• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATION, BRAND IMAGE DAN FASHION INVOLVEMENT TERHADAP IMPULSIVE BUYING DENGAN INFLASI SEBAGAI VARIABEL MODERATOR PADA KONSUMEN E COMMERCE SHOPEE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATION, BRAND IMAGE DAN FASHION INVOLVEMENT TERHADAP IMPULSIVE BUYING DENGAN INFLASI SEBAGAI VARIABEL MODERATOR PADA KONSUMEN E COMMERCE SHOPEE"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemiripan penelitian ini dengan penelitian yang diulas oleh penulis adalah sama-sama meneliti pengaruh citra merek terhadap pembelian impulsif. Berdasarkan hal tersebut, penulis yakin bahwa hasil penelitian awal ini menunjukkan adanya pengaruh motivasi belanja hedonis, keterlibatan fashion, dan citra merek terhadap responden yang melakukan pembelian tidak terduga (spontaneous/impulse buying) di e-commerce Shopee.

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

LANDASAN TEORI

Landasan Teori

  • Perilaku Konsumen
  • Impulse Buying
  • Hedonic Shopping Motivation
  • Brand Image
  • Fashion Involvement
  • Inflasi

Menurut Laudon dan Bitta (Salman & Tirtayasa, 2020), faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif adalah sebagai berikut. Jika inflasi meningkat maka harga barang dan jasa menyebabkan penurunan nilai mata uang Menurut Suseno Hg (2015), inflasi adalah ukuran ekonomi yang menggambarkan kenaikan harga rata-rata barang dan jasa yang diproduksi dalam sistem ekonomi .

Kajian Penelitian yang Relevan

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Hedonic Shopping dan Fashion Engagement berpengaruh signifikan terhadap Impulse Buying. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa brand image berpengaruh positif terhadap Impulse Buying 3 Kiki & Wahyono. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belanja Hedonis dan keterlibatan fashion berpengaruh signifikan terhadap Impulse Buying 4 Meilinda Indah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif, variabel motivasi belanja hedonis berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian impulsif, dan variabel keterlibatan fashion berpengaruh positif dan signifikan terhadap. 6 Annisa & Pengaruh Store Atmosphere Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cholicul (2021) dan Brand Image tidak berpengaruh. Kemudian terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel store atmosphere dan brand image secara simultan terhadap impulse buying.

7 Jenal (2021) Pengaruh Financial Leverege Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada inflasi harga saham adalah syariah dengan inflasi sebagai faktor yang tidak dapat diprediksi atau di luar kendali.

Kerangka Konseptual

Hipotesis

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

  • Tempat Penelitian
  • Waktu Penelitian

Definisi Operasional

Semakin menarik desain atau model kemasan maka produk tersebut akan semakin menarik dan mudah diingat oleh konsumen. Tingkat inflasi di Indonesia biasanya diukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK). 2) Indeks harga grosir merupakan indikator yang menggambarkan harga barang-barang yang diperdagangkan di suatu daerah.

Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah konsumen yang membeli produk melalui e-commerce Shopee di kota Medan. Besar kecilnya populasi tidak diketahui dan dapat dikatakan masuk dalam kategori tak terbatas atau tak terhingga. Jika populasi besar dan peneliti tidak dapat mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan sumber daya, waktu dan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang termasuk dalam teknik non random sampling.

Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi penelitian berdasarkan ciri dan karakteristik tertentu untuk mencapai tujuan penelitian yang diinginkan oleh peneliti. Pengambilan sampel disini ditentukan dengan memilih sampel yang memiliki karakteristik untuk mendapatkan hasil yang efektif dari suatu penelitian. Dari penjelasan purposive sampling di atas, ada hal yang penting dalam penggunaan teknik sampling ini, yaitu non random sampling dan menetapkan karakteristik tertentu sesuai dengan tujuan peneliti.

Karena populasinya tidak diketahui secara pasti maka digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Lemeshow (Sugiyono, 2017) yaitu.

Teknik Pengumpulan Data

Kuesioner merupakan alat yang paling penting untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan secara tertulis kepada responden untuk dijawab. Menurut Iskandar (2008:77), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang paling efektif dan efisien apabila peneliti mengetahui variabel yang akan diukur dan memahami apa yang diharapkan dari responden.

