• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Curent Ratio (CR) Dan Return On Equity (Roe) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Busrsa Efek Indonesia (BEI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Curent Ratio (CR) Dan Return On Equity (Roe) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Busrsa Efek Indonesia (BEI)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek penelitian yang dipilih peneliti yakni perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI. Perusahaan manufaktur merupakan aktivitas ekonomi yang mengoperasikan kegiatannya untuk pengubahan bahan dasar secara mekanis, kimia ataupun dengan tangan, maka menjadi produk setengah jadi atau barang jadi, serta menjadi produk yang bernilai tinggi (BPS, 2022).

Pada setiap sektor terdapat beberapa sub sektor yang memiliki fokus produksi masing-masing. Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI). Sub sektor makanan dan minuman merupakan industri yang mengolah barang mentah atau barang jadi yang berupa makanan dan minuman.

Industri makanan dan minuman digambarkan sebagai penghasil bahan baku dari proses pengolahan bahan pangan menjadi bahan pangan lain. Perusahaan makanan dan minuman dipandang sebagai bisnis yang berpotensi pasar yang besar dan tingkat bersaing yang tinggi, dilihat dari permintaan akan makanan dan minuman yang kian bertambah seiring pertumbuhan penduduk di Indonesia yang semakin meningkat.

B. Deskripsi Data

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui serta membuktikan pengaruhnya CR, ROE kepada harga saham perusahaan manufaktur sub sektor minuman dan makanan yang tercatat di BEI. Deskripsi data penelitian ini menerapkan analisis

(2)

statistik deskriptif melalui alat bantu SPSS. Hasil pengujiannya diperlihatkan dalam tabel 4.1:

Tabel 4. 1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

CR 130 0.15 12.33 25.014

ROE 130 -13,68 44.15 98.005

Harga Saham 130 34.00 4590.00 8.508.308

Valid N (listwise) 130

Sumber : Data diolah (2023)

Mengacu hasil analisa statistik deskriptif dalam tabel diatas diinterpretasikan yaitu:

1. Pada konstruk current ratio (CR) dengan jumlah sampelnya yaitu sejumlah 130 sampel. CR memiliki nilai minimum senilai 0,15 dengan nilai maksimumnya 12,33, untuk nilai mean senilai 25,014.

2. Pada variable ROE dengan jumlah sampelnya (N) sejumlah 130 sampel.

ROE mempunyai nilai minimum senilai -13,68 dan nikai maksimumnya 14,15 %, untuk nilai mean yaitu senilai 9,8005%.

3. Pada variable harga saham jumlah sampel yang digunakan (N) sebanyak 130 sampel. Harga saham memiliki nilai minimum senilai 34.00 rupiah dengan nilai maksimalnya Rp 4950,00 , untuk nilai mean sebesar Rp 850,8308.

(3)

C. Analisis data

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang dipergunakan peneliti yakni uji normalittas, multikilinieritas, autokorelasi, serta heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji ini bermaksud memahami apakah data memiliki kenormalan distribusi ataukah tidak. Untuk melakukan uji normalitas bisa melalui uji kolmogorov-smirnov. Hasil pengujiannya diperlihatkan pada tabel 4.2:

Tabel 4. 2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 130

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std.

Deviation 789,54348041 Most Extreme

Differences

Absolute ,102

Positive ,093

Negative -,102

Kolmogorov-Smirnov Z 1,161

Asymp. Sig. (2-tailed) ,135

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data diolah (2023)

Jumlah sampelnya 154 sampel, dan terdapat 24 data sampel yang menjadi data outlier. Sehingga, untuk penelitian ini jumlah sampelnya yaitu berjumlah 130 sampel

.

Berdasar hasil pengujian kolmogorov- smirnov dihasilkan nilai sig. 0,135. Hasil tersebut didapat suatu simpulan

(4)

bahwa data residualnya pada model regresi ini memiliki kenormalan distribusi sebab nilai sig. melebihi 0,05.

b. Uji Multikolinieritas

Uji ini bermaksud mengujikan terdapat ataukah tidak kolerasi tinggi antar variabel pada model regresinya tersebut.

