PENGARUH TAPLUS DAN DEPOSITO BERJANGKA TERHADAP PEROLEHAN LABA PERUSAHAAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA
(PERSERO)TBK KCP MAMASA Novriadhy S. Yasin1, Sutardjo Tui2, Iqbal AR3
1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar
1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
ABSTRACT
This study aims (1) to find out and analyze whether there is an effect of Taplus on the company's profit at PT. Bank Negara Indonesia (Persero) kcp Mamasa. (2) To find out and analyze whether there is an effect of Time Deposits on the company's profit at PT. Bank Negara Indonesia (Persero) KCP Mamasa. The research was conducted at PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kcp Mamasa for 2 months. The research sample is the amount of Third Party Funds and Liquidity at BNI Bank in the period 2017 to 2021 Kcp Mamasa. This study fully uses secondary data. Secondary data in the form of financial reports that have been processed at PT.
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kcp Mamasa. Analysis of research results using normality test, multicollinearity test, heteroscedasticity test, multiple linear regression analysis, determination test, simultaneous test, and partial test. The results showed that (1) Taplus had a positive and significant effect on the company's earnings at Bank Negara Indonesia (PERSRO) Tbk. KCP Mamasa, this is due to the effective management of savings funds at Bank Negara Indonesia (PERSRO) Tbk. Mamasa KCP. (2) Deposits have a positive effect on company profits at Bank Negara Indonesia (PERSRO) Tbk, this is because the source of funds obtained by banks from deposits will be redistributed by banks in the form of productive assets and non-productive assets.
Keywords: taplus, deposits, and company profitability.
PENDAHULUAN
Di Indonesia lembaga keuangan terbagi dua yakni lembaga keuangan bank (LKB) dan Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB), bank merupakan suatu lembaga yang berfungsi sebagai perantara keuangan (Maret intermediary) antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Sebagai lembaga intermediasi, bank berperan penting dalam menghimpun dana dan menyalurkannya ke sektor riil dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi. Perbankan juga berperan sebaga lembaga penyelenggara dan penyedia layanan jasa-jasa di bidang keuangan serta lalu lintas sistem pembayaran.
Dengan peranannya tersebut, bank telah menjadi lembaga yang turut mempengaruhi perkembangan perekonomian di indonesia.
Oleh karena itu, perbankan harus mampu mempertahankan kinerjanya agar dapat
menjadi suatu industri yang sehat Berdasarkan Surat Edaran Bank Maret (SEBI) No.13/30/DPNP/2011, untuk mengukur antara lain: risiko kredit, risiko likuiditas dan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap beberapa risiko yang sering dihadapi bank Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Berfluktuasinya kinerja keuangan berfungsi sebagai perantara keuangan (financial berperan penting dalam menghimpun dana dan dalam membayar kewajiban kepada bank. Dan ROE (Return on Equity). ROA adalah dana.
Purwanto (2011:3) menyebutkan ada rasio profitabilitas. Rasio tersebut Risiko likuiditas merupakan risiko operasional.
Risiko kredit merupakan risiko yang timbul sebagai akibat dari satunya diakibatkan oleh krisis keuangan yang Sehingga, bank pun mengalami kesulitan seperti manajemen yang kurang memadai dan sistem pembayaran (Agent of Services). Dengan suatu industri
yang sehat. Terhadap risiko-risiko yang dihadapi oleh bank terjadi di Amerika Serikat.
Krisis keuangan tersebut menyebabkan kinerja bank menurun. Tinggi akan meningkatkan risiko yang dihadapi tingkat kemampuan bank dalam memperoleh total aset. Sedangkan, ROE adalah perhitungan total kredit bermasalah dengan total kredit. Lemahnya kondisi internal bank usaha sendiri telah mendorong tingginya risiko yang digunakan untuk risiko likuiditas. LDR
Sasaran dan tujuan pelaksanaan Manajemen adalah untuk mengurangi risiko yang mungkin akan muncul (ancaman) dan berkaitan dengan bidang yang telah dipilih.
