• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN STP (SEGMENTING, TARGETING, POSITIONING) TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA ACARA PAMERUN 2020 - POLSRI REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMASARAN STP (SEGMENTING, TARGETING, POSITIONING) TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA ACARA PAMERUN 2020 - POLSRI REPOSITORY"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauana Teori 2.1.1 Pengertian Strategi

Menurut David dalam Schulz (2011:8) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi georafis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture. Strategi adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar. Jadi strategi adalah sebuah tindakan aksi atau kegiatan yang dilakukan oleh seseoranga tau perusahaan untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan.

Rangkuti (2013:183) berpendapat bahwa strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah di tetapkan berdasarkan misi yang telah di tetapkan sebelumnya.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat kita simpulkan bahwa strategi memiliki arti yang sangat penting bagi perusahaan, untuk dapat mencapai tujuan ataupun sasaran yang telah di tetapkan dengan efektif dan efesien, serta berguna dalam menghadapi masalah atau hambatan yang dalam arti internal perusahaan maupun ekternal perusahaan itu sendiri. David (2011) juga menjelaskan bahwa tahapan manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan, yaitu :

1. Perumusan Strategi (strategy formulation)

Tahap awal yang mencakup pengembangan visi dan misi organisasi, melakukan identifikasi terhadap peluang maupun ancaman baik dari internal atau eksternal organisasi, penetapan program jangka panjang organisasi, strategi bagi organisasi, dan menentukan strategi yang akan digunakan.

(2)

2. Implementasi Strategi (Strategy impelementation)

Tahap kedua setelah menetapkan strategi yang akan digunakan. Penerapan strategi pada tahap ini berdasarkan keputusan pihak berwenang untuk menetapkan tujuan dengan skala waktunya, membuat kebijakan, memotivasi pegawai, dan mengolah sumber daya sehingga strategi dapat dilaksanakan. Pada tahap ini dilakukan pengembangan strategi pendukung budaya, mengatur ulang usaha pemasaran, membuat struktur organisasi yang lebih efektif, mempersiapkan anggaran, mengembangkan system informasi, serta menghubungkan kompensasi terhadap kinerja karyawan. Pada tahap ini kedisiplinan dan komitmen adalah hal yang paling penting dalam mencapai keberhasilan strategi yang telah ditentukan.

3. Evaluasi Strategi (strategy Evaluation)

Evaluasi strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis. Pemimpin organisasi harus mengetahui kapan strategi yang dilakukan tidak berjalan dengan baik. Evaluasi dapat dilakukan dengan penilaian atau melakukan proses evaluasi strategi. Ada tiga aktivitas penilaian yang mendasar, yaitu: peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan strategi, pengukuran kinerja karyawan, dan pengambilan langkah korektif.

2.1.2 Definisi Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2012:5), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya kelompok dan individu mendapatkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukar produk yang bernilai dengan pihak lainnya.

Kotler dan Amstrong (2012:28) mengungkapkan bahwa pemasaran adalah “The process by which companies create value for costumer and build strong relationship with customer in order to capture value from customer in return”. Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh ahli tersebut, dapat diketahui bahwa pemasaran adalah system dari kegiatan bisnis yang dilakukan perusahaan dalam merencanakan,

(3)

mendistribusikan, dan mempromosikan barang maupun jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

2.1.3 Pemasara Pariwisata

Menurut Yoeti, Oka A (2013:35) mengungkapkan bahwa pemasaran pariwisata atau tourism marketing adalah “sebagai seluruh kegiatan untuk mempertemukan permintaan (demand) dan penawaran (supply), sehingga pembeli mendapat kepuasan dan penjual mendapat keuntungan maksimal dengan resiko semaksimal mungkin.”

J. krippendorf dalam Yoeti, Oka A (2013:35-36) memberi batasan tentang marketing dalam kepariwisataan sebagai berikut: “Marketing in Tourism to be understood as the systematic and coordinated execution of business policy by tourist undertaking whether private or state owned at local, regional, national or international level to achieve the optional satisfaction of the needs of identifiable consumer groups and in doing so to achieve an appropriate return”.

2.1.4 Strategi Pemasaran

Kotler dan Amstrong (2013:72) mendefinisikan “marketing strategy is the marketing logic by which the company hopes to create this customer value and achieve these profitable relationships.” Yang berarti strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menciptakan nilai pelanggan ini dan mendapat hubungan yang menguntungkan. Hal ini selaras dengan yang dikemukakan oleh Sofjan Assauri (2013:15) Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Adapun selain dari pada pendapat dari dua ahli tersebut Tjiptono (2017:228) menyatakan bahwa “strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas

(4)

atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu”.

