• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH WORD OF MOUTH, PRODUCT QUALITY DENGAN BRAND IMAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TERHADAP PURCHASE INTENTION APLIKASI TOKOPEDIA

N/A
N/A
Bagus Maulana

Academic year: 2024

Membagikan "PENGARUH WORD OF MOUTH, PRODUCT QUALITY DENGAN BRAND IMAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TERHADAP PURCHASE INTENTION APLIKASI TOKOPEDIA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH WORD OF MOUTH, PRODUCT QUALITY DENGAN BRAND IMAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TERHADAP PURCHASE

INTENTION APLIKASI TOKOPEDIA PROPOSAL

Ditulis Oleh :

Nama : Bagus Maulana Nasrul Ikhsani

Nomor Mahasiswa : 191117365

Jurusan : Manajemen

Bidang Konsentrasi : Manajemen Pemasaran

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

2022

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam era digital ini, perkembangan bisnis online, yang biasa disebut dengan e-commerce, mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Hal ini berdampak pada persaingan yang sangat ketat di industri. Sekarang ini industri e-commerce di Indonesia mulai menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan eksistensinya di Indonesia sudah sangat terasa dengan persaingan yang begitu ketat untuk menarik pelanggan. Tingginya pertumbuhan e-commerce dilatarbelakangi oleh penggunaan internet di Indonesia yang terus bertambah. E-commerce adalah bagian dari e- business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekadar perniagaan tetapi mencakup juga pengolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan, dan lain-lain. Selain teknologi jaringan www, e-commerce juga memerlukan teknologi basis data atau pangkalan data (databases), email, dan bentuk teknologi non-komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e- commerce ini.[ CITATION Hus22 \l 1057 ].

Salah satu e-commerce yang dibahas dalam penelitian ini adalah Tokopedia. Tokopedia merupakan salah satu mall belanja berbasis online yang memungkinkan setiap orang dan pemilik bisnis di Indonesia untuk membuka dan mengurus toko online mereka secara mudah dan bebas biaya, sekaligus memberikan sebuah pengalaman jual beli online aman dan nyaman. Awal mula Tokopedia hadir di pasaran pada tanggal 17 Agustus 2009, Tokopedia didirikan oleh Wiliam Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison. Tokopedia mendapatkan seed funding atau pendanaan awal dari PT Dwitama pada tahun 2009. Lalu mendapatkan modal yang sangat besar sekitar USD 100 juta atau Rp 1,2 triliun yang disuntikkan beberapa bulan oleh Softbank Internet and Media Inc. dan Sequoia Capital.

(3)

Menurut laporan iPrice Group (2021), Tokopedia menjadi situs e- commerce yang paling banyak dikunjungi di Indonesia pada tahun 2021.

Rata-rata pengunjung laman Tokopedia secara bulanan pada periode kuartal I-IV tahun 2021 tercatat mencapai 149,6 juta. Merger yang dilakukan Tokopedia dengan perusahaan transportasi online Gojek pada awal 2021 dinilai menunjukkan dampak positif terhadap peningkatan traffic situsnya.

Pemasaran melalui metode Word Of Mouth atau pemasaran dari mul ut ke mulut dimulai ketika seorang individu mulai membicarakan sebuah i de mengenai suatu produk atau jasa yang telah digunakannya kepada orang lain. Menurut Rosen (2000:7) Word Of Mouth adalah komunikasi dari ora ng ke orang mengenai suatu produk, jasa, atau perusahaan tertentu. Solom on (2013:445) menyebutkan bahwa Word Of Mouth merupakan informasi tentang produk yang disalurkan oleh individu ke individu lain. Komunikasi Word Of Mouth mengacu pada pertukaran komentar, pemikiran atau ide-id e diantara dua konsumen atau lebih yang tidak satupun merupakan sumber pemasaran (Mowen & Minor, 2002:180). Proses minat beli dapat terjadi ka rena ada beberapa faktor karena minat beli timbul dari beberapa proses yan g timbul dari persepsi atau pemikiran konsumen dan motivasi yang dimilik i konsumen juga dapat menimbulkan keinginan untuk melakukan pembelia n. Kotler & Armstrong (2013:128) berpendapat kualitas produk ini juga m empunyai arti sangat penting dalam keputusan pembelian konsumen. Apab ila kualitas produk yang dihasilkan baik maka konsumen cenderung melak ukan pembelian ulang sedangkan bila kualitas produk tidak sesuai dengan yang diharapkan maka konsumen akan mengalihkan pembeliannya pada pr oduk sejenis lainnya. Selain itu, perusahaan juga memiliki asset yang tidak berwujud yang merupakan identitas yang dapat merekatkan antara persuha an dengan konsumen hal ini biasa disebut dengan citra merek (Brand Imag e) karena citra merek memiliki peran penting dalam menyangkut reputasi d an kepercayaan merek yang nantinya akan membuat konsumen menjadika n pedoman untuk mencoba dan menggunakan suatu produk. Menurut Tjipt

(4)

ono (2005:49) Citra Merek adalah pengamatan dan kepercayaan yang dige nggam oleh konsumen, seperti yang dicerminkan di asosiasi atau di ingata n konsumen. Citra Merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhada p merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu.

