• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh tingkat kecerdasan (intelegensi), motivasi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh tingkat kecerdasan (intelegensi), motivasi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

P ENGARUH TINGKAT KECERDASAN (INTELEGENSI), MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP

PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XII IPS SMA PGRI 1 KOTA PADANG

Oleh

Eka Silviana

1

, Dessi Susanti

2

, Yulna Dewita Hia

3

Mahasiswa dan

Dosen

Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat Jl. Gunun Pangilun No.1, Padang Sumatra Barat

Email : [email protected] Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) pengaruh tingkat kecerdasan (Intelegensi) terhadap kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XII IPS SMA PGRI 1 Kota Padang, 2) Pengaruh motivasi berprestasi terhadap kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XII IPS SMA PGRI 1 Kota Padang, 3) Pengaruh tingkat kecerdasan terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII SMA PGRI 1 Kota Padang, 4) Pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII SMA PGRI 1 Kota Padang, 5) Pengaruh kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII SMA PGRI 1 Kota Padang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama tingkat kecerdasan (Intelegensi) berpengaruh tidak signifikan terhadap kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XII IPS SMA PGRI 1 Kota Padang terlihat dari nilai t

hitung

sebesar 1,035 ≤ t

tabel

sebesar 1,986 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,088 dengan nilai pengaruh tidak langsung terhadap prestasi belajar sebesar 0,6%. Kedua motivasi berprestasi berpengaruh signifikan terhadap kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XII IPS SMA PGRI 1 Kota Padang terlihat dari nilai t

hitung

sebesar 6,751 ≥ t

tabel

sebesar 1,986 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,573 dengan nilai pengaruh tidak langsung terhadap prestasi belajar sebesar 10,6%. Ketiga Tingkat kecerdasan (Intelegensi) berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar terlihat dari nilai t

hitung

sebesar 2,342 ≥ t

tabel

sebesar 1,986 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,153 dengan nilai pengaruh langsung sebesar 2,3%. Keempat Motivasi berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar terlihat dari nilai t

hitung

sebesar 4,959 ≥ t

tabel

sebesar 1,986 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,395 dengan nilai pengaruh langsung sebesar 15,6% dan pengaruh tidak langsung terhadap prestasi belajar sebesar 10,6%. Kelima Kebiasaan belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar terlihat dari nilai t

hitung

sebesar 5,859 ≥ t

tabel

sebesar 1,986 dan nilai koefisien jalur sebesar 0,468 dengan nilai pengaruh langsung sebesar 21,9%.

Kata Kunci : Tingkat Kecerdasan (Intelegensi), Motivasi Berprestasi, Kebiasaan Belajar, Prestasi Belajar

(3)

Abstract

This study aimed to analyze: 1) the effect of the level of intelligence (Intelligence) of the study habits of students in economic subjects XII IPS SMA PGRI 1 Padang City, 2) Effect of achievement motivation on learning habits of students in economic subjects XII IPS SMA PGRI 1 the city of Padang, 3) Effect of the intelligence level of learning achievement economy class XII student of SMA PGRI 1 Padang city, 4) Effect of achievement motivation on learning achievement economy class XII student of SMA PGRI 1 Padang city, 5) Effect study habits of students' learning achievement economics student class XII SMA PGRI 1 Padang.

The results showed that: First level of intelligence (Intelligence) not significant effect on study habits of students in economic subjects XII IPS SMA PGRI 1 Padang city seen from the t

hitung

1,035 ≤ t

tabel

1.986 and the value of path coefficient of 0.088 with the value of influence directly to the learning achievement of 0.6%. The second achievement motivation significant effect on students' learning habits on economic subjects XII IPS SMA PGRI 1 Padang city seen from the t

hitung

6.751 ≥ 1.986 t

tabel

and path coefficient of 0.573 with an indirect influence on the learning achievement of 10.6% , The third level of intelligence (Intelligence) positive and significant impact on learning achievement seen from the t

hitung

2.342 ≥ 1.986 t

tabel

and path coefficient of 0,153 with the value of the direct effect of 2.3%. Fourth Achievement motivation positive and significant impact on learning achievement seen from the t

hitung

4.959 ≥ 1.986 t

tabel

and path coefficient value of 0.395 to the value of the direct effect of 15.6% and an indirect influence on the learning achievement of 10.6%. The fifth study habits positive and significant impact on learning achievement seen from the t

hitung

5,859 t

tabel

≥ 1.986 and the value of path coefficient of 0.468 with the value of the direct effect of 21.9%.

