• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Kesehatan Bank Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Kesehatan Bank Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar "

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Kesehatan Bank Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia)

Oleh:

Labdhawara Mahendra

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya labdhamahendra2@student.ub.ac.id

Dosen Pembimbing:

Risna Wijayanti

ABSTRACT:

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis variabel Tanggung jawab sosial perusahaan yang diungkapkan menggunakan indikator GRI G4 tahun 2015- 2016 dan GRI Standards tahun 2017-2019 dan variabel kesehatan bank diukur dengan RGEC Non Performing Loan (NPL), Good Corporate Governance (GCG), Return On Asset (ROA), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Nilai perusahaan diukur dengan Tobin’s Q. Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2015-2019. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 perusahaan yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial dengan menggunakan uji regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan dan kesehatan bank berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi jika dianalisis berdasarkan pada komponen pembentuk kesehatan bank menunjukkan bahwa NPL sebagai salah satu komponen pembentuk kesehatan bank tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci:

Nilai Perusahaan, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Kesehatan Bank

(2)

I PENDAHULUAN

Persaingan global yang kian ketat membuat perusahaan untuk terus selalu berusaha mempertahankan keunggulannya. Perusahaan dalam berbagai sektor saling berlomba meningkatkan daya saing mereka untuk menarik minat investor agar mau berinvestasi guna menunjang operasional perusahaan tak terkecuali sektor perbankan. Perbankan di Indonesia dalam menjalankan kegiatannya tidak hanya berfokus dalam mencari keuntungan saja namun juga difokuskan pada peningkatan taraf hidup masyarakat, mengingat Indonesia merupakan negara berkembang.

Sesuai dengan tujuan utama perusahaan, perusahaan perbankan yang telah go-public akan terus berusaha untuk menjaga dan memaksimalkan nilai perusahaannya.

Seperti yang dijelaskan oleh Dominic (2005) bahwa tujuan utama pendirian perusahaan adalah untuk memaksimalkan kekayaan atau nilai perusahaan. Dalam upaya untuk memaksimalkan kekayaan atau nilai

perusahaan, manajemen dituntut untuk mengelola aset-aset dengan maksimal guna mencapai kekayaan perusahaan. Perusahaan yang dapat memaksimalkan kekayaannya secara langsung akan meningkatkan nilai perusahaan di mata stakeholder khususnya pihak eksternal seperti investor, nasabah, maupun kreditur.

Menurut Haruman (2008) nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para

pemegang saham akan

menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut.

Perbankan menjalankan operasional bisnisnya juga perlu melihat sudah sejauh mana prospek pertumbuhan dan perkembangan keuangan perusahaan dicapai. Hal tersebut bisa dilihat melalui analisis kinerja keuangan perusahaan. Berikut adalah tabel data yang berkaitan dengan pengukuran kinerja keuangan perusahaan perbankan periode tahun 2015-2019:

Tabel 1.1 Indikator Pengukuran Kinerja Keuangan Perbankan Tahun

(3)

2015-2019

Sumber : Data Diolah, 2021

Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa indikator pengukuran kinerja keuangan perbankan pada tahun 2015- 2019 terbilang cukup baik, ditunjukkan oleh indikator pengukuran yang mengalami peningkatan berfluktuatif. Sehingga kinerja keuangan perbankan di Indonesia terbilang cukup baik dalam menjalankan operasional bisnisnya.

Peningkatan kinerja keuangan perbankan nyatanya tidak selalu diikuti oleh minat investor dalam menanamkan modalnya pada perusahaan perbankan di Indonesia.

Pernyataan ini tercermin pada naik turunnya nilai kapitalisasi perbankan pada pasar emiten yang mendominasi 10 besar nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia pada tahun 2015- 2019. Nilai kapitalisasi pasar merupakan nilai total keseluruhan perusahaan yang didapat dari jumlah

saham beredar dikalikan dengan harga saham perusahaan. Berikut daftar 10 emiten yang memiliki nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia tahun 2015-2019 :

Gambar Tabel 1.1 Daftar 10 Emiten dengan Nilai Kapitalisasi Pasar Terbesar di Indonesia Tahun 2015- 2019

Sumber : Data Diolah, 2021

Pada Gambar 1.1 menujukkan daftar 10 emiten yang memiliki nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia didominasi oleh 4 perusahaan bank yaitu Bank Central Asia Tbk, Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

(4)

Walaupun beberapa bank tersebut mendominasi daftar 10 besar emiten yang memiliki nilai kapitalisasi pasar tertinggi, bank-bank tersebut mengalami fluktuatif nilai kapitalisasi pasar bahkan posisinya tergantikan oleh emiten dari sektor bisnis yang lain.

Nilai kapitalisasi pasar pada perbankan yang berfluktuatif menciptakan suatu fenomena bahwa investor masih belum yakin dalam menanamkan modalnya pada perusahaan perbankan di Indonesia.

Hal tersebut dapat terjadi karena kondisi kinerja keuangan perbankan yang relatif berfluktuatif serta minimnya informasi yang diterima oleh investor. Agar nilai perusahaan di masa depan tidak mengalami penurunan, perbankan perlu melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan dan melakukan pelaporan tambahan mengenai informasi perusahaan. Pada penelitian ini penilaian kinerja keuangan menggunakan tingkat kesehatan bank dan pelaporan informasi tambahan oleh perusahaan, peneliti mengukur

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Perusahaan perbankan di Indonesia dalam mengungkapkan metode penilaian kinerja keuangan berdasarkan tingkat kesehatan bank dalam perbankan yaitu menggunakan metode RGEC, yaitu Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, dan Capital. Kesehatan bank mencerminkan kondisi kinerja keuangan pada bank yang penting untuk diketahui oleh bank dan investor. Melalui penilaian tingkat kesehatan bank, investor dapat menilai kinerja lembaga perbankan.

Sehingga penilaian kesehatan bank dapat menjadi sinyal bagi investor dalam melakukan keputusan berinvestasi lalu meningkatkan nilai perusahaan (Anggarsini dan Bambang, 2018). Penilaian kesehatan bank dinilai penting sebab perusahaan perbankan yang sehat mencerminkan perekonomian yang sehat pula.

Perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional juga perlu melakukan aktivitas yang memberikan manfaat, tidak hanya

(5)

bagi perusahaan tetapi memiliki dampak positif bagi masyarakat sebagai bagian dari stakeholder.

Salah satu bentuk dampak positif perusahaan adalah ketika perusahaan melakukan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Suharto (2008) menjelaskan bahwa CSR adalah operasi bisnis yang dilakukan perusahaan dalam berkomitmen untuk tidak hanya meningkatkan keuntungan secara finansial, melainkan pula untuk pembangunan sosial-ekonomi.

Terdapat pandangan negatif dan positif dari beberapa peneliti mengenai pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan terhadap nilai perusahaan. Menurut Beauchamp dan Bowie (1997) pemegang saham adalah pemilik perusahaan sehingga keuntungan menjadi milik mereka dan manajer tidak memiliki hak untuk menyumbangkan dari keuntungan untuk kegiatan sosial karena kewajiban utama perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Kemudian

pandangan positif dari Cheung et al (2013) bahwa CSR meningkatkan efisiensi pekerja dan bisnis serta mengurangi masalah agensi dan konflik kepentingan antara pemangku kepentingan. Menurut Ahmad Nurkhin (2009) alasan

perusahaan melakukan

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan secara sukarela karena untuk mentaati peraturan yang ada, untuk memperoleh keunggulan kompetitif melalui penerapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam menarik minat investor. Menurut hasil penelitian Fonseca dan Fero (2016) perusahaan yang menerapkan kebijakan tanggung jawab sosial perusahaan yang memenuhi harapan pemangku kepentingan memiliki manfaat ekonomi yang lebih tinggi daripada pesaing dan dapat mencapai differensiasi positif. Kemudian didukung oleh penelitian Resmi et al.

(2018) bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial memiliki efek pada pengembalian ekuitas atau nilai perusahaan.

(6)

Berdasarkan fenomena dan adanya perbedaaan pendapat dari beberapa peneliti. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja keuangan bank terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan.

II KAJIAN PUSTAKA Nilai Perusahaan

Menurut Salvatore (2005) tujuan dari perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau meningkatkan nilai perusahaan.