2.1.5 Starategi Pemasaran STP (Segmenting, Targeting, Positioning)

Menurut Kotler (2012) terdapat tiga elemen dalam strategi pemasaran, yaitu segmenting, targeting, dan positioning

1. Segmenting adalah tahap pengelompokkan pasar keseluruhan yang heterogeny menjadi kelompok atau segmen yang mempunyai kesamaan dalam hal kebutuhan, perilaku, keinginan, dan respon terhadap program-program pemasaran spesifik.

2. Targeting adalah tahap menentukan sasaran pasar, yaitu memilih satu atau lebih segmen untuk dilayani.

3. Positioning adalah bagaimana organisasi atau perusahaan menjelaskan posisi produk kepada konsumen dan mencari perbedaan produk perusahaan dibandingkan competitor dan apa saja kelebihannya. Positioning juga bagaimana perusahaan menciptakan produk atau jasa menjadi pengingat untuk suatu perusahaan atau bisa disebut dengan label. Menurut Marinus Angipora dalam Irrubai, mohammad (2015) Label merupakan suatu bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau penjualnya. Jadi, berdasarkan pengertian tersebut di atas label merupakan suatu yang sangat penting bagi produk karena dengan label tersebut konsumen dapat mengenal dan mengingat produk tersebut, hal ini disebabkan produk telah memiliki identitas yang berisi informasi tentang produk tersebut. Adapun fungsi dari label dalam menguntungkan perusahaan menurut Kotler dalam Irrubai, mohammad (2015, fungsi label adalah sebagai berikut:

1) Label mengidentifikasi produk atau merek 2) Label menentukan kelas produk

3) Label menggambarkan beberapa hal mengenai produk (siapa pembuatnya, dimana dibuat, kapan dibuat, apa isinya, bagaimana menggunakannya, dan bagaimana menggunakan secara aman)

(5)

4) Label mempromosikan produk lewat aneka gambar yang menarik.

Strategi pemasaran harus memperhatikan keterkaitan antara ketiga strategi tersebut dan membagi tiap strategi kedalam tiga dimensi yaitu :

a. Segmenting

1. Segmentasi berdasarkan geografi

Pada segmentasi ini pasar dibagi kedalam bagian geografi seperti wilayah tempat tinggal, kota, desa. Daerah yang dipandang potensial akan menjadi target perusahaan

2. Segmentasi Berdasarkan Demografi

Pada segmentasi ini pasar dibagi berdasarkan usia, kelas ekonomi, dan tingkat pendidikan.

3. Segmentasi Berdasarkan Psikografi

Segmentasi psikografi menelaah bagaimana konsumen dengan segmen demografi tertentu memberi respon suatu stimuli pemasaran.

b. Targeting

1. Undifferentiated Marketing

Strategi yang dilakukan dengan menargetkan pemasaran pada satu atau lebih segmen,

2. Differentiated Marketing

Strategi pemasaran dengan membagi program pemasaran untuk segmen yang berbeda-beda.

3. Concentrated Marketing

Strategi ini mengidentifikasi serta mengembangkan dan memperkenalkan keistimewaan produk baru kepada sasaran.

(6)

c. Positioning 1. Creative

Perusahaan harus kreatif dalam mencari perhatian konsumen yang akan membeli produk kita.

2. Simplicity

Komunikasi pemasaran harus disampaikan dengan sesederhana dan sejelas mungkin.

3. Consistent

Dapat diartikan, perusahaan mesti konsisten dalam melakukan kegiatan pemasaran.

Tabel 2.1

Keterkaitan Strategi Pemasaran

Segmenting Targeting Positioning

- Mengidentifikasi variable segmentasi dan segmentasi pasar - Mengembangkan

bentuk segmen yang menguntungkan

- Mengevaluasi daya Tarik masing-masing segmen

- Memilih segmen- segmensasaran

- Mengidentifikasi konsep positioning pada masing-masing segmen

- Mengembangkan dan mengkomunikasikan konsep positioning yang dipilih Sumber :Tjiptono (2012)

2.1.6 Pengertian Kepuasan Konsumen

Menurut Kotler & Keller yang dialibahasakan oleh Bob Sabran (2012:117) kepuasan konsumen sebagai perasaan suka atau tidak seseorang terhadap suatu produk setelah ia membandingkan prestasi produk tersebut dengan harapannya. Menurut Tjiptono (2012:301), kepuasan konsumen adalah situasi dimana konsumen menunjukkan kepuasannya karena kebutuhan dan keinginannya sesuai dengan harapan atau ekspektasi. Menurut Zeithaml dalam Ramadhasari (2020) kepuasan konsumen dipengaruhi oleh empat faktor yaitu fitur produk dan layanan, emosi konsumen, pendukung sukses maupun gagalnya pelayanan serta persepsi keadilan konsumen.

