• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh pupuk kompos dan pupuk npk mutiara terh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengaruh pupuk kompos dan pupuk npk mutiara terh"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

Perlakuan pupuk kompos berbeda sangat nyata ditinjau dari tinggi tanaman pada umur 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam, umur berbunga, umur panen, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman dan produksi buah per tempat produksi. Produksi buah tertinggi terdapat pada perlakuan K3 (dosis pupuk 15 ton/ha) yaitu 515,86 g per petak produksi, sedangkan terendah pada perlakuan K0 (kontrol) yaitu 405,34 g per petak produksi. Perlakuan pupuk NPK Mutiara berbeda sangat nyata ditinjau dari tinggi tanaman 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam, umur berbunga, umur panen, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman dan produksi buah per petak produksi.

Produksi buah tertinggi terdapat pada perlakuan m3 (dosis pupuk kandang 300 kg/ha yaitu 530,29 g per petak produksi, sedangkan terendah terdapat pada perlakuan k0 (kontrol) yaitu 387,35 g per petak produksi. Interaksi antar perlakuan berbeda sangat nyata pada parameter waktu berbunga, umur panen, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman dan produksi buah per petak produksi.Produksi buah per petak tertinggi terdapat pada interaksi perlakuan k2m2 (dosis pupuk kompos 10 ton dan 300 kg/ha pupuk NPK Mutiara) yaitu 613,33 g/petak produksi, sedangkan produksi buah terendah terdapat pada interaksi perlakuan k0m0 (dosis pupuk kompos o kg/ha atau kontrol dan dosis pupuk NPK Mutiara o kg/ha atau kontrol ) yaitu 380,51 g/petak produksi .

Pemberian pupuk NPK pada tanah dalam jumlah yang optimal akan mendukung peningkatan hasil pada budidaya cabai. Oleh karena itu, dalam melaksanakan penelitian ini penulis akan mengetahui pengaruh penggunaan kompos dan pupuk NPK mutiara terhadap perkembangan dan hasil tanaman.

Tujuan Penelitian

Manfaat

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Tanaman Cabai Rawit

Tanaman cabai rawit tergolong tanaman tahunan atau berumur pendek yang tumbuh berupa perdu atau perdu (Cahyono, 2003). Morfologi Tanaman Cabai Rawit Morfologi tanaman cabai terdiri dari beberapa bagian yaitu : Morfologi tanaman cabai terdiri dari beberapa bagian yaitu.

Morfologi Tanaman Cabai Rawit Morfologi tanaman cabai terdiri atas beberapa bagian, yaitu : Morfologi tanaman cabai terdiri atas beberapa bagian, yaitu

  • Batang
  • Akar
  • Bunga
  • Buah
  • Biji
  • Jenis Cabai Rawit

Capsicum merupakan tumbuhan berkayu dengan panjang batang utama berkisar antara 20-28 cm dan diameter batang antara 1,5-2,5 cm (Herdiawati, 2006). Akar tanaman cabai merah terdiri dari akar tunggang yang tumbuh lurus ke tengah tanah dan akar serabut yang tumbuh ke samping (horizontal). Bunga cabai merah berbentuk seperti terompet atau bintang dan warna bunganya umumnya putih, namun ada beberapa jenis cabai yang memiliki bunga berwarna ungu.

Bunga cabai merah termasuk bunga sempurna karena susunan bunganya lengkap, seperti batang, pangkal, kelopak, mahkota, alat kelamin jantan, dan alat kelamin betina. Cabai merah kecil memiliki panjang 2 cm – 2,5 cm dan lebar 5 mm, sedangkan cabai rawit besar memiliki panjang hingga 3,5 cm dan lebar hingga 12 mm. Buah cabai merah mempunyai bentuk dan warna yang berbeda-beda, namun bila matang berwarna merah (Surahmat, 2011).