Terpenting adalah harus dapat diterima oleh masyarakat. Ancaman ini bisa disebabkan oleh berbagai elemen, seperti Teknologi, Human Error, Lingkungan, Politik, maupun dari Organisasi. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat tidak hanya membawa peluang bagi bisnis perbankan, tapi juga risiko yang semakin besar. Dahlan Siamat (2005) mendefinisikan risiko usaha atau business risk bank sebagai tingkat Maret pastian mengenai pendapatan yang diperkirakan akan diterima.
Risiko usaha yang dapat dihadapi bank antara lain risiko kredit, risiko investasi, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko penyelewengan (fraud risk), risiko fidusia, risiko tingkat bunga, risiko solvensi, risiko valuta asing, dan risiko persaingan.
Risiko kredit ternyata merupakan perkara besar bagi dunia perbankan. Oleh karena itu, risiko kredit perlu mendapat perhatian khusus dan serius, karena setiap rupiah yang tidak tertagih menjadi macet, yang kemudian menimbulkan masalah besar.
Masalah tersebut adalah timbulnya biaya penyisihan dalam laporan laba/rugi bank.
Tentunya, dengan situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan yang terus mengalami perkembangan pesat tersebut, adalah suatu keniscayaan diikuti oleh semakin kompleksnya risiko bagi kegiatan usaha perbankan tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung.Industri perbankan tidak lagi hanya terpapar dengan risiko kredit, melainkan juga harus menghadapi risiko lain seperti risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko kepatuhan, dan risiko lainnya. Karena itu, kebutuhan akan praktek tata kelola yang baik (good governance) dalam hal identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian risiko bank, adalah mutlak untuk dilakukan.
Berdasarkan pada uraian-uraian dalam latar belakang di atas, maka masalah pokok yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah taplus berpengaruh terhadap perolehan laba perusahaan pada PT. Bank Negara Indonesia (persero) kcp Mamasa. (2) Apakah Deposito berjangaka berpengaruh terhadap perolehan laba perusahaan pada PT.
Bank Negara Indonesia (persero) kcp Mamasa.
Tujuan penelitian adalah (1) Untuk mengetahui dan menganalisa apakah ada pengaruh Taplus terhadap perolehan laba perusahaan pada PT. Bank Negara Indonesia (persero) kcp Mamasa. (2) Untuk mengtahui dan menganalisa apakah ada pengaruh Deposito Berjangka terhadap perolehan laba perusahaan pada PT. bank Negara Indonesia (persero) kcp Mamasa
TINJAUAN LITERATUR
Secara tradisional, bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan (financial institution) dimana aktifitas utamanya adalah mengumpulkan dana dalam bentuk menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, aktifitas utama lainnya adalah bank juga dikenal sebagai tempat untuk mendapatkan fasilitas kredit (financing) bagi masyarakat yang membutuhkannya.
Pengertian perbankan sebagaimana tercantum dalam UU Perbankan No. 10 tahun 1998 sebagai berikut : (1) Perbankan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. (2) Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan hidup rakyat banyak.
Selain aktifitas funding dan lending tersebut atau yang lebih dikenal sebagai aktifitas intermediasi, bank juga berevolusi menjadi apa yang disebut payment banking
yang menawarkan jasa-jasa yang bertujuan untuk mendukung kelancaran menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung.
Menurut Kasmir (2013 : 9), fungsi bank adalah sebagai berikut (1) Menghimpun dana (funding ) dari masyarakat dalam bentuk simpanan. (2) Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat, dalam hal ii bank. (3) Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, bank notes, traveler cheque dan jasa lainnya. Jasa-jasa bank lainnya merupakan jas pendukung dari kegiatan pokok bank yaitu menghimpun dan menyalurkan dana. memberikan pinjaman (kredit) kepada masyaraka.
Kinerja keuangan pada dasarnya merupakan merupakan hasil yang dicapai suatu perusahaan dengan mengelola sumber daya yang ada dalam perusahaan yang seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan manajemen. Demikian juga halnya dengan kinerja perbankan dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai suatu bank dengan mengelola sumber daya yang ada dalam bank seefektif mungkin dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan manajemen (Basran Desfian, 2005).