Teknik Analisis Data

  • Deskripsi Data
  • Gambaran Umum Responden
  • Penyajian Data

Berdasarkan Gambar 4.1 diatas dapat diketahui persentase pernyataan variabel motivasi belanja hedonis yang telah dibagikan kepada 384 responden Shopee dengan persentase tertinggi sebesar 49,7% atau sebanyak 191 responden yang menjawab setuju dengan pernyataan “Ketika saya berbelanja di Shopee, saya ingin mencari produk sesuatu yang baru dan menarik.” Berdasarkan Gambar 4.2 diatas dapat diketahui persentase pernyataan variabel Brand Image yang telah dibagikan kepada 384 responden Shopee dengan persentase tertinggi sebesar 53,9% atau sebanyak 207 responden yang menjawab setuju dengan pernyataan “Model atau desain produk fashion sangat bervariasi dengan penawaran yang berbeda yang diberikan Shopee menjadikan produk tersebut lebih menarik bagi konsumen.” Adapun persentase terendah yaitu 0,3% atau hanya 1 responden yang menjawab tidak setuju dengan salah satu pernyataan pada variabel ini “Saya hanya membeli produk fashion, tidak hanya karena mereka terkenal, tetapi karena kualitas dan harganya yang bagus".

Berdasarkan Gambar 4.3 di atas dapat diketahui berapa persentase variabel fashion engagement yang telah didistribusikan kepada 384 responden Shopee dengan persentase tertinggi sebesar 50,3% atau sebanyak 193 responden menjawab Normal pada pernyataan “Saya mengutamakan menggunakan mode inovatif dalam mode". Adapun persentase terendah yaitu 0,8% atau hanya 3 responden yang menjawab tidak setuju dengan salah satu pernyataan pada variabel ini “Berpakaian dengan benar penting dalam keseharian saya”. Berdasarkan Gambar 4.4 diatas dapat diketahui persentase pernyataan variabel pembelian impulsif yang telah dibagikan kepada 384 responden Shopee dengan persentase tertinggi sebesar 44,8% atau sebanyak 172 responden yang menjawab setuju dengan pernyataan “Saya sering melakukan pembelian mendadak”. "pembelian di e-commerce Shopees".

Sedangkan persentase terendah adalah 1,6% atau hanya 6 responden yang menjawab sangat tidak setuju dengan salah satu pernyataan pada variabel ini “Saya merasa senang saat berbelanja produk fashion di e-commerce Shopee”.

Analisis Data

  • Uji Asumsi Klasik

Hasil tersebut menunjukkan bahwa data yang akan diregresi dalam penelitian ini berdistribusi normal atau dapat dikatakan syarat normalitas data terpenuhi. Uji multikolinearitas ini dirancang untuk melihat apakah terdapat dua atau lebih variabel bebas yang berkorelasi secara linear. Jika situasi ini muncul, akan sulit bagi kita untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Tolerance limit > 0.10 dan VIF limit < 10.00, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen. Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai VIF dan tolerance untuk semua variabel pada penelitian ini tidak mengalami multikolinearitas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam model regresi ini semua variabel independen tidak mengalami masalah multikolinearitas.

Melihat scatter plot di atas, terlihat bahwa titik-titik terdistribusi secara acak dan terdistribusi baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y.

Analisis Regresi Berganda

  • Analisis Regresi dengan Variabel Moderasi

Untuk menguji H3 (model regresi 1) tabel di atas menunjukkan sebesar 14,670 atau signifikan t. adalah 0,000 <= 0,05 yang artinya ada pengaruh positif dan signifikan antara citra merek dengan pembelian impulsif (H3 diterima). Selain itu, untuk melihat interaksi (pengaruh brand image) pembelian impulsif dengan inflasi, dapat dilihat dengan uji t sebesar 1,062 atau 0,289 > 0,05. Berdasarkan pengujian ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh inflasi sebagai variabel moderator tidak signifikan terhadap pengaruh citra merek dan pembelian impulsif (H4 ditolak).

Dari hasil pengujian untuk uji H5 (model regresi 1) didapatkan hasil sebesar 15,797 atau t.signifikan 0,000 <= 0,05 yang artinya ada pengaruh positif dan signifikan antara fashion engagement terhadap impulse buying (H3 diterima). Sedangkan untuk menguji hipotesis 6, peran inflasi sebagai moderator (model regresi 2) terlihat dari nilai R² yang meningkat dari 0,395 menjadi 0,692, kemudian interaksi inflasi (model regresi 3) R² meningkat menjadi 0,695. Selain itu, untuk melihat interaksi (pengaruh keterlibatan fashion) terhadap pembelian impulsif dengan inflasi, dapat dilihat nilai t-test sebesar 1,739 atau 0,083 > 0,05.

Berdasarkan pengujian ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh inflasi sebagai variabel moderator tidak signifikan terhadap pengaruh fashion engagement dan pembelian impulsif (H4 ditolak).

Pengujian Hipotesis

  • Uji Secara Parsial (Uji-t)
  • Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
  • Koefisien Determinasi (R-Square)

Nilai signifikansi variabel motivasi belanja hedonis pada pembelian impulsif yang dimoderasi inflasi adalah 0,004 lebih kecil dari alpha yaitu 0,05. Nilai signifikansi variabel citra merek terhadap pembelian impulsif yang dimoderasi oleh inflasi sebesar 0,289 lebih besar dari nilai alpha 0,05. Nilai signifikansi variabel keterlibatan fashion terhadap pembelian impulsif yang dimoderasi oleh inflasi sebesar 0,083 lebih besar dari nilai alpha 0,05.