Pada fenomena saat ini beberapa konsumen dalam melakukan keputus an pembelian bukan karena promosi dan kualitas yang dimiliki perusahaan.

namun karena suatu E-Commerce sudah terpercaya, mudah dipahami dan mudah cara pengoprasiannya. Selain itu minat beli konsumen juga berasal dari hobby dari diri konsumen dalam melakukan pembelian melalui E-Co mmerce. Menurut Kotler & Keller (2013:230), keputusan pembelian adala h konsumen membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. S edangkan menurut Chiffman & Kanuk (2013), keputusan pembelian adala h proses penyeleksian terhadap dua pilihan alternatif atau lebih yang meng hasilkan keputusan untuk membeli atau tidak membeli. Dari pengertian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa konsumen akan melakukan keputusan pe mbelian apabila mereka telah memiliki incaran atau niat untuk membeli su atu produk atau barang. Disamping itu dalam melakukan keputusan pemb elian juga memerlukan beberapa poin salah satunya yaitu berdasarkan kual itas produk.

1.2. Rumusan Masalah

Dari beberapa penelitian yang telah disebutkan di atas hasil penelitian tidak ko nsisten terkait dengan kepuasan pelanggan selaku variabel dependen, untuk itu peneliti termotivasi untuk menguji kembali beberapa faktor yang diduga dapat berpengaruh terhadap Purchase Intention

1.3. Pertanyaan Penelitian

a Apakah Word Of Mouth berpengaruh positif dan signifikan pada Brand Image ?

(5)

b Apakah Product Quality berpengaruh positif dan signifikan pada Brand Image ?

c Apakah Brand Image berpengaruh positif dan signifikan pada Purchase Intention ?

d Apakah Word Of Mouth berpengaruh positif dan signifikan pada Purchase Intention ?

e Apakah Product Quality berpengaruh positif dan signifikan pada Purchase Intention ?

1.4. Tujuan Penelitian

a Untuk mengetahui apakah Word Of Mouth berpengaruh positif dan si gnifikan pada Brand Image.

b Untuk mengetahui apakah Product Quality berpengaruh positif dan si gnifikan pada Brand Image.

c Untuk mengetahui apakah Brand Image berpengaruh positif dan signi fikan pada Purchase Intention.

d Untuk mengetahui apakah Word Of Mouth berpengaruh positif dan si gnifikan pada Purchase Intention.

e Untuk mengetahui apakah Product Quality berpengaruh positif dan si gnifikan pada Purchase Intention.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak diantaranya Pertama, perusahaan bisa lebih mengetahui bagaimana konsumen sadar akan Brand Image yang sudah dimiliki oleh perusahaan terhadap konsumen agar konsumen selalu memiliki niat untuk membeli produk perusahaan. Kedua, bagi Akademisi penelitian ini dapat menjadi referensi pada penelitian yang akan dilaksanakan selanjutnya yang isinya berkaitan dengan Brand Image dan Purchase Intentio

(6)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1Kajian Teori

Kajian Teori merupakan penjelasan teori-teori yang berkaitan dalam pe nelitian ini. Penulis menjelaskan terkait Word of Mouth, Innovation Product, Brand Image, dan Purchase Intention. Sehingga dalam kajian teori ini dapat m emberikan teori-teori secara menyeluruh yang relevan dengan variabel penelit ian.

2.1.1 Word Of Mouth

Mowen & Minor (2002: 180) mengemukakan bahwa, komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth) mengacu pada pertukaran komentar, pemikiran, atau ide-ide diantara dua konsumen atau lebih, yang tidak satup un merupakan sumber pemasaran. Dalam pembentukan word of mouth ter dapat dua sumber yang menyebabkan, yaitu reference group dan opinion le ader. Peter & Olson (2000: 104) menegaskan bahwa sebuah group terdiri d ari dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai t ujuan yang sama, serta mempunyai latar belakang yang sama dan tidak ber badan hukum. Bentuk-bentuk grup yang penting antara lain keluarga, tema n dekat serta partner. Menurut Shimp (2003: 286) opinion leader adalah se seorang yang sering mempengaruhi sikap-sikap atau perilaku yang visibel dari individu lainnya.

