• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh tata kelola perusahan dan intensitas modal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh tata kelola perusahan dan intensitas modal"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan tata kelola perusahaan dan intensitas modal terhadap penghindaran pajak. Corporate governance (CG) memastikan tata kelola perusahaan di bidang perpajakan tetap dalam kerangka penghindaran pajak (tax evasion), bukan penghindaran pajak (tax evasion). Dalam penerapan tata kelola perusahaan (CG) dapat dilihat pengaruh mekanisme penggunaan proksi yaitu ukuran perusahaan, proporsi dewan komisaris, kepemilikan institusional terhadap penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan.

Penelitian terkait tata kelola perusahaan (CG) terhadap penghindaran pajak telah banyak dilakukan di masa lalu, antara lain (Okrayanti, Nuaraina, & Utomo, 2017) yang menemukan bahwa tata kelola perusahaan (CG) berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.

Tabel 1.2. Efektifitas Pemungutan Pajak di Indonesia   Tahun   Target              Realisasi              Efektifitas Pemungutan
Tabel 1.2. Efektifitas Pemungutan Pajak di Indonesia Tahun Target Realisasi Efektifitas Pemungutan

PENDAHULUAN

  • Ruang Lingkup Masalah
  • Identifikasi Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Pembatasan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Sistematika Penulisan Penelitian

Bab ini diakhiri dengan kesimpulan, keterbatasan dan saran yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan.

KAJIAN PUSTAKA

Agency Theory

Dampak dari penerapan tindakan penghindaran pajak adalah mengurangi beban pajak yang harus dibayar perusahaan. Dalam hal ini permasalahan keagenan dapat dikurangi jika manajer (agen) dan pemilik (principal) dapat memuaskan kebutuhannya.

Penghindaran Pajak

Teori keagenan menjelaskan bahwa penghindaran pajak dipengaruhi oleh adanya konflik kepentingan antara pemilik (principal) dan manajer (agen). Sedangkan pemilik (principal) memastikan perusahaan rawan melakukan penghindaran pajak secara agresif akibat biaya pajak.

Tata Kelola Perusahaan

Penghindaran pajak yang diperbolehkan mempunyai tujuan bisnis yang sehat sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku dan tidak melakukan manipulasi transaksi, sedangkan penghindaran pajak yang diperbolehkan mempunyai tujuan bisnis yang semata-mata untuk memperoleh keuntungan bagi orang pribadi dan melanggar peraturan hukum yang berlaku dengan melakukan rekayasa transaksi perpajakan. Dalam melakukan penghindaran pajak, perusahaan menggunakan strategi pajak yang agresif untuk mengurangi beban pajak. Namun, perusahaan bisa saja berisiko mempunyai reputasi buruk di mata masyarakat dan terkena sanksi dari pemerintah.

Dalam memaksimalkan tingkat kinerja, perusahaan dapat menerapkan tata kelola perusahaan yang dapat memandu manajer dalam mencapai tujuan yang diharapkan pemegang saham, yaitu meningkatkan nilai perusahaan (Jensen & Meckling, 1976). Dapat disimpulkan bahwa tata kelola perusahaan merupakan faktor penting dalam pengendalian perusahaan agar aktivitas dalam perusahaan dapat berjalan secara efektif sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku. Setiap perusahaan harus memastikan bahwa prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik diterapkan pada seluruh aspek bisnisnya dan pada semua tingkatan perusahaan.

Prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik meliputi transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, serta keadilan dan kesetaraan, diperlukan untuk mencapai keberlangsungan usaha perusahaan dengan memperhatikan pemangku kepentingan (KNKG, 2011). Dalam penerapan tata kelola perusahaan dapat dilihat pengaruh mekanisme penggunaan proksi yaitu kompensasi manajemen, karakter eksekutif, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, saham dewan direksi, komite audit dan kualitas audit.

Intensitas Modal

Manajer akan melakukan investasi pada aktiva tetap perusahaan untuk memperoleh keuntungan berupa biaya penyusutan yang berguna untuk mengurangi beban pajak. Jadi, kinerja perusahaan akan meningkat karena berkurangnya beban pajak dan kompensasi yang diinginkan atas kinerja manajer akan tercapai (Dharma & Noviari, 2017). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan aset tetap yang tinggi akan mempunyai tarif pajak efektif yang rendah.

