Pengelolaan retribusi pasar merupakan tugas pemerintah untuk mengatur proses pemungutan dan pengelolaan sumber pendapatan yang diperoleh dari pedagang atas pembangunan dan fasilitas yang digunakan. Kebijakan retribusi pasar dikeluarkan bukan hanya karena retribusi ini terikat dengan peraturan perundang-undangan setempat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengelolaan retribusi pasar di Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu dalam meningkatkan penerimaan retribusi daerah serta faktor pendukung dan penghambatnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan retribusi pasar di Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu sebagian besar sudah berjalan efektif, walaupun masih terdapat beberapa kendala dalam pengelolaan retribusi terutama pada bidang pengawasan yang belum dilakukan secara maksimal. Faktor pendukung dalam pengelolaan retribusi pasar adalah terbentuknya organisasi KKPS, bertambahnya jumlah pedagang setiap hari pasar, dan kemampuan petugas dalam menjalankan tugasnya, sedangkan faktor penghambat dalam pengelolaan ini adalah kurangnya kesadaran akan retribusi pasar. adalah pedagang. adanya supermarket di sekitar pasar, kurangnya fasilitas parkir dan penataan pasar, miskin dan kotor. Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi yang berjudul “Manajemen Retribusi Pasar di Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Tuan dan Nyonya. dosen-dosen ilmu administrasi publik yang telah menyumbangkan ilmunya kepada penulis semasa kuliah.
Latar Belakang
Pengelolaan retribusi pasar dibatasi oleh dua peraturan, yaitu Peraturan Bupati Nomor 158 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemungutan Retribusi Pasar Dalam Wilayah Kabupaten Luwu dan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemungutan Retribusi Pasar Secara Umum. PERBU dan PERDA dalam pengelolaan perpajakan pasar adalah agar pemerintah dapat memberikan bimbingan kepada aparat pajak dalam melaksanakan tugasnya, mampu meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan perpajakan, memberikan pemahaman melalui sosialisasi atau poster terkait retribusi pasar. sehingga kesadaran akan pembayaran pajak pasar. meningkat, dan pemerintah Kita juga harus memperhatikan pembangunan fasilitas pasar agar masyarakat selalu membayar harga pasar. Peran Pemerintah Daerah khususnya dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah berupaya untuk meningkatkan pengelolaan perpajakan agar penerimaan pajak pasar yang diterima dari masyarakat pasar dapat menunjang pengembangan dan penyelenggaraan pendanaan urusan daerah. .
Selain itu, terdapat faktor yang sangat mempengaruhi peningkatan pendapatan retribusi pasar, yaitu sarana dan prasarana yang baik dan bersih serta pengelolaan pasar yang lebih baik. Pengelolaan retribusi pasar pada prinsipnya dimaksudkan untuk menjamin kegiatan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Berdasarkan pengamatan awal peneliti, dari kenyataan di lapangan dapat dikatakan bahwa mengatur harga pasar bukanlah hal yang mudah bagi pemerintah daerah, karena masih banyak keluhan dari para pedagang.
Para pedagang berharap dari keluhan yang mereka sampaikan, pemerintah pengelola retribusi pasar dapat memperhatikan perkembangan pasar, sehingga pengunjung semakin ramai dan meningkatkan realisasi pendapatan daerah. Berdasarkan pengamatan awal di atas, maka peneliti mempunyai alasan untuk mengangkat tema ini karena peneliti ingin melihat proporsi kenaikan retribusi pasar dan tata cara pengelolaan retribusi yang dilakukan oleh pemerintah daerah akibat adanya di pasar Kecamatan Ponrang. dikatakan masih jauh dari kata efisien dan efektif.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
- Konsep Pendapatan Asli Daerah
- Konsep Retribusi Daerah
- Konsep Pengelolaan Retribusi Pasar
- Faktor Yang Mempengaruhi
- Kerangka Pikir
- Fokus Penelitian
- Deskripsi Fokus
Pajak daerah yang merupakan jenis pajak yang dipungut langsung oleh daerah, mengharuskan setiap wajib pajak untuk membayar sesuai dengan tarif yang ditentukan karena penetapan tarif pajak daerah yang berlaku setiap saat ditentukan untuk mencapai tujuan di atas, wajar dan sepadan. dengan imbalan yang diharapkan mereka peroleh atas penggunaan jasa atau pelayanan yang disediakan oleh pemerintah. Objek dan objek pembalasan pasar adalah orang atau badan yang menggunakan fasilitas pasar.
Penerimaan retribusi pasar masih berpotensi untuk ditingkatkan, apabila retribusi pasar merupakan salah satu sumber pendapatan daerah maka tarif pajak harus ditingkatkan. Retribusi pasar dipungut oleh setiap pedagang sebagai imbalan kepada pemerintah atas pemberian fasilitas perdagangan. Berdasarkan penjelasan di atas mengenai pajak pasar, dapat disimpulkan bahwa pajak pasar mempunyai dampak yang besar terhadap peningkatan pendapatan asli daerah, namun tidak semua masyarakat dapat memahami kebijakan pajak ini, sehingga banyak persepsi mengenai kebijakan ini, sebagian masyarakat menerimanya. dan mereka tidak menerimanya.
Jenis pajak daerah yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah adalah pajak pasar. Retribusi ini merupakan salah satu retribusi daerah yang mempunyai potensi besar sebagai masukan bagi kas daerah. Salah satu daerah yang memiliki potensi besar adalah Kabupaten Luwu. Untuk mengatasi dan mengurangi ketergantungan Kabupaten Luwu terhadap sumbangan dan bantuan dari pemerintah pusat, maka Pemerintah Kabupaten Luwu hendaknya melihat pengelolaan retribusi pasar dengan menggunakan teori menurut George Terry yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan juga melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya. mendorong atau menghambat pengelolaan yaitu dengan melihat dan menilai upaya yang dilakukan. dalam pengelolaan pungutan pasar.
METODE PENELITIAN
Jenis Dan Tipe Penelitian
Jenis Data
Informan Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Pengelolaan Retribusi Pasar di Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu Pada bagian ini peneliti akan membahas hasil penelitian dengan menyajikan data yang diperoleh dari wawancara mendalam, dokumentasi dan observasi sehingga mudah untuk memahami hasil pembahasan yang telah ditentukan sebelumnya, untuk menjelaskan. dalam fokus pembahasan dan deskripsi penelitian. Berdasarkan rumusan masalah awal yaitu Bagaimana proses pengelolaan retribusi pasar di Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu, peneliti menggunakan teori George Terry sebagai alat untuk memahami proses pengelolaan retribusi pasar yang dilakukan oleh Badan Pendapatan Daerah khususnya kepala Dinas. departemen pengisian dan staf pengisian. Perencanaan merupakan bagian awal penanggung jawab manajemen yang berfungsi sebagai ukuran dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.
“Pengelolaan retribusi dilakukan sesuai dengan SOP yang tertuang dalam peraturan asli yang dibuat, antara lain Peraturan Bupati Nomor 158 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pasar di Wilayah Kabupaten Luwu dan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2017. Tahun 2017 tentang Retribusi Pelayanan Publik” (hasil wawancara RA, 23-Mei-2018). Sarana mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengendalian harga pasar, karena dengan dibangunnya sarana yang baik akan berdampak baik bagi daerah dan masyarakat, selalu mengikuti ketentuan yang berlaku. Peraturan Penyediaan fasilitas tersebut dibantu oleh instansi dan instansi terkait.Bahwa bentuk organisasi dalam pengelolaan retribusi pasar sesuai bidang masing-masing terdiri dari kepala bidang.
“Petugas pengelola retribusi pasar dibagi menurut bidang kompetensinya yang mempunyai jenis status pekerjaan, yaitu pegawai retribusi dan pegawai lapangan berstatus pekerja sebagai PNS, sedangkan debt collector hanya berstatus sukarela. staf” (wawancara SY, 22 Mei 2018). Berdasarkan pembahasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penyelenggaraan bea pasar memerlukan pengorganisasian aparat pajak yang terbagi dalam bidang yaitu bagian perpajakan dan bagian lapangan yang mempunyai pegawai negeri sipil dan relawan. kondisi. Retribusi pasar merupakan pendapatan keuangan daerah yang memerlukan pelaksanaan atau tindakan yang efektif, sehingga hasil pengelolaan retribusi yang efektif dapat menambah uang daerah dan meningkatkan tujuan tertentu.