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel independen secara simultan terhadap penjelasan variabel dependen. Jika p-value > alpha (0,005), maka H0 diterima yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersamaan. Dengan demikian, sesuai dengan ketentuan dalam kriteria pengujian, jika nilai probabilitas < 0,5 maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belanja hedonis, citra merek, dan keterlibatan fashion secara simultan berpengaruh terhadap impulsive shopping.

Artinya, kontribusi motivasi belanja hedonis, citra merek dan keterlibatan fashion terhadap pembelian impulsif adalah sebesar 47%, sedangkan sisanya sebesar 53% dijelaskan oleh motivasi belanja hedonis, citra merek dan keterlibatan fashion, yang tidak diungkapkan dalam penelitian ini.

Pembahasan

Penelitian ini tidak sejalan dengan temuan penelitian yang dikemukakan oleh (Ari Soeti, 2022) bahwa keterlibatan fashion dalam pembelian impulsif merupakan variabel moderator promosi online. Pengaruh gaya hidup berbelanja dan keterlibatan fashion terhadap pembelian impulsif di Kota Bengkulu. Konsumen toko yang tertarik pada karyawan. Pengaruh Motivasi Berbelanja Hedonis, Gaya Hidup Berbelanja dan Visual Merchandising terhadap Impulse Buying Produk Fashion Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Puwokerto.

Pengaruh keterlibatan fashion terhadap pembelian impulsif konsumen fashion yang dimediasi oleh emosi positif di kota Denpasar. Pengaruh Influencer, Lifestyle, dan Brand Image terhadap Impulsive E-Commerce Shopping Milenial di Kota Pekanbaru. Pengaruh motivasi belanja hedonis dan gaya hidup belanja terhadap pembelian impulsif dengan emosi positif sebagai variabel intervening di e-commerce Shopee.

Pengaruh motivasi belanja hedonis, gaya hidup belanja dan keterlibatan fashion terhadap pembelian impulsif pada pelanggan Zalora di Kota Medan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari analisis data dan pembahasan tentang pengaruh motivasi belanja hedonis, citra merek dan keterlibatan fashion terhadap pembelian impulsif dengan inflasi sebagai variabel pemoderasi konsumen e-commerce Shopee, dapat disimpulkan dalam penelitian ini sebagai berikut. Artinya, peningkatan jumlah konsumen yang memiliki karakteristik hedonisme akan meningkatkan jumlah pembelian online tak terduga di e-commerce Shopee. Artinya dengan meningkatkan brand image pada e-commerce Shopee akan meningkatkan jumlah pembelian online yang tidak terduga pada e-commerce Shopee.

Artinya, peningkatan keterlibatan fashion atau minat konsumen terhadap produk fashion akan meningkatkan pembelian kejutan online di e-commerce Shopee. Artinya dengan adanya inflasi maka minat beli konsumen terhadap merek-merek yang ditawarkan di e-commerce Shopee menurun. Artinya dengan adanya inflasi maka minat beli konsumen dan minat konsumen terhadap produk fashion di e-commerce Shopee akan menurun.

Saran

Pengaruh hedonic shopping value terhadap pembelian impulsif dengan emosi positif sebagai variabel mediasi pada pelanggan di Ambarukmo Plaza Yogyakarta. Pengaruh keterlibatan fashion, gaya hidup belanja, nilai belanja hedonis dan emosi positif terhadap pembelian impulsif produk fashion pada pelanggan Duta Mall Banjar Masin. Pengaruh gaya hidup belanja, keterlibatan fashion, motivasi belanja hedonis dan promosi penjualan terhadap pembelian impulsif di Malang Town Square dan Olympic Garden Mall.

Fenomena pembelian impulsif (pembelian tidak terencana) dalam praktik belanja online ditinjau dari perspektif ekonomi Islam. Pengaruh motivasi belanja hedonis, citra merek dan keterlibatan fashion terhadap pembelian impulsif dengan variabel inflasi. 10. Saat suasana hati saya sedang buruk, saya pergi berbelanja untuk membuat diri saya merasa lebih baik.

4 Model atau desain produk fashion yang sangat bervariasi dengan berbagai penawaran yang ditawarkan oleh Shopee membuat produk tersebut semakin diminati oleh konsumen. 5 Saya membeli produk fashion bukan hanya karena terkenal, tetapi karena kualitas dan harga yang baik. 5 Produk Fashion Berkualitas dengan Harga Tinggi yang Akan Tetap Saya Beli untuk Menghilangkan Kebosanan

Referensi

Dokumen terkait

(68,182 &gt; 2,70). Atas dasar kedua hasil ini, maka H1 diterima, yang menyatakan hedonic shopping motivation, shopping lifestyle dan promosi penjualan secara