Tabel 4. 3 Hasil Uji Multikolinieritas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 CR ,895 1,118

ROE ,895 1,118

Sumber : Data diolah (2023

Mengacu hasil pengujian multikolinieritas dalam tabel diatas menunjukan bahwa nilai tolerance di tiap konstruk melebihi 0,10.

Sementara nilai VIF setiap konstruk dibawah dari 10, sehingga dianggap baik model regresinya karena tidak terindikasi multikolinieritas.

c. Uji Autokorelasi

Uji ini bermaksud mengujikan apakah model regresinya terdapat hubungan antar kesalahan pengganggu di periode sebelum. Dianggap model regresi bilamana terbebas dari autokorelasi. Sebagai pendeteksian autokorelasi, bisa dijalankan dengan uji statistic lewat urbin-watson (DW). Berikut hasil uji aoutokorelasi :

(5)

Tabel 4. 3 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 2,105

a. Predictors: (Constant), ROE, CR b. Dependent Variable: Harga_Saham

Mengacu hasil tabel di atas menunjukan nilai Durbin-Watshon yaitu 2,105. kemudian jika dibandingkan dengan nilai tabel Durbin- Watshon dari rumus (K:N) di mana K selaku banyaknya variabel independen sementara N selaku banyaknya sampel penelitian, sehingga (K:N) = (2:130). dilihat dari tabel Durbin-Watshon diketahui nilai dL 1,6825, nilai dU senilai 1,7449. nilai 4-dL = 2,3175 serta nilai 4-dU = 2,2551.

Nilai DW 2,105 melebihi nilai du senilai 1,7449, serta nilai 4-du melebihi nilai DW. Maka kesimpulannya bahwa nilai DW telah dipenuhinya kriteria dU < DW < 4-dU < 4-dL ataupun 1,7449 < 2,205 <

2,2551 < 2,3175, sehingga kesimpulan yang didapat bahwa model regresinya kajian ini terbebas autokorelasi.

a. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bermaksud mengujikan apakah ditemukan ketidakcocokan varian pada model regresi dari residual antar pengamatan. Uji ini bermaksud memahami kecocokan varian setiap variabel bebas terhadap variabel dependennya.

(6)

Cara untuk mengindentifikasi terdapat ataukah tidak keberadaan heteroskedastisitas bisa dinilai dari hasil signifikansinya, yaitu dilihat apakah berpola tertentu di grafik scatterplot diantara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y selaku Y yang diprediksikan, sementara sumbu X selaku residualnya (Y prediksi-Ysesungguhnya) yang distudentized. Hasil pengujiannya diperlihatkan pada gambar 4.1:

Gambar 4. 1 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Mengacu hasil gambar diatas dengan uji scaterplot dihasilkan titik menyebar di bawah dan atas sumbu Y, serta tidak keteraturan pola, sehingga kesimpulannya bahwa tidak muncul heteroskedastisitas.

(7)

2. Regresi Linear Berganda

Analisis regresi ini bermaksud mengujikan bagaimana arah variabel independent mempengaruhi variabel terikat. Berikut hasil pengujiannya dalam tabel 4.4:

Tabel 4. 4 Hasil Uji Regresi Linear Beganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 225,433 121,072 1,862 ,065

CR 79,841 35,463 ,182 2,251 ,026

ROE 43,435 8,287 ,423 5,241 ,000

a. Dependent Variable: Harga_Saham Sumber : Data diolah (2023)

Mengacu hasil tabel tersebut bisa dibuat persamaan regresinya yakni:

Harga saham = 225,443 + 79,841 CR + 43,435 ROE + e Berikut interpretasi persamaan regresinya diatas, yakni:

a. Nilai konstanta adalah sebesar 225,443. Nilai ini ditunjukkan bahwa bilamana variabel independennya yakni current ratio (CR) (X1) serta ROE (X2) sama dengan nol, sehingga nilai harga saham ialah 225,443 dengan asumsi variabel independen konstan.