Risiko perbankan menurut Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) Nomor 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003, merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan (anticipated) ataupun yang tidak dapat diperkirakan (unanticipated) yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank. Jenis-jenis resiko dalam perbankan yaitu resiko kredit, resiko pasar, resiko operasional dan resiko lainnya.
Salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur risiko kredit adalah Non Performing Loan (NPL), rasio ini mengukur kemampuan bank dalam meminimalkan kredit bermasalah yang dihadapi (Puspitasari, 2009). NPL yang tinggi mengindikasikan bahwa pengelolaan kredit pada bank tidak optimal yang mengakibatkan risiko kredit yang dialami oleh bank tersebut akan menjadi tinggi. Kolapo et al. (2012) menyatakan bahwa diantara risiko-risiko yang
dihadapi oleh bank, risiko kredit memainkan peran yang sangat penting terhadap profitabilitas pada bank, karena kerugian terbesar dari pendapatan bank datang dari pinjaman dari mana bunga itu diturunkan.
Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi
keuangan Bank. (POJK No.
65/POJK.03/2016).
Secara umum untuk mengukur risiko likuiditas bank adalah dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR), yaitu rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber (dana pihak ketiga/DPK). Pengertian lainnya LDR adalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan dengan aspek likuiditas.
Tabungan adalah simpanan masyarakat di bank yang pencairannya berdasarkan kuitansi penarikan yang di tetapkan oleh pihak perbankan, tabungan terdiri dari tabungan perorangan, tabungan anak-anak dan taplus.
Sedangkan taplus adalah singkatan dari tabungan plus yang sama dengan tabungan, namun taplus ini merupakan produk khusus bagi tabungan bank BNI, taplus ini dapat dijadikan sebagai jaminan kredit.
Deposito adalah simpanan masyarakat di bank yang pencairannya hanya dapat dilakukan berdasarkan jangka waktu yang di perjanjikan antara pemegang deposito dan pihak bank. Jangaka waktu deposito terdiri dari deposito 1 bulan, deposito 3 bulan, deposito 6 bulan, deposito 12 bulan dan deposito 24 bulan. Pembayaran Bungan depositi dibayarkan setiap bulan.
Laba perusahaan digunakan analisas yang disebut dengan profitabilitas, analisis mengenai profitabilitas berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Pihak manager dituntut dapat menghasilkan laba untuk menjaga eksistensi dari bank tersebut. Selain itu sebuah bank yang profitable dapat membangun citra yang baik bagi masyarakat sehingga dapat menarik dana yang semakin banyak.
Analisis keuntungan (Profitabilitas) mencerminkan tingkat efektifitas yang dicapai oleh usaha operasional bank. Dasar pemikiran bahwa tingkat keuntungan dipakai sebagai
salah satu cara untuk menilai keberhasilan bank, tentu saja berkaitan dengan hasil akhir dari berbagai kebijaksanaan dan keputusan yang telah dilaksanakan oleh bank dalam periode berjalan.
Kasmir (2015 :114) mengatakan bahwa:
“Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjual atau dari pendapatan investasi”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dalam dunia perbankan pendapatan
dapat diperoleh dari kredit yang disalurkan. Setiap kredit yang disalurkan kepada nasabah, maka nasabah harus mengembalikan kredit tersebut sesuai dengan kesepakatan antara pihak nasabah dengan bank. Semakin besar kredit yang disalurkan maka pendapatan yang akan diperoleh akan semakin besar pula yang tentunya harus disertai dengan pengawasan yang berkesinambungan terhadap kredit tersebut jangan sampai terjadi kredit bermasalah, karena dengan kredit bermasalah akan menimbulkan penurunan pendapatan, dikarenakan nasabah tidak bisa mengembalikan kredit yang dipinjamnya.
Banyak para ahli memberikan definisi mengenai rasio profitabilitas yang berbeda- beda, tetapi mempunyai tujuan yang sama.
Berikut ini definisi rasio profitabilitas menurut para ahli: menurut Harahap (2009:309),
Rasio profitabilitas yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuannya, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, ekuitas, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.
Ratio rentabilitas bank digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu.