Keywords: Intelligence Quotient (Intelligence), Achievement Motivation, Study Habits,

Achievement Belaja

(4)

PENDAHULUAN

Belajar merupakan kebutuhan bagi setiap individu, melalui belajar seseorang akan memiliki bakat pengetahuan, sikap, keterampilan. Seseorang juga akan mengalami perubahan dalam proses belajarnya, perubahan yang terjadi tersebut merupakan hasil belajar yang dapat diketahui melalui prestasi belajar yang dimiliki siswa tersebut.

Prestasi belajar siswa tercantum dalam hasil evaluasi yang diperoleh siswa, walaupun siswa diberi pelajaran yang sama akan tetapi prestasi yang akan dimilikinya berbeda-beda. Kebanyakan dari siswa mengalami berbagai permasalahan dalam belajar seperti buruknya sikap dalam belajar, rendahnya motivasi belajar, kurangnya

konsentrasi dalam belajar, cenderung lambat dalam pengolahan bahan belajar, dan kurang maksimalnya pemanfaatan fasilitas belajar yang berkaitan pada rendahnya prestasi belajar siswa.

Pada tingkat SMA, penilaian hasil belajar dinyatakan dalam nilai ujian akhir semester yang mana menunjukan kemajuan belajar siswa dari semester awal hingga akhir yang telah ditempuhnya. Berdasarkan standar nilai yang telah diisyaratkan dalam kurikulum SMA bahwa nilai minimal pada mata pelajaran ekonomi adalah 75, maka hasil belajar siswa masih banyak yang belum mencapai standar Kriteria Ketentuan Minimum (KKM) tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Nilai Ujian Mid Semester 2 Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA PGRI 1 Kota Padang Tahun Ajaran 2014/2015.

Kelas

Nilai Rata- Rata

KKM Jumlah Siswa

Tuntas Tidak Tuntas

Jumlah %

Tuntas Jumlah % Tidak Tuntas

XI IPS1 36,33 75 30 4 13 26 87

XI IPS2 52,19 75 32 10 31 22 69

XI IPS3 56,00 75 30 5 17 25 83

XI IPS4 41,88 75 32 3 9 29 91

Sumber: Guru Mata Pelajaran Ekonomi, Tahun Ajaran 2014/2015.

Tabel 1 diatas memperlihatkan bahwa kondisi hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi masih tergolong rendah.

Nilai rata-rata kelasnya yang paling tinggi itu hanya 56,00 yang mana bisa dikatakan tidak memuaskan. Kalau kita lihat pada tingkat ketuntasan pencapaian kriteria ketentuan minimum, itu persentase yang paling tinggi hanya 31% yaitu terdapat pada kelas XI IPS 2. Sedangkan persentase yang tidak tuntas itu yang paling tinggi diraih oleh kelas XI IPS 4 yaitu sebesar 91%.

Kesimpulannya, persentase hasil belajar yang dicapai siswa pada SMA PGRI 1 Padang khususnya pada kelas XI IPS pada mata pelajaran ekonomi itu belum mencapai 50%, persentase yang belum tuntas (91%) lebih besar dari pada persentase yang tuntas (31%).