Penelitian Terdahulu

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak dan variabel bebas dalam penelitian ini adalah profitabilitas, likuiditas dan intensitas modal. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak dan variabel bebas dalam penelitian ini adalah profitabilitas, leverage dan kepemilikan institusional. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak dan variabel independen perusahaan ini adalah profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan intensitas modal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak, intensitas modal berpengaruh positif signifikan terhadap penghindaran pajak. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak dan variabel bebas dalam penelitian ini adalah karakteristik perusahaan dan tata kelola perusahaan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak dan variabel bebas dalam penelitian ini adalah tanggung jawab sosial perusahaan dan intensitas modal.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak dan variabel bebas dalam penelitian ini adalah tata kelola perusahaan, insentif manajerial. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak dan variabel bebas dalam penelitian ini adalah profitabilitas, leverage dan tata kelola perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas (X1) yang diukur dengan return on assets berpengaruh negatif signifikan terhadap penghindaran pajak (Y), dan leverage (X2) yang diukur dengan debt-equity rasio berpengaruh positif dan tidak signifikan. terhadap penghindaran pajak (Y), manajemen perusahaan (X2) yang diukur dengan proporsi direktur independen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penghindaran pajak (Y).

Tabel 2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu  No.
Tabel 2.1. Ringkasan Penelitian Terdahulu No.

Kerangka Pemikiran

Return on assets, kompensasi kerugian pajak, ukuran perusahaan dan tata kelola perusahaan berpengaruh negatif – leverage. Dalam penerapannya, tata kelola perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan dua mekanisme proksi, yaitu proporsi dewan pengawas independen dan kepemilikan institusional. Kepemilikan institusional sangat penting bagi perusahaan untuk memantau kinerja manajemen dalam aktivitas operasional perusahaan agar manajemen tidak melakukan kecurangan dalam pembayaran pajak perusahaan untuk memperoleh keuntungan individu yang dapat berujung pada penghindaran pajak.

Direksi bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan dalam melindungi kepentingan pemegang saham dan mencapai tujuan kelancaran dan keberhasilan operasional perusahaan serta memastikan tata kelola perusahaan di bidang perpajakan tetap berada dalam koridor hukum penghindaran pajak. Darmawan & Sukartha, 2014) menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka perusahaan akan semakin mempertimbangkan risiko dalam mengelola beban pajaknya. Upaya suatu perusahaan untuk mengurangi beban pajak berasal dari intensitas modal, karena semakin tinggi intensitas modal yang dimiliki perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan (Irianto, Sudibyo dan Wafirli, 2017).

Hipotesis

  • Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak
  • Pengaruh Intensitas Modal Terhadap Penghindaran Pajak

Sedangkan direksi dapat menjalankan fungsi pengawasan untuk mendukung tata kelola perusahaan yang baik dan menjadikan laporan keuangan lebih obyektif (Kurniasih & Sari, 2013). Hal ini dicapai dengan mendorong anggota dewan lainnya untuk menjalankan tugasnya seperti memantau dan memberi nasihat kepada direksi secara efektif serta memberikan manfaat yang lebih untuk memastikan tidak adanya kecurangan yang dilakukan manajemen perusahaan dalam penghindaran pajak dengan tujuan menguntungkan individu. Artinya semakin tinggi bagian dewan direksi maka semakin rendah pula tanda penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan.

Artinya, adanya struktur kepemilikan institusional terhadap manajemen perusahaan merupakan indikasi adanya tekanan dari pihak institusi untuk menerapkan kebijakan perpajakan yang agresif untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya bagi investor. Semakin tinggi tingkat kepemilikan institusional maka semakin rendah tingkat penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan (Okrayanti, Nuaraina & Utomo, 2017). Intensitas modal merupakan kegiatan penanaman modal yang dilakukan perusahaan dalam bentuk aktiva tetap.

Dibandingkan dengan perusahaan lain, perusahaan padat modal mempunyai lebih banyak peluang untuk melakukan strategi penghindaran pajak. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan aset tetap yang banyak cenderung membayar tarif pajak efektif yang rendah. Artinya semakin tinggi intensitas modal suatu perusahaan maka semakin besar pula indikasi penghindaran pajak.