Ratio ini digunakan pula untuk mengukur tingkat kesehatan bank, rentabilitas diharapkan terus meningkat dan nilainya di atas standar yang telah ditetapkan.
Paramater untuk mengukur rentabilitas bank menurut Bank Indonesia (SEBI No.6/23/DPNP, 2004) antara lain
1) ROA
Ratio yang digunakan untuk mengukur penggunaan aktiva dalam menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi rasio ROA suatu bank, semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut.
2) NIM
Rasio yang digunakan untuk mengukur pendapatan bunga bersih dibandingkan terhadap rata-rata aktiva produktifnya.
3) BOPO
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
Return On Asset (ROA) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Rasio profitabilitas ini sekaligus menggambarkan efisiensi kinerja bank yang bersangkutan. Return On Asset (ROA) sangat penting, karena rasio ini mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset produktif yang dananya sebagian besar berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK).
Semakin besar Return On Asset (ROA) suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dari segi penggunaan asset
Berdasarkan kerangka konseptual disebut diatas dapat diberikan dugaan sementara berupa hipotesis:
H1 : Diduga bahwa Taplus berpengaruh terhadap perolehan laba perusahaan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) tbk kcp mamasa
H2 : Diduga bahwa Deposito Berjangka berpengaruh terhadap perolehan laba perusahaan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) tbk kcp mamasa
PT. Bank Negara Indonesia (persero) tbk kcp mamasa. Diharapkan mampu
menciptakan kinerja yang unggul yakni menjadi bank yang berfungsi sebagai penghimpun dana masyarakat dalam bentuk taplus dan deposito berjangka, dengan tujuan dana tersebut akan digunakan dalam rangka pemberian kredit kepada masyarakat, dan dapat memberikan kontribusi positif yakni perolehan laba perusahaan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) tbk Kcp Mamasa.
Gambar 1. Kerangka Konseptual
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kcp Mamasa.
Penelitian yang dilakukan untuk mengetaui pengaruhkredit flexi dan likuiditas perusahaanpada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kcp Mamasa pelaksanan penelitian yang akandi laksanakan selama 2 bulan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder . Sumber data sekunder adalah Laporan Keuangan yang telah diolah pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kcp Mamasa. Jumlah Dana Pihak Ketiga dan Likuiditas pada Bank BNI pada periode 2017 sd 2021 Kcp Mamasa.
Penelitian ini sepenuhnya menggunakan data sekunder. Data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diolah pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kcp Mamasa.
Yang menjadi variable penelitian adalah taplus (X1), deposito (X2) dan profitabilitas (Y).
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Uji Analisis Deskriptif
Uji analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Statistik Deskriptif data berupa mean, maximum, minimum, standar deviasi dan untuk menggambarkan data secara umum. Dari hasil
analisis, maka diperoleh hasil uji statistic deskriptif sebagai berikut:
Table Uji analisis deskriptif
2. Deskripsi Statistik
Berikut ini adalah hasil deskripsi statistik variabel penelitian yang terdiri dari Kredit usaha rakyat (X1), Kredit Investasi (X2), dan profitabilitas (Y) pada tabel di bawah ini
• Berdasarkan perolehan data diketahui bahwa nilai N atau jumlah data yang diolah periode Tahun 2017 sampai 2021.
PT. Bank Negara Indonesia (PERSERO) Tbk KCP Mamasa Profitabilitas Perusahaan Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (PERSERO) Tbk KCP Mamasa, nilai rata – rata TAPLUS sebesar Rp 259.850.000, secara statistik dapat dijelaskan bahwa tingkat perolehan TAPLUS termasuk baik terhadap perolehan laba perusahaan termasuk dalam katagori baik,. Jika nilai rata-rata diabndingkan dengan nilai standar deviasi, maka nilai rata-rata leih besar sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai jumlah TAPLUS pada PT. Bank Negara Indonesia (PERSERO) Tbk KCP Mamasa sejak tahun 2017 sampai tahun 2021 tidak terjadi fluktuasi yang tinggi.