Pada kelas XI IPS1 yang siswanya berjumlah 30 orang, siswa yang tuntas hasil

belajarnya yaitu hanya 4 orang dan 26 orang lagi masih dibawah KKM. Sedangkan XI IPS 2 siswanya terdiri dari 32 orang yang memiliki nilai di atas KKM (tuntas) itu hanya 10 orang, sisanya sebanyak 22 masih berada dibawah KKM. Lalu pada kelas XI IPS 3 keadaan ini masih belum ada peningkatan. Jumlah siswa yang tuntas hanya sebesar 5 orang dari jumlah siswa 30 orang dan sisanya masih sama. Sedangkan pada kelas XI IPS 4 itu bahkan lebih parah lagi karena jumlah siswa yang tuntas dalam belajarnya hanya 3 orang saja sedangkan jumlah siswanya 32 orang. Ini merupakan suatu permasalahan yang harus diselesaikan disekolah tersebut, tidak hanya sekolah tapi orang tua juga harus turun tangan.

Rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi tidak terlepas dari banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ada beberapa faktor

(5)

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal meliputi Intelegensi, motivasi, kebiasaan, kecemasan, minat, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, keadaan sosial ekonomi, dan sebagainya (Ahmadi dan Supriyono, 2004: 138).

Diantara begitu banyaknya faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

Jadi dalam penelitian ini, yang menjadi perhatian utama penulis yaitu tentang kaitan beberapa faktor internal pada diri siswa dengan hasil yang dicapai oleh siswa.

Faktor-faktor internal tersebut diantaranya adalah faktor intelektif yaitu kecerdasan (Intelegensi) siswa dan faktor non intelektif yaitu motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi, khususnya pada kelas XI IPS di SMA PGRI 1 Kota Padang.

Faktor intelektif

(kecerdasan/intelegensi) mempunyai pengaruh yang cukup jelas dalam hal pencapaian hasil belajar. Seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan (Intelegensi) yang relatif tinggi cenderung lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan (Intelegensi) yang relatif rendah. Namun pada kenyataannya masih ada siswa yang memiliki tingkat kecerdasan (Intelegensi) tinggi namun prestasi yang dimiliki masih rendah dan belum tentu berhasil dalam belajarnya, hal ini dikarenakan apabila tingkat kecerdasan (Intelegensi) tidak diimbangi dengan faktor-faktor lain yang mendukung keberhasilan siswa tersebut

maka, hasil yang diterima juga tidak optimal karena belajar merupakan suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya.

Faktor non intelektif diantaranya adalah motivasi dan kebiasaan. Motivasi merupakan faktor yang sangat penting dalam proses belajar guna mencapai prestasi yang diharapkan. Ini dikarenakan motivasi merupakan pendorong dan penggerak individu yang dapat menimbulkan dan memberikan arah bagi individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuannya.

Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan cenderung berusaha lebih giat untuk mencapai yang didinginkannya walaupun hambatan dan kesulitan yang akan dihadapinya. Pada kenyataannya motivasi berprestasi yang dimiliki siswa cenderung memiliki penurunan dan diwaktu tertentu mengalami peningkatan. Jika dilihat dari impian yang siswa miliki, rasanya motivasi berprestasi yang mereka punya tidak akan mengalami penurunan, tapi justru mengalami peningkatan. Selain itu motivasi berprestasi siswa dalam belajar dapat dilihat pada dari kegiatan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, baik itu dalam hal mengerjakan tugas, bertanya kepada guru, dan yang mencatat hal-hal yang dianggap dan dirasa penting untuk di catat. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2 yang dapat mencerminkan seberapa besar motivasi yang dimiliki siswa dan mencerminkan bagaimana kebiasaan belajar yang dimiliki

siswa tersebut.

Tabel 2. Persentase Motivasi Berprestasi dan Kebiasaan Belajar Siswa Dilihat Dari Kegiatan Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi

No Pernyataan Ya Tidak

∑ % ∑ %

1. Siswa yang mengumpulkan tugas tepat

waktu 13 43,33 17 56,66

2. Siswa yang sering bertanya kepada guru 8 26,66 22 73,33 3. Siswa yang suka mencatat materi

pelajaran 11 36,66 19 63,33

Sumber: Guru Mata Pelajaran Ekonomi,dan observasi

Dilihat dari Tabel 2 diatas maka, motivasi yang dimiliki siswa serta kebiasaan belajar siswa dalam belajar dapat dikatakan

masih rendah karena dilihat dari analisis tiga aspek yang dijadikan patokan atau pedoman dalam mengukur motivasi berprestasi dan

