• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Return On Equity (ROE), Asset Growth, Dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Indeks LQ45 Periode 2016-2020 - Repository ITB Ahmad Dahlan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Return On Equity (ROE), Asset Growth, Dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Indeks LQ45 Periode 2016-2020 - Repository ITB Ahmad Dahlan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi negara pada masa kini begitu terikat terhadap dunia investasi yang bisa diukur untuk melihat pertumbuhan pasar modal negara tersebut. Pasar modal memiliki fungsi strategis bagi investor, pemerintah dan pengguna dana untuk membelinya. Pemerintah memiliki peran penting dalam pasar modal karena memiliki sumber pendapatan bagi perekonomian negara. Bagi para pebisnis yang membutuhkan dana melalui pasar modal, perusahaan tersebut bisa mendapatkan dananya dengan menjual saham.

Begitu banyak sarana yang disediakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) guna memberikan peluang pada masyarakat untuk berinvestasi, termasuk pada pengelompokan saham atau indeks. Indeks LQ45 adalah pasar modal yang berisikan 45 perusahaan yang memiliki pemodal pasar yang baik dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan.

Salah satunya perusahaan perbankan termasuk kategori atau kriteria yang memenuhi pada Indeks LQ45. Perusahaan perbankan termasuk faktor yang sangat diminati oleh para investor karena perbankan tersebut cukup menguntungkan bagi investor dan memiliki potensi yang cukup besar, selain dari itu perusahaan perbankan juga termasuk guna memperlancar lalu lintas pembayaran.

Perbankan juga bisa dikatakan sebagai sektor yang begitu penting dalam keuangan dan perekonomian. Maka dari itu, perusahaan perbankan juga harus memiliki kinerja perusahaan yang baik dan laporan keuangan yang signifikan.

Laporan keuangan bertujuan untuk memperlihatkan kondisi laporan dari periode yang sekarang maupun periode selanjutnya untuk melihat bagaimana kondisi keuangan perusahaan tersebut. Dalam laporan keuangan pasti ada yang menghasilkan laba (profit), maka laba tersebut sangat diperlukan untuk

(2)

perusahaan agar bertahan dalam kelangsungan perekonomian dan kelangsungan hidup perusahaan.

Saham mendistribusikan keuntungan kepada investor atau pengguna dana dengan bentuk dividen yang dibayarkan setahun sekali dan peningkatan harga saham jika saham tersebut diperdagangkan di pasar modal. Dengan kebijakan ini, perusahaan harus menentukan apakah seluruh keuntungan akan dibagikan sebagai dividen atau sebagian menjadi laba ditahan.

Pembagian dividen mengikuti aturan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sebelum dividen dibagikan oleh perusahaan dengan keuntungan yang sudah diperoleh, harus memiliki persetujuan dari sebagian para investor atau shareholders. Apabila ada yang tidak setuju dengan pembagian dividen dan lebih memilih guna mengembangkan perusahaan, manajemen perusahaan tidak membagikan dividen meskipun perusahaan mendapatkan laba yang tinggi.

Kebijakan dividen pada perusahaan terdapat pada Dividend Payout Ratio (DPR) yakni komponen dari laba yang dibagikan kepada dividen tunai, adalah besar kecilnya pada Dividend Payout Ratio (DPR) mempunyai pengaruh keputusan investasi shareholders. Kebijakan dividen termasuk komponen yang tak bisa dipisahkan dari keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen termasuk untuk menetapkan keuntungan seberapa yang akan didapat perusahaan pada akhir tahun akan dibagikan kepada shareholders dalam bentuk dividen tunai atau ditahan guna menaikkan equity bagian pembiayaan investasi dimasa mendatang.

Pembagian pada dividen tunai termasuk bagian dari arus kas keluar perusahaan. Kejadian ini memicu pada peluang perusahaan guna menjalankan investasi dengan cash yang akan dibagikan karena dividen akan berkurang.

Dividen juga termasuk suatu ukuran para investor untuk tetap bertahan pada perusahaan tersebut. Beberapa faktor yang mempunyai pengaruh pada kebijakan dividen yaitu diantaranya profitabilitas, pertumbuhan aktiva, dan solvabilitas pada perusahaan.

(3)

Profitabilitas termasuk salah satu faktor pada kebijakan dividen.

Profitabilitas adalah pengukuran kemampuan perusahaan guna mendapatkan keuntungan dan mengetahui efektifitas perusahaan untuk mengatur sumber- sumber yang dimilikinya. Selain dari itu, rasio ini juga menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan sumber-sumber di antara nya modal, cash, sales, total karyawan, dan lain-lain. Jika tidak menghasilkan laba maka perusahaan tersebut sulit untuk menarik modal dari luar. Rasio ini bisa diukur dengan berbagai macam rasio keuangan, diantaranya profit margin, return on investment (ROI), return on equity (ROE), dan laba per lembar saham. Dari banyak nya rasio keuangan profitabilitas, peneliti hanya mengambil satu rasio keuangan nya saja yaitu return on equity (ROE) bertujuan guna mengukur laba bersih setelah pajak atas modal yang ditanamkan oleh perusahaan. Semakin tinggi return on equity (ROE) maka semakin baik yang artinya posisi pemilikan perusahaan yang sangat kuat, dan sebaliknya.