(7)

Konsumen adalah sebuah konsep utama tentang kepuasan dan kualitas pelayanan. Konsumen memegang peranan yang paling penting unuk mengukur kepuasan terhadap produk ataupun jasa yang diterima. Menurut Irawan dalam Ramadhasari (2020) dalam menentukan tingkat kepuasan konsumen, terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan, yaitu:

a. Kualitas produk, konsumen akan merasa puas apabila hasil evaluasi menunjukkan bahwa produk yang digunakan berkualitas.

b. Kualitas pelayanan, apa lagi dalam industri jasa, konsumen akan merasa puas apabila mendapatkan pelayanan yang baik dan sesuai dengn harapan.

c. Emosional, konsumen akan merasa bangga bahwa orang lain akan kagum terhadapnya apabila menggunakan produk dengan brand tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan lebih tinggi.

d. Harga, produk yang mempunyai kualitas sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada konsumennya.

e. Biaya, konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya penambahan dan tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa itu.

Menurut Kotler dalam Tjiptono (2014:369-370) terdapat empat alat untuk mengetahui dan mengukur kepuasan konsumen, alat tersebut adalah sebagai berikut:

1) Sistem keluhan dan saran 2) Survei kepuasan konsumen 3) Belanja siluman

4) Analisis konsumen yang hilang

Berdasarkan penjelasan teori yang telah dikemukakan diatas terdapat 5 indikator yang mempengaruhi kepuasan konsumen menurut Handi Irawan, akan tetapi setelah dilihat dari kesesuaian objek yang di teliti terdapat hanya 3 faktor yang sesuai untuk dapat ditambahkan pada penelitian ini yaitu kualitas pelayanan, kualitas produk dan emosional. Hal ini dikarenakan objek yang diteliti merupakan acara yang tidak

(8)

berbayar untuk peserta atau dalam kata lain free event dan juga biaya dalam pembuatan acara tersebut telah di tanggung oleh DIPA Poltekpar Palembang.

2.1.7 Kualitas Pelayanan

Menurut Gronos dalam Setyobudi dan Daryanto, (2014:135), pelayanan merupakan serangkaian aktivitas yang tidak terlihat atau intangible akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal - hal lain yang disediakan perusahaan untuk memecahkan permasalahan konsumen. Sedangkan menurut Kotler dalam Setyobudi dan Daryanto, (2014:135).

Pelayanan adalah kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan dan menawarkan kepuasan. Singkatnya pelayanan merupakan kegiatan yang abstrak tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen atau masyarakat. Pelayanan tidak bisa mengakibatkan terjadinya peralihan hak atau kepemilikan dan terdapat interaksi antara penyedia/perusahaan jasa dengan pengguna jasa.

Konsep kualitas pelayanan merupakan fokus penilaian yang merefleksikan persepsi konsumen terhadap lima dimensi fisik dan kinerja layanan, Zeithaml, Berry yang dikutip oleh Tjiptono (2012:198), mengungkapkan bahwa ada lima dimensi yang dipakai untuk mengukur kualitas pelayanan, yaitu:

1) Bukti Fisisk (Tangibles), yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, peralatan, pegawai, dan material yang dipasang. Menggambarkan wujud secara fisik dan layanan yang akan diterima oleh konsumen.

2) Empati (emphaty), bahwa perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.

3) Keandalan (realibility), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.

4) Daya tanggap (responsiveness), berkenan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka,

(9)

serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.

5) Jaminan (assurance), perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan lain dapat menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah konsumen.

Berdasarkan pengertian diatas dapat di simpulkan pula, unuk pengukuran kualitas jasa dapat dilakukan dengan menggunakan lima faktor dominan yaitu Tangible, Empathy, Responsiveness, Reability dan Assurance atau biasa disebut dengan TERRA.

2.1.8 Kualitas Produk

Kualitas menurut Kotler dan Keller dalam Arianto dan Makhmudah (2014:104- 105) Quality is the totality of features and characteristics of a product or service that bear on its ability to satisfy stated or implied needs. Kualitas merupakan jumlah total corak dan karakteristik dari produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen baik langsung ataupun tidak langsung sedangkan,

Produk merupakan “anything that can be offered to a market to satisfy a want or need” yang berarti produk merupakan apapun yang dapat di tawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan, jadi kualitas produk dapat disimpulkan keseluruhan corak dan karakteristik barang atau jasa yang dapat ditawarkan ke konsumen untuk memuaskan keinginan atau kemauan customer nya.