(6)

kebiasaan belajar pada angket yang di sebarkan ke 30 orang siswa dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang suka mengerjakan tugas dan mengumpulkannya tepat waktu hanya 43,33%, sedangkan yang suka bertanya kepada guru saat belajar berlangsung sangat sedikit yaitu hanya 26,66% dan siswa yang suka mencatat materi pelajaran dengan kesadaran sendiri hanya sebesar 36,66%. Dari tabel diatas motivasi berprestasi yang dimiliki siswa masih terbilang rendah dan kebiasaan dalam belajar juga buruk.

Hal ini dikarenakan motivasi berprestasi yang siswa tanamkan semata hanya cerminan dari impiannya saja, akan tetapi tingkat pengorbanan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan impian tersebut sangat minim

Kebiasaan belajar merupakan pola belajar yang ada pada diri siswa yang bersifat teratur dan otomatis. Kebiasaan bukanlah bawaan sejak lahir, melainkan kebiasaan itu dapat dibentuk oleh siswa sendiri serta lingkungan pendukungnya.

Suatu tuntutan atau tekad serta cita-cita yang ingin dicapai dapat mendorong seseorang untuk membiasakan dirinya melakukan sesuatu agar apa yang diinginkannya tercapai dengan baik. Kebiasaan belajar yang baik akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, sebaliknya kebiasaan belajar yang tidak baik cenderung menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi rendah.

Namun faktanya kebiasaan belajar siswa yang ditemui ditempat penelitian cenderung kurang baik yang tercermin dalam hal penyelesaian tugas, siswa kurang disiplin

dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dan tidak sedikit siswa yang hanya mengandalkan jawaban dari temannya, tugas sering dikumpul tidak tepat pada waktunya sebagaimana yang dapat kita lihat pada tabel 2 diatas. Selain itu konsentrasi siswa pada saat belajar mudah sekali terganggu oleh hal-hal yang dianggap sama sekali tidak penting.

Berdasarkan hasil analisis angket yang disebarkan pada bulan agustus 2015 terhadap 30 orang siswa di kelas IPS SMA PGRI 1 Padang, motivasi dan kebiasaan belajar siswa kelas XI pada tahun ajaran 2014/2015 yang sekarang menjadi kelas XII pada tahun ajaran 2015/2016 dalam belajar ekonomi secara umum relatif rendah. Hal ini terlihat dalam hal pengerjaan tugas, jika tidak ada konsekuensi tugas harus dikumpul maka hanya sebagian kecil saja siswa yang mengerjakan tugas tersebut. Keadaan tersebut menjadi kebiasaan yang kurang baik pada diri siswa dalam belajar. Pada kegiatan proses belajar mengajar motivasi siswa cenderung meningkat apabila mereka diminta mengerjakan tugas yang mereka bisa namun akan terjadi hal sebaliknya bila tugas yang diberikan terasa sulit. Adapun respon siswa dalam kegiatan belajar mengajar tergantung dengan metode yang digunakan oleh guru.

Dari uraian di atas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian tentang

“Pengaruh Tingkat kecerdasan (Intelegensi), Motivasi Berprestasi dan Kebiasaan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XII IPS SMA PGRI 1 Kota Padang”.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Asosiatif. Penelitian deskriptif menyangkut kegiatan dalam mencari data maupun informasi serta melakukan pengujian terhadap hipotesis atau suatu permasalahan yang akan dibahas, dimana penelitian ini mendeskripsikan bagaimana pengaruh langsung dan tidak langsung tingkat kecerdasan (Intelegensi), motivasi berprestasi, dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS di SMA PGRI 1 Kota Padang. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya

hubungan atau berarti tidaknya hubungan itu (Arikunto, 2006: 239)

Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI 1 Kota Padang yang beralokasi di jalan Sudirman Nomor 1 Kota Padang.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2015.

Sumber Data Penelitian

1. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden yaitu dengan menyebarkan angket tentang motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar kepada siswa kelas XII IPS di SMA PGRI 1 Kota Padang.