Selanjutnya, pertumbuhan aktiva atau bisa disebut dengan Asset Growth.

Karena, Asset Growth termasuk faktor dalam kebijakan dividen. Pertumbuhan aktiva adalah bagian dari strategi guna mendapatkan keuntungan yang besar.

Asset Growth secara tidak langsung bisa meningkatkan rasio dalam pembayaran dividen pada perusahaan ditahun yang sama untuk meningkatkan laba. Pengukuran Asset Growth dengan memakai hasil aktiva perbandingan tahun yang sedang berjalan dengan dikurangi hasil aktiva tahun sebelumnya dibagikan dengan hasil aktiva tahun sebelumnya.

Solvabilitas juga termasuk pada salah satu faktor kebijakan dividen.

Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan guna memenuhi utang jangka pendek dan panjang apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Melalui solvabilitas ini pemilik perusahaan bisa menilai kemampuan manajemen dalam mengelola keuangannya. Perusahaan yang mempunyai nilai rasio tersebut tinggi akan memiliki dampak terhadap risiko keuangan yang begitu besar dan mempunyai kesempatan besar jika menghasilkan keuntungan yang tinggi. Solvabilitas ini bisa diukur dengan beberapa rasio keuangan, diantara

(4)

nya debt to asset ratio, debt to equity ratio, long term debt to equity ratio, tangible assets debt coverage, current liabilities to net wort, time interest earned dan fixed charge coverage. Dari beberapa rasio solvabilitas, peneliti hanya mengambil satu rasio dari solvabilitas yaitu debt to equity ratio (DER).

Debt to Equity Ratio (DER) adalah pengukuran seberapa banyak utang yang diperuntukan untuk alokasi modal. Debt to equity ratio (DER) ini dapat melihat jumlah dana yang dimiliki oleh kreditur dengan jumlah dana yang dimiliki oleh pemilik perusahaan.

Sesuai pada uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen berkaitan dengan variabel-variabel lain. Profitabilitas yang tinggi maka dapat mendorong suatu perusahaan untuk mengeluarkan dividen.

Besarnya dividen kepada shareholders tergantung dari kebijakan masing- masing perusahaan.

Pada penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena yang terjadi.

Secara teori variabel independen Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Menurut Desmiza (2021) menyatakan bahwa,

“keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat diperoleh investor yang memperoleh keuntungan dari peningkatan dividen. Profitabilitas yang diperoleh termasuk indikator utama kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Perusahaan yang mempunyai tingkat pengembalian yang cukup tinggi cenderung membayar dividen yang besar ketika tingkat peluang investasinya rendah”.

(5)

Tabel 1.1 Data Return On Equity (ROE), Asset Growth, dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Pe rbankan Yang Terdaftar di Indeks LQ45 Periode 2016-2020.

Kode perusahaan Tahun ROE% AG% DER% DPR%

PT. Bank Central Asia, Tbk

2016 18,30 13,86 497,32 20,91

2017 17,75 10,87 467,99 22,20

2018 17,04 9,92 440,48 24,80

2019 16,41 11,42 424,98 30,64

2020 14,70 17,04 479,41 50,22

PT. Bank Negara Indonesia, Tbk

2016 12,78 18,57 552,02 19,87

2017 13,65 17,63 578,86 28,82

2018 13,67 14,00 608,15 31,58

2019 12,41 4,58 550,77 24,20

2020 2,94 5,41 661,13 115,80

PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk

2016 17,86 14,25 583,62 29,05

2017 17,36 11,92 573,00 36,08

2018 17,50 15,03 599,98 40,25

2019 16,48 9,24 566,69 47,00

2020 9,33 6,71 639,46 110,52

PT. Bank Tabungan Negara, Tbk

2016 13,69 24,66 1019,5

1 14,13

2017 13,98 22,04

1033,7

1 17,30

2018 11,78 17,24

1106,4

6 21,56

2019 0,88 1,74

1130,4

3 268,36

2020 8,02 15,85

1607,8

6 1,31

PT. Bank Mandiri, Tbk

2016 9,55 14,14 537,63 41,64

2017 12,61 8,28 522,35 28,97

2018 13,98 6,90 509,27 35,93

2019 13,61 9,65 490,71 39,56

2020 9,11 8,43 594,06 93,45

Sumber : Data Diolah, 2021

Faktanya yang terjadi berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa PT.