(8)

b. Nilai koefisien CR bernilai 79,841. Hal tersebut menggambarkan bahwa tiap naik 1% CR sehingga harga saham akan terjadi peningkatan senilai 79,841.

c. Nilai koefisien ROE menunjukkan koefisien regresi senilai 43,435. Hal ini menunjukkan setiap perubahaan ROE sebanyak 1% sehingga harga saham akan terjadi kenaikan senilai 43,435.

3. Uji Hipotesis a. Uji Parsial (t)

Uji t bermaksud mengujikan bagaiman setiap variabel bebas secara individual mempengaruhi variabel terikatnya. Dilakukan uji t guna memahami signifikan atau tidak pengaruhnya variabel independent kepada variabel terikat. Bila nilai sig dari uji t <0,05 sehingga kesimpulannya secara individu variabel bebas mempengaruhi bermakna variabel terikatnya. Berikut hasil uji t :

Tabel 4. 5 Hasil Uji t Coefficientsa

Model t Sig.

1 (Constant) 1,862 ,065

CR 2,251 ,026

ROE 5,241 ,000

a. Dependent Variable: Harga_Saham Sumber : Data diolah (2023)

Berlandaskan tabel diatas, berikut interpretasi dari hasil uji t yakni berikut ini:

(9)

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Merujuk pada uji t variabel CR kepada harga saham menunjukan nilai sig. 0,026 yaitu dibawah 0,05 (0,026 < 0.05), sehingga didapat simpulan bahwasanya current ratio mempengaruhi signifikan harga saham. Berdasar t tabel df= n (130) -k(2) = 128 memperoleh t tabel senilai 1,978 serta t hitung senilai 2,251, sehingga t hitung (2,251) > t tabel (1,978) maka kesimpulanya adalah secara individual variabel CR mempengaruhi signifikan harga sahamnya.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Merujuk pada uji pengaruhnya ROE kepada harga saham menunjukan nilai sig. senilai 0,000 yakni dibawah 0,05 (0,000 < 0,05), sehingga ROE memiliki pengaruhnya secara signifikan positif pada harga saham. Berdasar t tabel df= n (130) -k(2) = 128 memperoleh t tabel senilai 1,978 dan t hitung senilai 5,421, maka t hitung (5,421 >

(1,978) artinya secara parsial ROE mempengaruhi signifikan harga sahamnya.

b. Uji Simultan (F)

Uji F bermaksud memahami terdapat ataukah tidak pengaruhnya secara bersamaan variabel independen kepada variabel dependennya.

Hasil pengujiannya diperlihatkan pada tabel 4.6:

(10)

Tabel 4. 6 Hasil Uji F ANOVAa

Model F Sig.

1 Regression 22,468 ,000b

Residual

Total

a. Dependent Variable: Harga_Saham b. Predictors: (Constant), ROE, CR Sumber : Data diolah (2023)

Mengacu hasil uji simultan dalam tabel tersebut menunjukan bahwa F hitung senilai 22,468 dari nilai sig. 0,000. nilai F hitung 22,468 melebihi F tabel yakni 3,068 dan sig F 0,000 dibawah dari 0,05, sehingga kesimpulannya bahwa terdapat penerimaan hipotesis atau dalam artian secara bersamaan CR (X1) serta ROE (X2) mempengaruhi bermakna harga saham (Y).

c. Koefisien Determinasi (R2)

R2 bermaksud memahami semampu apa variabel bebas menjelaskan variabel terikatnya. Hasil pengujiannya diperlihatkan pada tabel 4.7:

Tabel 4. 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square

1 ,511a ,261

a. Predictors: (Constant), ROE, CR b. Dependent Variable: Harga_Saham Sumber : Data diolah (2023)

(11)

Merujuk hasil tabel diatas ditunjukkan bahwa nilai R Square senilai 0,261 (26,1%). Dengan artian bahwa variabel CR (X1) dan ROE (X2) secara bersamaan mempengaruhi harga saham (Y) senilai 26,1%.

sementara tersisa (100%-26,1% = 73,9%) mendapat pemgaruh dari variabel lain diluar kajian ini.