2. Data Sekunder adalah data mengenai nilai mid semester kelas

(7)

XI IPS yang diperoleh dari sekolah dan data mengenai tingkat kecerdasan (Intelegensi) diperoleh dari pihak Bimbingan dan Penyuluhan Sekolah.

Variabel penelitian

Adapun variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Eksogen (Variabel Bebas) yaitu X1 Tingkat Kecerdasan (Intelegensi) X2 Motivasi Berprestasi X3 Kebiasaan Belajar 2. Variabel Endogen (Variabel

Terikat) yaitu Prestasi Belajar (Y) Metode pengambilan sampel yang digunakan adala Probability Random Sampling yang artinya setiap unsur populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk dipilh melalui perhitungan secara sistematis.

Penentuan jumlah sampel dapat dilakukan dengan cara perhitungan statistik dengan menggunakan Rumus Slovin. Jumlah sampel pada penelitai adalah sebanyak 113 orang responden.

Teknik analisis data yang digunakan adalah 1). analisis statistik deskriptif yaitu proses pengumpulan dan peringkasan data serta upaya untuk menggambarkan berbagai karakteristik yang penting pada yang telah terorganisir tersebut.

Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik dari variabel bebas yaitu veriabel tingkat kecerdasan (Intelegensi), motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar, variabel terikat yaitu prestasi belajar.2). Statistik Inferensial yang digunakan adalah uji normalitas dilakukan untuk melihat apabila data yang diperoleh berdistribusi secara normal atau tidak.

Analisis jalur digunakan untuk menguji pengaruh langsung dan tidak langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen, variabel intervening yang digunakan dalam model penelitian. Variabel intervening yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kebiasaan Belajar

.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diperoleh keterangan tingkat capaian responden terhadap kuesioner penelitian untuk masing-masing variabel. Deskripsi Variabel Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dari nilai Ujian Akhir Semester (UAS) siswa kelas XII IPS mata pelajaran ekonomi di SMA PGRI 1 Kota Padang tahun ajaran 2014/2015. Setelah melakukan penelitian terhadap 95 siswa-siswi mengenai Prestasi belajar, maka secara terperinci data Prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa

No Kelas Interval

Frekuensi

Fi %

1 60-63 7 7,37

2 64-67 - -

3 68-71 1 1,05

4 72-75 7 7,37

5 76-79 46 48,42

6 80-83 17 17,89

7 84-87 5 5,26

8 88-90 12 12,63

Jumlah 95 100

Rata-rata 78,26 Median 78,00

Modus 78

Standar Deviasi 6.642

Maksimum 90

Minimum 60

Dari tabel diatas menunjukan bahwa prestasi belajar siswa XII IPS mata pelajaran ekonomi. Didapat rata- rata (mean) sebesar 78,26, modus 78 median 78,00, nilai minimum 60, nilai maximum 90.

Hasil ini juga dapat digambarkan dengan grafik hasil belajar siswa dibawah ini:

(8)

Berdasarkan jawaban angket hasil penelitian yang digunakan untuk mengukur motivasi berprestasi dapat diperoleh deskriptif mengenai Tingkat Capaian Responden (TCR) dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi sudah tergolong baik, yaitu dapat dilihat dari nilai rata-rata skor 3,25 dan Tingkat Capain Responden (TCR) pada variabel motivasi berprestasi sebesar 64,96%.

Berdasarkan jawaban angket hasil penelitian yang digunakan untuk mengukur kebiasaan belajar siswa, dapat diperoleh deskriptif mengenai Tingkat Capaian Responden (TCR) dapat disimpulkan bahwa

kebiasaan belajar siswa sudah tegolong cukup, yaitu dapat dilihat dari skor rata-rata 2,71 dan TCR 54,10%.

Setelah analisis deskriptif dilakukan analisis inferensial untuk melihat pengaruh langsung dan tidak langsung tingkat kecerdasan (Intelegensi), motivasi belajar dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XII IPS mata pelajaran ekonomi di SMA PGRI 1 Kota Padang.