METODE PENELITIAN

Operasionalisasi Variabel

  • Variabel Dependen
  • Variabel Independen
  • Variabel Kontrol

Penelitian ini menggunakan 3 variabel yaitu variabel terikat, variabel bebas dan variabel kontrol yang juga termasuk dalam variabel bebas. Definisi terkait variabel operasional dalam penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan menguji hipotesis. Hal ini dapat menimbulkan perbedaan penilaian terhadap keuntungan perusahaan sehingga dapat memicu penghindaran pajak oleh perusahaan.

Ada banyak pengukuran untuk mengukur penghindaran pajak, diantaranya adalah penggunaan ETR (Effective Tax Rate) dan CETR (Cash Effective Tax Rate). Semakin besar kas yang dikeluarkan untuk membayar beban pajak perusahaan maka semakin rendah kemampuan perusahaan dalam melakukan penghindaran pajak. Dari kedua pengukuran tersebut, penghindaran pajak diukur sebagai variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan CETR.

Dalam penelitian ini komisaris independen diukur dengan menggunakan persentase jumlah komisaris independen terhadap jumlah total komisaris pada komposisi dewan komisaris perusahaan sampel pada tahun pengamatan (Okrayanti, Nuaraina & Utomo, 2017 ). Dalam penelitian (Okrayanti, Nuaraina & Utomo, 2017), kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan persentase jumlah saham yang dimiliki institusi terhadap jumlah saham beredar. Dalam penelitian (Kurniasih & Sari, 2013) variabel ini diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :. Jasen & Meckling, 1976) menyatakan bahwa semakin tinggi utang perusahaan, maka semakin tinggi biaya keagenan yang harus ditanggung oleh perusahaan itu sendiri.

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel

Metode Pengolahan dan Analisis Data

  • Analisis Deskriptif
  • Analisis Persamaan Regresi Berganda
  • Analisis Regresi Data Panel
  • Uji Asumsi Klasik
  • Uji Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian analisis regresi, penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris berpengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak. Variabel tata kelola perusahaan yang diproksi proporsi dewan komisaris berpengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak. Variabel tata kelola perusahaan yang diproksi dengan kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penghindaran pajak.

Hal ini terjadi karena pemilik institusional terlibat langsung dalam pengendalian perusahaan, sehingga pemilik dapat secara langsung meminimalisir konflik kepentingan yang dilakukan manajer dalam menghindari pajak perusahaan. Regulator pemerintah harus memberikan sanksi yang tegas kepada perusahaan yang melakukan penghindaran pajak untuk menyoroti penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan yang didukung oleh institusi. Board share sebagai proksi pengukuran tata kelola perusahaan berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.

Kepemilikan institusional sebagai proksi lain untuk mengukur tata kelola perusahaan berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini hanya menggunakan 2 (dua) variabel independen yaitu tata kelola perusahaan dan intensitas modal serta 2 (dua) variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan dan leverage keuangan. Subyek penelitian ini terbatas pada perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019.

Diharapkan bagi penelitian selanjutnya dapat mengembangkan dan memodifikasi penelitian terdahulu dengan menambahkan instrumen pengukuran variabel penghindaran pajak seperti ETR dan lain-lain. Diakses di https://tirto.id/djp-dalami-dugaan-penghindaran-pajak-pt-adaro-energy-edKk Widarjono, A.

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

Keterbatasan dan Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini masih memiliki keterbatasan yang kami harapkan dapat diatasi oleh peneliti selanjutnya. Kami berharap pada penelitian selanjutnya dapat mengembangkan dan memodifikasi penelitian terdahulu dengan menambahkan variabel independen seperti profitabilitas, tanggung jawab sosial perusahaan, likuiditas, karakteristik perusahaan dan variabel lainnya. Kami berharap penelitian selanjutnya dapat memperluas sektor bisnis di Indonesia dan dapat memperpanjang jangka waktu yang digunakan dalam penelitian sehingga dapat memperoleh hasil yang baik dan dapat digeneralisasikan.

Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Corporate Governance (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2009-2012. Dampak Return on Assets, Leverage, Corporate Governance, Firm Size dan Tax Loss Allowance Terhadap Tax Evasion. Dampak Kinerja Perusahaan dan Ukuran perusahaan dalam keputusan reklasifikasi aset keuangan pada perusahaan perbankan Indonesia.

The Effect of Good Corporate Governance on Tax Avoidance: An Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in the IDX Period 2010-2013.

Referensi

Dokumen terkait