Bank Tabungan Negara, Tbk mempunyai Return On Equity (ROE) pada tahun 2019 sebesar 0,9%, sedangkan pada tahun 2020 PT. Bank Tabungan Negara,

(6)

Tbk mengalami kenaikan sebesar 8,0%, namun Return On Equity (ROE) mengalami peningkatan pada PT. Bank Tabungan Negara, Tbk. Bahwa tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen yaitu pada tahun 2019 memperoleh Dividend Payout Ratio (DPR) sebesar 2,7%, dan tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 1,3%.

Ditemukan kembali fenomena yang terjadi yaitu secara teori variabel independen asset growth mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Menurut Iswara (2017) menyatakan bahwa, “semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar pula tingkat pendanaan yang dibutuhkan untuk membiayai pertumbuhan perusahaan daripada dibayarkan dalam bentuk dividen kepada investor”.

Faktanya yang terjadi PT. Bank Negara Indonesia, Tbk memiliki Asset Growth pada tahun 2017 sebesar 17,63%, sedangkan pada tahun 2018 PT.

Bank Negara Indonesia, Tbk mengalami penurunan sebesar 14,00%. Namun, penurunan pada Asset Growth PT. Bank Negara Indonesia, Tbk tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen yaitu pada tahun 2017 memperoleh Dividend Payout Ratio (DPR) sebesar 28,82%, dan tahun 2018 mengalami peningkatan 31,58%.

Selanjutnya ditemukan kembali fenomena yang terjadi yaitu secara teori variabel independen Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh dan signifikan pada kebijakan dividen. Menurut Putri dan Susetyo (2020) mendefinisikan, “jika kegiatan perusahaan dibiayai terhadap hutang yang tinggi sehingga perusahaan pun mempunyai resiko yang tinggi. Peristiwa tersebut akan membuat manajemen perusahaan lebih memerlukan keuntungan daripada keuntungan yang dibagikan dalam bentuk dividen”.

Faktanya yang terjadi pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk memiliki Debt to Equity Ratio (DER) tahun 2016 sebesarr 583,6%, sedangkan pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 573%. Namun, karena mengalami penurunan pada Debt to Equity Ratio (DER) PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk tidak berpengaruh pada kebijakan dividen pada tahun 2016 memperoleh

(7)

Dividend Payout Ratio (DPR) sebesar 29,1%, dan tahun 2017 mengalami peningkatan 36,1%.

Berdasarkan fenomena dan gap research di atas, maka dilakukan penelitian yang berjudul, “Pengaruh Return On Equity (ROE), Asset Growth, dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Indeks LQ45 Periode 2016-2020”.

1.2 Pembatasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, supaya tidak begitu meluas yang sudah ditetapkan, maka peneliti hanya dibatasi pada pengaruh Return On Equity (ROE), Asset Growth, dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Indeks LQ45 Periode 2016-2020.

1.3 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini, adalah:

1. Bagaimana pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap kebijakan dividen pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Indeks LQ45 periode 2016-2020?

2. Bagaimana pengaruh Asset Growth terhadap kebijakan dividen pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Indeks LQ45 periode 2016- 2020?

3. Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap kebijakan dividen pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Indeks LQ45 periode 2016-2020?

4. Bagaimana pengaruh Return On Equity (ROE), Asset Growth, dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Indeks LQ45 periode 2016- 2020?

(8)
(9)

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruhnya Return On Equity (ROE) terhadap kebijakan dividen pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Indeks LQ45 periode 2016-2020.

2. Untuk menganalisis pengaruhnya Asset Growth terhadap kebijakan dividen pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Indeks LQ45 periode 2016-2020.

3. Untuk menganalisis pengaruhnya Debt to Equity Ratio (DER) terhadap kebijakan dividen pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Indeks LQ45 periode 2016-2020.

4. Untuk menganalisis pengaruhnya Return On Equity (ROE), Asset Growth, dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Indeks LQ45 periode 2016-2020.

1.5 Kegunaan Penelitian

Hasil pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, antara lain:

a. Kegunaan Teoritis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan bisa memberikan pengetahuan yang lebih luas dan informasi-informasi mengenai pengaruhnya Return On Equity (ROE), Asset Growth, dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap kebijakan dividen, serta dapat menjadi referensi untuk mengembangkan penelitian sebelumnya.

(10)

b. Kegunaan Praktis

1) Sebagai bahan pertimbangan perusahaan yang terkait dalam penilaian laporan keuangan dan menentukan kondisi keuangan pada perusahaan perbankan di Indeks LQ45 tersebut.

2) Sebagai bahan wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat dan investor dalam pertimbangan penyaluran dana dan pembagian dividen setiap tahunnya.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh CurrentRatio, Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Return On Equity Terhadap Harga Saham Pada Indeks Lq 45 Di BEI Periode 2010-2014.Penelitian ini bermaksud untuk

iii Pengaruh Debt to Equity Ratio DER, Return On Asset ROA dan Price Earning Ratio PER terhadap Harga Saham pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia