• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh struktur modal dan likuiditas terhadap nilai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh struktur modal dan likuiditas terhadap nilai"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN LIKUIDITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR

INDUSTRI BARANG KOMSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2014-2019.

Muh Arafat Maruta1, Helmy Syamsuri2, Syarief Dienan Yahya3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1arafatmaruta@gmail.com, 2chemysyamsuri@gmail.com, 3dienanyahya@gmail.com

ABSTRACT

The research is aimed to analyze the influence of capital structure and liquidity on the value of manufacturing companies in the consumer goods industry sector listed on Indonesia Stock Exchange for 2014-2019 period. The research methodwas descriptive with a quantitative approach. The research data used secondary in the form of financial statements of 27 manufacturing companies in the consumer goods industry which are listed on Indonesia Stock Exchange for 2014-2019 period. The data collection technique used documentation, while the data analysis technique was multiple linear regression. Based on the result of T test analysis, it showed that capital structure had no effect on firm value while liquidity had an effect on firm value. The result of F test analysis showed that the capital structure and liquidity together had no effect on the value of the consumer goods industrial sector manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange for 2014-2019 period.

Keywords: Capital Structure, Liquidity, Firm Value.

PENDAHULUAN

Nilai perusahaan merupakan faktor yang krusial bagi investor, karena nilai perusahaan merupakan indikator bagaimana pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai perusahaan merupakan gambaran bagi para calon investor untuk menilai suatu posisi sebuah perusahaan. Nilai perusahaan dapat dilihat melalui harga saham yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Jika harga saham tinggi maka nilai perusahaan tersebut akan meningkat dan sebaliknya, jika harga saham rendah maka nilai perusahaan tersebut juga akan menurun. Nilai perusahaan dapat dilihat dengan beberapa cara seperti Price Earnings Rasio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Earning Per Share (EPS).

Dalam penelitian ini indikator nilai perusahaan diproksikan dengan Price to Book Value (PBV). PBV adalah rasio yang membandingkan harga saham dengan nilai buku sehingga menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Pemilihan rasio PBV karena keunggulan dari penggunaan rasio PBV dalam mengukur nilai perusahaan yaitu, rasio PBV

sifatnya relatif stabil dalam mewakili nilai harga wajar saham, karena dihitung berdasarkan ekuitas perusahaan di mana saat perusahaan mampu menciptakan laba maka nilainya juga akan ikut meningkat.

Rasio PBV dapat dibandingkan antar perusahaan yang akhirnya dapat memberikan sinyal apakah nilai perusahaan sedang berada di atas (overvalued) atau sedang berada di bawah (undervalued). Tingginya rasio PBV menunjukkan kemakmuran para pemegang saham, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan penilaian oleh investor atas suatu perusahaan untuk jangka waktu panjang.

Peningkatan nilai perusahaan dimata investor dapat mempengaruhi harga saham pada periode berikutnya.

Fungsi manajemen keuangan perusahaan meliputi tiga keputusan penting. Keputusan tersebut terdiri dari pengambilan keputusan investasi, pengambilan keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Keputusan-keputusan penting yang akan diambil oleh perusahaan akan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan dalam mengatur keuangan. Tujuan yang dicapai oleh perusahaan meliputi memaksimumkan nilai perusahaan, menjaga

(2)

stabilitas finansial dalam keadaan yang selalu terkendali, dan memperkecil risiko perusahaan dimasa sekarang dan yang akan datang.

Perusahaan dalam menjalankan bisnis dan usahanya membutuhkan dana, dan diperoleh dari pemilik perusahaan maupun hutang. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan untuk membeli aktiva tetap dalam memproduksi barang dan jasa, membeli bahan-bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan, menerbitkan piutang dagang serta mengadakan persediaan kas dan membeli surat berharga yang sering disebut efek atau sekuritas baik untuk kepentingan transaksi maupun untuk menjaga likuiditas perusahaan.

Pemenuhan dana tersebut dapat berasal dari sumber internal perusahaan maupun sumber eksternal perusahaan. Namun pada umumnya perusahaan cenderung untung menggunakan modal sendiri sebagai modal permanen, sedangkan modal asing hanya digunakan sebagai pelengkap saja apabila dana yang dibutuhkan kurang mencukupi.

Penggunaan modal sendiri akan menjadi tanggungan terhadap keseluruhan resiko perusahaan dan merupakan jaminan bagi para kreditur .