Hasil uji normalitas diperoleh nilai statistik Jerque-Bera sebesar 38.32 sedangkan nilai X2 tabel dengan nilai df : 0,05 adalah 118,752. Karena nilai statistik Jeque-Bera (JB) (38.32) < nilai X2 tabel (118,752). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.

Langkah pengujian analisis jalur dibagi menjadi 2 yaitu sub-struktural 1 dan sub- struktural 2. Berikut adalah Persamaan sub struktur: X3 = Px3x2 + ε1

Analisis jalur pada substruktur I akan menganalisis pengaruh motivasi berprestasi terhadap kebiasaan belajar. hasil analisa jalur untuk substruktur I seperti pada tabel di bawah.

Rangkuman Hasil Analisa Jalur Substruktur I Variabel Independen Variabel

Dependen Koefisien Jalur

thitung Sig

Motivasi Berprestasi Kebiasaan Belajar 0,573 6,751 0,000 Rsquare = 0,329

Sumber: Hasil Olahan Data Primer, Agustus 2015 Koefisien jalur Px3x2 = 0,573, dengan

diperoleh nilai Sig. 0.000 < 0.05. Hal ini dapat diartikan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kebiasaan belajar siswa. Pengaruh yang positif ini menunjukkan dengan semakin meningkatkan motivasi berprestasi siswa maka kebiasaan belajar siswa akan meningkatkan pula.

Pengaruh variabel lain terhadap

variabel terikat :

= √1 − = √1 − 0,329 =

√0,671

Koefisien tersebut memberikan makna bahwa pengaruh variabel lain terhadap Kebiasaan Belajar sebesar 67,1 %. Artinya selain variabel motivasi berprestasi masih banyak faktor lain menjadi variabel yang dapat mempengaruhinya.

(9)

Rangkuman Hasil Analisa Jalur Substruktur II

Variabel Independen Variabel Koefisien Jalur thitung Sig.

Dependen

Tingkat Kecerdasan (Intelegensi) Prestasi Belajar 0,153 2,342 0,021

Motivasi Berprestasi 0,395 4,959 0,000

Kebiasaan Belajar 0,468 5,859 0,000

Fhitung = 48,497 Sig = 0.000 Rsquare = 0,615

Koefisien jalur Pyx1 = 0,153, diperoleh nilai Sig. 0.021 < 0.05. Hal ini dapat diartikan terdapat pengaruh signifikan antara tingkat kecerdasan (Intelegensi) terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat kecerdasan (Intelegensi) yang dimiliki siswa, maka akan meningkatkan juga prestasi belajar siswa.

Koefisien jalur Pyx2 = 0,395, diperoleh nilai Sig. 0.000 < 0.00. Hal ini dapat diartikan terdapat pengaruh signifikan antara motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini menunjukkan apabila motivasi berprestasi ditingkatkan, maka akan meningkatkan juga prestasi belajar siswa.

Koefisien jalur Pyx3 = 0,468, diperoleh nilai Sig. 0.000 < 0.05. Hal ini dapat diartikan terdapat pengaruh signifikan antara kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini menunjukkan apabila kebiasaan belajar ditingkatkan, maka akan meningkatkan juga prestasi belajar siswa.

Pengaruh variabel lain terhadap

variabel terikat ρ = √1 − = 1 − 0,615 =

0,385

Koefisien tersebut memberikan makna bahwa pengaruh variabel lain terhadap prestasi belajar siswa sebesar 38,5

%. Artinya selain variabel tingkat kecerdasan (Intelegensi), motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar siswa masih banyak faktor lain menjadi variabel yang dapat mempengaruhinya.

Hasil Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu uji t (parsial) Adapun hasil uji hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:

Untuk variabel motivasi berprestasi terhadap kebiasaan belajar diperoleh nilai thitung sebesar 6,790 ≥ ttabel 1,986, dengan nilai signifikan 0,000 ≤ α = 0,05, berarti Ha

diterima dan Ho ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial anatara motivasi berprestasi terhadap kebiasaan belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas XII IPS di SMA PGRI 1 Padang.