(7)

2.1.2 Product Quality

Menurut (Kotler, 2000) Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang d apat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menuru t Kotler (2001) beberapa atribut yang menyertai dan dikategorikan sebagai konsumen yang cenderung terbuka terhadap produk baru yang dimunculka n dipasaran. Selain untuk membuat penampilan menjadi menarik, perawata n wajah juga penting untuk kesehatan kulit wajah. Perawatan konsumen, s edangkan menurut kotler (2005) kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

2.1.3 Brand Image

Brand image can be defined as a perception about brand as reflected by the brand association held in consumer memory.” hal ini berarti citra m erek adalah persepsi tentang merek yang digambarkan oleh asosiasi merek yang ada dalam ingatan konsumen (Kotler dan Keller, 2009). Menurut (Ko tler dan Keller 2009), pengertian citra adalah cara masyarakat menganggap merek secara aktual. Brand image merupakan asosiasi yang aktif di memor i ketika seseorang berpikir tentang merek tertentu (Shimp, 2010). Brand im age dapat diartikan sebagai persepsi tentang merek yang tercermin oleh as osiasi merek diadakan di memori konsumen.Brand image terdiri dari peng etahuan dan keyakinan konsumen tentang merek. Konsumen yang memilik i persepsi positif terhadap suatu merek berarti merek tersebut memiliki pes

(8)

an yang kuat dibandingkan dengan pesan merek pesaing (Lee, et.al, 2011).

Pengertian lain mengenai brand image adalah seperangkat keyakinan tenta ng merek tertentu (Meenaghan, 1995). Sedangkan pengertian brand image menurut Rangkuti (2009) adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentu k di benak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek terten tu cenderung memiliki konsistensi terhadap merek tersebut.

2.1.4 Purchase Intention

Niat beli ditentukan oleh manfaat dan nilai yang dirasakan oleh ko nsumen (Wang dan Tsai, 2014) Niat beli juga dapat diartikan sebagai kons umen lebih memilih untuk membeli produk atau layanan karena merasa ba hwa membutuhkan produk atau jasa tersebut (Madahi dan Sukati, 2012). J aafar dan Laalp (2013) menjelaskan bahwa niat beli adalah penggunaan ala t yang efektif dalam memprediksi proses pembelian. Setelah konsumen me mutuskan untuk membeli produk di toko tertentu didasarkan pada doronga n karena niat yang dimilikinya. Menurut Shah et.al. (2012), purchase intent ion ditentukan juga oleh sikap konsumen terhadap merek dari barang yang hendak dibeli (atittude towards brands). Dalam memilih suatu merek, kons umen melakukan evaluasi dengan membandingkan beberapa merek yang memenuhi kriteria dan dirasa dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan k onsumen.

2.2. Penelitian Terdahulu

(9)

N o.

Peneliti Judul Hasil

1. Mahendrayasa (2014)

Pengaruh Word Of Mouth Terh adap Minat Beli Serta Dampak nya Pada Keputusan Pembelian (Survei pada Mahasiswa Pengg una Kartu Selular GSM “IM3”

Angkatan 2011/2012 dan 2012/

2013 Fakultas Ilmu Administra si Universitas Brawijaya Malan g)

Word Of Mouth Berpengaruh Signifi kan Terhadap Minat Beli Diterima Word Of Mouth Berpengaruh Signifi kan Terhadap Keputusan Pembelian Diterima.

Minat Beli Berpengaruh Signifikan T erhadap Keputusan Pembelian Diteri ma.

2. Ruhamak & Ra hayu (2017)

Pengaruh Word Of Mouth Terh adap Purchase Intention Melalu i Brand Image Pada Lembaga Kursus Bahasa Inggris Dynami c English Course Pare

Word Of Mouth Berpengaruh Positif Terhadap Brand Image.

Word Of Mouth Berpengaruh Positif Terhadap Purchase Intention.

Brand Image Berpengaruh Positif Te rhadap Purchase Intention.

3. Broto & Bersih (2017)

Analisis Pengaruh Gaya Hidup, Kualitas Produk Terhadap Kep utusan Pembelian Dengan Citra Merek Sebagai Variabel Interv ening (Studi Kasus J-Co Suzuy a Mall Rantauprapat)

Gaya Hidup Berpengaruh Signifikan Terhadap Keputusan Pembelian.

Kualitas Produk Berpengaruh Signif ikan Terhadap Keputusan Pembelian.

Citra Merek Berpengaruh Signifikan Terhadap Keputusan Pembelian.

Gaya Hidup Tidak Berpengaruh Sigi nifikan Terhadap Keputusan Pembeli an Melalui Citra Merek.

Kualitas Produk Berpengaruh Siginif ikan Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Citra Merek.

4. Haikal & Suliya nto (2018)

The Effect of Consumer Ethnoc entrism, Brand Image, and Per ceived Quality,on Purchase De cisions With Purchase Intentio n as Intervening Variable (Stud y of Eiger Consumers in Tasik malaya)

Etnosentrisme Konsumen Tidak Ber pengaruh Pada Keputusan Pembelia n.

Citra Merek Tidak Berpengaruh Terh adap Keputusan Pembelian.

Persepsi Kualitas Berpengaruh Positi f Terhadap Keputusan Pembelian.

