• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh proporsi anggota dewan komisaris independen dan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh proporsi anggota dewan komisaris independen dan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROPORSI ANGGOTA DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN PUBLIK

TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI

VARIABEL PEMODERASI

(Studi Empiris pada Bank Go Publik yang Terdaftar di BEI)

JURNAL

Oleh :

FIRDAUS HENDRIK NPM. 12090042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)
(3)

PENGARUH PROPORSI ANGGOTA DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

DENGAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada Bank Go Publik yang Terdaftar di BEI)

Oleh

,

1Mahasiswa-prodi-pendidikan-ekonomi

2.3Dosen STKIP PGRI Sumbar

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh Proporsi Anggota Dewan Komisaris Independen terhadap kinerja Keuangan Perusahaan, 2) pengaruh Struktur Kepemilikan Publik terhadap kinerja keuangan perusahaan, 3) pengaruh Proporsi Anggota Dewan Komisaris terhadap kinerja keuangan perusahan melalui Ukuran Perusahaan sebagai moderating variabel, 4) pengaruh interaksi (perkalian antara proporsi anggota dewan komisaris dengan ukuran perusahaan independen) 5) pengaruh interaksi (perkalian antara struktur kepemilikan publik dengan ukuran perusahaan). Hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Proporsi Anggota Dewan Komisaris Independen ( ) terhadap kinerja Keuangan Perusahaan (Y) pada bank go publik yang terdaftar di BEI dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,016 dan thitung (10,233) > ttabel (1,98). 2) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara struktur kepemilikan publik ( ) terhadap kinerja Keuangan Perusahaan (Y) pada bank go publik yang terdaftar di BEI dengan nilai koefisien regresi 0,019 dan thitung (18,345) >

ttabel (1,98). 3) terdapat pengaruh positif dan signifikan antara ukuran perusahaan (z) terhadap kinerja Keuangan Perusahaan (Y) pada bank go publik yang terdaftar di BEI dengan nilai koefisien regresi 0,054 dan thitung (4,026) >

ttabel (1,98). 4) terdapat pengaruh interaksi positif dan signifikan antara perkalian antara proporsi anggota dewan komisaris dengan ukuran perusahaan ( ) terhadap kinerja Keuangan Perusahaan (Y) pada bank go publik yang terdaftar di BEI dengan nilai koefisien regresi 0,001 dan thitung (8,279) > ttabel (1,98). 5) terdapat pengaruh interaksi positif dan signifikan antara perkalian antara struktur kepemilikan publik dengan ukuran perusahaan ( ) terhadap kinerja Keuangan Perusahaan (Y) pada bank go publik yang terdaftar di BEI dengan nilai koefisien regresi 0,002 dan thitung (17,676) > ttabel (1,98).

Kata Kunci: Proporsi Anggota Dewan Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan Publik Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Pemoderasi

ABSTRACT

This study aims to analyze 1) the effect of the Proportion of Independent Members of the Board of Commissioners on the Corporate Finance, 2) the effect of the public ownership structure on the financial performance of companies, 3) the effect of the Proportion of Independent Members of the Board of Commissioners on the Corporate Finance through the size of the company as a moderating variable, 4) the effect of the interaction (multiplication of proportion with the size of the board members of companies indifenden), 5) the effect of the interaction (multiplication of public ownership structure with the size of the company). The results of data analysis show that: 1) there is positive and significant correlation between Proportion of Independent Members of the Board of Commissioners (X1) on the performance of Corporate Finance (Y) on the bank go public listed on the Stock Exchange with a value of regression coefficient 0,016 and by (10,233) > (1,98), 2) there is positive and significant correlation between the structure of public ownership (X2) on the performance of Corporate Finance (Y) on the bank go public listed on the Stock Exchange with regression coefficient 0,019 and by (18,345) > (1,98), 3) there is positive and significant correlation between the size of the company (Z) on the performance of Corporate Finance (Y) on the bank go public listed on the Stock Exchange with regression coefficient 0,054 dan by (4,026) > (1,98), 4) There are positive and significant interaction effect between multiplication between commissioners proportion to the size of the company (X_4) on the performance of Corporate Finance (Y) on the bank go public listed on the Stock Exchange with regression coefficient 0,001 and by (8,279) > (1,98), 5) There is a positive and significant effect of the interaction between the multiplication of public ownership structure with the size of the company (X_5) on the performance of Corporate Finance (Y) on the bank go public listed on the Stock Exchange with regression coefficient 0,002 and by (17,676) > (1,98).

Keywords: The proportion of independent board members and ownership structure of the company’s financial performance as the moderating variable size

(4)

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu hasil yang harus disampaikan dalam suatu periode tertentu. Dimana informasi-informasi yang disampaikan merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya, yang dapat digunakan oleh pihak internal seperti komisaris, direktur, manager, dan karyawan maupun pihak eksternal seperti investor, kreditor dan pemasok untuk mengambil suatu keputusan.

Misalnya dari pihak internal keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen dan pihak eksternal misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka didalam perusahaan.

Kinerja keuangan dalam (Fahmi, 2012:2) adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sajauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Dengan adanya corporate governance maka peningkatan kinerja keuangan juga baik.