Struktur modal merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada suatu perusahaan yang biasa dihitung berdasarkan besaran relatif sebagai sumber pendanaan. Masalah struktur modal adalah masalah yang sangat penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Struktur modal perusahaan akan berubah jika perusahaan tersebut membiayai operasi perusahaan dengan modal asing khususnya dengan hutang jangka panjang.

Perubahan pada struktur modal perusahaan tersebut bisa berpengaruh positif maupun negatif bagi pengelolaan keuangan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus lebih cermat dalam menentukan sumber pembelanjaannya untuk mencukupi kebutuhan akan modal yang diperlukan. Perusahaan yang sedang dalam proses penyusunan struktur modalnya dapat menerbitkan saham baru.

Penerbitan saham akan menghasilkan dana tambahan dari pemegang saham yang dapat digunakan perusahaan sehingga struktur modal perusahaan menjadi lebih baik. Seluruh keputusan yang diambil oleh perusahaan untuk mendapatkan modal memiliki dampaknya masing-masing. Berbagai petrimbangan yang

dilakukan oleh manajer keuangan, dilakukan untuk mencari struktur modal seperti apa yang nantinya akan digunakanoleh perusahaan

.

Pada umumnya pendanaan melalui utang akan meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu investasi, tetapi utang juga meningkatkan risiko dari investasi tersebut bagi para pemilik perusahaan, yaitu para pemegang sahamnya.

Perusahaan dapat mengurangi arus kas yang berlebihan dengan beragam cara, salah satunya adalah dengan menyalurkannya kembali kepada para pemegang saham melalui dividen yang lebih tinggi atau pembelian kembali saham. Alternatif lain adalah untuk mengubah struktur modal lebih kearah utang dengan harapan adanya persyaratan penutupan utang yang lebih tinggi akan memaksa manajer untuk lebih disiplin.

Aset yang digunakan suatu perusahaan dalam aktivitas operasinya hingga tingkat tertentu akan menetukan tingkat pendanaan.

Misalnya aset tetap dan aset jangka panjang lainya biasanya tidak didanai dengan modal ekuitas dengan modal utang yang merupakan sumber pendanaan aset yang biasa digunakan.

Perusahaan yang memiliki komposisi aktiva tetap berwujud yang jumlahnya besar, tentu akan mempunyai peluang untuk memproleh tambahan modal dengan utang karena aktiva tetap tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk memproleh utang. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus dipenuhi kepada perusahaan lain

.

Perusahaan industri manufaktur yang merupakan perusahaan publik (emiten), yang bergerak pada sektor industri barang konsumsi di Indonesia berkembang cukup pesat, baik secara regional maupun nasional. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan perusahaan publik industri barang konsumsi yang berkembang.

Secara umum sektor industri mempunyai peran penting dalam perekonomian Indonesia.

Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan.

Produk industri selalu memiliki term of trade yang tinggi serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produk-produk lain. Hal ini disebabkan karena sektor industri memilki variasi produk yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat yang tinggi kepada pemakainya.

(3)

Berdasarkan fenomena yang terjadi pada tahun 2014-2019 pada perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI bahwa terjadi penurunan dan kenaikkan pada total asset, aktiva lancar dan hutang jangka panjang. Dimana keadaan tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Struktur Modal dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2019”.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah struktur modal perpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2019?, 2) Apakah likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2019, dan 3) Apakah struktur modal dan likuiditas berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2019?.

Tujuan penelitian adalah: 1) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2019, 2) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahan pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2019, 3) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Struktur Modal dan Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsusmsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2019.

TINJAUAN LITERATUR

Menurut Sudana (2015 Struktur Modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri. Menurut Atmaja (2010), struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham

preferen dan saham biasa. Berdasarkan pengertian diatas, struktur modal adalah pembiayaan, permanen yang terdiri dari saham preferen, utang jangka panjang dan modal pemegangan saham.

Struktur modal merupakan keputusan kebijakan yang ditetapkan oleh pihak manajemen guna memperoleh sumber dana yang dapatdipergunakan untuk melaksanakan operasional perusahaan. Keputusan yang ditetapkan oleh manajemen dipengaruhi oleh para investor untuk kemakmuran investor.

Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang memaksimalkan harga saham dengan biaya tertentu. Baik buruknya kinerja perusahaan dapat tercermin dari struktur modalnya, karena struktur modal menentukan sumber pembiayaan dan pembelanjaan atas operasional perusahaan.

Menurut Brigham & Houston (2018) menyatakan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal, yaitu: a) Risiko bisnis. Semakin besar risiko bisnis perusahaan, maka akan semakin rendah rasio utang yang optimal. b) Posisi pajak perusahaan. Alasan utama penggunaan utang karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak. c) Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk penambahan modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. d) Konservatisme atau agresivitas manajemen. Sebagian manajer bersifat lebih agresif dibandingkan dengan manajer lainnya, sehingga sebagian perusahaan cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan laba perusahaan.

Menurut Atmaja (2017) berbagai faktor yang dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan tentang struktur modal adalah: 1) Kelangsungan hidup jangka panjang (long-run viability). Manajer perusahaan besar, khususnya yang menyediakan produk dan jasa yang penting memiliki tanggung jawab untuk menyediakan jasa yang berkesinambungan. 2) Konservatisme manajemen. Manajer yang bersifat konservasif cenderung menggunakan tingkat hutang yang “konservatif” pula (sedikit hutang) dari pada berusaha memaksimumkan nilai perusahaan dengan menggunakan lebih banyak hutang. 3) Pengawasan. Pengawasan hutang yang besar dapat berakibat semakin ketat pengawasan dari pihak kreditor (misalnya, melalui kontrak perjanjian atau covenant). 4) Struktur Aktiva. Perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat digunakan

(4)

sebagai agunan hutang jangka cenderung menggunakan hutang yang relatif lebih besar.

5) Risiko Bisnis. Perusahaan yang memiliki risiko bisnis (variabilitas keuntungannya) tinggi cenderung kurang dapat menggunakan hutang yang besar (karena kreditor akan meminta biaya hutang yang tinggi). 6) Tingkat Pertumbuhan. Faktor lain dianggap tetap, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi pada umumnya lebih tergantung pada modal dari luar perusahaan. 7) Pajak Biaya bunga adalah biaya yang dapat mengurangi pembayaran pajak, sedangkan pembayaran deviden tidak mengurangi pembayaran pajak.

8) Profitabilitas. Pada umumnya, perusahaan- perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi menggunakan hutang yang relatif kecil.

Menurut Fahmi (2016) Manfaat dan tujuan struktur modal adalah bertujuan memadukan sumber dana yang permanen yang selanjutnya digunakan perusahaan dengan cara yang diharapkan akan mampu memaksimalkan nilai perusahaan. Dalam penelitian ini struktur modal diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER). DER merupakan perbandingan antara total utang yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan total ekuitas perusahaan.

DER menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal ekuitas yang dimilikinya. Rasio ini dipilih karena DER dianggap dapat mewakili total hutang perusahaan yang akan berdampak pada nilai perusahaan. Menurut Brigham & Houston (2018), DER dapat dirumuskan sebagai berikut:

Menurut Dewi & Dana (2017) Perusahaan perlu pengaturan, menjaga dan memelihara likuiditas yang baik untuk menjaga kredibilitas kepada kreditur karena perusahaan yang tidak likuid merupakan perusahaan yang tidak. Menurut Utami & Widanaputra (2017), likuiditas menyangkut kebijakan manajemen dalam membentuk aktiva lancar terutama kas dan marketable securities yang dikuasai oleh perusahaan, kebijakan tersebut meliputi kebijakan seberapa besar investasi harus dilakukan pada kategori aktiva lancar bagaimana investasi tersebut harus dibiayai

.

Menurut Atmaja (2017) “Liquidity ratio adalah mengukur kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo”. Menurut Munawir (2014), “rasio modal kerja atau likuiditas yaitu yang digunakan untuk menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efesien modal kerja yang digunakan dalam perusahaan”.

Berdasarkan pengertian diatas, likuiditas adalah suatu hutang perusahaan yang harus dibayar saat jatuh tempo.

Menurut Jumingan (2014) bahwa analisis dan penafsiran posisi keuangan jangka pendek sangatlah penting. Baik bagi pihak manajemen maupun bagi pihak-pihak diluar perusahaan seperti kreditur (terutama kreditur jangka pendek) dan pemilik perushaan. Bank- bank komersial dan kreditur jangka pendek lainnya sangat manaruh perhatian pada tingkat keamanan bagi kredit jangka pendeknya, manajemen berkepentingan untuk mengetahui efesiensi pengunaan modal kerja, dan pemegang saham beserta kreditur jangka panjang berkepentingan untuk mengetahui prospek pembayaran dividen dan bunga.

Menurut Hery (2015) bahwa rasio diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau analisis risiko keuangan. Oleh karena itu manajemen perusahaan harus tetap melakukan analisis keuangan secara berkala dan perusahaan harus memiliki tingkat ketersediaan jumlah aset lancar yang baik agar dapat membayarkan kewajiban jangka pendeknya.

Menurut Jumingan (2014) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja atau likuiditas adalah: a) Sifat umum atau tipe perusahaan. b) Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan ongkos produksi per unit . c) Syarat pembelian dan penjualan. d) Tingkat perputaran persediaan. e) Tingkat perputaran piutang. f) Pengaruh konjungtor (business cycle). g) Derajat resiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek. h) Kredit rating dari perusahaan.

Menurut Kasmir (2018) Tujuan dan manfaat dari hasil rasio likuiditas yaitu: 1) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. 2) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. 3) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban

(5)

jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan atau piutang. 4) Untuk mengukur dan membandingkan antar jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. 5) Untuk mengukur seberapa besar utang kas yang tersedia untuk membayar utang. 6) Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang. 7) Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannnya beberapa periode. 8) Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar. 9) Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjannya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat itu.

Menurut Atmaja (2017) rumus untuk menghitung likuiditas adalah:

Menurut Wiguna (2017) menyatakan bahwa nilai perusahaan merupakan faktor yang sangat penting karena dengan tingginya nilai perusahaan akan diikuti dengan tingginya kemakmuran pemegang saham. Menurut Purwohandoko (2017), nilai perusahaan sering dikaitkan dengan persepsi investor mengenai tingkat keberhasilan suatu perusahaan yang tercermin melalui harga saham. Nilai perusahaan akan mencapai titik maksimal jika dikelola oleh manajemen yang berkompeten dibidangnya, nilai perusahaan dapat menggambarkan pengelolaan sumber daya yang dimiliki olehperusahaan untuk mencapai keuntungan yang maksimal. rasio penilaian perusahaan yang dapat digunakan adalah market value ratio yang terdiri dari Price Earning Ratio, Price/Cash Flow Ratio, dan Price to Book Value Ratio.

Penilaian perusahaan yang baik menurut rasio PBV adalah perusahaan yang memiliki rasio di atas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar lebih besar dari nilai bukunya.

Menurut Farida (2017), rasio PBV memiliki keunggulan antara lain: a) Nilai buku memiliki nilai yang stabil dan dapat dibandingkan dengan harga pasar. b) Nilai buku dianggap standar akuntansi yang konsisten untuk semua perusahaan, sehingga PBV dapat digunakan untuk membandingkan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, apakah perusahaan tersebut memiliki nilai yang

overvalue atau undervalue. c) Dapat mengevaluasi perusahaan yang memiliki earnings negatif.

Menurut Wiguna (2017) menyatakan bahwa PBV dapat dirumuskan sebagai berikut:

Adapun hipotesis penelitian ini adalah:

H1: Struktur Modal secara parsial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2019.

H2: Likuiditas secara parsial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2019.

H3: Struktur Modal dan Likuiditas berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014- 2019.

Berdasarkan teori yang dipakai peneliti dalam penelitian ini terbentuk kerangka penelitian mengenai Pengaruh Struktur Modal dan Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan yang dapat digambarkan sebagai berikut

:

Gambar 1. Model Penelitian

H1

H3 H2

Sumber: Sudana (2015).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk menyelidiki objek (masyarakat) yang dapat diukur dengan angka-angka, sehingga

Struktur Modal (X1)

Likuiditas (X2)

Nilai Perusahaan

(Y)

(6)

gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala-skala, indeks-indeks atau tabel-tabel yang kesemuanya lebih banyak menggunakan ilmu pasti.

Penelitian ini dilakukan di kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Makassar, yang beralamat di Jl Andi Pangerang Pettarani No 9, Makassar. Adapun waktu penelitian selama 2 bulan. Waktu penelitian adalah waktu ketika setelah ujian seminar proposal sampai turun ke lapangan untuk mendapatkan data penelitian.

Penelitian ini menggunakan sekunder.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan secara tidak langsung dari sumber yang akan diteliti, dalam penelitian ini data diambil dari laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang di peroleh dari situs www.idx.co.id periode 2014-2019.

Tenik pengumpulan data yang digunakan adalah mengumpulkan data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data-data yang berawal dari buku-buku serta laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang berisi laporan keuangan perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperoleh dari situs www.idx.co.id

Menurut Sugiyono (2019) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkannya oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Perusahaan manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2019.

Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling.

Purposive sampling yaitu mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud dan tujuan penelitian yang dipilih berdasarkan kriteria adapun sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Perusahaan manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2019 yang berjumlah 27 perusahaan.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: 1) Variabel Independent atau

variabel bebas (X) terdiri atas: a) Struktur Modal (X1), yaitu berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri, b) Likuiditas (X2), yaitu Suatu hutang Perusahaan yang harus di bayar saat jatuh tempo. 2) Variabel dependent atau variabel terikat (Y) yaitu nilai perusahaan, merupakan harga yang bersedia dibayarkan oleh investor apabila perusahaan tersebut dijual.

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, dengan rumus:

Y=a+b1x1+b2x2+e HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji sejauh mana dan arah pengaruh variabel-variabel indepeden terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah struktur modal (X1), dan Likuiditas (X2), sedangkan variabel dependen adalah nilai perusahaan (Y).

Pembuktian dimaksudkan untuk menguji variasi dari model regresi yang digunakan dalam menerangkan variabel independen terhadap variabel dependen dengan cara menguji koefisien regresinya:

Tabel 1. Hasil Aalisis Koefisien Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardize d Coefficients

Stand ardize d Coeff icient s

t Sig.

B

Std.

Error Beta 1 (Constant) 15.05

3 7.100 2.12 0 .045 Sruktur

Modal .404 .469 .180 .862 .397 Likuiditas

.800 .356 .470 2.24 7 .034 a. Dependent Variable: Nilai

Perusahaan

Sumber: data primer diolah (2021).

(7)

Berdasarkan data pada tabel di atas yang diperoleh dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS, maka persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y= 15.053 + 0,404 X1 + 0,800 X2

Persamaan regresi berganda pada tabel 1 mengandung makna sebagai berikut: 1) Konstanta (a) = 15.053. Artinya jika semua variabel independen memiliki nilai nol (0) maka nilai variabel dependen sebesar 15.053.

2) Koefisien regresi struktur modal (X1) sebesar 0,404. Hal ini mengandung arti bahwa setiap struktur modalsatu satuan maka nilai perusahaan akan naik sebesar 0,404 dengan asumsi variabel independen yang lain dari model regresi adalah tetap. 3) Koefisien regresi likuiditas (X2) sebesar 0,800. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan likuiditas satu satuan maka nilai perusahaannaik sebesar 0,800 dengan asumsi bahwa variabel independen yang lain dengan model regresi adalah tetap.

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.. Uji-t menggunakan uji ttabel

pada tigkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan dalam analisa = 5%. Adapun untuk melihat uji T dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut: 1) T Hitung struktur modal =0,862 Sedangkan Ttabel =1.710. KarenaTtabel> Thitung

maka struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Nilai Thitung positif yang menunjukan bahwa struktur modal mempunyai hubungan yang searah dengan nilai perusahaan dan hipotesis ditolak. 2) T

Hitung likuiditas = 2.247 Sedangkan Ttabel = 1.710. karenaThitung>Ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Nilai t positif yang menunjukan bahwa likuiditas mempunyai hubungan yang searah dengan nilai perusahaan dan hipotesis diterima.

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi model regresi. Tujuan uji F adalah untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh variabel struktur modal dan likuiditas secara bersama-sama (simultan) terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Sektor Industri Barang Komsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2019. Apabila nilai F hitung> F tabel maka struktur modal dan likuiditas berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap nilai perusahaan.

Adapun hasil perhitungan uji F dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Hasil Uji F ANOVAb Model

Sum of Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression

699.019 2 349.509 2.

54 5

.099a Residual 3295.788 24 137.324

Total 3994.806 26 a. Predictors: (Constant), Likuiditas, Sruktur Modal

b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

Sumber: data primer diolah (2021).

Berdasarkan dari hasil perhitungan analisis full model regresion dengan bantuan program SPSS di atas diperoleh F Hitung sebesar 2.545 dan tingkat signifikansi (0,099 > 0,05) sedangkan F Tabel sebesar 3.400. Suatu pengaruh dikatakan signifikansi jika F Hitung > F

Tabel , karena F Hitung < F Tabel sehingga model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi bahwa variabel struktur modal dan likuiditas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Sektor Industri Barang Komsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2019.