Niat Membeli Berpengaruh Positif T erhadap Keputusan Pembelian. Etnos entrisme Konsumen Berpengaruh Po

(10)

sitif Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Niat Beli Sebagai Variabel I ntervening.

Citra Merek Berpengaruh Positif Ter hadap Keputusan Pembelian Dengan Niat Beli Sebagai Variabel Interveni ng.

Persepsi Kualitas Berpengaruh Positi f Terhadap Keputusan Pembelian De ngan Niat Beli Sebagai Variabel Inte rvening.

5. Indra (2018) Pengaruh Word Of Mouth Terh adap Purchase Intention denga n Brand Image Dan Perceived Service Quality Sebagai Variab el Intervening Pada Program K pr Bersubsidi Di Surabaya

Word Of Mouth Memiliki Pengaruh Yang Signifikan Terhadap Brand Im age

Word Of Mouth Tidak Hanya Memili ki Pengaruh Yang Signifikan Pada B rand Image, Namun Berpengaruh Pu la Pada Perceived Service Quality Word Of Mouth Tidak Berpengaruh Kuat Terhadap Purchase Intention.

Hubungan Antara Brand Image Dan Purchase Intention Memiliki Nilai Y ang Signifikan.

Perceived Service Quality Memiliki Pengaruh Terhadap Purchase Intentio n.

6. Prastiyani & Su hartono (2020)

Analisis Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Min at Beli Smartphone Advan Mel alui Citra Merek Sebagai Varia bel Intervening Di Wilayah Yo gyakarta

Harga Tidak Berpengaruh Secara La ngsung Terhadap Citra Merek Kualitas Produk Berpengaruh Secara Langsung Terhadap Citra Merek.

Harga Tidak Berpengaruh Secara La ngsung Terhadap Minat Beli.

Kualitas Produk Berpengaruh Secara Langsung Terhadap Minat Beli.

Citra Merek Berpengaruh Secara Lan gsung Terhadap Minat Beli.

Harga Berpengaruh Secara Tidak La ngsung Terhadap Minat Beli Melalui Citra Merek.

(11)

Kualitas Produk Berpengaruh Secara Langsung Terhadap Minat Beli Mela lui Citra Merek.

7. Situmorang et a l., (2017)

Pengaruh Kualitas Produk Dan Iklan Terhadap Citra Merek D an Keputusan Pembelian Produ k Kecantikan Merek Pond’s Pa da Remaja Di Kota Pekanbaru

Kualitas Produk Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Citra Mere k

Iklan Berpengaruh Positif Dan Signif ikan Terhadap Citra Merek

Kualitas Produk Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Keputusan Pembelian

Iklan Berpengaruh Positif Dan Signif ikan Terhadap Keputusan Pembelian 2.3. Pengembangan Hipotesis

Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh Variabel Word Of Mouth, Product Quality terhadap Purchase Intention dengan Brand Image sebagai Variabel Intervening.

2.3.1. Pengaruh Word Of Mouth terhadap Brand Image

Word Of Mouth merupakan bagian pesan dari suatu produk atau jasa yang dimiliki oleh suatu perusahaan, pesan tersebut dapat berbentuk komentar, kinerja produk, kejujuran, keramahan, dan kecepatan pelayanan.

Isi pesan yang disampaikan dapat bersifat positif dan negatif tergantung dari si pemberi pesan atas produk atau jasa yag dikonsumsinya. Menurut K otler dan Keller (2009) mengemukakan bahwa word of mouth (WOM) ata u komunikasi dari mulut ke mulut merupakan komunikasi yang berupa per pindahan informasi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara perso nal. Menurut Aaker dan Biel (1993) citra merek adalah penilaian konsume n terhadap merek tersebut dalam sebuah pasar. (Ritna Rachel Pilipus, 2021). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan (Ruhamak & Rahayu, 2017) pada Lembaga Kursus Bahasa Inggris Dynamic English Course Pare yang menunjukan Word of Mouth

(12)

berpengaruh positif terhadap Brand Image. Hal ini menunjukkan bahwa semakin konsumen menganggap Word of Mouth baik, maka akan menyebabkan tingkat penilaian terhadap Brand Image yang semakin tinggi. Word of Mouth pada konsumen berada dalam kategori cukup baik.