4. Pembahasan

Mengacu hasil analisis di atas sehingga bisa dijelaskan berikut ini : 1. Pengaruhnya Current Ratio pada Harga Saham

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa nilai signifikasi dari variabel CR senilai 0,026, di mana nilainya tersebut dibawah 0,05. Untuk itu didapat kesimpulan bahwa hasil variabel current ratio memberi pengaruhnya secara signifikan pada harga saham. Sehingga hasil tersebut menerima hipotesis yakni CR memberikan pengaruhnya secara signifikan positif pada harga saham.

CR termasuk jenis rasio likuiditas yang dipakai sebagai pengukuran semampu apa perusahaan untuk melunasi utang jangka pendeknya. Kian tingginya current ratio mengindikasi bahwa perusahaan tesebut sedang berkondisi baik sebab perusahaan mampu membayarkan utangnya. Hal tersebut mampu memengaruhi minat investor untuk melakukan investasi di perusahaannya tersebut sebab jaminan akan perusahaan tersebut yang sanggup membayarkan kewajiban jangka pendeknya, artinya tingkat likuiditas perusahaan berkondisi baik.

(12)

Jika perusahaan memiliki tingginya current ratio, sehingga investor yang akan lebih percaya untuk berinvestasi kepada perusahaannya tersebut.

Current ratio yang meningkat mengindikasikan penilaian baik bagi investor. Maka perusahaan dengan tingginya rasio likuiditas akan berimbas pada meningkatnya harga saham sebab permintaan terhadap saham perusahaan tersebut yang semakin tinggi. Adanya ketertarikan tersebut dapat mempengaruhi penawaran dan permintaan saham lebih tinggi, maka dapat berimbas kepada harga saham perusahaan lebih meningkat.

Merujuk pada teori sinyal tingginya current ratio dapat memberikan sinyal baik kepada investor, sebab dianggap perusahaan sanggup melunasi utangnya yang artinya juga mampu menjaga likuiditasnya dan berkinerja baik bagi perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat dipercaya.

Penelitian ini sejalan dengan hasil riset dari Gunawan (2020), pada perusahaan plastik dan kemasan membuktikan bahwa CR terhadap harga saham memiliki pengaruhnya secara signifikan positif. Rendahnya CR artinya harga pasar saham mengalami penurunan pada perusahana terkait, tetapi tingginya nilai CR belum tentu baik sebab situasi keadaan tertentu.

Ini menggambarkan modal perusahaan tidak digunakan dengan baik yang pada akhirnya berimbas pada keuntungan perusahaan menurun.

Penelitian serupa yang dilaksanakan oleh Suryani et al., (2022) membuktikan bahwa CR terhadap harga saham memiliki pengaruhnya secara signifikan. Tingginya nilai CR, mengindikasikan perusahaan

(13)

berkondisi finansial baik sehingga investor semakin berminat untuk menanamkan modalnya.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Dewi & Solihin (2020), bahwa CR memiliki pengaruhnya secara signifikan positif harga saham, yang artinya apabila CR naik akan disertai juga baiknya harga saham, dan sebaliknya.

Penelitian yang dilakukan Lumintasari & Nursiam (2022), yang dijalankan pada Perusahaan Subsektor Beverage and Food yang Tercatat di BEI. Tingginya current ratio dianggap keuntungan tinggi mampu dicapai perusahaan, dan pengembalian keuntungan kepada pemedang saham juga semakin tinggi. Harga saham meningkat dapat mempengaruhi positif harga saham sebuah perusahaannya.