Selain itu, dikemukakan oleh Haruman (2008), nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut. Menurut Brigham dan Houston (2013), menyebutkan bahwa harga saham yang meningkat dapat pula meningkatkan nilai perusahaan dan memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham sehingga menimbulkan pemikiran pasar

percaya bahwa prospek perusahaan di masa depan akan bagus.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Menurut Elkington (1997) menjelaskan tentang tiga dimensi tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang dikenal dengan

“3P”, yaitu mencapai keuntungan (profit) bagi perusahaan, memberdayakan masyarakat (people), dan memelihara kelestarian alam (planet). Sementara itu, menurut Sembiring (2005), tanggung jawab sosial perusahaan merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap

kelompok khusus yang

berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan.

Menurut Kurnianto (2011) tanggung jawab sosial perusahaan adalah operasi bisnis yang tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan juga untuk pembangunan sosial ekonomi kawasan yang

(7)

menyeluruh, melembaga dan berkelanjutan.

Kesehatan Bank

Penilaian kesehatan bank merupakan hasil dari penilaian kondisi bank yang dilakukan atas risiko dan kinerja bank. Berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2016 tentang penilaian kesehatan bank umum, maka penilaian kinerja keuangan bank diukur dengan Metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings dan Capital).

Menurut Almilia dan Herdiningtyas (2005) Kegiatan menganalisis rasio akan menghasilkan gambaran baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu bank. Menurut Subramanyam (2014) analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan atau kinerja keuangan. Penilaian kesehatan bank dapat menjadi sinyal bagi investor dalam melakukan keputusan berinvestasi lalu meningkatkan nilai perusahaan (Anggarsini dan Bambang, 2018).

I. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian explanatory research dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut (Sugiyono, 2017) Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan atas filsafat positivisme, pendekatan ini digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dengan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara random, pengumpulan data secara instrumen penelitian, analisis data secara kuantitatif statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Lalu explanatory research menurut (Sugiyono, 2017) adalah penelitian yang menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia yang dapat diakses melalui situs www.idx.co.id yang menyajikan laporan keuangan perusahaan sektor perbankan selama periode penelitian yaitu 5 tahun (2015-2019). Populasi pada peneltian

(8)

ini yaitu seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 hingga tahun 2019 yaitu sebanyak 43 perusahaan, Berdasarkan populasi tersebut, diperoleh sebanyak 40 perusahaan yang memenuhi kriteria Sampel. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria penentuan sampel sebagai berikut:

1. Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019 2. Perusahaan perbankan yang

mempublikasikan laporan tahunan selama lima tahun berturut-turut mulai thaun 2015-2019.

3. Mengungkapkan data mengenai Risk Profile, Governance, Earnings, dan Capital perusahaan pada laporan tahunan selama lima tahun berturut-turut mulai tahun 2015-2019.

4. Mengungkapkan data mengenai tanggung jawab

sosial perusahaan selama lima tahun berturut-turut mulai tahun 2015-2019.

5. Menyediakan informasi untuk perhitungan nilai Perusahaan pada laporan tahunan selama lima tahun berturut-turut mulai tahun 2015-2019.

II. HASIL PENELITIAN Analisis Statistik Deskriptif

Stastistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan kumpulan data dari tiap variabel penelitian, yaitu nilai CSR, Kesehatan Bank dan nilai perusahaan. berikut tabel di bawah ini menunjukkan statistik deskriptif dari variabel-variabel yang diuji.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

N Mini

mum Maxi mum

Mean Std.

Deviati on CSR 200 .11 .65 .40 .03 Risk

Profile

200 .02 11.26 2.41 1.05

Governan ce

200 .25 1.00 .57 .06

Earnings 200 -11.23 6.31 .96 1.16 Capital 200 1.35 55.53 19.79 3.01

(9)

Tobin’s Q Valid N (listwise)

200

200

0.21 18.51 1.61 0.73

Hasil uji statistik deskriptif pada Tabel 4.1 menunjukan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR memiliki nilai terkecil sebesar 0.11 dan nilai maksimum sebesar 0.65 yang artinya persentase pengungkapan CSR terkecil adalah sebesar 11% dan persentase pengungkapan CSR terbesar yaitu sebesar 65% dari total ekuitas perusahaan. Nilai rata-rata (mean) yang sebesar 0.40 menunjukan bahwa rata-rata pengungkapan CSR perusahaan sebesar 40%. Selanjutnya nilai standar deviasi tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR sebesar 0.03 menunjukan bahwa sebaran data CSR memiliki tingkat penyimpangan yang rendah karena nilai standar deviasi nya lebih rendah dari nilai rata-rata (mean).