Berdasarkan rekapitulasi jawaban responden masih terdapat indikator yang tidak mencapai rata-rata nilai, mempromosikan dan menjual produk / merek kepada pelanggan lain. Berdasarkan uraian teoritis diatas maka hipotesis alternatif disusun sebagai berikut :

H1 : Word Of Mouth berpengaruh positif dan signifikan pada Brand Image

2.3.2. Pengaruh Product Quality terhadap Brand Image

Kualitas produk (product quality) yang dimaksud merupakan pemaha man bahwa produk yang ditawarkan oleh perusahaan mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing, maka dari itu perusahaan be rusaha memfokuskan pada kualitas produknya, dan membandingkannya de ngan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.[ CITATION Sup1 7 \l 1057 ]. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Situmorang et al., 2017) pada studi kasus Produk Kecantikan Merek Pond's pada Remaja di Kota Pekanbaru dapat diartikan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merek. Kualitas produk salah satu faktor yang harus diperhatikan perusahaan dalam meningkatkan Citra merek sebuah produk. Berdasarkan uraian teoritis diatas maka hipotesis alternatif disusun sebagai berikut :

H2 : Brand Image berpengaruh positif dan signifikan pada Purchase I ntention

2.3.3. Pengaruh Brand Image terhadap Purchase Intention

Citra merek merupakan representasi dari seluruh persepsi yang dimiliki merek serta bentuk informasi dan pengalaman pada masa lalu

(13)

yang ada pada merek tersebut. Menurut Kotler & Keller (2012) menyatakan produk yang terjual dipasaran memiliki citra yang berbeda- beda dimata konsumennya dan produk yang diciptakan juga memiliki perbedaan dari para pesaingnya. Citra merek memiliki hubungan dengan sikap berupa keyakinan dan preferensi terhadap merek tersebut. Pada konsumen yang memiliki keyakinan atau citra positif terhadap suatu merek akan lebih memiliki daya beli yang tinggi karena persepsi konsumen akan menggerakkan keinginan diri konsumen tersebut dalam membeli produk.

Hasil penelitian ini didukung pada penelitian yang dilakukan oleh (Prawira

& Yasa, 2014) pada studi kasus minat beli Smartphone Samsung di kota D enpasar ini mendukung hipotesis kedua yaitu citra merek berpengaruh posi tif dan signifikan terhadap minat beli. Citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel minat beli yang berarti semakin baik citra mer ek yang dimiliki maka semakin tinggi minat beli produk smartphone Sams ung di Kota Denpasar. Berdasarkan beberapa hasil penelitian diatas maka penulis memberikan hipotesis sebagai berikut :

H3 : Brand Image berpengaruh positif dan signifikan pada Purchase I ntention

2.3.4. Pengaruh Word Of Mouth terhadap Purchase Intention

Word Of Mouth memiliki pengaruh terhadap konsumen yang tertarik pada saran yang diutarakan oleh orang yang telah memiliki pengalaman ter hadap suatu produk karena Word Of Mouth dapat berasal dari reference gr

(14)

oup (keluarga, teman dekat, dan partner). Minat beli merupakan sebuah ku nci penting bagi konsumen ketika mereka sedang mempertimbangkan dan mengevaluasi produk tertentu. Minat beli adalah sebuah alat yang efektif d alam memprediksi proses pembelian. Saat konsumen memutuskan untuk membeli sebuah produk, mereka secara tidak langsung diarahkan oleh kein ginan/minatnya.Menurut Blackwell et al. (2001), definisi dari purchase int ention adalah apa yang seseorang pikir mereka akan beli. Dari definisi ini didapatkan jika purchase intention adalah fase dimana seseorang sebelum melakukan pembelian dan masih berencana ataupun berminat untuk memb eli. Hasil penelitian ini didukung pada penelitian yang dilakukan oleh (Pra wira & Yasa, 2014) pada studi kasus minat beli Smartphone Samsung di k ota Denpasar ini mendukung hipotesis kedua yaitu citra merek berpengaru h positif dan signifikan terhadap minat beli. Citra merek berpengaruh posit if dan signifikan terhadap variabel minat beli yang berarti semakin baik cit ra merek yang dimiliki maka semakin tinggi minat beli produk smartphone Samsung di Kota Denpasar.

Berdasarkan uraian teoritis diatas maka hipotesis alternatif disusun sebagai berikut :

H4 : Word Of Mouth berpengaruh positif dan signifikan pada Purcha se Intention

2.3.5. Pengaruh Product Quality terhadap Purchase Intention

Pasar merupakan tempat dimana beredarnya bermacam-macam prod uk yang memiliki nilai atau ciri khusus yang berbeda-beda guna untuk me menuhi kebutuhan konsumen. Kemampuan sebuah produk dalam memper

(15)

agakan fungsinya termasuk keseluruhan, durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasiannya (Kotler & Amstrong, 2004 : 283). Semakin produk mampu menunjukan bagaimana nilai dan fungsinya maka dianggap semakin produk tersebut memiliki kualitas yang lebih unggul dari produk l ainnya.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Se pty Purba et al., 2018) adanya Pengaruh Kualitas Produk terhadap Niat Bel i, artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Kualitas Pro duk dan Niat Beli. Kualitas yang baik dapat meningkatkan keputusan pem belian pelanggan pada produk atau layanan. Berdasarkan beberapa hasil pe nelitian diatas maka penulis memberikan hipotesis sebagai berikut :