Pengujian Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui berapa persen korelasi serta pengaruh yang diberikan variabel struktur modal dan likuiditas terhadap variabel nilai perusahaan yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Hasil Koefisien Determinasi Model Summary

Model R R Square Adjuste

d R Square

Std. Error of the Estimate

1 .418a .175 .106 11.71855

a. Predictors: (Constant), Likuiditas, Sruktur Modal Sumber: data primer diolah (2021).

Berdasarkan tabel 3 diperoleh nilai koefiseien regresi pada model summary yang menunjukkan bahwa variabel struktur modal dan likuiditas berpengaruh sebesar 17,5%

terhadap nilai perusahaan sedangkan 82,5% di

(8)

pengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Kemudian korelasi variabel struktur modal dan likuiditas terhadap variabel nilai perusahaan sebesar 41,8% dan sisanya 58,2%.

Adapun hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisis regresi linier berganda dapat dijelaskan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan uji T menunjukkan bahwa struktur modal (X1) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Y).

Meskipun tidak berpengaruh, namun dengan nilai yang positif menunjukkan bahwa antara struktur modal dan nilai perusahaan memiliki hubungan yang searah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Arif (2015).

Struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada 27 Perusahaan Sektor Industri Barang Komsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014- 2019 disebabkan karena jumlah utang yang merupakan salah satu sumber pembiayaan yang berisiko tinggi. Penggunaan utang yang tinggi akan timbulnya risiko kebangkrutan, biaya keagenan, dan beban bunga yang ditanggung perusahaan semakin besar. Dari data yang ada menunjukkan bahwa banyak perusahaan yang mengalami utang dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Hal tersebut membuat investor melihat sinyal perusahaan bukan sebagai sinyal positif tetapi sebagai resiko.

Dari perhitungan analisis rasio yang terdapat dalam tabulasi data menunjukkan beberapa perusahaan yang memiliki jumlah utang lebih besar daripada modal yang dimiliki dan bahkan ada satu perusahaan yang menunjukkan tingkat utang semakin meningkat dari tahun ke tahun dan modal yang dimiliki minus. Hal inilah yang menjadi penyebab struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena utang merupakan indikator investor untuk menilai kemampuan suatu perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap data penelitian menunjukkan bahwa likuiditas (X2) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Y).

Meskipun likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan namun berdasarkan analisis uji T pengarunya tidak signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fajriwati (2020).

Likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada 27 Perusahaan Sektor Industri Barang Komsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2019 karena dilihat dari aktiva lancar atau current ratio perusahaan berfluktuasi dari tahun ke tahun dan umumnya cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan aktiva lancar atau current ratio disebabkan oleh jumlah rata-rata aset lancar meningkat lebih cepat dibandingkan dengan rata-rata utang lancar/utang jangka pendek atau current liability.

Hal ini disebabkan oleh kas dan setara kas, piutang usaha, persediaan dan aset keuangan yang tersedia untuk dijual yang jauh lebih besar dibandingkan dengan utang jangka pendek. Dengan jumlah aset lancar yang lebih besar dibandingkan utang jangka pendek menunjukkan indikator bahwa nilai perusahaan 27 Perusahaan Sektor Industri Barang Komsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2019 dalam kategori baik.

Berdasarkan hasil analisis uji F terhadap data penelitian terhadap 27 Perusahaan Sektor Industri Barang Komsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2019 menunjukkan bahwa struktur modal (X1) dan Likuiditas (X2) bersama-sama tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Y).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hera (2017).

Tidak adanya pengaruh secara bersama- sama antara variabel struktur modal dan likuiditas terhadap nilai perusahaan karena dari uji T sebelumnya struktur modal tidak berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan yang disebabkan karena beban utang 27 perusahaan Sektor Industri Barang Komsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2019 cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Dari pengujian koefisien determinasi menunjukkankan bahwa variabel struktur modal dan likuiditas hanya berpengaruh sebesar 17,5% terhadap nilai perusahaan sedangkan 82,5% di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa banyak variabel lain yang mempengaruhi nilai perusahaan selain struktur modal, misalnya profitabilitas dan lain-lain.

PENUTUP

(9)

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka simpulan dari penelitian ini adalah: 1) Struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Sektor Industri Barang Komsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2019. 2) Likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Sektor Industri Barang Komsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2019. 3) Struktur modal dan likuiditas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Sektor Industri Barang Komsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2019.

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian, adapun saran yang diharapkan dapat memberi masukan bagi berbagai pihak adalah: 1) Bagi perusahaan agar lebih mampu mengendalikan utang agar tidak menjadi resiko bagi keberlangsungan perusahaan kedepannya dan menjadi penilaian buruk bagi calon investor yang berminat menginvestasikan modalnya. Bagi calon investor yang ingin berinvestasi agar memperhatikan struktur modal dan likuiditas sebagai bahan pertimbangan melihat nilai Perusahaan Industri Barang Komsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2) Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti nilai perusahaan agar mengganti variabel yang memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan misalnya profitabilitas, kebijakan deviden dan lain sebagainya. 3) Bagi peneliti selanjutnya yang meneliti mengenai nilai perusahaan agar memperbanyak lagi sampel serta tahun pengamatan untuk memaksimalkan hasil penelitian yang menyeluruh.

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Lukas Setia. (2017). Teori dan Praktik Manajemen Keuangan.

Yogyakarta, Penerbit Andi.

Arif (2015). Pengaruh Struktur Modal, Return On Equity, Likuiditas dan Growth Opportunity Terhadap Nilai Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Diakses Pada Tanggal 15 Februari 2021 melalui website:

https://eprints.uny.ac.id

Brigham, Eugene F. & Joel F. Houston.

(2018). Dasar-dasar Manajemen

Keuangan. Edisi 14, Jakarta : Selemba Empat

.

Dewi, N. K. T. S., & Dana, I. M. (2017).

Pengaruh Growth Opportunity, Likuiditas, Non-Debt Tax Shield dan Fixed Asset Ratio terhadap Struktur Modal.

EJurnal Manajemen Unud, 6(2), 772–801.

Fahmi, Irham. (2016). Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Fajriwati, SA. (2020). Pengaruh profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan dagang Sub Sektor Perdagangan Ecerean yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Skripsi. Diakses pada tanggal 03 Maret 2021 melalui website: https://repository.uni- tridinanti.ac.id

Farida, N. (2017). Analisis Faktor Determinan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses pada tanggal

12 Desember 2018, dari

http://eprints.uny.ac.id

Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan.

Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hera, MDO. (2017). Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan LIkuditas Terhadap Profitabilitas. Studi Pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Indonesia 4(1) 2016. Diakses pada tanggal 04 Maret 2021 melalui website:

https://ejournal.udiksha.c.id

Jumingan. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Bumi

Aksara.

Kasmir. (2018). Analisis Laporan Keuangan Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Rajawali Pers.

Munawir. (2014). Analisis Laporan Keuangan.

Yogyakarta : Penerbit Liberty.

Purwohandoko. (2017). The Influence of Firm’s Size, Growth, and Profitability on Fim Value with Capital Structure as The Mediator. Internasional Journal of Economics and Finance. Diakses pada tanggal 8 Maret 2019, dari www.ccsenet.org.

Sudana, M. I, (2015). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Edisi 2. Jakarta: Erlangga

Sugiyono, Arif DDK, (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &

(10)

D. Edisi Ketujuh Belas. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Utami, L. N. S., & Widanaputra, A. A. G. P, (2017). Pengaruh Tarif Pajak, Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di BEI. E- Jurnal Akuntansi. Universitas Udayana, 20(1), 352–379.

Wiguna, P. Aji. (2017). Pengaruh Rasio Keuangan, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan terhadap Nilai Perusahaan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses pada tanggal

12 Desember 2018, dari

http://eprints.uny.ac.id.

https://journal.ilininstitute.com/index.php/cara dde/article/view/16/8

Yulianto, H., & Yahya, S.D. (2018). Pengaruh Dimensi Kualitas Layanan Publik Terhadap Kepuasan Masyarakat Pengguna Trans Mamminasata. Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers Manajemen, Akuntansi, dan Perbankan. Malang.

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Oktober: 1234-1251. Diakses pada tanggal 8 April 2019 melalui website http://conferences.uin-

malang.ac.id/index.php/semnasfe/article/vi ew/796.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel 79,505 > 3,18 dan signifikansi uji F sebesar 0,00 menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja dan

Artinya F hitung > F tabel dan nilai sig < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh variabel independen promosi, keamanan kualitas pelayanan terhadap variabel dependen