2. Pengaruhnya ROE pada Harga Saham

Hasil penelitiannya menunjukan nilai signifikasi dari variabel ROE senilai 0,000 di mana nilainya tersebut kurang dari 0,05. Untuk itu didapat suatu simpulan bahwa variabel ROE mempengaruhi signifikan harga saham. Sehinga hasil tersebut menerima hipotesis yaitu variabel ROE memberi pengaruhnya secara signifikan positif pada harga saham.

ROE berguna sebagai pengukuran semampu apa perseroan menciptakan laba bersih sesudah pengurangan pajak dalam memanfaatkan modalnya. Kian tingginyab ROE artinya bertambah baik, karena perusahaan dapat mengolah modalnya untuk menciptakan laba bagi pemegang saham.

(14)

Bila kondisi perusahaan terkategori dapat menguntungkan di masa depan maka dapat semakin menarik investor berinvestasi melakukan pembelian saham perusahaan dan tentu saja akan mempengaruhi peningkatan harga saham lebih tinggi. Tingginya nilai ROE dianggap perusahaan mampu mempergunakan modalnya secara efektif, serta mampu menarik banyak investor untuk berinvestasi pembelian saham dan diharap berimbas pada kenaikan harga saham.

ROE yang tinggi karena perusahaan sanggup menciptakan keuntungan lebih besar. Tingginya ROE dapat memberikan sinyal yang bagus bagi investor, semakin tinggi ROE mengindikasihan keberhasilan perusahaan saat mengasilkan return melalui modal yang ada. Sehingga kepercayaan investor akan saham yang perusahaan tawarkan tersebut makin meningkat dan berakibat pada permintaan atas saham lebih bertambah disertai juga dengan harga saham yang naik.

Penelitian ini selaras akan hasil riset dari Dika & Wirman (2021), dilakukan di perusahaan pertambangan batu bara yang tercatat di ISSI, menemukan bawa ROE mempengaruhi signifikan positif harga saham. Kian tingginya ROE artinya makin baik, karena dapat melihat semampu apa perusahaan dalam memanfaatkan sumber dayanya untuk menciptakan keuntungan atas ekuitas perusahaan.

Penelitian serupa dilakukan oleh Suryani et al., (2022) dari perusahaan Komponen dan Otomotif yang terdaftarkan di BEI, menemukan bahwa ROE terhadap harga saham memberi pengaruhnya secara signifikan

(15)

positif. Kian tingginya ROE berarti pemanfaatan modal yang dioperasikan oleh pihak manajemen perusahaan semakin efisien dalam menciptakan laba bagi para stakeholders. Meningkatnya keuntungan bersih dapat juga mempengaruhi peningkatan nilai ROE sehingga investor akan semakin berminat melakukan pembelian sahamnya dan berimbas kepada harga saham yang naik.

Hasil riset dari Zulkarnain et al., (2021) yang dilakukan di Sub Sektor Minuman dan Makanan yang tercatat di BEI menyatakan bahwa ROE terhadap harga saham memberi pengaruhnya secara signifikan. Hal tersebut diindikasikan bahwasanya ROE yang meningkat maka dapat juga mempengaruhi peningkatan harga saham, dan kebalikannya.

Berdasarkan hasil riset Sari & Nuswandari (2022) dari perseroan Manufaktur Sub Sektor Minuman dan Makanan yang terdaftarkan di BEI menyatakan ROE mempengaruhi signifikan harga saham, dimana tingginya ROE dianggap perusahaan mampu mengelola kondisi perusahaannya secara baik dan mampu meningkatkan keuntungan.

Referensi

Dokumen terkait

Objek yang diambil penulis adalah Tingkat Risiko Saham Terhadap Return Saham (Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

PENGARUH CURRENT RATIO CR, RETURN ON EQUITY ROE, DAN SALES GROWTH TERHADAP HARGA SAHAM YANG BERDAMPAK PADA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan dan