• Deposito berjangka memiliki nilai mean atau rata-rata sebesar Rp Rp 428.520.000 yang artinya rata-rata Deposito berjangka sejak tahun 2017 sampai dengan Tahun 2021 Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCP Mamasa sebesar 428.520.000 Nilai maksimum sebesar Rp 48.000.000 Nilai minimum Rp.
35.260.000 secara statistik dapat dijelaskan bahwa deposito berjangka termasuk baik. Jika nilai rata-rata diabndingkan dengan nilai standar deviasi,
maka nilai rata-rata leih besar sehingga dapat disimpulkan dana pihak ke tiga pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCP Mamasa sejak tahun 2017 sampai tahun 2021 tidak terjadi fluktuasi yang tinggi.
• Perolehan laba memiliki nilai mean atau rata-rata sebesar Rp 210.800.000 yang artinya rata-rata perolehan laba perusahaan sejak tahun 2017 sampai Tahun 2021 sebesar Rp 210.800.000 Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCP Mamasa sebesar secara statistik dapat dijelaskan bahwa perolehan laba dalam kategori Baik. Hal ini dapat dibuktikan bahwa nilai rata-rata lebih besar dari nilaiStd Deviasi
3. Deskripsi Variabel Penelitian a. Taplus
Tabungan adalah simpanan masyarakat di bank yang pencairannya berdasarkan kuitansi penarikan yang di tetapkan oleh pihak perbankan, tabungan terdiri dari tabungan perorangan, tabungan anak-anak dan taplus.
Sedangkan taplus adalah singkatan dari tabungan plus yang sama dengan tabungan, namun taplus ini merupakan produk khusus bagi tabungan bank BNI, taplus ini dapat dijadikan sebagai jaminan kredit . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pertumbuhannya pada tabel berikut
b. Deposit Berjangka
Deposito merupakan salah satu jenis simpanan dana yang ditawarkan oleh bank sebagai lembaga keuangan. Deposito berbeda dengan jenis simpanan lain seperti tabungan, karena imemiliki jangka waktu dalam hal penyimpanan dana di bank. Deposito memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan jenis simpanan lain dan menjadi salah satu sumber pemasukan dana bagi bank karena mampu menarik minat masyarakat karena adanya bunga return yang menjadi daya Tarik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perkembangan deposito berjangka pada tabel berikut
c. Laba Perusahaan
“Laba merupakan sumber dana internal yang dapat diperoleh dari aktivitas normal perusahaan yang tidak membutuhkan biaya ekstra untuk penyimpanan dan penggunaannya. Wild dan Subramanyam (2014), menyatakan bahwa pengertian laba adalah Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Kusuma (2012), pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen- komponen dalam laporan keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan harga pokok penjualan, perubahan beban operasi, perubahan beban bunga dan perubahan pajak penghasilan
4. Pengujian Hasil Penelitian a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah suatu variabel normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal merupakan salah satu syarat dilakukannya parametric-test.
Untuk data yang tidak mempunyai distribusi normal harus menggunakan non parametric- test.93 Dari tabel One-Sample Kolmogorov- Smirnov Test diperoleh angka probabilitas atau Asymp. Sig. (2-tailed). Nilai ini dibandingkan dengan 0,05 (dalam kasus ini menggunakan taraf signifikansi atau α = 5%) untuk pengambilan keputusan dengan pedoman:
a) Nilai sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05. Distribusi data adalah tidak normal.
b) Nilai sig. (signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05. Distribusi data adalah normal. Berikut merupakan hasil uji dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar variable independen dalam model regresi.
Metode pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melihat nilai inflation factor (VIF) pada model regresi, Menurut Santoso (2001) untuk lebih jelasnya dapat dilahat pada table berikut
c. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.
Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. metode pengujian yang digunakan Scatterplots seperti dibawah ini:
Berdasarkan output Scatterplots di atas diketahui bahwa :
• Titik – titk data penyebar di atas dan di bahwa atau di sekitar angka 0
• Titik-titk tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja
• Penyebaran titiktitik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian penyempit dan kembali melebar kembali
• Penyebaran titik titk data tidak berpolah Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, hingga model regresi yang baik dan ideal dapat terpenuhi
5. Analisis regresi linear berganda
Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara linear antara variable TAPLUS dan Deposito berjangka terhadap variabel prolehan laba apakah masing-masing variable independen berpengaruh positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variable dependen apabila variable independen mengalami kenaikan atau penurunan. Untuk libih jelasnya dapat dilihat pada table berikut
Dari table di atas hasil Analisis Regresi Berganda diperoleh nilai unstandardize coefficients dengan nilai persamaan sebagai berikut :
• Nilai konstan sebesar 297.796, mempunyai arti bahwa, apabila variabel TAPLUS dan Deposito berjangka konstan (tetap), maka prolehan laba pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCP Mamasa sebesar Rp. 297.796
• Nilai Koefisien regresi variabel TAPLUS sebesar Rp 783 mempunyai arti bahwa apabila TAPLUS meningkat satu persen, maka prolehan laba pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCP Mamasa meningkat sebesar Rp. 783
• Nilai Koefisien regresi variabel Deposito berjangka sebesar Rp. 1.084, mempunyai arti bahwa apabila deposito
berjangka meningkat satu persen, maka prolehan laba pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCP Mamasa meningkat sebesar Rp. 1.084
a. Uji Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) = 0.985 yang menunjukkan bahwa variabel TAPLUS dan Deposito berjangka pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCP Mamasa dapat mempengaruhi prolehan laba sebesar 98.5%, sedangkan sisanya sebesar 1.5%, dipengaruhi oleh faktor lain
b. Pengujian Hipotesis
• Uji F (Uji simultan)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana variabel Taplus(X1), Deposito berjangka (X2), secara simultan (bersama sama) berpengaruh terhadap perolehan laba perusahaan, dapat dilihat pada table 6 berikut
Dari hasil uji regresi yang ditunjukkan pada table, Taplus dan Deposito berjangka secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel perolehan laba perusahaan dengan hasil uji anova atau F-test, diperoleh F- hitung lebih besar dari F tabel atau ( 65.345 >
5.790 dan tingkat signifikasi 0,01 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ke dua variabel independen Taplus dan Desposito berjangka secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel perolehan laba perusahaan
• Uji t (uji parsial)
Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari masing-masing variabel independen yaitu Taplus(X1), Deposito berjangka (X2) berpengaruh terhadap
perolehan laba perusahaan dapat dilihat pada table 7 berikut
Berdasarkan table di atas dapat di interpretasikan hipotesis sebagai berikut : 1. Taplus terhadap Perolehan Laba
Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian yang menguji pengaruh Taplus terhadap perolehan laba perusahaan diperoleh nilai t hitung = 6.518
< t tabel = 2.570, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,023, lebih kecil jika dibandingkan dengan tingkat α = 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa secara perhitungan statistik Taplus berpengaruh positif dan signifikan terhadap perolehan laba. terbukti (H1 diterima).
2. Deposito berjangka terhadap Perolehan Laba Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian yang menguji pengaruh deposito berjangka terhadap perolehan laba perusahaan diperoleh nilai t
hitung = 11.385 < t tabel = 2.570, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,008, lebih kecil jika dibandingkan dengan tingkat α = 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa secara perhitungan statistik deposito berjangka berpengaruh positif dan signifikan terhadap perolehan laba.
terbukti (H2 diterima).
3. Desposito berjangka terhadap perolehan laba perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang menguji pengaruh Taplus dan Deposito berjangka terhadap perolehan laba perusahaan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perolehan laba perusahaan dengan hasil uji anova atau F-test, diperoleh F- hitung lebih besar dari F tabel atau ( 65.345 >
5.790 dan tingkat signifikasi 0,01 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ke dua variabel independen Taplus dan Desposito berjangka secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel perolehan laba perusahaan dengan demikian hipotesis ketiga diterima
B. Pembahasan
1. Pengaruh Taplus terhadap Perolehan Laba Perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian menemukan bahwa Taplus berpengaruh positif dan signifikan terhadap perolehan laba perusahan. Artinya semakin tinggi Taplus, semakin besar pula laba usaha yang akan diperoleh oleh perusahaan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCP Mamasa.
