• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh proporsi komisaris independen, jumlah rapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh proporsi komisaris independen, jumlah rapat"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

Penelitian Narolita dan Krisnadewi (2016) membuktikan jumlah rapat komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Terdapat perbedaan pada penelitian Metawee (2013) yang membuktikan bahwa jumlah rapat komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Terdapat perbedaan pada penelitian Prabowo (2014) yang membuktikan bahwa persentase komisaris independen berpengaruh positif terhadap manajemen laba.

Hal ini didukung oleh penelitian Karuna et al (2015) yang membuktikan bahwa persaingan pasar berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Penelitian Karuna et al (2015) dan Wang et al (2015) membuktikan bahwa persaingan pasar berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini didukung oleh penelitian Ung dkk (2014) yang membuktikan bahwa manajemen biaya berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual .................................................................
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual .................................................................

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Batasan Masalah
  • Tujuan Penulisan
  • Manfaat Penelitian
  • Sistematika Penulisan

Untuk memberikan informasi, referensi tambahan dan bahan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh proporsi direktur independen, jumlah rapat komite audit, persaingan pasar dan strategi kepemimpinan biaya, serta strategi diferensiasi terhadap manajemen laba. Bagi manajemen perusahaan manufaktur di Indonesia, hal ini dapat menjadi masukan dan penyemangat mengenai pentingnya pengaruh proporsi komisaris independen, jumlah rapat komite audit, strategi persaingan pasar dan kepemimpinan biaya, serta strategi diferensiasi terhadap manajemen laba pada perusahaan. Dunia. kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat membantu manajemen menarik pemegang saham, saham untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.

LANDASAN TEORITIS

Landasan Teori

  • Agency Theory
  • Market Power Theory
  • Pecking Order Theory
  • Manajemen laba
  • Proporsi Komisaris Independen
  • Jumlah Rapat Komite Audit
  • Kompetisi Pasar
  • Strategi Cost Leadership
  • Strategi Differentiation

Perusahaan yang menggunakan strategi cost Leadership mempunyai motivasi yang lebih tinggi untuk melakukan manajemen laba karena perusahaan tersebut sulit memperoleh pendanaan dari internal perusahaan dan mempunyai margin keuntungan yang rendah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan manajemen laba adalah perilaku yang mempengaruhi proses pelaporan keuangan untuk memperoleh keuntungan pribadi. Perusahaan dengan tingkat persaingan pasar yang lebih tinggi mungkin termotivasi untuk melakukan manajemen laba untuk mengecoh pesaingnya dan menghalangi mereka untuk belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan tingkat persaingan pasar yang lebih tinggi kemungkinan besar akan termotivasi untuk melakukan manajemen laba untuk menipu pesaingnya dan menghalangi mereka mempelajari kinerja perusahaan yang sebenarnya. .

Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

  • Proporsi Komisaris Independen terhadap Manajemen Laba
  • Jumlah Rapat Komite Audit terhadap Manajemen Laba
  • Kompetisi Pasar terhadap Manajemen Laba
  • Strategi Cost Leadership terhadap Manajemen Laba
  • Strategi Differentiation terhadap Manajemen Laba

Dewan independen dan aktivitas dewan direksi dalam suatu perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba CEO baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah rapat komite audit dan ukuran komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Penelitian Tiswiyanti et al (2012) berjudul “Analisis Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wali independen dan komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian Rahmawati (2013) berjudul “Dampak Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan dalam hal ini dewan direksi independen, komite audit independen, dan kepemilikan manajerial secara simultan berpengaruh terhadap manajemen laba.

Pengaruh komite audit terhadap praktik manajemen laba: studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dewan pengawas independen dan aktivitas dewan pengawas pada suatu perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba CEO baru. Sedangkan ukuran komite audit dan aktivitas komite audit (jumlah rapat komite audit) tidak berpengaruh terhadap manajemen laba CEO baru.

Ha2 : Jumlah rapat komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba 2.2.3 Dampak persaingan pasar terhadap manajemen laba. H03 : persaingan pasar tidak berpengaruh terhadap manajemen laba Ha3 : persaingan pasar berpengaruh positif terhadap manajemen laba 2.2.4 Pengaruh strategi manajemen biaya terhadap manajemen laba.

Kerangka Pemikiran

H05: strategi diferensiasi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba Ha5: strategi diferensiasi berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsi direktur independen, jumlah rapat komite audit, persaingan pasar, strategi kepemimpinan biaya dan strategi diferensiasi.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian, Sumber Data, dan Pengumpulan Data

Populasi dan Sampel

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

  • Statistik Deskriptif
  • Metode Analisis Data
    • Uji Multikolinieritas
    • Uji Autokorelasi

Teknik Pengujian Hipotesis

  • Uji t
  • Uji F

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Objek Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mempublikasikan laporan tahunannya di website perusahaannya atau Bursa Efek Indonesia (BEI) secara konsisten dari tahun ke tahun. Kriteria yang digunakan dalam sampel survei adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, perusahaan yang terdaftar pada sektor manufaktur dengan minimal 10 perusahaan terdaftar pada setiap subsektornya, dan perusahaan yang telah menyelesaikan IPO sebelum atau selama tahun 2009.

