• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN, PEMERIKSAAN PAJAK, KEADILAN PAJAK, DAN TARIF PAJAK TERHADAP ETIKA PENGGELAPAN PAJAK (STUDI KASUS KANTOR PELAYANAN PRATAMA TAMPAN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN, PEMERIKSAAN PAJAK, KEADILAN PAJAK, DAN TARIF PAJAK TERHADAP ETIKA PENGGELAPAN PAJAK (STUDI KASUS KANTOR PELAYANAN PRATAMA TAMPAN)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

RAJ, Vol 2 (5) 2022 : 675-683, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj |

Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International license

THE EFFECT OF THE TAXATION SYSTEM, TAX AUDIT, TAX JUSTICE, AND TAX RATES ON THE ETHICS OF TAX EVASION (CASE STUDY OF THE HANDSOME PRATAMA SERVICE OFFICE)

PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN, PEMERIKSAAN PAJAK, KEADILAN PAJAK, DAN TARIF PAJAK TERHADAP ETIKA PENGGELAPAN PAJAK (STUDI KASUS KANTOR PELAYANAN PRATAMA TAMPAN)

Dhea Anmelia Putri*

1

Adriyanti Agustina Putri

2

Della Hilia Anriva

3

Universitas Muhammadiyah Riau, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Indonesia dheaanmelia10@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of the taxation system, tax audit, tax justice and tax rates on the ethics of tax evasion. The data collection used in this study was a questionnaire distributed online via a google form link. The population in this study is an individual taxpayer registered at KPP Pratama Pekanbaru Tampan. Sampling using simple random sampling method, with a total sample of 100 respondents. This study is a quantitative study with the data obtained processed using IBM SPSS Statistics 25. The results of the study show that the tax system affects the ethics of tax evasion, tax audits affect the ethics of tax evasion, tax justice affects the ethics of tax evasion and tax rates affect the ethics of tax evasion. tax evasion.

Keywords: Taxation System, Tax Audit, Tax Justice, Tax Rates, Tax Evasion Ethics.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem perpajakan, pemeriksaan pajak, keadilan pajak dan tarif pajak terhadap etika penggelapan pajak. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dibagikan secara online melalui link google form. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar pada KPP Pratama Pekanbaru Tampan.

Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data yang diperoleh diolah menggunakan IBM SPSS Statistics 25. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sistem perpajakan berpengaruh terhadap etika penggelapan pajak, pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap etika penggelapan pajak, keadilan pajak berpengaruh terhadap etika penggelapan pajak dan tarif pajak berpengaruh terhadap etika penggelapan pajak.

Kata Kunci: Sistem Perpajakan, Pemeriksaan Pajak, Keadilan Pajak, Tarif Pajak, Etika Penggelapan Pajak.

1. Pendahuluan

Tidak memenuhinya target penerimaan pajak bisa dikarenakan terdapat indikasi penggelapan pajak (Tax evasion) yang dilakukan oleh wajib pajak. Banyak wajib pajak merasa belum adanya hasil nyata dari pajak yang dibayarkannya. Menurut wajib pajak sebagai pihak yang harus membayar pajak tanpa mendapatkan pengembalian jasa secara langsung akibat pembayaran yang dilakukannya, akan berusaha untuk mencari cara agar dapat mengurangi pajak terutang yang harus dibayarkan kepada kas Negara. Oleh sebab itu wajib pajak beranggapan bahwa pajak merupakan beban yang akan mengurangi penghasilannya.

Pandangan ini lah yang mendorong munculnya usaha wajib pajak untuk meminimalkan beban pajak terutangnya (Putri dan Mahmudah, 2020).

(2)

676

Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tahun 2019 tercatat sebanyak 6,2 juta wajib pajak yang telah melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT). Jumlah tersebut meningkat 34 persen jika dibandingkan tahun 2018 yaitu sebanyak 4,2 juta orang. Sedangkan pada tahun 2020 pelaporan SPT menurun sebanyak 33 ribu dari tahun sebelumnya (Sumeks.co, 2020).