Menurut Kotler dan Amstrong (2010:230), terdapat dua dimensi kualitas produk yang dapat digunakan, yaitu:

a. Quality Level

In here, product quality means performance quality-the ability of a product to perform its functions. Dimensi level kualitas dalam kualitas produk sama dengan kualitas performa, yaitu kemampuan dari sebuah produk untuk menjalankan fungsinya.

(10)

b. Quality Consistency (Konsistensi Kualitas)

Here, product quality means confarmance quality-freedom from defects and consistency in delivering a targeted level of performance. Dalam hal ini dimensi konsistensi kualitas produk, sama dengan conformance quality, yaitu kebebasan dari kerusakan sebuah produk dan konsisten di dalam tingkat performa yang sudah ditargetkan.

2.1.9 Dimensi Emosional

Dimensi emosional merupakan perasaan yang akan dialami konsumen sehingga merasa bangga bahwa orang lain akan kagum terhadapnya apabila menggunakan produk dengan brand tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan lebih tinggi. Irawan dalam Ramadhasari (2020) hal ini sejalan dengan dengan yang dikemukakan oleh Fudyartanta dalam Suhaji (2012) emosi adalah perasaan yang bergejolak, yang seakan-akan menggetarkan dan menggerakkan individu, sehingga hal itu tampak dari luar. Hal ini berarti faktor dimensi emosional ini membuat manusia bertindak untuk mengekspresikan perasaannya dari sesuatu hal yang terjadi.

Berdasarkan dimensi emosional diatas, dapat diartikan bahwa, pelanggan cendrung memiliki gengsi yang lebih tinggi, jika orang lain melihat barang yang mereka punya dengan rasa kagum, terlebih lagi jika barang tersebut dari merek produk ternama yang memiliki nilai atau status sosial yang tinggi, dengan begitu, kepuasan pelanggan pun meningkat dan yang berakibat kepada kepuasan konsumen meningkatkan perasaan emosi yang membuat mereka lebih bahagia.

2.1.10 Event

Event atau acara merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati hal – hal penting sepanjang sejarah kehidupan manusia baik secara individu atau kelompok yang berhubungan secara adat, budaya, tradisi, dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat yang diselenggarakan pada waktu tertentu (Noor, 2017:8). Event memiliki beberapa

(11)

karakteristik karena setiap penyelenggaraan event harus memiliki ciri tersendiri.

Karakteristik event menurut Noor (2013), ada lima yaitu keunikan, perishability, intangibility, suasana, pelayanan dan interaksi personal.

Event merupakan hasil dari sebuah kejadian-kejadian yang memberikan kesan kepada yang mengalaminya atau pesertanya. Event pun dibagi menjadi dua bagian yaitu MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) dan yang kedua adalah special event meliputi sport event, wedding, corporate event, festival, dan lain - lain.

Berdasarkan konsep event menurut Noor, (2017:10), maka event terbagi kedalam empat kategori atau unsur, yaitu:

1. Leisure Event

Pada saat ini, leisure event yang berkembang banyak berdasarkan pada kegiatan keolahragaan yang memiliki unsur pertandingan dan mendatangkan banyak pengunjung. Leisure event pada saat ini sedang banyak sekali di prioritaskan Adapun salah satu event yang dalam waktu dekat akan dilaksanakan di Indonesia yaitu PON Papua atau Pekan Olahraga Nasional.

2. Personal Event

Personal event merupakan segala bentuk kegiatan yang melibatkan anggota keluarga atau teman, seperti pesta ulang tahun, pernikahan dan perayaan–perayaan pribadi lainnya.

3. Cultural Event

Cultural event selalu identik dengan tradisi dan upacara adat yangmemiliki nilai sosial yang tinggi dalam tatanan masyarakat, sehingga penyelenggaraannya saat ini menjadi sangat penting

4. Organizational Event

Organizational event merupakan kegiatan besar yang dilakukan disuatu organisasi tertentu. Pada kategori ini, bentuk event yang diselenggarakan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi.

(12)

2.1.11 Special Event

Menurut Shone dan Parry dalam buku Succesfull Event Management (2012:13) special events juga meliputi semua aktivitas hidup manusia, special events merupakan kegiatan yang sangat besar dan kompleks. Special events dapat diselenggarakan mulai dari event perorangan yang sederhana dan kecil seperti pesta ulang tahun hingga event yang besar seperti kejuaraan olahraga.

Ruslan, (2012) mengungkapkan juga “Special event adalah sebuah event yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan perhatian pada media untuk klien, perusahaan atau produk anda. Event tersebut juga dapat didesain untuk mentrasnfer pesan spesifik tentang perusahaan anda contohnya, fakta yang menunjukkan bahwa perusahaan dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua pekerja, perusahaan tersebut merupakan tempat yang tepat untuk bekerja, bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial, merupakan tetangga yang baik, memberikan tempat kepada kemajuan wanita, memproduksi produk berkualitas nomor satu atau perusahaan tersebut merupakan pembayar pajak yang patuh. Sebuah special events dapat juga berupa peluncuran produk atau publisitas produk.”

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah acuan dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat melengkapi teori yang di gunakan untuk mengkaji penelitian yang dilakukan.

Pada penelitian terdahulu ini penulis tidak menemukan kesamaan judul melaikan menggunakan penelitian terdahulu sebagai acuan dan konsep untuk menyususn laporan ini, dalam hal ini penulis mengangkat beberapa penelitaian yang akan dilakukan, berikut beberapa penelitian terdahulu berupa jurnal, skripsi ataupun laporan akhir yang memiliki kaitan dengan penelitian. Adapun beberapa penelititan terdahulu yang dijadikan acuan untuk menyusun penelititan ini adalah sebagai berikut:

(13)

Tabel 2.2 Penelititan Terdahulu No Judul

Penelitian

Penulis, Tahun

Hasil Metode

Penelitian 1 Analisis

Segmenting, Targeting, Positioning (STP) Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Produk Kerupuk Buah UD.

Sukma Cap MD Desa Sumber Makmur Kec.

Takisung Kab.

Tanah Laut

Meldayanoor, Muhammad Indra Darmawan, Evi

Nurinayah, 2019

Hasil penelitian menunjukan bahwa variable dari Segmenting dan targeting berpengaruh secara signifikan terhadap daya beli para konsumen, dan dari Variabel Positioning efektif untuk memilih pangsa pasar dan memperluas pangsa pasar dari memanfaatkan metode pemasaran secara digital.

Jadi dari produk yang ditawarkan berpengaruh secara parsia dan signifikan.

Kuantitatif

2 Kepuasan konsumen pengguna jasa Sakinah

wedding organizer Palembang

Rekha

Ramadha sari

Hasil penelitian menunjukan bahwa ekspektasi pelanggan terhadap variable kualitas pelayanan menghasilkan jumlah rata-rata, kemudian kesenjangan ekspektasi dari responden menemukan bawa konsumen belum merasa puas terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.

Deskriptif Kuantitatif

3 Penerapan Strategi

Pemasaran STP (Segmenting, Targeting, Positioning) pada

Rud Bowie Schulz

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan strategi pemasaran STP pada penelitian ini termasuk ke dalam kategori baik, tetapi ada beberapa hal dalam dimensi sub variabel

Deskriptif Kuantitatif

(14)

penyelenggaraan Bingen Fest 2019

segmenting yang perlu dibenahi.

4 Kualitas pelayanan pramusaji pada restaurant Classie di Hotel Classie

Palembang

Fenti Irawati Hasil penelitian menunjukan bahwa prapenelitian dan setelah peninjauan tentang kualitas pelayanan tidak semuanya sama, kemudian produk dari variabel TERRA berpengaruh secara signifikan untuk membangun pelayanan prima atau pelayanan

maksimal untuk

konsumennya.

Deskriptif

5 Analisis Kepuasan

Konsumen di Jatiroso Catering Service

Mukhamad Arianto dan Nur

Makhmudah

Hasil penelitiaan menunjukan bahwa semakin tinggi kualitas produk maka akan semakin tinggi kepuasan konsumen terhadap produk, sehingga kualitas produk memberikan kontribusi terhadap kepuasan konsumen.

Kuantitatif

Penelitian yang dilakukan oleh penulis memiliki perbedaan pada masing-masing penelitian terdahulu diatas, yaitu pada metode penelititan, dan variabel yang digunakan. Beberapa penelitian diatas membantu penulis untuk menyusun laporan akhir ini sehingga dapat meningkatkan keakuratan dari penelitian itu sendiri.

(15)

2.3 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini memiliki kerangka pemikiran dari variabel Indepen dengan variable dependen, berikut ini adalah kerrang kapemikiran dalam penelitian ini:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Penelitian Segemnting (X1)

Kepuasan Konsumen (Y) Targeting (X2)

Positioning (X3)

Referensi

Dokumen terkait