Pemungutan retribusi pasar dilakukan oleh sektor pungutan yang berwenang memberikan pelayanan pasar, seperti kepala UPTD dan kepala pasar. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung pengelolaan retribusi pasar adalah terbentuknya organisasi Kerukunan Keluarga Pedagang Pasar Induk (KKPS) Kecamatan Ponrang, peningkatan jumlah pedagang setiap hari pasar, sikap ramah petugas terhadap pedagang, kemampuan petugas dalam menjalankan kewajibannya. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat dalam pengelolaan retribusi pasar adalah kurangnya kesadaran pedagang yang membayar retribusi, adanya supermarket di sekitar pasar, kurangnya fasilitas parkir dan tata ruang pasar yang tidak memadai. masih miskinnya dan selain itu dengan adanya faktor-faktor penghambat tersebut dapat membuka jalan berpikir bagi pemerintah untuk mengatasinya agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan dengan baik.
Pengelolaan hasil pasar di Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu. Penulis akan membahas tentang pengelolaan retribusi pasar di Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara langsung dengan masing-masing informan yang sebelumnya ditentukan dengan menggunakan teori George Terry (Hasibuan, 2006) yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan. Pertama, pembuatan peraturan mengenai pengelolaan retribusi pasar, peraturan tersebut dibuat oleh Badan Pendapatan Daerah yang dilaksanakan oleh kepala retribusi dan staf lainnya yaitu Peraturan Bupati Nomor 158 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pelaksanaan Retribusi Pasar. Pengumpulan dalam Peraturan Daerah dan Daerah Luwu Nomor 5 Tahun 2017 tentang Retribusi Pelayanan Umum. Pelaksanaan retribusi pasar di Kabupaten Luwu harus sesuai dengan keputusan pemerintah atau peraturan yang dibuat oleh pemerintah daerah agar sasaran yang ditentukan dapat tercapai.
Pengawasan langsung ini dilaksanakan oleh kepala bidang tugas dan kepala UPTD dengan cara memeriksa dan memverifikasi pelaksanaan pengelolaan tugas sehubungan dengan pemungutan di lapangan atau bersentuhan langsung dengan yang diawasi, yang merupakan bentuk pengawasan langsung. . Bidang yang mempunyai peranan paling besar dalam pengelolaan manfaat di BAPENDA adalah bidang manfaat dan pasar. Aparatur pengelola bea pasar mempunyai dua tahapan dalam pelaksanaannya yaitu tata cara pelaksanaan pemungutan dan pelaksanaan pencatatan sarana dan badan pasar, namun kedua tahapan tersebut tetap perlu mendapat perhatian karena banyak permasalahan seperti pungutan liar. masih muncul di dalamnya.
Faktor pendukung dalam pengelolaan retribusi adalah terbentuknya organisasi KKPS, bertambahnya jumlah pedagang setiap hari pasar, kemampuan petugas dalam menjalankan tugasnya.
Keabsaan Data
Gambar Umum Lokasi Penelitian
Pengelolaan Retribusi Pasar
Faktor Yang Mempengaruhi Pengelolaan Retribusi Pasar
Pembahasan
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Perencanaan, dilakukan studi kelayakan di pasar terlebih dahulu, karena dapat digunakan untuk menentukan peraturan pajak pasar, menentukan fasilitas pasar, menentukan tarif pajak pasar, maka pihak pengelola pajak pasar Kabupaten Luwu harus memasang atribut/tanda setiap akan melakukan pemasangan. melaksanakan tugas di pasar agar tampak disiplin oleh pengguna pasar. Implementasinya, baik yang masuk pasar maupun yang berada di sekitar pasar dikenakan pungutan pasar, sebelumnya hanya mereka yang masuk pasar saja, aparat pengelola harus mengambil sanksi tegas seperti pemutusan kontrak kerja bagi petugas pemungut retribusi pasar yang melanggar prosedur yang ada/ peraturan agar tidak terjadi lagi penyimpangan yang dilakukan petugas pemungutan pajak pasar pada saat memungut pajak pasar. Pengawasan : Penanggung Jawab Pengelola Pasar melakukan pengawasan langsung dua kali seminggu secara berkala di pasar dan pengawasan tidak langsung paling sedikit dua kali sebulan.
Dari segi faktor penghambat, peneliti menyarankan agar pengelola manfaat manajer selalu memperhatikan kondisi pasar agar tidak timbul faktor penghambat lainnya. Keputusan Bupati No. 158 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar di Daerah Kabupaten Luwu.