PEMBAHASAN MAKALAH :
Pengelolaan Keuangan Pemerintah Masa Pandemi Covid 19
NAMA : ENRICO PARSAORAN LBN TOBING NPM : 2210301013
ADMINISTRASI KEUANGAN PUBLIK
1. Yang mendasari penulisan artikel tersebut :
PANDEMI COVID-19 MENYEBABKAN PEMERINTAH HARUS MENYEDIAKAN ANGGARAN UNTUK MENGATASI DAMPAK PANDEMI COVID-19 DALAM RANGKA PENANGANAN KESEHATAN, PENYEDIAAN JARING PENGAMANAN SOSIAL DAN PENANGANAN DAMPAK EKONOMI. SEMENTARA ANGGARAN DALAM APBD TAHUN ANGGARAN 2020 BELUM MENGKOMODIR DAMPAK PANDEMI COVID 19. AKIBAT HAL TERSEBUT PEMERINTAH HARUS MELAKSANAKAN REFOCUSING KEGIATAN DAN RELOKASI ANGGARAN UNTUK PENANGANAN DAMPAK COVID 19,.
SEHINGGA PENULIS TERTARIK MENELITI PENGANGGARAN, PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PEMERINTAH PROVINSI RIAU TERKAIT COVID-19
2. Jika ada masalah yang akan dijawab, darimana anda mengetahui itu :
DARI TULISAN YANG MENYATAKAN “IMPLEMENTASI REFOCUSING DAN REALOKASI ANGGARAN TENTU SAJA MENIMBULKAN PERMASALAHAN PADA PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH. BAGJANA (2020) MENYATAKAN BEBERAPA PERMASALAHAN TERKAIT PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DISEBABKAN ANTARA LAIN ANGGARAN YANG TIDAK MEMADAI, REGULASI YANG BERTUBI TUBI, ADA TRAUMATIK DALAM PENGELOLAAN BELANJA TIDAK TERDUGA DAN BELUM PERNAH TERJADI BENCANA YANG DAMPAKNYA BERSKALA NASIONAL SEPERTI PANDEMI COVID-19.
1. PENELITIAN KUALITATIF TIDAK MURNI UNTUK MENGOBSERVASI TEORI, SEHINGGA TEORI BERSIFAT “PASIF” DAN HANYA MENJADI STARTING POINT BAGI KESELURUHAN OBSERVASI (SCHWANDT (1993) DALAM (CRESWELL, 2015)) 2. TEORI HANYA SEBAGAI “BANTUAN” BAGI PENELITI DALAM MENENTUKAN PERSPEKTIF SESUAI RUMUSAN MASALAH
YANG DIAJUKAN (CRESWELL, 2015).
3. TEORI TETAP AKAN MENJADI END POIN RESEARCH KARENA PENELITIAN DIMULAI DARI PENGUMPULAN DATA, LALU KE TEMA-TEMA UMUM, YANG SELANJUTNYA AKAN MENUJU SEBUAH POLA, MODEL DAN BERAKHIR PADA TEORI TERTENTU (LOGIKA INDUKTIF (PUNCH, 2005 DALAM (CRESWELL 2015))
4. ANALISIS DATA BERSIFAT INDUKTIF/ KUALITATIF DAN HASIL PENELITIAN LEBIH MENEKANKAN MAKNA DARI PADA GENERALISASI. (SUGIYONO, 2012)
5. STUDI KASUS DILAKSANAKAN DENGAN CARA WAWANCARA MENDALAM (DARMAYASA & ANESWARI, 2015)
6. PEMILIHAN STUDI KASUS JUGA DISARANKAN APABILA PENELITI TIDAK DAPAT MENGONTROL KEBERADAAN PERISTIWA (YIN, 2017)
7. PEMILIHAN INFORMAN DIDASARKAN PADA PENGETAHUAN MEREKA TENTANG OBJEK ATAU SITUASI YANG INGIN KITA TELITI ( SUGIYONO, 2009:61)
8. DALAM PENGUMPULAN DATA PENELITI MEMULAINYA DARI INFORMAN KUNCI UNTUK MENDAPATKAN GAMBARAN YANG UTUH DAN MENYELURUH TENTANG MASALAH YANG DIAMATI (HARYANA, 2020)
9. TEKNIK PENGUMPULAN DATA YAITU: WAWANCARA (INTERVIEW), WAWANCARA DILAKUKAN DENGAN CARA WAWANCARA MENDALAM (SUGIYONO 2012;402)
10. TRIANGULASI MERUPAKAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA DENGAN MENGGABUNGKAN BERBAGAI TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN SUMBER DATA ( SUGIYONO 2011;330)
3. dasar teori atau referensi yang digunakan dalam artikel :
4. apa terjadi juga di lingkungan dimana anda bertugas :
PADA TAHUN ANGGARAN 2020 REFOCUSING DAN REALOKASI ANGGARAN DILAKSANAKAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DALAM RANGKA PENANGANAN PANDEMI COVID 19. ATURAN YANG MENDASARI REFOCUSING DAN REALOKASI ANGGARAN ADALAH INPRES NO 4 TAHUN 2020 (MARET 2020) TENTANG REFOCUSING KEGIATAN DAN REALOKASI ANGGARAN SERTA PENGADAAN BARANG DAN JASA DALAM RANGKA PERCEPATAN PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 DAN INTRUKSI MENTRI DALAM NEGERI NO 1 TAHUN 2020 (APRIL 2020) TENTANG PENCEGAHAN PENYEBARAN DAN PERCEPATAN PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
NAMUN PERBEDAANNYA PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN MELAKUKAN REFOCUSING DAN REALOKASI ANGGARAN SEBANYAK 2 KALI MELALUI PERUBAHAN PENJABARAN APBD DENGAN CARA PERGESERAN ANGGARAN DAN SELANJUTNYA MELALUI PERUBAHAN APBD
5. cara/metode yang dilakukan untuk menjawab masalah dalam artikel tersebut
MELALUI METODE PENELITIAN KUALITATIF BERLANDASKAN PADA FILSAFAT POSTPOSITIVISME.
STUDI KASUS DILAKSANAKAN DENGAN CARA WAWANCARA MENDALAM
UNTUK MENGUJI KEABSAHAN DATA MAKA DIGUNAKAN TEKNIK TRIANGULASI
6. sOlusi atau hasil yang diberikan dalam artikel tersebut
DIPERLUKAN KEBIJAKAN DALAM ANGGARAN SEPERTI PERUBAHAN ANGGARAN. KEBIJAKAN PENATAUSAHAAN, SERTA KEBIJAKAN YANG JELAS DALAM PERTANGGUNGJAWABAN. TERUTAMA KEBIJAKAN PADA BELANJA TIDAK TERDUGA. DALAM KONDISI DARURAT BELANJA TIDAK TERDUGA MENJADI SOLUSI DALAM PENGELUARAN PEMERINTAH. NAMUN PERATURAN YANG JELAS BAGAIMANA PENGANGGARAN, PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN HARUS TETAP DITUANGKAN DALAM REGULASI.
7. apakah menarik untuk di aplikasikan, jika bisa, di lingkungan dimana anda bertugas
PADA PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PELAKSANAAN PERUBAHAN PENJABARAN MELALUI PERGESERAN ANGGARAN MENJADI SOLUSI DALAM MENJAWAB BERBAGAI PERMASALAHAN KEUANGAN PEMERINTAH. HAL INI SERING DILAKSANAKAN DALAM PENGAMBILAN KEBIJAKAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN KEUANGAN PEMERINTAH. SEPERTI PADA TAHUN ANGGARAN 2023 TELAH DILAKSANAKAN BEBERAPA KALI PERUBAHAN PENJABARAN MELALUI PERGESERAN ANGGARAN AKIBAT :
1. TERBITNYA PMK NOMOR 211 TAHUN 2022 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 139/PMK.07/2019 TENTANG PENGELOLAN DANA BAGI HASIL, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA OTONOMI KHUSUS, SERTA
2. KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/KM.7/2023 TENTANG PENUNDAAN PENYALURAN DANA ALOKASI UMUM DAN/ATAU DANA BAGI HASIL ATAS PEMERINTAH DAERAH YANG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2023. DIMANA AKIBAT DIKELUARKANYA ATURAN
DALAM HAL PENGGUNAAN BELANJA TIDAK TERDUKA, SOLUSI INI JARANG DIGUNAKAN AKIBAT REGULASI PENGGUNAAN BELANJA YANG TIDAK TERDUKA YANG DAPAT MENYEBABKAN KESALAHAN DALAM PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN
PANDEMI COVID-19 MENYEBABKAN PEMERINTAH HARUS MENYEDIAKAN ANGGARAN UNTUK MENGATASI DAMPAK PANDEMI COVID-19 DALAM RANGKA PENANGANAN KESEHATAN, PENYEDIAAN JARING PENGAMANAN SOSIAL DAN PENANGANAN DAMPAK EKONOMI. DALAM RANGKA HAL TERSEBUT DAN UNTUK MENJAWAB REGULASI TERKAIT PENCEGAHAN DAN PENANGANAN COVID 19, PEMERINTAH KHUSUSNYA PEMERINTAH PROVINSI RIAU DALAM ARTIKEL INI MELAKSANAKAN PERGESERAN ANGGARAN UNTUK MEMBIAYAI PELAKSANAKAN PROGRAM/KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN COVID 19. AKIBAT PERGESERAN ANGGARAN YANG DILAKSANAKAN PASTINYA TERJADI PROSES PENGANGGARAN, PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DILUAR PROSEDUR NORMAL YANG BERLAKU.