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCP Mamasa karena perkembangan industri perbankan yang semakin modern dan aktif mulai mendominasi perkembangan ekonomi dan bisnis suatu Negara bahkan memperluas ke Provinsi, Kabupaten dan bahkan Kecamatan yang di anggap layak untuk memnopang perekonomian desa, selain itu didasari juga oleh adanya kenyataan bahwa perusahaan perbankan adalah perusahaan yang sangat menunjang perekonomian Indonesia secara meyeluruh, baik dalam memberikan jasa kredit pinjaman untuk usaha mikro maupun makro dan juga sebagai media penyimpan dana yang aman bagi para nasabahnya.
Dana pihak ketiga merupakan sumber dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank. Dana masyarakat merupakan dana terbesar yang dimiliki oleh bank dan ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana dari pihak - pihak yang kelebihan dana dalam masyarakat (Cahyani, 2013). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, suatu bank umum dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan.
Pertumbuhan Taplus dapat menentukan jumlah pertumbuhan kredit di tahun berikutnya dimana pertumbuhan tersebut dapat meningkatkan perolehan laba perusahaan PT.
Bank Negara Indonesa KCP Mamasa.
Semakin banyak masyarakat membuka rekening Taplus, maka semakin besar perolehan laba perusahaan.. Dengan demikian peningkatan Taplus berpengaruh positif terhadap prolehan laba perusahaan
Peningkatan Taplus pada PT. Bank Negara Indonesia dari Tahun 2017 sampai dengan Tahun 2021 mengalami kenaikan, berdasarkan data yang ada pada PT. PT. Bank Negara Indonesia KCP Mamasa. Dan karena itu perusahaan semakin dipercaya pemerintah,
dan menjadi salah satu perusahan BUMN terbaik yang ada di Indonesia.
Tabungan (TAPLUS) merupakan dana pihak ketiga yang dianggap sebagai tolak ukur Bank. Dana pihak ketiga (TAPLUS) dikatakan memiliki tingkat kepercayaan yang cukup besar jika jumlah dana pihak ketiga yang dimiliki oleh Bank cukup besar. Maka dengan bertambahnya tabungan, maka dana yang tersimpan juga bertambah dan laba yang didapat juga akan bertambah. Yang dimaksud dengan tabungan menurut Nur Rianto (2012) adalah bentuk simpanan yang berbentuk likuid, maksudnya produk ini dapat diambil sewaktu-waktu apabila nasabah membutuhkannya. Dalam penelitian Iska Amlahul Hazar (2015) menyatakan bahwa tabungan mudharabah berpengaruh signifikan terhadap laba.
2. Pengaruh Desposito berjangka terhadap Perolehan Laba Perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa deposito berjangka berpengaruh positf dan signifikan terhadap perolehan laba perusahaan. Artinya. Semakin tinggi tingkat deposito berjangka maka semakin besar pula laba usaha yang akan diperoleh oleh perusahaan.
Deposito berjangka yang menjadi pengaruh perolehan laba perusahan PT. Bank Negara Indonesia yaitu mendapat laba dari bunga, nasabah. Bila laba debitur naik maka laba bank naik dan hasil deposito pun akan naik. Yang dimaksud dalam deposito menurut Ismail (2013) adalah dana nasabah yang penarikannya sesuai jangka waktu tertentu sehingga bank bisa memprediksi dana tersebut.
Salah satu dana bank yang harga atau biayanya cukup tinggi dibanding dana giro atau tabungan adalah simpanan berjangka, atau lebih dikenal dengan deposito berjangka. Deposito berjangka merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak berakhir. Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank.
Sumber dana ini memiliki ciri-ciri pokok yaitu jangka waktu penarikannya tetap, dengan memiliki jangka waktu jatuh tempo 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan dan 24 bulan.
Deposito berjangka ini hanya dapat ditarik atau diuangkan pada saat jatuh temponya oleh pihak yang namanya tercantum dalam bilyet deposito. Oleh karena itu, deposito berjangka merupakan simpanan atas nama. Selanjutnya, deposito yang ditarik oleh deposan sebelum jangka waktu jatuh temponya sebagaimana yang diperjanjikan, bank mengenakan penalti kepada deposan dan hak pendapatan bunga tidak diperhitungkan oleh bank atas deposito berjangka tersebut. Menurut Ismail (2010:79) Deposito merupakan dana nasabah yang penarikannya sesuai jangka waktu tertentu, sehingga mudah diprediksi ketersediaan dana tersebut. Balas jasa yang diberikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi dibanding produk dana lainnya seperti giro dan tabungan
PENUTUP A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan: (1)Taplus berpengaruh positif dan signifkan terhadap perolehan laba perusahaan pada Bank Negara Indonesia (PERSRO) Tbk. KCP Mamasa, hal ini disebabkan karena pengelolaan dana tabungan yang efektif pada Bank Negara Indonesia (PERSRO) Tbk. KCP Mamasa sehingga mampu mempengaruhi prolehan laba, semakin tinggi dana pihak ketiga berupa tabungan TAPLUS yang terkumpul di bank diimbangi dengan penyaluran kredit, maka bank mengalami peningkatan laba. (2) Deposito berpengaruh positif terhadap prolehan labba perusahaan pada Bank Negara Indonesia (PERSRO) Tbk, hal ini disebabkan karena sumber dana yang didapatkan oleh bank dari deposito akan disalurkan kembali oleh bank dalam bentuk Aktiva produktif maupun Aktiva non produktif.
Dengan penyaluran tersebut bank akan memperoleh pendapatan baik dari hasil kegiatan operasionalnya maupun pendapatan dari kegiatan non operasionalnya yang nantinya akan berpengaruh terhadap perolehan laba perusahaan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan oleg beberapa pihak:
(1) Bagi Pihak Bank Negara Indonesia
(PERSRO) Tbk agar dapat mempertahankan nasaba Taplus dan selalu waspada terhadap keseimbangan antara jumlah dana pihak ketiga yang masuk baik berupa tabungan maupun deposito dengan penyaluran kredit sehingga dapat menambah perolehan laba pada Bank Negara Indonesia (PERSRO) Tbk, (2) Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel indenpenden lain yang mungkin dapat mempengaruhi prolehan laba perusahaan yang dapat dihasilkan oleh Bank Negara Indonesia (PERSRO) Tbk karena pada penelitian ini hanya menggunakan variabel Taplus, deposito berjangka, prolehan laba
DAFTAR PUSTAKA
Dendawijaya, 2007, Manajemen Perbankan, Bogor : Ghalia Indonesia. Hasibuan, S.P.
Malayu, 2012 Mnajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Firdaus, Rahmat, dan Maya Arianti, 2009, Manajemen Pengkreditan Umum: Teori, Masalah, kebijakan dan Aplikasi Lengkap, dengan Analisis Kredit, Bandung : Alfabeta.
Hasibuan, S.P. Malayu, 2008, Dasar-Dasar Perbankan,Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan :integrated and comperehensive edition.
PT. Grasindo : Jakarta.
https://eprints.polsri.ac.id
Jusuf, Jopie, 2014, Analisis Kredit Untuk Account Officer, Jakarta: PT. Gramedia Kasmir, 2008, Dasar-Dasar Perbankan, edisi I
cetakan II, Jakarta: PT. Raja Grafindo Prasada.
Kasmir, 2017, Analisis Laporan Keuangan, Jakakrta: PT. Raja Grafindo Persada.
Rivai, Veithzal; Sofian Basir, Surwono Sudarto; Arifiandy Permata Veithzal, 2013, Commercial Bank Management Perbankan dari Teori ke Praktik, Edisi 1, cetakan 1, Jakarta: Raja Wali Pers.
Silalahi, Ulber, 2011, Asas-Asas Manajemen, Bandung : Refika Aditama Lilis, Sulastri.
2014. Manajemen Sebuah Pengantar (Sejarah, Tokoh, Teori, dan Praktik..Bandung: LGM
Terry, G.R. 2010, Dasar-Dasar Manajemen, Cetakan kesebelas, Jakarta : PT. Bumi Aksara.