Analisis Hasil Penelitian

  • Analisis Statistik Deskriptif
  • Pemilihan Model
    • Uji Chow
    • Uji Hausman
  • Uji Normalitas
  • Uji Asumsi Klasik
    • Uji Heteroskedastisitas
    • Uji Multikolinearitas
    • Uji Autokorelasi
  • Hasil Regresi Data Panel
  • Hasil Uji Hipotesis
    • Uji Parsial (Uji t)
    • Uji Simultan (Uji-F)
    • Koefisien Determinasi (𝑅 2 )

Koefisien konstanta sebesar -0,193607 yang berarti jika variabel independen konstan maka tingkat manajemen laba akan mengalami penurunan sebesar 0,193607. Koefisien regresi proporsi komisaris independen (PIC) sebesar 0,185206 menunjukkan bahwa jika proporsi komisaris independen (PIC) meningkat sebesar 1%, maka tingkat manajemen laba akan meningkat sebesar 0,185206. Koefisien regresi jumlah rapat komite audit (AQM) sebesar 0,000672 menunjukkan bahwa jika jumlah rapat komite audit (AQM) meningkat sebesar 1%, maka tingkat manajemen laba akan meningkat sebesar 0,000672.

Koefisien regresi persaingan pasar (HHI) sebesar 0,317794 menunjukkan bahwa jika tingkat persaingan pasar (HHI) meningkat sebesar 1% maka tingkat manajemen laba akan meningkat sebesar 0,317794. Koefisien regresi strategi diferensiasi (PM) sebesar 0,176500 menunjukkan bahwa jika tingkat margin keuntungan (PM) meningkat sebesar 1%, maka tingkat manajemen laba meningkat sebesar 0,176500. Uji parsial atau uji t dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen yaitu proporsi komisaris independen, jumlah rapat komite audit, persaingan pasar, strategi kepemimpinan biaya dan strategi diferensiasi terhadap variabel dependen manajemen laba. dalam model regresi, sehingga dapat diambil kesimpulan tentang rumusan masalah dalam penelitian ini.

Uji t menunjukkan nilai t tabel dengan α=5% diperoleh nilai sebesar 1,66342 dan hasil thitung variabel Proporsi Komisaris Independen diperoleh hasil sebesar 2,283007. Jumlah direktur pengawas independen lebih besar dari tabel yang berarti variabel Share of Independent Supervisory Director berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Dengan nilai koefisien sebesar 0,000672 berarti jumlah rapat komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. H04: Strategi Cost Leadership tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba Ha4: Strategi Cost Leadership berpengaruh positif terhadap Manajemen Laba.

Hal ini menunjukkan bahwa dalam regresi secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen yaitu proporsi direktur independen, jumlah rapat komite audit, persaingan pasar, strategi kepemimpinan biaya dan strategi diferensiasi manajemen laba. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel Proporsi direktur independen, Jumlah rapat Komite Audit, Persaingan pasar, Strategi kepemimpinan biaya dan Strategi diferensiasi dapat mempengaruhi manajemen laba sebesar 23,87%.

Pembahasan Hasil Penelitian

  • Proporsi Komisaris Independen terhadap Manajemen Laba
  • Jumlah Rapat Komite Audit terhadap Manajemen Laba
  • Kompetisi Pasar terhadap Manajemen Laba
  • Strategi Cost Leadership terhadap Manajemen Laba
  • Strategi Differentiation terhadap Manajemen Laba

Koefisien jumlah rapat komite audit sebesar 0,000672. Oleh karena itu dapat disimpulkan Ha2 ditolak yang berarti variabel jumlah rapat komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya jumlah rapat komite audit tidak berpengaruh terhadap manipulasi laba yang dilakukan manajemen perusahaan. Hasil penelitian terhadap variabel ini serupa dengan penelitian Narolita & Krisnadewi (2016) dan Purba (2016) yang menunjukkan bahwa jumlah rapat Komite Audit tidak dapat mengurangi tindakan manajemen laba.

Koefisien persaingan pasar sebesar 0,317794 sehingga dapat disimpulkan Ha3 diterima yang berarti variabel persaingan pasar berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini diyakini terjadi karena tingginya tingkat persaingan pasar yang memberikan tekanan besar bagi perusahaan untuk bertahan dalam persaingan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi perusahaan untuk mengadopsi berbagai metode ilegal, seperti manajemen laba, untuk bertahan dalam tekanan kekuatan pasar yang kompetitif.

Hasil penelitian variabel ini sejalan dengan penelitian Markarian & Santalo (2014) dan Karuna et al (2015) yang menunjukkan bahwa persaingan pasar berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba. Koefisien ATO sebesar 0.010308 sehingga dapat disimpulkan Ha4 ditolak yang berarti variabel Cost Leadership Strategy tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian terhadap variabel ini tidak sejalan dengan penelitian Wu et al (2015) yang menunjukkan bahwa strategi manajemen biaya berpengaruh positif terhadap manajemen laba.

Koefisien regresi PM sebesar 0,1765 sehingga dapat disimpulkan Ha5 ditolak yang berarti variabel Strategi Diferensiasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Ketika tidak ada cara lain untuk mencapai target pendapatan, maka tidak menutup kemungkinan perusahaan akan menggunakan cara-cara ilegal seperti manajemen laba untuk mencapai target pendapatan.

Implikasi Manajerial

Jumlah rapat komite audit tidak berpengaruh terhadap pengelolaan kinerja, kemungkinan disebabkan karena pembahasan komite audit tidak terfokus pada permasalahan yang timbul sehubungan dengan penetapan good Corporate Governance pada rapat yang diadakan. Implikasi manajerialnya adalah mematuhi aturan regulasi mengenai jumlah rapat komite audit sebanyak 4 kali dalam setahun. Persaingan pasar berpengaruh positif terhadap Manajemen Laba, hal ini terjadi karena banyaknya perusahaan yang memasuki pasar sehingga membuat persaingan di pasar menjadi tinggi.

Dengan demikian, para manajer lebih termotivasi untuk melakukan tindakan manajemen laba agar laporan keuangannya terlihat menarik, meskipun tindakan tersebut melanggar hukum. Strategi manajemen biaya tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini diduga terjadi karena perusahaan yang menggunakan strategi cost Leadership memiliki keunggulan dalam efisiensi produksi produknya. Strategi diferensiasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba, karena perusahaan yang menerapkan strategi diferensiasi cenderung menghasilkan laba yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan produk yang dijual ke konsumen semakin tidak terjangkau karena harga jualnya yang tinggi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh proporsi komisaris independen, jumlah rapat komite audit, persaingan pasar, strategi kepemimpinan biaya dan strategi diferensiasi terhadap manajemen laba yang diproksikan dengan akrual diskresioner pada perusahaan manufaktur emiten yang terdaftar di BEI periode tersebut. Tahun 2014 sampai dengan tahun 2016. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh manajemen laba dengan variabel independen yang berbeda karena masih banyak variabel independen yang dapat mempengaruhi tingkat manajemen laba seperti kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, tanggung jawab sosial perusahaan. , dll. Disarankan agar perusahaan meningkatkan efektivitas rapat komite audit dan efektivitas pengawasan oleh komisaris independen.

Pengaruh Komisaris Independen, Independensi Komite Audit, Ukuran dan Jumlah Rapat Komite Audit di Bidang Manajemen Laba (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Mekanisme Good Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Simpulan dan Saran

Simpulan

Keterbatasan Penelitian

Saran

Hal ini menjelaskan bahwa masih banyak variabel yang dapat menjelaskan pengaruh manajemen laba seperti kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, tanggung jawab sosial perusahaan dan lain-lain. Peran struktur tata kelola perusahaan terhadap tingkat kepatuhan pengungkapan wajib pada periode pasca konvergensi IFRS (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Hubungan antara karakteristik komite audit, dewan direksi dan tingkat manajemen laba, bukti dari Mesir.

5 ASII PT Astra International, Tbk 6 AUTO PT Astra Otoparts, Tbk 7 BRAM PT Indo Kordsa, Tbk. 12 GDST PT Gunawan Dianjaya Steel, Tbk 13 GDYR PT Goodyear Indonesia, Tbk 14 GJTL PT Gajah Tunggal, Tbk. 16 IMAS PT Indomobil Sukses Internasional, Tbk 17 INAI PT Indal Alumunium Industry, Tbk 18 INDR PT Indo-Rama Synthetics, Tbk 19 INDS PT Indospring, Tbk.

22 LION PT Lion Metal Works, Tbk 23 LMSH PT Lionmesh Prima, Tbk 24 LPIN PT Multi Prima Sejahtera, Tbk 25 ​​​​MASA PT Multistrada Arah Sarana, Tbk 26 NIKL PT Latinusa, Tbk. 31 SSTM PT Sunson Textile Manufacturer, Tbk 32 TBMS PT Tembaga Mulia Semanan, Tbk 33 TFCO PT Tifico Fiber Indonesia, Tbk 34 ENHEDER PT Nusantara Inti Corpora, Tbk.

Referensi

Dokumen terkait