DALAM HAL INI PENULIS TERTARIK BAGAIMANA PENGANGGARAN, PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PEMERINTAH PROVINSI RIAU TERKAIT PANDEMI COVID-19, SEHINGGA PENULIS MELAKSANAKAN PENELITIAN TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI RIAU DI MASA COVID-19.
PENELITIAN YANG DILAKSANAKAN MELALUI METODE KUALITATIF BERLANDASKAN PADA FILSAFAT POSTPOSITIVISME STUDI KASUS DILAKSANAKAN DENGAN CARA WAWANCARA MENDALAM DAN PENGUJIAN KEABSAHAN DATA DILAKSANAKAN MELALUI TEKNIK TRIANGGULASI. DIMANA WAWANCARA DILAKSANAKAN DARI BERBAGAI PIHAK DALAM HAL INI ADA 14 INFORMAN YANG TERDIRI DARI 3 ORANG INFORMAN KUNCI, 7 ORANG INFORMAN UTAMA DAN 4 ORANG INFORMAN PENDUKUNG.
DALAM PELAKSANAAN OBSERVASI, PENELITI MENEMUKAN DALAM HAL PENGANGGARAN PEMERINTAH PROVINSI RIAU MELAKSANAKAN 4 KALI PERGESERAN ANGGARAN UNTUK PENGALOKASIAN ANGGARAN DALAM RANGKA PENANGANAN DAN PENCEGAHAN COVID 19. SEDANGKAN DALAM HAL PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN, PEMERINTAH PROVINSI RIAU DALAM HAL INI OPD YANG MENJADI PELAKSANA PROGRAM/KEGIATAN PENANGANAN DAN PENCEGAHAN COVID 19 MELALAUI PROSES REFOCUSING PROGRAM/KEGIATAN TELAH MELAKSANAKAN PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN SESUAI PROSEDUR YANG BERLAKU. YANG MENJADI --->>>>>
8. NARASI TERKAIT MAKALAH
MASALAH DALAM PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ADALAH KEGIATAN YANG BERSUMBER DARI PROGRAM/KEGIATAN BELANJA TIDAK TERDUKA AKIBAT MINIMNYA REGULASI TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN, TUGAS DAN WEWENANG DALAM PENGELUARAN BELANJA TIDAK TERDUGA.
DARI HASIL PENELITIAN YANG DILAKUKAN PADA PEMERINTAH PROVINSI RIAU MENEMUKAN PERTAMA, PEMERINTAH PROVINSI RIAU TELAH MELAKUKAN REFOCUSSING DAN REALOKASI ANGGARAN DENGAN MELAKUKAN 4 KALI PERGESERAN ANGGARAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENAGANAN COVID 19. KEDUA, PADA TAHAP PENATAUSAHAAN DITEMUKAN PERMASALAHAN DALAM PENGGUNAAN DAN PENCATATAN BELANJA TIDAK TERDUGA.
REGULASI YANG MINIM TENTANG PENGGUNAAN BTT JUGA MENIMBULKAN PERMASALAHAN DALAM PERTANGGUNGJAWABAN BTT.. KETIGA, PEMERINTAH KESULITAN DALAM MENDAPATKAN DATA YANG VALID DALAM MENYALURKAN DANA KEPADA MASYARAKAT YANG TERDAMPAK COVID 19. KEEMPAT, BELUM JELASNYA MEKANISME PERTANGGUNGJAWABAN ASET HIBAH UNTUK KEPERLUAN COVID 19.
UNTUK MENGGALI INFORMASI YANG LEBIH MENDALAM DAN DAPAT MENYATUKAN PERSEPSI ANTARA INFORMAN PENELITI MENGHARAPKAN DAPAT MELAKSANAKAN FOCUS GRUP DISCUSION NAMU DIKARENAKAN KETERBATASAN PENELITI TIDAK DAPAT MELAKSANAKANNYA.