Menurut (Larcker & Tayan, 2011:7) Corporate governance adalah mendefinisikan tata kelola perusahaan sebagai kumpulan mekanisme kontrol bahwa organisasi mengadopsi untuk mencegah atau menghalangi berpotensi

manajer diri tertarik untuk terlibat dalam kegiatan merugikan kesejahteraan pemegang saham dan pemangku kepentingan. Minimal yang sistem pemantauan terdiri dari dewan direksi untuk mengawasi manajemen dan auditor eksternal untuk menyatakan pendapat atas keandalan laporan keuangan. Dalam kebanyakan kasus, bagaimanapun, sistem pemerintahan dipengaruhi oleh kelompok yang lebih luas dari konstituen, termasuk pemilik perusahaan, kreditor, serikat pekerja, pelanggan, pemasok,analis investasi, media, dan regulator.

Kinerja keuangan perusahaan dianggap lebih baik bila hasil lebih baik dari rata-rata kinerja keuangan perusahaan lain. Ini dapat dilihat dari penetapan nilai Return On Asset (ROA).

Cash flow return on assets (CFROA) merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukan kemampuan aset perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. Setiap perusahaan membuat laporan keuangan paling tidak sekali dalam setahun, laporan keuangan berupa neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas, dan perubahan posisi modal.

Berikut ini merupakan laporan rasio keuangan ROA kinerja keuangan bank yang terdaftar dibursa efek indonesia tahun 2011-2015 dalam grafik sebagai berikut:

Tabel 1. Total Rasio Keuangan ROA Bank yang Terdaftar di BEI Periode 2011- 2015

No. Nama Perbankan 2011 2012 2013 2014 2015

1 BCIC 0,985% 1,555% 0,994% 1,420% 1,928%

2 BBNP 1,438% 1,340% 1,554% 1,473% 1,547%

3 BCIC 0,984% 1,55% 0,994% 0,47% 0,28%

4 BSWD 1,311% 0,22% 1,19% 0.07% 1,41%

5 Bank Mutiara Tbk 1,98% 0,96% -7,79% -5,22% 5,13,3%

Sumber: www.idx.co.id

(5)

Dapat kita cermati pergerakan rasio keuangan total laba yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai 2015 berfluktuasi dari tahun ke tahun, tingkat minimal ROA minimal 1,5% dari aset perusahaan namun dari rasio keuangan diatas masih banyak perusahaan yang mengalami kerugian.

Salah satunya akibat adanya identifikasi kecurangan dalam perusahaan akibat lemahnya kegiatan praktek corporate governance dalam perusahaan.

Corporate governance sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organisasi perusahaan (pemegang saham, pemilik modal, komisaris, dewan pengawas dan direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha.

Dewan Komisaris Independen merupakan agen pengawas seperti komisaris tetapi tidak memiliki

hubungan dekat dengan pemegang saham perusahaan yang memiliki wewenang untuk mengawasi dan melindungi pemegang saham minoritas dan berperan penting dalam proses pengambilan keputusan. Agen pengawas ini dapat mengurangi masalah keagenan karena dapat mengendalikan perilaku oportunistik manajer dalam (Prehesti Shinta Devi, 2013:90).

Dimana dewan komisaris dibentuk oleh dewan direksi atas persetujuan stakeholder diluar perusahaan mereka berjumlah 2-5 orang.

Diantara dewan komisaris terdapat beberapa orang pihak independen berjumlah 1-3 orang baik memihak pada pihak internal dan eksternal dalam perusahaan berikut jumlah anggota dewan komisaris independen adalah :

Tabel 2. Data Total Proporsi Anggota Dewan Komisaris Independen Pada Bank Umum yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015.

No Nama Perbankan 2011 2012 2013 2014 2015

Total Anggota

Dewan Komisaris Independen 1 Bank Rakyat Indonesia

Agroniaga Tbk.

2 2 1 4 2 11

2 PT Bank MNC Internasional Tbk.

1 4 3 2 1 11

3 Bank Central Asia Tbk. 3 1 1 2 1 8

4 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

1 2 3 2 1 9

5 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

1 1 1 1 1 5

Sumber: www.idx.co.id

Tabel di atas menunjukkan jumlah anggota dewan komisaris independen tahun 2011 sampai 2015 mengalami perubahan masih sedikit jumlah komisaris yang bersifat independen hal membuktikan samakin sedikit dewan komisaris independen maka pihak manajemen akan lebih leluasa dalam mengambil keputuusan

untuk kepentingan pribadi hal ini terjadi karena masih kurang penerapan corporate governance yang baik terutama kurang monitoring terhadap pihak manajemen dalam pengambilan keputusan oleh anggota dewan komisaris independen diperusahaan sehingga pihak stakeholder akan dirugikan.

(6)

Penerapan corporate governance yang baik didalam perusahaan agar tercapainya tujuan perusahaan tidak terlepas dari struktur kepemilikan perusahaan. Menurut teori agensi, dengan adanya teori agensi dapat melihat perbedaan kepentingan dari menejer dan investor. struktur kepemilikan dapat mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. Damsetz dan Lehn dalam (Asmi & Yadnyana, 2014: 30).

Salah satunya Kepemilikan publik yaitu proporsi saham yang dimiliki masyarakat luas dengan pihak manajemen. Kepemilikan saham oleh publik menggambarkan tingkat kepemilikan perusahaan oleh masyarakat publik. Variabel ini ditunjukkan dengan prosentase saham yang dimiliki oleh publik dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah saham yang dimiliki oleh masyarakat dengan total saham

perusahaan yang beredar. Perusahaan yang go public dituntut untuk lebih transparan mengungkap informasi yang memadai dan relevan dengan tujuan menciptakan pasar modal yang efisien.

Dengan proporsi saham yang dimiliki publik lebih besar, akan berakibat pengawasan dari publik lebih besar. Investor dari pihak diluar manajemen atau investor publik membutuhkan perlindungan investasi yang mereka tanam, perlindungan ini dapat berupa informasi nonkeuangan dan keuangan yang disampaikan perusahaan melalui laporan tahunan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, semakin tinggi proporsi saham yang dimiliki publik maka tingkat kelengkapan pengungkapan laporan tahunan akan semakin tinggi pula berikut jumlah total kepemilikan peusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 3. Total Kepemilikan Publik Perusahaan Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015.

No Nama Perbankan 2011 2012 2013 2014 2015 1 Bank Rakyat Indonesia

Agroniaga Tbk.

30% 56% 56% 45% 43%

2 PT Bank MNC Internasional Tbk.

23% 31% 34% 25% 42%

3 Bank Central Asia Tbk. 30% 56% 56% 45% 43%

4 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

23% 38% 32% 24% 33%

5 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

30% 56% 56% 45% 43%

Sumber: www.idx.co.id

Berdasarkan tabel di atas terjadi fluaktuasi kepemilikan perusahaan publik atau masyarakat, hal ini terjadi kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Maka dapat disimpulkan struktur kepemilikan akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan dimana sering terjadi rekayasa kinerja yang dikenal dengan istilah learning manajemen dan pihak lain tidak mempunyai sumber dan akses

yang memadai untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk memonitor tindakan manajemen.

Darmawati (2004: 12) menyatakan bahwa perusahaan besar pada dasarnya memiliki kekuatan finansial yang lebih besar dalam menunjang kinerja, tetapi di sisi lain, perusahaan besar juga dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar (karena lebih sulit untuk dimonitor)

(7)

sehingga membutuhkan corporate governance yang lebih baik. Mekanisme Corporate Governance yang baik akan memberikan perlindungan kepada para pemegang saham dan direktur untuk memperoleh kembali atas investasi dengan wajar, tepat dan seefisien mungkin serta memastikan bahwa manajemen bertindak sebaik yang dapat dilakukannya untuk kepentingan perusahaan.

Menurut (Che Hat, 2008:15), biaya yang dikeluarkan akibat tata kelola perusahaan yang buruk sebagian besar ditanggung oleh pemegang saham minoritas, seperti yang terjadi di pasar negara berkembang seperti Indonesia dimana banyak perusahaan publik yang dimiliki keluarga. Salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan investor adalah memiliki praktek-praktek tata kelola perusahaan yang baik yang dapat menyebabkan laporan keuangan yang lebih baik serta pengungkapan dan pelaporan bisnis yang lebih transparan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah proporsi anggota dewan komisaris independen berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pada Bank go publik yang terdaftar di BEI periode 2011- 2015?

2. Apakah Struktur kepemilikan publik berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pada Bank go publik yang terdaftar di BEI periode 2011-2015?

3. Apakah Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pada Bank go publik yang terdaftar di BEI periode 2011-2015?

4. Apakah anggota dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui Ukuran Perusahaan sabagai Variabel

Pemoderasi pada Bank go publik yang terdaftar di BEI periode 2011- 2015?

5. Apakah struktur kepemilikan publik dengan kinerja keuangan perusahaan berpengaruh melalui ukuran perusahaan sebagai variabel pemoderasi pada Bank go publik yang terdaftar di BEI periode 2011- 2015?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh dewan anggota komisaris independen terhadap kinerja keuangan perusahaan pada Bank go publik yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

2. Pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan pada Bank go publik yang terdaftar di BEI periode 2011- 2015.

3. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan pada Bank go publik yang terdaftar di BEI periode 2011- 2015.

4. Pengaruh anggota dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan melalui ukuran perusahaan sebagai moderating perusahaan pada Bank go publik yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

5. Pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui ukuran perusahaan sebagai moderating variabel pada Bank go publik yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

KAJIAN TEORI 1. Bank

Menurut UU No.10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan Bab I pasal 1 ayat (1) adalah sebagai berikut:

“Perbankan adalah segala sesuatu yang

(8)

menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya” (www.bi.go.id).

Secara sederhana, bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 2013:3).

2. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah dalam (Fahmi, 2012:2) suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sajauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam SAK (Standar Kuntansi Keuangan) atau GAAP (General Acepted Accounting Principle), nternational Financial Accounting Standard (IFRS) berasal dari pernyataan Akuntan yang berbasis di IASB atau London International Standards Board dan lainya.

Dua cara penetapan standar pengukuran kinerja keuangan sebagai berikut:

1) Menggunakan target yang ditetapkan pada saat penyusunan rencana.

Target yang ditetapkan pada penyusunan rencana sesuai patokan keberhasilan. Kinerja dianggap baik bila hasil tercapai atau lebih baik dari target.

2) Menggunakan perbandingan

Kinerja keuangan perusahaan dianggap lebih baik bila hasil lebih baik dari rata-rata kinerja keuangan perusahaan lain. Ini dapat dilihat dari penetapan nilai Return On Asset (ROA). Rasio ROA menggambarkan kemampuan bank untuk memperoleh laba dari asset yang dimilikinya.

Rasio ROA dihitung dengan cara membandingkan laba sebelum pajak

dengan rata-rata total asset dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi rasio ROA maka semakin tinggi kemampuan bank untuk mendatangkan laba dari pemanfaatan asset yang dimilikinya (Rachmawati

& Kristijanto, 2009: 24). Rumus yang dipergunakan dalam perhitungan ROA adalah sebagai berikut:

(Sugiono dan Untung, 2008:70) juga dalam (Hin, 2008:70).

3. Proporsi Anggota Dewan Komisaris Independen

a. Pengertian Komisaris Independen Komisaris independen merupakan sebuah badan dalam perusahaan yang biasanya beranggotakan dewan komisaris yang independen yang berasal dari luar perusahaan yang berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan secara luas dan keseluruhan. Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-pihak lain yang terkait dalam (Marpaung & Latrini, 2014:14).

b. Kedudukan Komisaris Independen Dewan komisaris didalam menjalankan fungsi pengawasanya dapat membentuk, komite-komite, antara lain:

Komite Audit, Komite Nominasi, Komite Remunerisasi dan juga Komite Asuransi dan Risiko, guna menunjang pelaksanaan tugasnya. Berkaitan dengan hal ini keputusan mentri BUMN No.

KEP-117/M-MBU/2002 tentang penerpan Corporate Governance pada BUMN, Peraturan BEJ No.I.A tentang ketentuan umum Pencatatan Efek bersifat ekuisitas di Bursa dan juga

(9)

pedoman Corporate Governance oleh komite nasional kebijakan Corporate Governance (KNKGC) telah mengatur peran khusus dari komisaris independen yaitu sebagai ketua atau pimpinan Komite Audit dalam (Pangky, 2014:18) c. Peran Komisaris Independen 1. Memberikan kontribusi yang

bermakna bagi penambah nilai perusahaan.

2. Mengembangkan karir secara positif demi kebahagian pribadi maupun perseroan secara timbal balik.

3. Mengasah kemampuan serta memperluas pengalaman yang ada untuk kepentingan serta kemajuan perseroan. Proporsi dewan komisaris independen, yaitu persentase jumlah dewan komisaris independen terhadap jumlah total komisaris yang ada dalam susunan dewan komisaris perusahaan sampel dalam (Boediono, 2005). Rumus perhitungan proporsi dewan komisaris independen adalah :

4. Struktur Kepemilikan Perusahaan Menurut Rosma (2007: 15) kepemilikan publik menunjukkan besarnya Private information yang harus dibagikan manajer kepada publik.

Private informatif tersebut merupakan informasi internal yang semula hanya diketahui oleh manajer, seperti standar yang dipakai dalam pengukuran kinerja perusahaan, keberadaan perencanaan bonus, dan sebagainya.

Menurut (Jensen & Meckling, 2002:12) menyatakan bahwa publik mempunyai peran penting dalam menciptakan well-functioning government system karena mereka memiliki financial interest dan bertindak independen dalam menilai manajemen.

Semakin besar persentase saham yang ditawarkan kepada publik, maka semakin besar pula internal yang harus

diungkapkan kepada publik sehingga kemungkinan dapat mengurangi intensitas terjadinya manajemen laba.

Oleh karena itu kepemilikan publik dianggap berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

5. Ukuran Perusahaan Sebagai moderating Variabel

Menurut (Pangky, 2014) Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel penting dalam pengelolaan perusahaan. Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar aset total yang dimiliki perusahaan. Total asset yang dimiliki perusahaan menggambarkan permodalan, serta hak dan kewajiban yang dimilikinya.

Semakin besar ukuran perusahaan, dapat dipastikan semakin besar juga dana yang dikelola dan semakin kompleks pula pengelolaannya. Perusahaan besar cenderung mendapat perhatian lebih dari masyarakat luas. Dengan demikian, biasanya perusahaan besar memiliki kecenderungan untuk selalu menjaga stabilitas dan kondisi perusahaan. Untuk menjaga stabilitas dan kondisi ini, perusahaan tentu saja akan berusaha mempertahankan dan terus meningkatkan kinerjanya.

Menurut phalipu (2005:44), ukuran perusahaan dapat diukur dengan tiga cara.

1. Total assets

Total aseets merupakan total nilai penjumlahan antara aktiva lancar yang terdiri dari kas, piutang, dan persediaan dengan total aktiva tetap yang terdiri dari tanah bangunan, mesin, dan sebagainya. Semakin besar total assets yang dimiliki perusahaan menunjukan semakin besar ukuran perusahaan.

(10)

2. Total penjualan

Meningkatkan nilai penjualan menunjukkan terjadinya penambaham ukuran perusahaan dan sebaliknya jika menurunnya nilai penjualan maka akan menunjukkan terjadinya pengurangan ukuran perusahaan.

3. Total market capitalization

Total market capitalization menunjukkan besarnya aliran modal yang tersimpan didalam sebuah perusahaan. Semakin besarnya market capitalization menunjukkan ukuaran perusaaahan seamkin besar.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan dan kajian teori diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Anggota dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan pada Bank go publik yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

Dengan formula statistik:

Ha : β1 0

2. Struktur kepemilikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan pada Bank go publik yang terdaftar di BEI pariode 2011-2015.

Dengan formula statistik:

Ha : β2 0

3. Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan pada Bank go publik yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

Dengan Formula Statistik:

Ha : β3 0

4. Dewan komisaris independen berpengaruh terhadap kinerja keuangan melalui ukuran perusahaan sebagai moderating variabel pada Bank go publik yang terdaftar di BEI 2011-2015.

Dengan Formula Statistik:

Ha : β4 0

5. Struktur kepemilikan berpengaruh terhadap kinerja keuangan melalui ukuran perusahaan sebagai pemoderating pada Bank go publik yang terdaftar di BEI 2011-2015.

Dengan Formula Statistik:

Ha : β5 0

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan asosiatif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal lain-lain terhadap suatu objek atau wilayah yang diteliti. Dengan desain penelitian deskriptif dan asosiatif, maka penelitian memungkinkan untuk menggambarkan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas yang universal (Arikunto, 2010:3).

Dalam penelitian ini penulis ingin melihat apakah terdapat pengaruh antara proporsi anggota dewan komisaris independen, struktur kepemilikan, dan ukuran perusahaan sebagai moderating variabel terhadap kinerja keuangan perusahaan pada Bank Umum yang terdaftar di BEI periode 2011 – 2015.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2016.

Penelitian ini dilakukan pada situs resmi Bursa Efek Indonesia yakni www.idx.co.id.

Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2014:61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

(11)

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan konvensional (umum) yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia dalam periode 2011–2015 yang berjumlah 40 perusahaan perbankan. Berikut adalah rincian bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI):

Tabel 4. Daftar Bank Umum yang Terdaftar di BEI Sampai Periode Penelitian

No. Kode Nama Perbankan Listing

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 08-08-13

2 AGRS PT Bank Agris Tbk. 22-12-14

3 BABP PT Bank MNC Internasional Tbk. 15-07-02

4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 04-10-07

5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 31-05-00

6 BBHI PT Bank Harda Internasional Tbk. 12-08-15

7 BBKP Bank Bukopin Tbk. 10-07-06

8 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk. 08-07-13

9 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk. 25-11-96

10 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 10-01-01

11 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 10-11-03 12 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 17-12-09

13 BBYB PT Bank Yudha Bhakti Tbk. 13-01-15

14 BCIC PT Bank JTrust Indonesia Tbk. 25-06-97

15 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. 06-12-89

16 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk. 13-07-01

17 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk. 16-01-14

18 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 08-05-10 19 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. 12-07-12

20 BKSW PT Bank QNB Indonesia Tbk. 21-11-02

21 BMAS PT Bank Maspion Indonesia Tbk. 11-07-13

22 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 14-07-03

23 BNBA Bank Bumi Arta Tbk. 3-12-99

24 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk. 29-11-89

25 BNII PT Bank Maybank Indonesia Tbk. 21-11-89

26 BNLI Bank Permata Tbk. 15-01-90

27 BSIM Bank Sinarmas Tbk. 13-12-10

28 BSWD Bank of India Indonesia Tbk. 01-05-02

29 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. 12-03-08

30 BVIC Bank Victoria International Tbk. 30-06-99

31 DNAR PT Bank Dinar Indonesia Tbk. 11-07-14

32 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk. 29-08-90

33 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk. 29-08-97

34 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk. 03-07-07

35 MEGA Bank Mega Tbk 17-04-00

36 NAGA PT Bank Mitraniaga Tbk. 09-07-13

37 NISP Bank OCBC NISP Tbk. 20-10-94

38 NOBU PT Bank Nationalnobu Tbk. 20-05-13

39 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk. 29-12-82

40 SDRA PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. 15-12-06

Sumber : www.idx.co.idx 2016.

(12)

Menurut Arikunto (2010:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2011:115) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian digunakan sensus artinya dari semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel yang berjumlah 25 perusahan atau disebut sampel jenuh.

Selain itu Arikunto (2010:112) juga mengemukakan mengenai sampel populasi yaitu apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini merupakan

populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10- 15% atau 20-25% atau lebih.

Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data laporan keuangan perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2011-2015. Dengan pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan sampel penelitian antara lain :

1. Perusahaan perbankkan yang IPO dibawah tahun 2011.

2. Memiliki data yang dibutuhkan mengenai data penelitian.

Tabel 5. Jumlah Sampel Penelitian Berdasarkan Kriteria Purposive Sampling

N

o Kriteria

Jumlah Perusahaan

yang Memenuhi

Kriteria

Jumlah Perusahaan

yang tidak Memenuhi Kriteria 1 Perusahaan perbankkan yang IPO

dibawah tahun 2011. 25 15

2 Perusahaan perbankkan yang memiliki data yang dibutuhkan mengenai data penelitian

25 15

Jumlah Sampel Akhir 25 Perusahaan

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa, ada 15 perusahaan yang IPO atau listing di atas tahun 2011 dan beberapa perusahaan tidak memiliki data keuangan yang lengkap. Artinya 15

dari perusahaan perbankkan tersebut tidak memenuhi kriteria. Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 25 perusahaan.

Tabel 6. Daftar Bank yang tidak masuk kriteria sampel

No. Kode Nama Perbankan Listing

1 AGRS PT Bank Agris Tbk. 22-12-14

2 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 08-08-13 3 BBHI PT Bank Harda Internasional Tbk. 12-08-15

4 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk. 08-07-13

5 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 17-12-09

6 BBYB PT Bank Yudha Bhakti Tbk. 13-01-15

7 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk. 16-01-14

8 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. 12-07-12

9 BMAS PT Bank Maspion Indonesia Tbk. 11-07-13

10 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 14-07-12

(13)

No. Kode Nama Perbankan Listing

11 DNAR PT Bank Dinar Indonesia Tbk. 11-07-14

12 NAGA PT Bank Mitraniaga Tbk. 09-07-13

13 NOBU PT Bank Nationalnobu Tbk. 20-05-13

15 SDRA PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. 15-12-14 Sumber : www.idx.co.id

Tabel 7. Daftar Bank yang Dijadikan Sampel Penelitian NO Kode

Saham

Nama Emiten Tanggal IPO

1 BABP Bank ICB Bumi Putra Tbk 15-7-2002

2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 08-10-2007

3 BBCA Bank Ekonomi Raharja Tbk 31-10-2000

4 BBKP Bank Bukopin Tbk 10-7-2996

5 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 25-11-1996

6 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 25-1-2001

7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 20-11-2003 8 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 17-12-2009

9 BCIC Bank Mutiara Tbk 25-1-1997

10 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 6-12-1986

11 BJBR Bank Jabar Banten Tbk 8-7-2010

12 BNBA Bank Bumu Arta Tbk 31-12-1999

13 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 29-11-1989

14 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 21-11-1989

15 BNLI Bank Permata Tbk 15-1-1990

16 BSIM Bank Sinar Mas Tbk 13-12-2010

17 BSWD Bank Swadesi Tbk 1-5-2002

18 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 12-3-2008 19 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk 30-6-1999 20 INPC Bank Arta Graha Internasional Tbk 29-8-1990

21 MAYA Bank Mayapada Internasonal Tbk 29-8-1997

22 MCOR Bank Windu Kentjana Internasional Tbk 3-7-2007

23 MEGA Bank Mega Tbk 17-4-2000

24 NISP Bank NISP OCBC Tbk 20-10-1994

25 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 29-12-1982

Sumber : www.idx.co.id

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Pengaruh Proporsi Anggota Dewan Komisaris Independen Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank Go Publik

Berdasarkan hasil penelitian pada hipotesis pertama pada variabel proporsi anggota dewan komisaris independen diperoleh nilai koefisien sebesar 0,016.

Angka ini signifikan karena nilai thitung

sebesar 10,233 ˃ t tabel 0,05 (1,98), berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat terdapat pengaruh positif dan signifikan antara proporsi anggota dewan komisaris independen dengan kinerja keuangan pada Bank go publik yang terdaftar di BEI periode 2011- 2015.

Hasil yang peroleh menunjukkan bertambahnya keanggotaan dewan komisaris akan semakin memperketat

(14)

aktivtas pengawasan sehingga akan membuat ruang gerak manajer menjadi lebih terbatas akibatnya bentuk-bentuk kecurangan dalam organisasi akan semakin melemah dan mendorong meningkatnya kinerja perusahaan khusunya peningkatan laba usaha disamping itu dengan semakin banyaknya anggota dewan komisaris tata kelola perusahaan semakin baik yang ditandai dengan meningkatanya laba usaha yang diukur ROA khususnya.

Hasil pengujian pertama dengan teori yang dinyatakan oleh (Ujiyantho dan Pramuka, (2007) menyatakan bahwa komisaris independen dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen. Pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris independen dapat meningkatkan kinerja manajer. Kinerja yang baik dapat memungkinkan perusahaan memperoleh opini audit non going concern.

Selanjutnya juga diperkuat dengan teori yang dinyatakan oleh (Marpaung & Latrini, 2014) Komisaris independen merupakan sebuah badan dalam perusahaan yang biasanya beranggotakan dewan komisaris yang independen yang berasal dari luar perusahaan yang berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan secara luas dan keseluruhan. Komisaris independen bertujuan untuk menyeimbangkan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam rangka perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan pihak- pihak lain yang terkait dalam.

Hasil dari penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yeda Gunawan (2013) dengan judul penelitian “Pengaruh Ukuran Dewan Direksi, Dewan Komisaris Independen dan Komite Audit Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Terdapat di Indeks LQ 45”.

Dengan hasil penelitian proporsi

komisaris independen berpengaruh kinerja keuangan perusahaan dengan tingkat signifikan 0,004 terhadap return on assets (ROA).

Pengaruh Struktur Kepemilikan Publik Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank Go Publik

Berdasarkan hasil penelitian pada pada hipotesis kedua pada variabel struktur kepemilikan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,019. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 18,345 ˃ t tabel 1,98 berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat terdapat pengaruh positif dan signifikan antara struktur kepemilikan dengan kinerja keuangan pada Bank go publik yang terdaftar di BEI periode 2011-2015..

Sedangkan berdasarkan dari hasil uji analisis deskriptif struktur kepemilikian diperoleh nilai mean struktur kepemilikian sebesar 28,11, nilai median struktur kepemilikian sebesar 25,00, nilai modus sebesar 2,71, dan std.devation sebesar 18,97.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Rosma (2007) kepemilikan publik menunjukkan besarnya Private information yang harus dibagikan manajer kepada publik.

Private informatif tersebut merupakan informasi internal yang semula hanya diketahui oleh manajer, seperti standar yang dipakai dalam pengukuran kinerja perusahaan, keberadaan perencanaan bonus, dan sebagainya.

Selanjutnya diperkuat dengan teori yang dinyatakan oleh (Jensen &

Meckling, 2001:16) menyatakan bahwa publik mempunyai peran penting dalam menciptakan well-functioning government system karena mereka memiliki financial interest dan bertindak independen dalam menilai manajemen.

Semakin besar persentase saham yang ditawarkan kepada publik, maka semakin besar pula internal yang harus diungkapkan kepada publik sehingga

(15)

kemungkinan dapat mengurangi intensitas terjadinya manajemen laba.

Oleh karena itu kepemilikan publik dianggap berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Semakin besarnya kepemilikan publik terhadap perusahaan maka akan mempengaruhi modal perusahaan, pihak publik memiliki modal saham yang akan mampu menunjang biaya dalam perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan memperbaiki pendapatan laba perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriana Warap Sari (2014) dengan judul penelitian “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai pemoderasi“ hasil penelitian ini menyatakan hipotesis pertama pengaruh hubungan antara struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan dapat diterima dengan tingkat signifikansi sebesar 0,045 ke arah positif.

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank Go Publik

Berdasarkan hasil penelitian pada pada hipotesis ketiga pada variabel ukuran perusahaan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,054. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 4,026 ˃ t tabel 1,98 berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat terdapat pengaruh positif dan signifikan antara ukuran perusahaan dengan kinerja keuangan pada Bank go publik yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

Bahwa aseet merupakan sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan semakin besarnya asset perusahaan akan mampu mendukung

kegiatan produsik maupun non produksi perusahaan dalam mencari laba perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Hilmi dan Ali (2008) ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya suatu perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar. Semakin besar aktiva suatu perusahaan maka akan semakin besar pula modal yang ditanam, semakin besar total penjualan suatu perusahaan maka akan semakin banyak juga perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal masyarakat.

Selanjutnya juga dinyatakan oleh (Pangky, 2014) Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel penting dalam pengelolaan perusahaan. Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar aset total yang dimiliki perusahaan. Total asset yang dimiliki perusahaan menggambarkan permodalan, serta hak dan kewajiban yang dimilikinya.Semakin besar ukuran perusahaan, dapat dipastikan semakin besar juga dana yang dikelola dan semakin kompleks pula pengelolaannya.

Perusahaan besar cenderung mendapat perhatian lebih dari masyarakat luas.

Dengan demikian, biasanya perusahaan besar memiliki kecenderungan untuk selalu menjaga stabilitas dan kondisi perusahaan.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yeda Gunawan (2013) dengan judul penelitian

“Pengaruh Ukuran Dewan Direksi, Dewan Komisaris Independen dan Komite Audit Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Terdapat di Indeks LQ 45” dengan hasil penelitian ukuran dewan direksi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, proporsi komisaris independen berpengaruh kinerja keuangan perusahaan dengan tingkat

(16)

signifikan 0,004 terhadap return on assets (ROA) dan 0,001 terhadap return on equity (ROE), ukuran komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan tingkat signifikan 0,013 terhadap return onassets (ROA) dan 0,002 terhadap return on equity (ROE).

Pengaruh Interaksi (Perkalian Antara Proporsi Anggota Dewan Komisaris Dengan Ukuran Perusahaan Independen) Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank Go Publik

Berdasarkan hasil penelitian pada hipotesis keempat untuk variabel interaksi (perkalian antara dewan komisaris independen dengan ukuran perusahaan) diperoleh nilai koefisien sebesar 0,001. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 8,279 ˃ t tabel 1,98 berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian dapat dikatakan dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan melalui ukuran perusahaan sebagai moderating variabel pada Bank gago publik. Maka dapat dikatakan bahwa variabel ukuran perusahaan (Z) merupakan variabel quasi moderasi antara proporsi anggota dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan pada Bank go publik.

Dengan perusahaan yang besar dibutuhkan komisaris independen karena komisaris akan menutup ruang gerak manajemen dalam melakukan kecurangan-kecurangan yang bersifat pribadi dan komisaris independen mampu menjadi penelaah dan memberikan nesehat kepada manajemen maka akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan dalam mengahasilkan laba.

Berdasarkan dari hasil hipotesis interaksi (perkalian antar komisaris independen dengan ukuran perusahaan) diketahui ternyata berpengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Artinya ukuran perusahaan

dapat memperkuat pengaruh komisaris independen terhadap kinerja kueuangan.

Pengaruh Interaksi (Perkalian Antara Struktur Kepemilikan Publik Dengan Ukuran Perusahaan) Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank Go Publik

Berdasarkan hasil penelitian pada hipotesis kelima pada variabel interaksi (perkalian antara struktur kepemilikan publik) diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,002. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 17,676 ˃ t tabel 1,98 berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan variabel anggota dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan melalui ukuran perusahaan sebagai moderating variabel pada Bank go publik. Maka dapat dikatakan bahwa variabel ukuran perusahaan (Z) merupakan variabel quasi moderasi antara proporsi anggota dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan pada Bank go publik.

Semakin banyak kepemilikan saham perusahaan oleh publik membuktikan bahwa besarnya asse suatu perusahaan karena pihak publik memliki financial interest yang sangat menunjang kinerja perusahaaan dalam meningkatkan laba dalam ROA.

Berdasarkan dari hipotesis interaksi (perkalian antara struktur kepemilikan dengan ukuran perusahaan) diketahui ternyata berpengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Artinya struktur kepemilikan dapat memperkuat pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja keuangan.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan dari analisis data dan pembahasan penelitian diatas maka dapat dibuat kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut:

(17)

1. Hasil analisis regresi pada hipotesis pertama untuk variabel proporsi anggota dewan komisaris independen diperoleh nilai koefisien sebesar 0,016. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 10,233 ˃ t tabel 0,05 1,98 berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bashwa terdapat terdapat pengaruh positif dan signifikan antara proporsi anggota dewan komisaris independen dengan kinerja keuangan pada Bank go publik yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

2. Hasil analisis regresi pada hipotesis kedua untuk variabel struktur kepemilikan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,019. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 18,345 ˃ t tabel 1,98 berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat terdapat pengaruh positif dan signifikan antara struktur kepemilikan dengan kinerja keuangan pada Bank go publik yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

3. Hasil analisis regresi ketiga untuk variabel ukuran perusahaan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,054. Angka ini signifikan karena nilai thitung

sebesar 4,026 ˃ t tabel 0,05 1,98 berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat terdapat pengaruh positif dan signifikan antara ukuran perusahaan dengan kinerja keuangan pada Bank go publik yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

4. Berdasarkan hasil analisis pada hipotesis keempat untuk variabel interaksi (perkalian antara dewan komisaris independen dengan ukuran perusahaan) diperoleh nilai koefisien sebesar 0,001. Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 8,279 ˃ t tabel 1,98 berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan dewan komisaris independen berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja keuangan melalui ukuran perusahaan sebagai moderating variabel pada Bank go publik. Maka dapat dikatakan bahwa variabel ukuran perusahaan (Z) merupakan variabel quasi moderasi antara proporsi anggota dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan pada Bank go publik.

5. Berdasarkan hasil analisis pada hipotesis kelima untuk variabel interaksi (perkalian antara struktur kepemilikan) diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,002.

Angka ini signifikan karena nilai thitung sebesar 17,676 ˃ t tabel 1,98 berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian dapat dikatakan variabel dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan melalui ukuran perusahaan sebagai moderating variabel pada Bank go publik. Maka dapat dikatakan bahwa variabel ukuran perusahaan (Z) merupakan variabel quasi moderasi antara proporsi anggota dewan komisaris independen terhadap kinerja keuangan pada Bank go publik.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh proporsi anggota dewan komisaris independen, struktur kepemilikan terhadap kinerja keuangan siswa dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating pada Bank go publik, maka dari itu penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada perusahaan agar dapat menerapkan praktek Corporate Governance yang baik agar mampu memberikan suatu jaminan bahwa pihak manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan stakeholders, dimana pelaksanaannya memberikan perlindungan yang kuat

(18)

terhadap pemegang saham minoritas.

Prinsip-prinsip pelaksanaan corporate governance menunjukan adanya perlindungan tersebut, tidak hanya pada pemegang saham, tetapi meliputi seluruh pihak yang terlibat dalam perusahaan tersebut.

2. Peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan membahas hal yang sama pada tempat lain. Selanjutnya, bagi peneliti yang akan meneliti tentang Kinerja keuangan pada tempat yang sama disarankan mengaitkannya dengan variabel yang lain dari jumlah Proporsi Anggota Dewan Komisaris Independen, Struktur Kepemilikan Publik dan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Pemoderasi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Bumi Aksara). Jakarta.

Asmi, A. M., & Yadnyana, I. K. (2014).

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Kebijakan Pendanaan Dan Ukurran Perusahaan Pada Kinerja Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 1, 58–68.

Boediono, G. S. (2005). Kualitas Laba:

Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII, VIII(September), 172–194.

Che Haat, MH, Rahman, RA dan Mahenthiran, S, 2008, Corporate Governance, Transparency anf Performance of Malaysian Companies, Managerial of Auditing, Journal, Vol. 23 No. 8 .

Darmawati, Deni, dan Khomsiyah, Rika Gelar Rahayu, The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG),2004, Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan, Simposium Nasional Akuntansi VII.

Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta: Bandung.

Jensen, M. C., & Meckling, W. H.

(1976). Theory of the Firm:

Managerial Behavior, Agency Costs Ownersihip Structure.

Journal of Financial Economics,

3, 305–360.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10 .1016/0304-405X(76)90026-X.

Kasmir. (2014). Manajemen Perbankan (Revisi). Jakarta: Rajawali Pers.

Keputusan Mentri Bumn Nomor Kep- 117/ M- MBU/ 2002 Tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governence Pada BUMN.

Larcker, D., & Tayan, B. (2011).

Corporate governance matters.

Recherche.

Marpaung, C. O., & Latrini, N. M. Y.

(2014). Pengaruh Dewan Komisaris Independen , Komite Audit , Perataan Laba. Marpaung C., Latrini N, 2, 279–289.

Pangky, S. P. (2014). Pengaruh Ukuran Dewan Direksi dan Dewan Komisaris Serta Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan manufaktur sektor consumer good yang terdaftar di BEI tahun 2010 – 2012).

(19)

Rachmawati, Andri Dan Hanung Triatmoko. 2007. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Laba Dan Nilai Perusahaan Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X, Makasar.

Rachmawati, T., & Kristijanto, D.

(2009). Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM) dan Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Harga Saham Bank di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Manajemen, 6(1), 67–93.

Rosma Pakpahan, (2010), Pengaruh Faktor- faktor Fundamental Perusahaan dan Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan di BEJ periode 2003-2007. Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi, 2(2).

Sari, F. W. (2015). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan dengan Struktur Modal Sebagai Pemoderasi.

Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 4(8).

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan variabel ukuran dewan komisaris dan ukuran

Data cross section digunakan dalam mencari data Delisting, Listing, dan Laporan Keuangan dengan menghubungkan variabel dewan direksi, dewan komisaris, proporsi dewan komisaris