Risk Profile memiliki nilai terkecil sebesar 0.02 dan nilai terbesar sebesar 11.26 yang artinya risk profile dari perusahaan perbankan yang

terbesar yaitu 11.26 dan risk profile terkecil sebesar 0.02. Nilai rata-rata (mean) yang sebesar 2.41 menunjukan bahwa nilai rata-rata risk profile yang dimiliki perusahaan perbankan yaitu sebesar 24.1.

Kemudian, nilai standar deviasi dari risk profile yang sebesar 1.05 menunjukan bahwa sebaran data risk profile memiliki tingkat penyimpangan yang rendah.

Governance memiliki nilai minimum sebesar 0.25 yang berarti anggota komisaris independen terendah pada perusahaan perbankan sebanyak 2 hingga 3 orang dan nilai maksimum yang sebesar 1.00 menunjukkan bahwa anggota komisaris independen terbanyak adalah sebanyak 10 orang. Nilai rata- rata (mean) dari governance perusahaan perbankan adalah sebesar 57%. Kemudian nilai standar deviasi yang sebesar 6% dan lebih rendah dari nilai rata-ratanya menunjukan bahwa banyaknya anggota komisaris independen memiliki tingkat penyimpangan yang rendah.

(10)

Earnings memiliki nilai minimum sebesar -11.23 yang artinya terdapat perusahaan bank yang memiliki nilai earnings -11.23. Nilai maksimum earnings sebesar 6.31 artinya terdapat perbankan yang memiliki nilai earnings tertinggi 6.31 dalam rentang tahun penelitian.

Kemudian nilai rata-rata earnings sebesar 0.96, artinya perusahaan perbankan dalam rentang tahun penelitian memiliki rata-rata nilai earnings sebesar 0.96. Lalu nilai standar deviasi earnings perbankan sebesar 1.16 lebih besar dari nilai rata-rata earningsnya, artinya sebaran data earnings memiliki tingkat penyimpangan yang tinggi.

Capital memiliki nilai minimum sebesar 1.35 yang artinya terdapat perbankan yang memiliki nilai capital terendah 1.35. Nilai maksimum capital sebesar 55.53 artinya terdapat perbankan yang memiliki nilai earnings tertinggi 55.53 dalam rentang tahun penelitian.

Kemudian rata-rata capital sebesar 19.79 artinya perusahaan perbankan dalam rentang tahun penelitian

memiliki rata-rata nilai earnings sebesar 19.79. . Lalu nilai standar deviasi capital sebesar 3.01 lebih rendah dari rata-ratanya menunjukan bahwa sebaran data capital memiliki tingkat penyimpangan yang rendah.

Variabel nilai perusahaan yang diproksikan dengan rasio Tobin’s Q memiliki nilai minimum sebesar 0.21 dan memiliki nilai maksimum sebesar 18.51, hasil tersebut menunjukan bahwa nilai perusahaan perusahaan perbankan secara keseluruhan yang terendah adalah sebesar 0.21 dan nilai perusahaan tertinggi sebesar 18.51 Nilai rata-rata dari variabel nilai perusahaan yang sebesar 1.61 menunjukan bahwa rata-rata nilai perusahaan perusahaan perbankan 1.61 pada tahun 2015-2019.

Selanjutnya, variabel nilai perusahaan memiliki nilai standar deviasi sebesar 0.73 yang mana lebih rendah dari nilai rata-ratanya, hal tersebut menunjukan bahwa sebaran data nilai perusahaan memiliki tingkat penyimpangan yang rendah.