H5 : Product Quality berpengaruh positif dan signifikan pada Purcha se Intention

2.4. Kerangka Pikir Penelitian

Dalam penelitian ini model hubungan antara variabel dependen, yaitu variabel Word of Mouth (X1), Product Quality (X2). Kemudian variabel independen adalah Purchase Intention (Y) dan Brand Image (Z) sebagai variabel intervening. Kerangka pemikiran adalah ketentuan yang nantinya akan diterima jika akan memecahkan suatu masalah pada penelitian. Hal ini ditujukan agar ada batasan yang jelas mengenai penyelesaiannya. Berdasarka n pengembangan hipotesis diatas, maka dapat dibuat kerangka pemikiran :

WORLD OF

MOUTH ( X1)

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu nilai, atribut atau sifat dari in dividu, obyek maupun kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapk

H4

PURCHASE INTENTION

(Y) BRAND

IMAGE (Z)

H1

H6

PRODUCT QUALITY

( X2)

H5 H2

(17)

an oleh peneliti untuk dapat dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyon o, 2014) Variabel bebas atau sering dsebut variabel independen merupakan variab el penyebab timbulnya atau mempengaruhi variabel dependen. Variabel intervenin g atau variabel mediasi merupakan variabel yang menjadi memperkuat maupun m emperlemah hubungan diantara variabel yang satu dengan yang lain. Berikutnya v ariabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang merupakan akibat dari variabel independen atau dipengaruhi oleh variabel independen. Berhubungan den gan penelitian ini, variabel di dalamnya terdiri dari variabel independen, variabel i ntervening dan variabel dependen yaitu sebagai berikut:

1. Variabel Independen, diantaranya:

X1: Ptoduct Quality X2: Word Of Mouth

2. Variabel Intervening, diantaranya:

Y1: Brand Image 3. Variabel Dependen

Y2: Purchase Intention

3.2. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian 2.3.1. Word Of Mouth (X1)

Word Of Mouth memiliki definisi sebagai komunikasi berupa pembe rian rekomendasi dari individu maupun kelompok tentang suatu barang ata u layanan dengan tujuan untuk memberikan informasi secara personal (Kot ler (2012), Griffin et al (2005).

a. Menceritakan hal positif mengenai produk

kemampuan seseorang dalam mendeskripsikan produk Shopee yang me nonjolkan aspek positif

b. Merekomendasikan produk kepada orang lain

(18)

kemampuan konsumen yang telah bertransaksi melalui aplikasi Shopee merekomendasikan kepada orang lain yang hendak membutuhkan prod uk Shopee tersebut

c. Mengajak orang terdekat untuk menggunakan produk

kemampuan konsumen yang telah menggunakan produk Shopee dan m erasakan kualitas produk Shopee tersebut

2.3.2.Product Quality (X2)

Product Quality memiliki definisi sebagai kemampuan dari sebuah b arang dalam melaksanakan fungsi meliputi daya tahan, keandalan, kemuda han pengoperasiannya, ketepatan serta perbaikan dan atribut penting lainn ya (Kotler (2012).

a. Produk nyaman digunakan

Kemampuan produk Shopee dalam memberikan kenyamanan terhadap konsumen yang menggunakan.

b. Produk tahan lama

Kemampuan produk Shopee dalam memberikan daya tahan terhadap pe nggunaan oleh konsumen.

c. Produk memiliki desain yang menarik

Kemampuan produk Shopee dalam memberikan efek visual kepada kon sumen agar konsumen dapat tertarik untuk memilikinya.

2.3.3.Purchase Intention (Y)

Menurut Kotler & Keller (2012) Niat dapat digambarkan sebagai k ecenderungan seseorang untuk melakukan tindakan terhadap suatu objek.

Menurut Engel (2001: 97), niat adalah penilaian subjektif dari apa yang ak an dimiliki oleh konsumen di masa depan dan salah satu bentuk niat adalah niat beli kepada konsumen yang berarti kecenderungan seseorang untuk m embeli merek favoritnya (Kotler dan Armstrong, 2007: 227). Menurut Ass ael (2001: 53), intention merupakan suatu kondisi yang muncul dan terbent

(19)

uk setelah konsumen mengevaluasi merek dan dapat memberikan tingkat k epuasan yang diharapkan setinggi-tingginya.

a. Pelanggan merasa tetap dalam melakukan keputusan pembelian

Keyakinan yang dimiliki konsumen terhadap produk Shopee yang digu nakan

b. Kepuasan konsumen pasca pembelian

Rasa puas yang dimiliki oleh konsumen terhadap produk Shopee yang d ibelinya

c. Keinginan konsumen untuk membeli ulang

Rasa yang timbul karena konsumen merasa cocok dengan produk Shop ee yang digunakannya

2.3.4.Brand Image (Z)

Brand Image memiliki definisi sebagai adalah kumpulan asosiasi y ang terorganisir yang terbentuk menjasi sesuatu yang bernilai (Aaker, 201 1).

a. Merek memiliki reputasi yang baik

Citra merek Shopee terhadap konsumen yang hendak menggunakan b. Merek dikenal banyak orang

Keunggulan merek Shopee dalam segi pemasaran c. Merek memiliki keunggulan dibandingkan merek lain

Merek Shopee memiliki kelebihan khusus (ciri khas) yang tidak dimilik i oleh merek lain

3.3. Skala Pengukuran Variabel dan Instrumen 3.3.1. Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal.

Menurut Sekaran (2006:17) skala ordinal adalah skala yang dapat mengelomp okkan beberapa variabel untuk menunjukkan perbedaan diantara berbagai kate

(20)

gori, skala ordinal juga dapat digunakan untuk mengurutkan variabel kedalam beberapa cara. Skala penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sk ala Likert. Menurut Sekaran (2006:31) skala likert digunakan untuk meneliti s eberapa kuat suatu subjek untuk memilih setuju dengan suatu pernyataan. Pen elitian ini menggunakan skala Likert 5 poin. Kategori skor item pilihan jawaba n dalam daftar pernyataan pada kuesioner penelitian ini akan diberi skor sebag ai berikut :

1) Sangat Setuju (SS) 2) Setuju (S)

3) Netral (N)

4) Tidak Setuju (TS)

5) Sangat Tidak Setuju (STS)

Kelima penilaian tersebut diberi bobot sebagai berikut : 1) Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi bobot 5

2) Jawaban Setuju (S) diberi bobot 4 3) Jawaban Netral (N) diberi bobot 3

4) Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi bobot 2

5) Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot 1.

3.4. Instrumen

3.4.1. Daftar Pertanyaan (Questioner)

Menurut Sugiyono (2013, hal 199) kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawab dan di tunjukan kepada konsumen. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan di ukur dan tahu apa yang bisa diharapakan dari responden.

3.4.2. Wawancara (Interview)

(21)

Menurut Sugiyono (2013, hal 194) wawancara merupakan teknik pengumpulan data, apalagi penelitian ingin melakukan studi pendahulauan untuk menemukan permasalahan yang harus di teliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

3.5. Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, data sekunder adalah jenis data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder biasanya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun untuk dipublikasikan.

3.6. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Yogyakarta yang melihat pro mosi di Tokopedia. Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelit ian ini adalah menggunakan Kuesioner Secara Personal (Personally Administered Questionnaires). Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner (angket) tert utup, yaitu angket yang digunakan untuk mendapatkan data tentang orientasi pasar inovasi produk, keunggulan bersaing dalam usahanya untuk meningkatkan kinerj a pemasaran. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggu nakan metode purposive sampling yaitu sampel yang dipilih dari sejumlah popula si yang memenuhi kriteria tertentu dianggap dapat mewakili. Jenis Sampling Purp osive (Purposive of Judgemental Sampling) menggunakan karakteristik sebagai be rikut :

1) Pernah bertransaksi menggunakan aplikasi Tokopedia 2) Berdomisili di wilayah Yogyakarta.

3) Berjenis kelamin laki-laki atau perempuan yang berusia minimal 18 tahun

3.7. Teknik Analisis Data 3.7.1. Statistik Deskriptif

(22)

Menurut Ghozali 2018) statistik deskriptif dilakukan untuk menggambarkan atau deskripsikan suatu data melalui nilai minimum, maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi. Dalam penelitian ini uji statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran dari variabel yang diteliti, yaitu Word Of Mouth, Product Quality, Brand Image, dan Purchase Intention.

3.7.2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Untuk mendeteksi model regresi mempunyai variabel penggang gu atau residual berdistribusi secara normal atau tidak, maka perlu di lakukan uji normalitas, (Imam Ghozali, 2018). Uji normalitas dilaku kan dengan metode nilai Monte Carlo Sig(2-tailed) yang dihasilkan l ebih besar dari 0,05 maka residual berdistribusi normal (sig > 0,05) d an sebaliknya jika nilai Monte Carlo Sig(2-tailed) yang dihasilkan ku rang dari 0,05 dapat dikatakan residual tidak berdistribusi normal (si g < 0,05).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menganalisis model regres i, apakah terdapat korelasi antar variabel indepanden atau tidak. Untu k model regresi yang baik seharusnya tidak ditemukan korelasi antar variabel indepanden. Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai Tolerance Value atau Variance Inflation Factor (VIF).

Apabila nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10 dapat dikataan bah wa tidak terjadi multikolinieritas, (Ghozali 2018).

c. Uji Heteroskedastisitas

Untuk menganalisis model regresi apakah terdapat ketidaksamaan va rian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain maka pe rlu dilakukan uji heteroskedastisitas. Apabila varian dari residual sat u pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka dapat dikatakan homo

(23)

skedastisitas, sebaliknya jika terjadi perbedaan maka dapat dikatakan heteroskedastisitas. Untuk model regresi yang baik sebaiknya homos kedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 201 8).

d. Uji Autokorelasi

Untuk menganalisis model regresi apakah terdapat korelasi antara ke salahan penggunaan pada periode t dengan kesalahan penggunaan pa da periode t-1 (sebelumnya) maka perlu dilakukan uji autokorelasi.

Metode yang digunakan untuk menganalisis permasalahan autokorel asi yaitu melalui uji Durbin-Watson (DW test) dengan kriteria beriku t ini:

1) Apabila d terletak antara dU dan (4-dU), maka Ho diterima, d imana tidak autokorelasi.

2) Apabila d terletak antara dL dan dU atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak diperoleh hasil kesimpulan yang pasti.

3) Apabila d < dL atau > (4-dL) maka Ho ditolak, dimana terda pat autokorelasi.

Nilai dU dan dL didapat dari table statistik Durbin Watson denga n melihat berapa banyak jumlah pengamatan dan variabel indepa nden dalam penelitian tersebut, Imam Gozali (2018).

3.7.3. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk menganalisis arah hubungan apakah setiap variabel indepanden memiliki hubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai variabel depanden apabila terjadi kenaikan atau penurunan pada nilai variabel indepanden maka perlu dilakukan analisis regresi linier bergada.

Dalam penelitian ini persamaan struktural dirumuskan sebagai berikut:

Y= α + β1X1+ β2X2 + β3X3+ β4X4 + e

(24)

Keterangan:

Y = Purchase Intention

α = Konstanta

β (1,2,3,4) = Koefisien regresi

X1 = Word Of Mouth

X2 = Product Quality

Z = Brand Image

e = Error

3.7.4. Uji Hipotesis a Uji t

Uji statistik t digunakan untuk mendeteksi seberapa besar pengaruh set iap variabel indepanden secara individu dalam menerangkan variasi va riabel depanden. Uji T dilakukan dengan menetapkan nilai signifikan s ebesar 0.05 atau α=5%, Gozali (2018).

Kriteria pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan ketentuan berik ut ini:

1) Jika nilai Sig < 0,05, maka Ho ditolak

Artinya hipotesis diterima, terdapat pengaruh signifikan antara varia bel indepanden terhadap variabel depanden secara parsial.

2) Jika niali Sig > 0,05, maka Ho diterima

Artinya hipotesis ditolak, tidak terdapat pengaruh signifikan antara v ariabel indepanden terhadap variabel depanden secara parsial.

3) Jika t hitung> t tabel, maka Ho ditolak

Artinya hipotesis diterima, terdapat pengaruh antara variabel indepan den terhadap variabel depanden secara parsial.

4) Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima

(25)

Artinya hipotesis ditolak, tidak terdapat pengaruh antara variabel ind epanden terhadap variabel depanden secara parsial.

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan model dalam menera ngkan variasi variabel depanden Koefisien Determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel depanden. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika R² menunjukkan nilai yang kecil menandakan bahwa ada nya keterbatasan kemampuan variabel indepanden dalam menjelaskan v ariabel dependen. Jika nilai yang mendekati satu menandakan bahwa va riabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhk an untuk memprediksi variasi variabel dependen. Gozali (2018).

DAFTAR PUSTAKA

Abdi, H. (2022, january 11). Pengertian E-commerce Menurut Para Ahli dan Con tohnya di Indonesia. Diambil kembali dari hot liputan6: https://hot.liputan 6.com/read/4856338/pengertian-e-commerce-menurut-para-ahli-dan-conto hnya-di-indonesia

Ritna Rachel Pilipus, M. F. (2021). PENGARUH WOM (WORD OF MOUTH), BRAND IMAGE, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUS

(26)

AN PEMBELIAN MINUMAN THAI TEA PADA DUM DUM THAI DR INKS SAMARINDA. JURNAL ILMIAH MANAJEMEN DAN BISNIS, 61- 72.

Supriyadi, W. W. (2017). PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN BRAND I MAGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN. Jurnal Bisnis dan Ma najemen, 74-85.

ababan, Jelita Safitri, dan Harry Soesanto. 2019. “ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DENGAN BRAND IMAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING.” Diponegor o Journal Of Management 8: 58–69.

Wijaya, Finna Anastasia, dan Sugiono Sugiharto. 2015. “Pengaruh Celebrity Endorsemen tterhadap Purchase Intention Denganbrand Image Sebagai Variabel Intervening (Stu di Kasus Iklan Produk Perawatan Kecantikan Pond’S).” Jurnal Manajemen Pemasa ran 9(1): 16–22.

Nababan, Jelita Safitri, dan Harry Soesanto. 2019. “ANALISIS PENGARUH KUALITA S PRODUK DAN WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DENGAN BRAND IMAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING.” Diponegor o Journal Of Management 8: 58–69.

Referensi

Dokumen terkait