• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Rebranding ABB

N/A
N/A
Indo Damai

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Rebranding ABB"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Berikut adalah analisis tren pendapatan ABB Indonesia sebelum dan setelah rebranding menjadi Hitachi Energy Indonesia. Rebranding ini merupakan bagian dari langkah global ABB untuk melepas sebagian besar bisnis power grid-nya kepada Hitachi pada tahun 2020, yang kemudian dijalankan di bawah nama Hitachi Energy.

Sebelum Rebranding (2015–2019) – ABB Indonesia 1. 2015:

o Pendapatan Global ABB (Power Grids Segment): Sekitar USD 10 miliar (untuk divisi Power Grids global, termasuk Indonesia).

o Fokus bisnis: ABB Indonesia, sebagai bagian dari ABB Group, fokus pada teknologi transmisi dan distribusi energi, sistem daya, serta solusi otomasi di sektor kelistrikan, industri, dan energi. Perusahaan ini melayani berbagai proyek infrastruktur, baik di sektor publik maupun swasta.

2. 2016:

o Pendapatan Global (Power Grids Segment): Sekitar USD 10,4 miliar.

o Tren: ABB masih memimpin pasar solusi power grid dengan pertumbuhan stabil, didorong oleh proyek infrastruktur energi di Indonesia dan negara lain di kawasan Asia Tenggara. Pada saat itu, ABB terus mendapatkan kontrak besar di bidang kelistrikan, terutama proyek transmisi dan distribusi.

3. 2017:

o Pendapatan Global (Power Grids Segment): Sekitar USD 10,1 miliar.

o Tren di Indonesia: ABB terus melayani proyek besar seperti transmisi daya dan otomasi jaringan untuk perusahaan listrik di Indonesia, termasuk kontrak dengan PLN dan proyek smart grid. Namun, persaingan dari perusahaan lain seperti Siemens dan GE juga semakin ketat.

4. 2018:

o Pendapatan Global (Power Grids Segment): Sekitar USD 9,6 miliar.

o Tantangan: Pendapatan global untuk divisi Power Grids menurun sedikit, terutama karena tekanan harga di pasar global dan peningkatan persaingan. Di Indonesia, ABB masih memegang posisi kuat, terutama dalam proyek infrastruktur kelistrikan, tetapi menghadapi tantangan dari pasar yang lebih tersegmentasi dan fokus pada energi terbarukan.

5. 2019:

o Pendapatan Global (Power Grids Segment): Sekitar USD 10,1 miliar.

o Menjelang rebranding: Pada akhir 2019, ABB mengumumkan rencana untuk menjual mayoritas saham divisi Power Grids kepada Hitachi. Di Indonesia, pendapatan tetap stabil dengan kontribusi besar dari proyek transmisi daya dan solusi industri, tetapi ada dorongan untuk transisi ke teknologi energi yang lebih hijau dan digitalisasi jaringan.

(2)

Setelah Rebranding (2020–2022) – Hitachi Energy Indonesia 1. 2020 (Tahun Rebranding menjadi Hitachi Energy):

o Pendapatan Global Hitachi Energy: Sekitar USD 10,4 miliar.

o Fokus baru: Setelah akuisisi oleh Hitachi, divisi Power Grids dari ABB diubah namanya menjadi Hitachi Energy. Fokus baru perusahaan lebih pada solusi energi terbarukan, digitalisasi jaringan (smart grid), dan peningkatan efisiensi energi. Di Indonesia, Hitachi Energy mulai menggarap lebih banyak proyek energi terbarukan dan modernisasi infrastruktur listrik.

o Tren di Indonesia: Pendapatan dari pasar Indonesia mulai beralih dari proyek konvensional ke solusi yang lebih inovatif seperti energi terbarukan, termasuk proyek terkait tenaga surya dan sistem penyimpanan energi (battery storage).

2. 2021:

o Pendapatan Global Hitachi Energy: Sekitar USD 10,8 miliar.

o Ekspansi: Hitachi Energy memperluas portofolio proyek di Indonesia, khususnya yang terkait dengan energi bersih dan teknologi jaringan cerdas (smart grid).

Indonesia, sebagai negara berkembang yang tengah berupaya memperbaiki jaringan listriknya, menjadi pasar penting bagi ekspansi Hitachi Energy dalam energi

terbarukan dan elektrifikasi.

3. 2022:

o Pendapatan Global Hitachi Energy: Diperkirakan mencapai USD 11 miliar.

o Proyek di Indonesia: Hitachi Energy terus mengembangkan proyek-proyek berbasis solusi energi terbarukan di Indonesia. Salah satu contohnya adalah proyek integrasi energi surya, serta pengembangan teknologi penyimpanan energi untuk

meningkatkan efisiensi distribusi daya di wilayah terpencil. Perusahaan juga mendapatkan keuntungan dari inisiatif pemerintah Indonesia dalam mendorong penggunaan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Perbandingan Pendapatan: Sebelum dan Setelah Rebranding 1. 2015–2019 (Sebelum rebranding sebagai ABB Power Grids):

o Kisaran pendapatan global divisi Power Grids: USD 9,6 miliar – USD 10,4 miliar.

o Pertumbuhan tahunan rata-rata: Sekitar 0-2%. Divisi Power Grids ABB mengalami pertumbuhan stabil, tetapi terpengaruh oleh persaingan ketat di pasar global dan perubahan harga komoditas energi. Di Indonesia, kontribusi dari proyek infrastruktur tradisional tetap kuat, tetapi pertumbuhan lebih lambat.

2. 2020–2022 (Setelah rebranding sebagai Hitachi Energy):

o Kisaran pendapatan global: USD 10,4 miliar – USD 11 miliar.

o Pertumbuhan tahunan rata-rata: Sekitar 4-5%. Setelah rebranding, Hitachi Energy mengalami peningkatan pendapatan, terutama karena dorongan pada proyek energi terbarukan dan digitalisasi jaringan listrik. Di Indonesia, fokus perusahaan beralih ke

(3)

proyek-proyek yang lebih inovatif, termasuk solusi energi hijau, yang berkontribusi pada pertumbuhan lebih cepat.

Kesimpulan:

Rebranding ABB Power Grids menjadi Hitachi Energy memungkinkan perusahaan untuk berfokus pada teknologi yang lebih hijau dan inovatif. Pendapatan setelah rebranding mengalami peningkatan yang lebih cepat, terutama didorong oleh transisi ke energi terbarukan dan solusi digitalisasi. Di Indonesia, peralihan ini juga berdampak pada pertumbuhan yang lebih tinggi karena proyek energi terbarukan dan modernisasi jaringan semakin diminati oleh pemerintah dan sektor swasta. Dengan perubahan ini, Hitachi Energy kini lebih siap menghadapi tantangan dan peluang di era energi bersih.

Referensi

Dokumen terkait