Analisis Regresi Linear Berganda

(11)

Persamaan regresi digunakan mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel tanggung jawab sosial perusahaan dan kesehatan bank yang diukur dengan RGEC (Risk Profile, Governance, Earnings, Capital) terhadap variabel nilai perusahaan (Tobin’s Q) sebagai variabel dependen. Berikut dibawah ini merupakan tabel hasil uji regresi linear berganda:

Tabel 4.2

Hasil Regresi Linear Berganda

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Keteran

gan

B Std.

Error Beta

1

(Constant) .023 .299 .078 .938

CSR

.235 .066 .221 3.573 .000 Signifi

kan

Risk profile

-.037 .070 -.035 -.532 5966 Tidak

Signifi kan

Governanc e

.690 .188 .232 3.671 .000 Tidak

Signifi kan Earnings

Capital

.058 .290

.016 .085

.227 3.428 .001 Signifi

kan

Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda pada Tabel 4.2 diatas dapat dihasilkan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = (0,221) (X1)+ (-0,035), (0,232), (0,243), (0,227) (X2)

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan variabel CSR dapat mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan, namun berdasarkan deskriptif statistik menunjukkan pengungkapan CSR pada perusahaan perbankan belum cukup baik dikarenakan memiliki indeks yaitu 0.40 atau 40%

di bawah 50% dari item yang digunakan selama 5 tahun berdasarkan guidelines GRI-G4 dan GRI Standards. Apabila perusahaan perbankan dapat meningkatkan pengungkapan CSR lebih dari 50%

indeks item yang digunakan maka dapat meningkatkan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.

Hasil ini mendukung teori legitimasi yang mengatakan bahwa menyamakan persepsi atau asumsi tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas merupakan tindakan yang

(12)

diinginkan, pantas ataupun sesuai dengan sistem norma, nilai, kepercayaan dan definisi yang dikembangkan secara sosial (Suchman, 1995). Hal ini menjelaskan bahwa perusahaan yang aktif dalam melakukan pengungkapan CSR memberikan legitimasi sehingga timbul kepercayaan stakeholder dan dapat membangun citra yang baik bagi perusahaan atas terwujudnya komitmen serta kontribusi nyata terhadap pembangunan berkelanjutan yang berujung pada meningkatnya nilai perusahaan.

Selanjutnya mengenai pengaruh risk profile terhadap nilai perusahaan, dalam hasil penelitian ini menunjukan bahwa risk profile berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini mencerminkan bahwa kenaikan Risk Profile akan diikuti dengan menurunnya nilai perusahaan.

Adapun pengaruh tidak signifikan dikarenakan investor tidak melihat NPL atau kredit macet sebagai acuan utama untuk menanamkan modalnya.

Kredit bermasalah dapat memberikan dampak negatif terhadap kinerja keuangan bank diantaranya kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban menurun, kemampuan dalam menghasilkan laba menurun karena bunga kredit yang diperoleh akan semakin menurun serta biaya untuk menutupi kredit bermasalah juga akan naik.

Dari sudut pandang investor, jika Risk Profile bank tinggi maka laba yang diperoleh bank akan menurun. Hal ini menjadi bukti bahwa bank dalam menghasilkan deviden terhadap investor juga akan menurun. Jika dilihat dari segi kreditur, Risk Profile yang tinggi mengindikasikan kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya akan menurun pula. Sehingga, kreditur tidak ingin untuk meminjamkan dananya kepada bank.

Selanjutnya mengenai pengaruh governance terhadap nilai perusahaan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Governance berpengaruh positif signifikan tehadap nlai perusahaan (Tobin’s Q).

(13)

Penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi Governance dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan dengan adanya keberadaan Governance dapat meningkatkan peran perusahaan dalam melakukan pengawasan terhadap manajemen bank, serta dapat memberikan keseimbangan antara kepentingan pemegang saham mayoritas dan juga perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham minoritas juga kepentingan stakeholder lainnya. Adanya Governance, stakeholder akan mendapatkan manfaat besar karena suatu kondisi bank yang suitable dengan prinsip Good Corporate Governance yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggungjawab, independensi, dan kewajaran.