Biji cabai rawit berwarna putih kekuningan, berbentuk bulat pipih, tersusun dalam tandan dan saling menempel melalui empulur. Menurut Cahyono (2003), cabai rawit ada tiga jenis, yaitu cabai kecil, cabai ceplik, dan cabai putih.

Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

Iklim

Manfaat Pupuk Kompos

Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus tanpa tambahan pupuk organik dapat menurunkan bahan organik tanah dan menyebabkan penurunan kesuburan biologis tanah (Marsono dan Lingga, 2007). Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman menyerap unsur hara dari dalam tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman.

Namun proses ini memakan waktu lama padahal kebutuhan lahan subur sangat mendesak. Dosis pupuk organik yang dianjurkan untuk budidaya cabai rawit adalah antara 10-15 ton/ha (Setiadi, 2008).

Manfaat Pupuk NPK Mutiara

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Bahan dan Alat Penelitian

Rancangan Percobaan

  • Persiapan lahan dan Penanaman
  • Pemberian Pupuk Kompos dan Pupuk NPK
  • Pemeliharaan Tanaman di Lapang
  • Panen

Penyemaian benih cabai rawit dilakukan dengan cara menyeleksi benih yaitu dengan cara merendam benih cabai rawit dalam air. Benih yang baik akan tenggelam, benih yang rapuh akan terapung, dan benih yang terapung akan dibuang. Hal ini bertujuan untuk memperoleh benih dengan daya berkecambah seragam sebelum ditanam di persemaian.

Perawatan benih di persemaian mulai dari penanaman hingga siap dipindahkan ke lapangan membutuhkan waktu kurang lebih 32 hari. Tata letak tanaman pada petak penelitian dapat dilihat pada Lampiran Tabel 2, dan tata letak petak penelitian menggunakan pengacakan sederhana. Bibit cabai ditanam pada lubang yang ditentukan sesuai dengan jarak tanam dan pemeliharaan tanaman dilakukan sesuai kebutuhan tanaman.

Pemupukan dengan kompos dan NPK butiran dilakukan pada saat tanaman berumur 1-5 hari, dengan cara disebar di antara barisan tanaman. Penanaman kembali dilakukan untuk menggantikan tanaman yang mati dan dilakukan sampai tanaman di lapangan berumur dua minggu. Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma yang tumbuh di sekitar areal penanaman dan dilakukan setiap dua minggu sekali.

Pemanenan tanaman cabai rawit jenis Tiung didasarkan pada kriteria pemanenan yaitu dengan melihat warna buah cabai. Buah yang dipanen berwarna merah kuning, panen pertama ± 110 hari setelah tanam.

Pengambilan dan Pengumpulan Data

Umur Saat Berbunga (hari)

Umur Saat Panen (hari)

Jumlah Buah Per Tanaman (buah)

Berat Buah Per Tanaman (g)

Produksi Buah Per Petak Produksi (g)

Analisis Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pupuk Kompos Terhadap Tanaman Cabai Rawit

Semakin banyak dosis kompos yang diberikan, maka bunga akan semakin cepat muncul dan kematangan hasil panen pun semakin cepat. Tanaman cabai rawit yang mendapat pupuk kompos dengan dosis 15 ton/ha berbunga lebih awal yaitu pada umur 55,88 hari, sedangkan tanaman yang tidak mendapat pupuk kompos atau kontrol berbunga agak lambat yaitu pada umur 61,44 hari. Tanaman cabai rawit yang mendapat kompos dengan dosis 15 ton/ha lebih cepat dipanen setelah umur 110,99 hari, sedangkan tanaman yang tidak mendapat pupuk kompos atau pupuk kontrol baru bisa dipanen setelah umur 115,89 hari.

Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos mampu mempercepat umur pembungaan dan umur panen, hal ini sesuai dengan pernyataan Mulyani Sutedjo dan Kartasapoetra (2002) yang menyatakan bahwa unsur nitrogen (N) pada kompos berperan dalam pembentukan bunga. protein untuk mempercepat memasuki fase generatif dan unsur kalium (K) mempercepat pembentukan karbohidrat sehingga mempercepat waktu panen. Penambahan pupuk kompos juga memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap jumlah buah per tanaman, berat buah per produksi tanaman dan buah per petak produksi. Secara statistik, produksi buah per petak produksi tertinggi terdapat pada perlakuan dosis pupuk 15 ton/ha (k3) yaitu 515,96 g/petak produksi, sedangkan terendah pada perlakuan kontrol (k0) yaitu 405,34 g/ petak produksi.

Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Mutiara Terhadap Tanaman Cabai Rawit Perlakuan pupuk NPK Mutiara berbeda sangat nyata terhadap tinggi tanaman.

Pengaruh Pupuk NPK Mutiara Terhahadap Tanaman Cabai Rawit Perlakuan pupuk NPK Mutiara berbeda sangat nyata terhadap tinggi tanaman

Saat tanaman memasuki fase generatif yaitu pada saat bunga muncul dan juga pada saat panen, ternyata pemberian pupuk Mutiara NPK justru mampu mempercepat munculnya bunga. Pemberian pupuk NPK Mutiara dosis 300 kg/ha (perlakuan m2) mempercepat munculnya bunga yakni 55,16 hari, sedangkan pada perlakuan kontrol (m0) waktu munculnya bunga 62,25 hari. Begitu pula umur panen pertama, pada perlakuan m2 (pupuk NPK Mutiara dosis 300 kg/ha), umur panen 110,17 hari, sedangkan pada perlakuan kontrol (m0) yaitu 116,42 hari.

Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK Mutiara dapat mempercepat masa pembungaan dan panen tanaman cabai rawit, terutama pengaruh unsur N, P dan K pada pupuk tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyani Sutedjo (2008) bahwa pupuk fosfor (P) dapat mempercepat pertumbuhan tanaman muda hingga tanaman dewasa serta mempercepat pembungaan dan pemasakan buah. Pemberian pupuk NPK Mutiara juga memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap jumlah buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan produksi buah per petak produksi.

Berdasarkan data rata-rata pada Tabel 11 terlihat bahwa semakin banyak dosis pupuk yang diberikan maka semakin banyak pula pupuk yang akan meningkatkan jumlah buah, bobot buah dan produksi buah. Produksi buah cabai merah tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk NPK Mutiara dengan dosis 300 kg/ha (perlakuan m2) yaitu 530,29 g/plot produksi, sedangkan produksi terendah terdapat pada perlakuan kontrol (m0) yaitu 387,35 g. g/petak produksi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkat dosis pupuk NPK Mutiara maka jumlah buah, bobot buah dan produksi buah akan meningkat.

Hal ini sesuai dengan pandangan Mulyani Sutedjo (2008) bahwa semakin banyak N yang tersedia maka semakin banyak pula protein yang dapat diproduksi. Semakin banyak N yang diberikan maka semakin cepat pula pembentukan protesin dan sintesis karbohidrat yang perlu dibentuk menjadi protein. protoplasma. Pengaruh interaksi perlakuan pada tanaman cabai rawit. Interaksi antara pupuk kompos dan pupuk NPK Mutiara berbeda nyata pada interaksi perlakuan pupuk kompos dan pupuk NPK Mutiara berbeda nyata.

Pengaruh Interaksi Perlakuan Terhadap Tanaman Cabai Rawit Interaksi perlakuan pupuk kompos dan pupuk NPK Mutiara berbeda nyata pada Interaksi perlakuan pupuk kompos dan pupuk NPK Mutiara berbeda nyata pada

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Uji Pupuk NPK Mutiara dan Berbagai Jenis Mulsa terhadap Hasil Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) SAGU. Budidaya Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) di UPTD Pembibitan Tanaman Hortikultura di Desa Pakopen Kecamatan Bandung dan Kabupaten Semarang.

BLOK I

Referensi

Dokumen terkait