Adanya tax evasion dapat menimbulkan berbagai persepsi masyarakat. Etika dan perilaku seseorang akan mendorong individu untuk membayar pajak atau malah bersikap negatif dengan melakukan kecurangan pajak. Persepsi yang timbul mengenai adanya tindakan tax evasion dapat dipengaruhi salah satunya dari sistem perpajakan. Salah satu upaya untuk mengurangi penggelapan pajak perlu dilakukan pemeriksaan pajak. Pemeriksaan pajak adalah kegiatan mengolah data secara objektif dan proporsional dalam pemenuhan kewajiban perpajakan sesuai dengan undang-undang perpajakan (Waluyo, 2011). Pemeriksaan pajak ini juga dapat meminimalisir penggelapan pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Selain itu, keadilan dianggap dapat berpengaruh terhadap tindakan pengelapan pajak, seseorang yang memiliki sikap keadilan yang rendah akan mudah melakukan hal yang negative yaitu melakukan kecurangan pajak sehingga dapat dikatakan hal tersebut etis untuk dilakukan (Putri &

Mahmudah, 2020). Faktor selanjutnya yaitu tarif pajak, dalam penetapan tarif pajak harus berdasarkan pada keadilan karena pungutan pajak yang dilakukan di Indonesia menggunakan tarif pajak. Tarif pajak yang tinggi akan mempengaruhi etika wajib pajak mengenai penggelapan pajak (Ervana, 2019).

Penelitian ini menyatakan bahwa keadilan berpengaruh signifikan terhadap etika penggelapan pajak, pemeriksaan pajak dan tarif pajak tidak berpengaruh terhadap tax evasion atau penggelapan pajak, maka dalam penelitian ini penulis melakukan penambahan variabel independen yaitu Sistem perpajakan yang merupakan variabel independen yang diambil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Linda (2019) sebagai bentuk pengembangan dari penelitian sebelumnya. Serta mengubah (studi kasus penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Tampan).

2. Tinjauan Pustaka

1. Etika Penggelapan Pajak

Etika mempunyai beragam makna yang berbeda, salah satu maknanya adalah: “prinsip tingkah laku yang mengatur individu atau kelompok”. Etika berasal dari bahasa yunani, yang mempunyai arti adat istiadat, perilaku, dan kebiasaan. Dalam pengertian ini etika menyangkut dengan kebiasaan hidup yang sangat baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau berkelompok. Penggelapan pajak merupakan perilaku yang tidak beretika.

Karena etika berkaitan erat dengan moral, moral untuk melakukan perbuatan baik dan menghindari tindakan yang tercela. Namun, pada kondisi tertentu penggelapan pajak dapat dianggap sebagai perilaku yang etis. penggelapan pajak dianggap menjadi perbuatan yang etis dikarenakan birokrasi pemerintah yang kurang baik sehingga akan menimbulkan persepsi wajib pajak yang akan cenderung untuk tidak patuh dalam kewajiban perpajakan.

2. Sistem Perpajakan

Sistem Perpajakan merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama- sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan penyelenggaraan Negara dan pembangunan nasional (Rahman, 2013).

3. Pemeriksaan Pajak

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Dengan adanya pemeriksaan pajak mampu meningkatkan etika wajib pajak mengenai penggelapan pajak. Adanya korelasi antara intensitas pemeriksaan pajak dengan

(3)

677

penggelapan pajak adalah bahwa ketika pemeriksaan pajak dilakukan secara intensif ataupun dalam suatu periode yang teratur, maka penggelapan pajak akan semakin kecil (Ervana, 2019).

4. Keadilan Pajak

Keadilan adalah pajak dikenakan kepada orang pribadi yang seharusnya sebanding dengan kemampuan membayar pajak atau ability to pay dan sesuai dengan manfaat yang diterima (Waluyo, 2011). Adil dalam perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Sedangkan adil dalam pelaksanaannya yakni dengan memberikan hak kepada Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak.

5. Tarif Pajak

Tarif pajak adalah presentase perhitungan yang harus dibayar oleh wajib pajak. Jika dihubungkan dengan teori Motivasi maka wajib pajak akan membuat motivasi penilaiannya sendiri terhadap tarif pajak yg berlaku. Jika mereka merasa tarif pajak yang berlaku terlalu tinggi maka akan berbanding lurus dengan tingkat penggelapan pajak (Ayu R dan Hastuti, 2009).

3. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, Yaitu adalah penelitian empiris yang datanya berbentuk angka-angka. Jenis data yang diambil adalah data primer. Data primer berasal dari jawaban kuisioner yang merupakan responden wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratam Pekanbaru Tampan. Dari data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan dilakukan analisis dengan menggunakan Software IBM SPSS Statistics 25. Lokasi penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pekanbaru Tampan.

4. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini bersifat kuantitatif, dari data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebarkan dilakukan analisis dengan menggunakan Software IBM SPSS Statistics 25. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem perpajakan, pemeriksaan pajak, keadilan pajak, dan tarif pajak terhadap etika penggelapan pajak. Penyebaran kuesioner pada penelitian ini dilakukan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Pekanbaru Tampan dengan sampel sebanyak 100 responden.

Penyebaran kuesioner penelitian ini dilakukan secara online melalui google form dengan link https://forms.gle/suSVR8fZAQ6RuvZc7. kuisioner yang disebarkan sebanyak 100 kuisioner, kuisioner yang kembali sebanyak 100 kuisioner. Terdapat 16 kuisioner yang tidak sah untuk di olah dikarenakan responden yang mengisi kuisioner tidak memiliki npwp dan bukan merupakan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP pratama pekanbaru tampan. Sehingga data yang dapat diolah adalah sebanyak 84 kuisioner.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini merujuk pada nilai minimum, maximum, rata- rata (mean) dan simpangan baku (standard deviation) dari seluruh variabel dalam penelitian ini.

Adapun hasil statistik deskriptif dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Sistem Perpajakan (X1) 84 5 20 14,04 3,504

Pemeriksaan Pajak (X2) 84 8 20 16,13 2,849

Keadilan Pajak (X3) 84 12 30 23,49 3,750

Tarif Pajak (X4) 84 7 15 11,99 1,632

Etika Penggelapan Pajak (Y) 84 14 70 45,48 15,446

(4)

678 Valid N (listwise) 84

Sumber: Output IBM SPSS Statistics 25, 2022 2. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2 dengan alpha 0,05, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Dalam penelitian ini df = 84 - 2 = 82, sehingga didapat r tabel untuk df (82) = 0,214. masing-masing butir pernyataan untuk variabel dependen dan independen diatas kriteria 0,214 (r tabel). Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik masing-masing indikator pernyataan untuk variabel dependen dan independen adalah valid dan layak untuk digunakan sebagai data penelitian.

3. Uji Reabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dengan melihat nilai dari Cronbach’s Alpha, dimana apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6 maka pertanyaan pada variabel tersebut dinyatakan reliabel, sebaliknya apabila nilai Cronbach’s Alpha kurang dari 0,6 maka pertanyaan pada variabel tersebut dinyatakan tidak reliabel. Adapun hasil uji reliabilitas variabel dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 3. Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Sistem Perpajakan (X1) 0,805 RELIABEL

RELIABEL RELIABEL RELIABEL RELIABEL

Pemeriksaan Pajak (X2) 0,768

Keadilan Pajak (X3) 0,726

Tarif Pajak (X4) 0,654

Etika Penggelapan Pajak (Y) 0,947 Sumber: Output IBM SPSS Statistics 25, 2022

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa koefisien reliabilitas variabel independen dan dependen menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha > 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua instrument pertanyaan dalam penelitian ini adalah reliabel.

4. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data.

Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan uji statistik non parametik Kolmogorov-Smirnov Test dengan kriteria jika nilai signifikansi > 0,05, maka data berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal. Adapun hasil uji normalitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 84

Normal Parametersa,b Mean 0,0000000

Std. Deviation 11,74803292

Most Extreme Differences Absolute 0,084

Positive 0,060

Negative -0,084

Test Statistic 0,084

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

Sumber: Output IBM SPSS Statistics 25, 2022

Berdasarkan di atas dapat diketahui bahwa hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test didapatkan dengan nilai Asymp Sig. 0,200. Maka hasil uji normalitas penelitian ini dapat dikatakan residual berdistribusi normal karena nilai Asymp Sig. 0,200 > 0,05.

(5)

679 5. Uji Multikolinearitas

Salah satu cara mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan variance inflating factor (VIF). Jika nilai tolerance >

0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dan jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut.

Adapun hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 5. Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model t Sig. Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant) 3,236 0,002

Sistem Perpajakan (X1) -3,874 0,000 0,767 1,304 Pemeriksaan Pajak (X2) 2,650 0,010 0,955 1,047

Keadilan Pajak (X3) -2,980 0,004 0,781 1,281

Tarif Pajak (X4) 3,049 0,003 0,950 1,053

a. Dependent Variable: Etika Penggelapan Pajak (Y) Sumber: Output IBM SPSS Statistics 25, 2022

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semua variabel indpenden dalam penelitian ini memiliki nilai Tolerance yang lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF yang lebih kecil dari 10, sehingga hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini dapat dikatakan tidak adanya gejala multikolinier.

6. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji heteroskedastisitas Glejser. Apabila nilai p-value pada hasil uji t terdapat nilai signifikan < 0,05 maka nilai residual terjadi gejala heteroskedastisitas. Sedangkan apabila nilai p-value pada hasil uji t terdapat nilai signifikan > 0,05 maka nilai residual tidak terjadi heteroskedastisitas. Adapun hasil uji heteroske- dastisitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 6. Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1 (Constant) -12,983 8,264 -1,571 0,120

Sistem Perpajakan (X1) 0,381 0,250 0,183 1,527 0,131 Pemeriksaan Pajak (X2) -0,186 0,275 -0,073 -0,678 0,500 Keadilan Pajak (X3) 0,414 0,231 0,212 1,790 0,077

Tarif Pajak (X4) 0,839 0,482 0,187 1,742 0,085

a. Dependent Variable: ABS_RES

Sumber: Output IBM SPSS Statistics 25, 2022

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan nilai signifikansi (Sig) antara variabel independen dengan absolut residual lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

7. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda, yakni cara yang digunakan untuk melihat hubungan antara dua atau lebih variabel independen

(6)

680

terhadap satu variabel dependen. Adapun hasil analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 7. Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

1 (Constant) 46,147 14,261 3,236 0,002

Sistem Perpajakan (X1) -1,669 0,431 -3,874 0,000 Pemeriksaan Pajak (X2) 1,258 0,475 2,650 0,010 Keadilan Pajak (X3) -1,189 0,399 -2,980 0,004

Tarif Pajak (X4) 2,534 0,831 3,049 0,003

a. Dependent Variable: Etika Penggelapan Pajak (Y) Sumber: Output IBM SPSS Statistics 25, 2022

Berdasarkan tabel di atas dapat dijabarkan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 46,147 – 1,669X1 + 1,258X2 – 1,189X3 + 2,534X4

8. Uji Parsial (Uji t)

Pengujian hipotesis secara parsial (t) dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing–masing variabel independen secara parsial (T) mempengaruhi variabel dependen dengan nilai t tabel = t (α/2;n-k-1) = t (0,025;84-4-1) = 1,990. Adapun hasil uji parsial (uji t) dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 8. Uji Parsial (Uji t) Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1 (Constant) 46,147 14,261 3,236 0,002

Sistem Perpajakan (X1) -1,669 0,431 -0,379 -3,874 0,000 Pemeriksaan Pajak (X2) 1,258 0,475 0,232 2,650 0,010 Keadilan Pajak (X3) -1,189 0,399 -0,289 -2,980 0,004

Tarif Pajak (X4) 2,534 0,831 0,268 3,049 0,003

a. Dependent Variable: Etika Penggelapan Pajak (Y) Sumber: Output IBM SPSS Statistics 25, 2022

9. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R²) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Adapun hasil koefisien determinasi dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 9. Koefisien Determinasi (R2) Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .649a 0,421 0,392 12,042

a. Predictors: (Constant), Tarif Pajak (X4), Pemeriksaan Pajak (X2), Keadilan Pajak (X3), Sistem Perpajakan (X1)

Sumber: Output IBM SPSS Statistics 25, 2022

(7)

681

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,392 yang berarti bahwa variabel etika penggelapan pajak dapat dijelaskan oleh variabel sistem perpajakan, pemeriksaan pajak, keadilan pajak dan tarif pajak sebesar 39,2%, sedangkan sisanya 60,8% dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang diteliti.

a. Pengaruh Sistem Perpajakan Terhadap Etika Penggelapan Pajak

Berdasarkan output SPSS pada variabel sistem perpajakan menunjukkan bahwa bahwa t hitung -3,874 > t tabel 1,990 nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa sistem perpajakan (X1) berpengaruh terhadap etika penggelapan pajak (Y). Maka H1 yang menyatakan bahwa sistem perpajakan berpengaruh terhadap etika penggelapan pajak diterima.

b. Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Etika Penggelapan Pajak

Berdasarkan output SPSS pada variabel pemeriksaan pajak menunjukkan bahwa bahwa t hitung 2,650 > t tabel 1,990 nilai signifikansi sebesar 0,010 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan pajak (X2) berpengaruh terhadap etika penggelapan pajak (Y). Maka H2 yang menyatakan bahwa pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap etika penggelapan pajak diterima.

c. Pengaruh Keadilan Pajak Terhadap Etika Penggelapan Pajak

Berdasarkan output SPSS pada variabel keadilan pajak menunjukkan bahwa bahwa t hitung -2,980 > t tabel 1,990 nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa keadilan pajak (X3) berpengaruh terhadap etika penggelapan pajak (Y). Maka H3 yang menyatakan bahwa keadilan pajak berpengaruh terhadap etika penggelapan pajak diterima.

d. Pengaruh Tarif Pajak Terhadap Etika Penggelapan Pajak

Berdasarkan output SPSS pada variabel keadilan pajak menunjukkan bahwa bahwa t hitung 3,049 > t tabel 1,990 nilai signifikansi sebesar 0,003 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa tarif pajak (X4) berpengaruh terhadap etika penggelapan pajak (Y). Maka H4 yang menyatakan bahwa tarif pajak berpengaruh terhadap etika penggelapan pajak diterima.

5. Penutup

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis regresi dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Sistem perpajakan berpengaruh negatif terhadap etika penggelapan pajak, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik sistem perpajakan maka akan semakin menurunkan etika penggelapan pajak. Pemeriksaan pajak berpengaruh positif terhadap etika penggelapan pajak, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pemeriksaan pajak maka akan semakin meningkatkan etika penggelapan pajak. Keadilan pajak berpengaruh negatif terhadap etika penggelapan pajak, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keadilan pajak maka akan semakin menurunkan etika penggelapan pajak. Tarif pajak berpengaruh positif terhadap etika penggelapan pajak, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tarif pajak maka akan semakin meningkatkan etika penggelapan pajak.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan dan diharapkan dapat dijadikan sumber ide bagi penelitian selanjutnya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Pengumpulan data dalam penelitian ini hanya menggunakan kuesioner, sehingga peneliti tidak dapat mengontrol responden dalam menjawab instrumen penelitian. Penelitian ini hanya berfokus pada variabel sistem perpajakan, pemeriksaan pajak, keadilan pajak dan tarif pajak.

Tidak menutup kemungkinan masih ada faktor-faktor lainnya yang mampu mempengaruhi etika penggelapan pajak namun belum diuji dalam penelitian ini.

Daftar Pustaka

Abdullah, M. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif. Aswaja.

Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision

(8)

682 Processes, 5, 179–211.

Anton, A. (2017). Pengaruh Keadilan Pajak, Tarif Pajak, Diskriminasi Perpajakan Dan Teknologi Informasi Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Penggelapan Pajak (Tax Evasion) (Studi Empiris pada KPP Pratama Senapelan Pekanbaru 2015-2016. JOM Fekon, Vol. 4, Hal. 3067–

3080.

Ardian, R. D., & Pratomo, D. (2015). Pengaruh Sistem Perpajakan, Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penggelapan Pajak (Tax Evasion) Oleh Wajib Pajak Badan (Studi Pada KPP Pratama Wilayah Kota Bandung). E-Proceeding of Management, Vol. 2(3), Hal. 1-10.

Ayu R, S. D., & Hastuti, R. (2009). Persepsi Wajib Pajak: Dampak Diametral pada Tax Evasion Wajib Pajak dalam Aspek Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan, Keadilan, Ketepatan Pengalokasian, Teknologi Sistem Perpajakan, dan Kecenderungan Personal (Studi Wajib Pajak Orang Pribadi). Kajian Akuntansi, Vol. 1(1), Hal. 1-12.

Chandrarin, G. (2017a). Metode Riset Akuntansi. Salemba Empat.

Chandrarin, G. (2017b). Metode Riset Akuntansi Pendekatan Kuantitatif. Salemba Empat.

Ervana, O. N. (2019). Pengaruh Pemeriksaan Pajak, Keadilan Pajak Dan Tarif Pajak Terhadap Etika Penggelapan Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten). Jurnal Akuntansi Pajak Dewantara, Vol. 1(1), Hal. 80-92.

Fatimah, S., & Wardani, D. K. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggelapan Pajak di Kantor Pelayanan DJP Pratama Temanggung. Akuntansi Dewantara, Vol. 1(1), Hal. 1-14.

Fhyel, V. G. (2018). Pengaruh Keadilan Pajak, Sistem Perpajakan, Diskriminasi, Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan, Pemeriksaan Pajak, dan Tarif Pajak Terhadap Pengelapan Pajak. Skripsi Fakultas Bisnis Dan Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS. Edisi 7. In Semarang:

BP Undip. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Haq, R. A., & Puspita, A. F. (2019). Determinan Persepsi Wajib Pajak Badan Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Badan Yang Terdaftar Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwakarta). Eqien: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Vol. 6(2), Hal. 89-100.

Ikhsan, A. Y. K., Bawono, I. R., & Mustofa, R. M. (2021). Pengaruh Keadilan Pajak, Sistem Perpajakan, Teknologi Dan Informasi, Serta Diskriminasi Terhadap Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Mengenai Etika Penggelapan Pajak. Jurnal Akuntansi, Vol. 8(1), Hal. 76-90.

Ilmi, N. (2019). Pengaruh Keadilan Pajak, Sistem Perpajakan, Diskriminasi, Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan, Pemeriksaan Pajak, Dan Tarif Pajak Terhadap Penggelapan Pajak Di Kpp Pratama Bandar Lampung. Skripsi Fakultas Bisnis Dan Ekonomi Institut Informatika Dan Bisnis Darmajaya Bandar Lampung.

Linda, S. (2019). Pengaruh Sistem Perpajakan, Sanksi Pajak, Tarif Pajak, dan Pemahaman Perpajakan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Magelang). Skripsi Fakultas Bisnis Dan Ekonomi Universitas Muhammadiyah Magelang.

Maharani, G. A. A. I., Endiana, I. D. M., & Kumalasari, P. D. (2021). Pengaruh Moral Wajib Pajak, Sanksi Pajak, Sistem Pajak, Pemeriksaan Pajak Dan Tarif Pajak Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Atas Tax Evasion. Jurnal Kharisma, Vol. 3(1), Hal. 63-72.

Mardiasmo. (2001). Perpajakan. Yogyakarta: Andi.

Marlina. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Mengenai Penggelapan Pajak pada KPP Pratama Lubuk Pakam. Jurnal Pundi, Vol. 2(2), Hal.

151-168.

Monica, T., & Arisman, A. (2018). Pengaruh Keadilan Pajak, Sistem Perpajakan, Dan Diskriminasi Pajak Terhadap Persepsi Wajib Pajak Orang Pribdai Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion) (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Seberang Ulu Kota Palembang). Jurnal Akuntansi, 1–15.

(9)

683

Nurfadila. (2020). Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, Kualitas Pelayanan, dan Terdeteksinya Kecurangan Terhadap Penggelapan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Makassar.

Equilibrum Journal, Vol. 1(2), Hal. 44-53.

Priyatno, duwi. (2012). belajar analisis data dengan SPSS 20. Yogyakarta. Mediakom.

Putri, R. I., & Mahmudah, H. (2020). Pengaruh Keadilan, Diskriminasi Dan Etika Uang (Money Ethics) Terhadap Persepsi Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion). Jurnal Mutiara Akuntansi, Vol. 5(1), Hal. 46-66.

Rahayu, S. K. (2010). Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Graha Pustaka.

Rahman, I. S. (2013). Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, Diskriminasi, dan Kemungkinan Terjadinya Kecurangan Terhadap Persepsi Wajib Pajak mengenai Etika Penggelapan Pajak.

Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Rifani, R. A., Mursalim, M., & Ahmad, H. (2019). Pengaruh Keadlilan, Sistem Perpajakan dan Kualitas Pelayanan Terhadap Penggelapan Pajak. Paradoks: Jurnal Ilmu Ekonomi, Vol. 2(3), Hal. 132-144.

Sari, N. P. P., Sudiartana, I. M., & Dicriyani, N. L. G. M. (2021). Pengaruh Keadilan Pajak, Sistem Perpajakan, Tarif Pajak, dan Sanksi Perpajakan Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion). Jurnal Kharisma, Vol. 3(1), Hal. 140-149.

Spiritriau.com. (2020). Tersangka Penggelapan Pajak di Riau Sebagkan Kerugian Negara Rp 735 Juta. https://spiritriau.com/Hukrim/Tersangka-Penggelapan-Pajak-di-Riau-Sebagkan- Kerugian-Negara-Rp-735-Juta--

Sugiyono. (2017a). Metode Penelitian Administratif. CV Alfabeta.

Sugiyono, D. (2017b). Metode penelitian kuatintatif , kualitatif dan R & D / Sugiyono. In Bandung:

Alfabeta.

Sumeks.co. (2020). 6,2 Juta Orang Sudah Lapor SPT Pajak. https://sumeks.co/62-juta-orang- sudah-lapor-spt-pajak/

Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

KONFERENSI ILMIAH AKUNTANSI V JAKARTA, 01 – 02 MARET 2018 PRODI AKUNTANSI STEI INDONESIA WILAYAH DKI JAKARTA 10 | P a g e KIA5_AKMK_10183 PENGARUH KEANGGOTAAN KANTOR AKUNTAN