Selanjutnya mengenai pengaruh earnings terhadap nilai perusahaan, hasil pengujian pada penelitian ini menunjukkan bahwa Earnnings berpengaruh positif signifikan tehadap nlai perusahaan (Tobin’s Q). Earnings berpengaruh positif dan signifikan terhadap nlai

perusahaan, menunjukkan bahwa semakin efisien perputaran aset atau tingkat rentabilitas bank semakin baik atau sehat. Earnings juga mencerminkan semakin tinggi laba yang dihasilkan maka kecil kemungkinan bank dalam kondisi yang bermasalah. Atas hal tersebut Earnings mampu meningkatkan nilai perusahaan. Investor akan tertarik dengan perusahaan yang memiliki laba tinggi, karena investor juga akan mendapat keuntungan dari saham yang dimilikinya sehingga saham meningkat dan dapat meningkatkan harga saham perusahaan dengan begitu juga akan mencerminkan nilai perusahaan yang meningkat. Dari sudut pandang kreditur jika Earnings tinggi menandakan bahwa perusahaan dalam keadaan sehat.

Kondisi ini dapat membuat kreditur percaya akan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban, sehingga kreditur bersedia untuk meminjamkan dana kepada bank yang bersangkutan.

Selanjutnya mengenai pengaruh capital terhadap nilai

(14)

perusahaan, hasil pengujian pada penelitian ini menunjukkan bahwa capital berpengaruh positif signifikan terhadap nlai perusahaan (Tobin’s Q). Capital berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, menunjukkan bahwa tingginya nilai Capital maka besar kemungkinan bank dapat menutupi adanya kerugian dan semakin tinggi modal yang dialokasikan oleh bank sehingga kesempatan bank dalam memperoleh laba juga akan tinggi.

Dana dari Capital jika dialokasikan dengan baik maka terjadinya idle Fund (dana menganggur) tidak akan terjadi sehingga kesempatan bank dalam memperoleh laba akan naik.

Kemampuan bank dalam menghasilkan laba yang tinggi dapat menarik investor untuk berinvestasi kemudian berdampak pada harga saham perusahaan yang naik sehingga berpengaruh pada nilai perusahaan. Namun, walaupun bank memiliki nilai

Capital yang tinggi bila tidak diimbangi dengan penyaluran dana serta investasi yang baik, maka Capital tidak akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Implikasi Hasil Penelitian

Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel CSR dan Kesehatan bank yang diukur oleh RGEC berpengaruh signifikan bagi nilai perusahaan. Hal ini dapat memberi gambaran bagi perusahaan bahwa CSR dapat mempengaruhi nilai suatu perusahaan, dengan banyaknya pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan berarti perusahaan juga ikut berpartisipasi aktif dalam membangun kesejahteraan di bidang sosial, ekonomi maupun lingkungan. Atas hal tersebut CSR dapat dikatakan sebagai aspek yang masuk dalam pertimbangan calon investor untuk berinvestasi sehingga meningkatkan nilai perusahaan.

Kemudian pada aspek kesehatan bank yang diukur oleh RGEC, sebaiknya perusahaan

(15)

perbankan terus menjaga kestabilan faktor-faktor kesehatan bank tetap dalam batas aman atau sehat yang ketetapannya telah di atur oleh Bank Indonesia.

Semakin sehat perusahaan perbankan maka semakin tinggi pula nilai perusahaan di mata calon investor. Kinerja keuangan bank yang baik dan sehat dapat membantu perusahaan untuk dapat terus survive dalam menjalankan operasional perusahaan serta jelas memiliki nilai lebih di mata investor.

Meningkatnya nilai perusahaan merupakan sebuah prestasi yang dimiliki oleh perusahaan atas semua kinerja yang telah dilakukan, termasuk pada aspek CSR dan kinerja kesehatan bank. karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat.

III. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan Kesehatan bank yang diukur dengan RGEC. Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah variabel CSR (X1), Risk Profile, Governance, Earnings, Capital (X2) sedangkan variabel terikat yaitu nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q (Y). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR dapat meningkatkan nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2015-

2019. Hal ini

mengindikasikan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR mampu menjadi tolak ukur bagi investor yang akan menanamkan modalnya, karena CSR yang dilakukan memiliki efek pada pengembalian ekuitas atau nilai perusahaan.