Untuk variabel tingkat kecerdasan (Intelegensi) diperoleh nilai thitung sebesar 2,342 ≥ ttabel 1,986, dengan nilai signifikan 0,021 ≤ α = 0,05, berarti Ha diterima dan Ho ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial anatara tingkat kecerdasan (Intelegensi) terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas XII IPS di SMA PGRI 1 Padang.

Untuk variabel tingkat kecerdasan (Intelegensi) diperoleh nilai thitung sebesar 2,342 ≥ ttabel 1,986, dengan nilai signifikan 0,021 ≤ α = 0,05, berarti Ha diterima dan Ho ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial anatara tingkat kecerdasan (Intelegensi) terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas XII IPS di SMA PGRI 1 Padang.

Untuk variabel kebiasaan belajar diperoleh nilai thitung sebesar 5,859 ≥ ttabel

1,986, dengan nilai signifikan 0,000 ≤ α = 0,05, berarti Ha diterima dan Ho ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan

(10)

secara parsial anatara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran

ekonomi siswa kelas XII IPS di SMA PGRI 1 Padang.

Ringkasan Interpretasi Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

No Keterangan % %

1 Pengaruh X1 terhadap Y 2,3 2,3

2 Pengaruh X2 terhadap Y 15,6

3 Pengaruh X2 terhadap Y melalui X3 10,6

4 Total pengaruh X2 terhadap Y 26,2

5 Pengaruh X3 terhadap Y 21,9 21,9

Jumlah pengaruh langsung X1, X2, X3 terhadap Y 50,4 50,4

E residual 49,6 59,6

Total 100 100 Total pengaruh langsung dan tidak

langsung antar variabel penelitian tidak sempurna 100%, atau dengan kata lain besar pengaruh langsung dan tidak langsung besarnya tidak sama dengan nilai RSquare. Hal ini disebabkan karena antar variabel eksogen dalam penelitian ini tidak terdapat adanya korelasi.

Dari perhitungan secara pengaruh proporsional diatas dapat disimpulkan pengaruh langsung variabel tingkat kecerdasan/Intelegensi (X1) terhadap prestasi belajar (Y) diketahui pengaruh langsungnya adalah sebesar 2,3%.

Sedangkan untuk variabel motivasi berprestasi (X2) terhadap prestasi belajar (Y) diketahui pengaruh langsungnya adalah sebesar 15,6%, sedangkan pengaruh tidak langsung dengan melalui variabel kebiasaan belajar(X3) adalah sebesar 10,6%. Jadi total pengaruh variabel motivasi berprestasi (X2) terhadap prestasi belajar (Y) adalah sebesar 26,2%.

Dan untuk variabel kebiasaan belajar (X3) terhadap prestasi belajar (Y) hanya terdapat pengaruh langsung sebesar 21,9%.

Jadi secara keseluruhan atau secara bersama- sama tingkat kecerdasan (Intelegensi), motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar mampu mempengaruhi prestasi belajar 50,4% dan sisanya sebesar 49,6%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Motivasi berprestasi pengaruh langsung dan signifikan terhadap kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XII IPS SMA

PGRI 1 Kota Padang. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai thitung

sebesar 6,790 ≥ ttabel 1,986, dengan nilai signifikan 0,000 ≤ α = 0,05, berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

2. Tingkat kecerdasan (Intelegensi) berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS SMA PGRI 1 Kota Padang. Dimana diperoleh nilai nilai thitung sebesar 2,342 ≥ ttabel 1,986, dengan nilai signifikan 0,021 ≤ α = 0,05, berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

3. Motivasi berprestasi siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS SMA PGRI 1 Kota Padang. Dimana diperoleh nilai thitung sebesar 4,959 ≥ ttabel 1,986, dengan nilai signifikan 0,000 ≤ α = 0,05, berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

4. Kebiasaan belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XII IPS SMA PGRI 1 Kota Padang. Dimana diperoleh nilai thitung sebesar 5,859 ≥ ttabel 1,986, dengan nilai signifikan 0,000 ≤ α = 0,05, berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

5. Pengaruh langsung maupun tidak langsung tingkat kecerdasan (Intelegensi), motivasi berprestasi dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa adalah sebesar 50,4 % Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengemukakan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XII IPS pada mata

(11)

pelajaran ekonomi di SMA PGRI 1 Kota Padang:

1. Motivasi berprestasi siswa agar ditingkatkan lagi, walaupun frekuensi tingkat capaian penelitian telah memperlihatkan hasil yang baik akan tetapi masih terdapat yang nilai cukup, terutama dalam memperhitungkan umpan balik yang segera. Siswa diharapkan untuk lebih memperhatikan umpan balik dari hasil dan prestasi yang dimilikinya sehingga bisa menjadi tolak ukur dan pedoman dalam memperbaiki prestasinya agar menjadi lebih baik.

Dan diharapkan kepada guru agar memotivasi, membantu siswa dalam memahami dan memperhitungkan umpan balik yang diterimanya sehingga siswa bisa lebih memperhatikan pelajaran dan meningkatkan prestasinya.

2. Kebiasaan belajar yang dimiliki siswa agar ditingkatkan lagi karena masih banyak yang memiliki nilai yang cukup, terutama pada kegiatan membaca dan membuat catatan yang memiliki nilai frekuensi yang sangat rendah. Diharapkan kepada siswa agar membentuk kebiasaan belajar yang baik dengan cara meningkatkan frekuensi dan kuantitas minat membaca dan suka membuat catatan dari hasil yang dibaca sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan prestasi belajarnya.

Kepada guru diharapkan untuk dapat membantu siswa dalam meningkatkan minat membaca siswa karena tanpa adanya pengawasan dan bantuan dari guru minat membaca siswa juga akan sulit terbentuk. Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh guru yaitu dengan cara memberikan tugas mandiri kepada siswa yang mengharuskan siswa untuk membaca dan mencatat han-hal yang penting, sehingga pada akhirnya akan terbentuk kebiasaan belajar yang baik pada diri siswa dan prestasi yang akan diperoleh siswa juga akan meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004.

Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Akhirmen. 2005. Statistik 1. Padang: UNP.

Arikunto,S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Dalyono M. 2001. Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inofatif. Jakarta: AV Publisher.

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasibuan Malayu S, P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Bumi Aksara.

Muhibbin Syah. 2012. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina Miftahul. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:

RajaGrafindo Persada.

Sardiman AM. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

(12)

Siregar, Syopian. 2011. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif.

Jakarta: Rajawali

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – factor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. 2001. Penelitian Hasil Belajar Mengajar. Bandung:

Rineka Cipta

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Alfabeta Bandung

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS.

Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Grafindo Persada.

Syafruddin. 2004. Buku Ajar Penilaian Hasil Belajar. Padang: Jurusan Ekonomi FIS UNP.

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro.

2011. Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.

Rumiani. 2006. “Prograstinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Stres

Mahasiswa”. Jurnal Psikologi (No 2 Tahun 3). Hlm. 1-12.

Thoha, Miftah. 2009. Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tri Wahyuni. 2007. Pengaruh Motivasi Berrestasi dan Kepuasan Reward terhadap Prestasi Belajar Matematika pada siswa kelas VIII SMP N 26 Surakarta. Surakarta:

UMS.

Yudhawati, Ratna dan Dany Hryanto. 2011.

Teori – Teori Dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka.

http://www.psychologymania.com/2012/06/f aktor-faktor-yang-

mempengaruhi-kebiasaan- belajar _13.html (diakses tanggal 25 Maret 2015).

Referensi

Dokumen terkait

hasil uji t (uji parsial) dalam penelitian ini menyatakan bahwa variabel motivasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja dengan memperoleh nilai signifikansi sebesar

Hasil Uji Hipotesis Uji Simultan Uji F Penggunaan Uji F statistik dilakukan untuk melihat secara bersama-sama simultan apakah ada pengaruh signifikan dari variabel bebas sebagai