar di Klinik Tumbuh Kembang Mitra Insan Mandiri Ponorogo dan bersedia menjadi responden penelitian.
Analisis Deskriptif Variabel
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa pada variabel pola asuh otoritatif (X1), mean jawaban responden dominan adalah 3 yang berarti kecenderungan responden netral terhadap kepatuhan. Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa pada variabel pola asuh demokratis (X2) rata-rata jawaban responden dominan adalah 4 yang berarti kecenderungan responden adalah setuju. Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa pada variabel pola asuh permisif (X3) mean respon responden dominan adalah 3 yaitu.
Artinya pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permisif berpengaruh positif terhadap tumbuh kembang anak. Berdasarkan hasil pengujian keluaran statistik pada bab sebelumnya menunjukkan bahwa variabel pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permisif berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan anak. 69 Budiman dan Tapiana Sari Harapanhap, “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini (Studi Kasus Pada PAUD Al-Muhajirin Cibodas Pacet Desa Cianjur)”.
Keberhasilan pendidikan karakter pada anak dipengaruhi oleh model orang tua dalam menerapkan pola pengasuhan. Pola asuh demokratis merupakan cara atau model orang tua dalam mengasuh dan membentuk karakter anaknya, dalam hal ini anak usia dini (balita).
Saran
34;Analisis tingkat pendidikan dan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak usia 48-60 bulan.” Jurnal Ilmiah Kebidanan, vol. 34;Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini (Studi Kasus di PAUD Al-Muhajirin ) Desa Cibodas Pacet Cianjur ). IRWNS, 197.34; Harga Diri, Kematangan Emosi, Pola Asuhan Demokratis, dan Kenakalan Remaja.” Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, vol.
34; Bentuk pola asuh orang tua dalam mengajarkan perilaku moral pada anak di Kecamatan Ampek Angkek. “Jurnal Ilmiah Pesona PAUD, vol. 34; Peran pola asuh demokratis orang tua dalam mengembangkan potensi pribadi dan kreativitas siswa.” Jurnal ilmu pendidikan, vol. 34; Pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan sosial emosional anak usia 4 sampai 5 tahun di desa Bandar Abung kecamatan Abungsurakarta kabupaten lampung utara.
34; Pengaruh Pola Asuhan Permisif terhadap Kemandirian Anak Usia Dini.” Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini dan Anak Usia Dini Jilid 34; Hubungan Stimulasi dan Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun di Desa Karangtengah Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas.” LINK Jurnal, Vol. .