(16)

2. Tingkat kesehatan bank yang diukur dengan Governance (Proporsi Komisaris (PKI)), Earnings (Return On Asset (ROA)), dan Capital (Capital Adequacy Ratio (CAR)) mampu meningkatkan nilai perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2015- 2019. Hal ini dikarenakan dengan hasil tingkat pengukuran kesehatan bank, dapat mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan tersebut sehat. Sehingga jika investor menanamkan modalnya pada perusahaan perbankan yang sehat, investor percaya akan mendapatkan return pada investasi yang telah ditanamkan. Kemudian pada hasil perhitungan Risk Profile (Non Performing Loan (NPL)), investor tidak melihat rasio NPL atau kredit macet sebagai acuan utama

dalam menanamkan

modalnya, kemudian adanya

perbedaan cara pandang investor dalam pemilihan tempat investasi.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi pihak-pihak lain. Adapun saran yang diberikan, antara lain:

1. Penelitian ini menilai konsep tanggung jawab sosial perusahaan sebatas pengungkapan indikator CSR yang terdapat pada laporan keberlanjutan bank. Sehingga diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat lebih memperdalam konsep penelitian pada tanggung jawab sosial perusahaan.

2. Penelitian ini menyimpulkan tanggung jawab sosial perusahaan dan kesehatan bank mampu meningkatkan nilai perusahaan. Sehingga diharapkan perusahaan dapat lebih fokus dalam meningkatkan pelaporan

(17)

CSR serta memperhatikan kesehatan keuangan pada bank lebih mendalam.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Nurkhin. (2009). Corporate Governance dan Profitabilitas:

Pengaruhnya terhadap

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Diponogoro.

Almilia & Herdiningtyas, (2005), “ Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Periode 2000- 2002”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.7, No.2, November.

Beauchamp, T. L., & Bowie, N. E.

(1997). Ethical Theory and Business (5th ed.). New Jersey:

Prentice Hall.

Brigham, F. Eugene dan Joel F.

Houston. 2013. Dasar-dasar

Manajemen Keuangan. Jakarta:

Salemba Empat.

Cheung, Y.-L., Jiang, K., Mak, B. S.,

& Tan, W. (2013). Corporate Social Performance, Firm Valuation, and Industrial Difference: Evidence from Hong Kong. Journal of Business Ethics.

Elkington, J. (1997). Cannibals with forks, the triple bottom line of twentieth century business, dalam Teguh Sri Pembudi. 2005. CSR.

Sebuah Keharusan dalam Investasi Sosial. Jakarta: Pusat Penyuluhan Sosial (PUSENSOS) Departemen Sosial RI. La Tofi En.

Fonseca, L., Ferro, R., (2016). Does it pay to be social responsible?

Portuguese SMEs feedback. Intang.

Cap. 12 (2), 487e505.

Haruman, T. (2008). “Struktur Kepemilikan, Keputusan Keuangan dan Nilai Perusahaan”. Finance and Banking Journal. Volume 10. No.2.

Hal 150-165. Bandung.

(18)

Kurnianto, E. A. (2011). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan.

Unversitas Diponegoro. Skripsi.

Semarang.

Ni Wayan Anggarsini, &

Herkulasnus Bambang Suprasto, (2018) Pengaruh tingkat kesehatan bank dan corporate social responsibility pada nilai perusahaan perbankan. Universitas Udayana.

Resmi, S.I., Begum, N.N., Hassan, M.M., (2018). Impact of CSR on firm’s financial performance: a study on some selected agribusiness industries of Bangladesh. American Journal of Economics, Finance and Management 4 (3), 74e85.

Salvatore, D. (2005). Ekonomi Manajerial Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Sembiring, 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung jawab Sosial: Studi

Empiris pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Paper Presented at the Seminar Nasional Akuntansi, Solo.

Subramanyam, K. (2014). Financial Statement Analysis. Eleventh Edition. Singapore: Mc Graw Hill.

Suchman, Mark C. 1995. Managing Legitimacy: Strategic and Institutional Approaches. The Academy of Management Review Vol. 20 No. 3. pp. 571-610

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Suharto, E. (2008). Kebijakan Sosial Sebagai kebijakan Publik. Bandung:

Alfabeta.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Leverage, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Pertambahan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.. Artikel Ilmiah

i PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek