• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Yang Berkelanjutan Bagi ... - Unibos

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Yang Berkelanjutan Bagi ... - Unibos"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

Muhammad Desfar Ramdan, 2022 “Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Berkelanjutan Untuk Pembangunan Pesisir di Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar”. Salah satu kawasan pesisir di Kabupaten Takalar yang memiliki potensi sumberdaya pesisir yang besar adalah Kecamatan Galesong.

Rumusan Masalah

Oleh karena itu, penataan ruang harus diarahkan untuk mengoptimalkan dan mengembangkan potensi sumber daya alam pesisir di Kabupaten Takalar, khususnya Kabupaten Galesong. Berdasarkan permasalahan tersebut sebagai latar belakang penelitian yang berjudul “Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Berkelanjutan Untuk Pembangunan Pesisir di Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar” yang bertujuan untuk mengetahui status dan pengembangan wilayah pesisir melalui pengelolaan sumber daya pesisir yang berkelanjutan.

Tujuan dan Manfaat

Untuk mengetahui strategi pengembangan kawasan pesisir dengan pengelolaan sumber daya pesisir di Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Sebagai masukan kepada pemerintah dan masyarakat serta dunia usaha pesisir Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

Ruang Lingkup Pembahasan

Sistematika Pembahasan

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian Wilayah Pesisir

Sesuai dengan kesepakatan umum di dunia bahwa kawasan pesisir adalah kawasan pertemuan antara daratan dan lautan, daratan ke darat meliputi baik yang kering maupun yang terendam air yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan air asin. . meresap. Kedua, terhadap wilayah laut yang merupakan hasil proses yang terjadi di darat (sedimentasi, aliran sungai, pengaruh air tawar, dll), maupun yang disebabkan oleh aktivitas manusia di darat seperti penggundulan hutan dan polusi.

Karakteristik Wilayah Pesisir

Wilayah perbatasan ini memadukan massa daratan dan perairan yang berasal dari daratan yang relatif tinggi (lereng, curam, atau elevasi sedang) dengan massa air laut yang relatif rendah, datar, dan jauh lebih besar.

Pengembangan Wilayah Pesisir

Pengelolaan pembangunan daerah sangat erat kaitannya dengan eksploitasi sumber daya alam yang ada di daerah. Pengelolaan sumber daya alam yang baik dapat menjamin kesejahteraan manusia, namun sebaliknya pengelolaan sumber daya alam yang buruk berdampak buruk bagi umat manusia.

Pendekatan dalam Pengembangan Wilayah Pesisir

Pendekatan tersebut meliputi: (1) pendekatan ekologis; (2) pendekatan fungsional/ekonomis; (3) pendekatan sosial politik; (4) pendekatan perilaku dan budaya. Pendekatan ini juga menganggap wilayah sebagai teritorial, menghubungkan ruang-ruang wilayah tertentu dengan unit-unit organisasi tertentu.

Potensi Sumber daya Pesisir

27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau juga secara tegas menjelaskan pengertian sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, yaitu sumberdaya hayati, sumberdaya nonhayati, sumberdaya buatan dan jasa lingkungan. Sumber daya buatan meliputi infrastruktur kelautan yang berkaitan dengan kelautan dan perikanan, dan jasa lingkungan berupa keindahan alam, permukaan dasar laut, tempat instalasi bawah laut yang berkaitan dengan kelautan dan perikanan, serta energi gelombang laut yang terdapat di wilayah pesisir.

Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan Sumber daya Pesisir

Semua aktivitas manusia yang dipahami sebagai aktivitas pembangunan ekonomi merupakan elemen penting dan memiliki andil dalam sistem sumber daya, dalam hal ini di wilayah pesisir. Situasi ini telah mendorong kita pada kebutuhan akan konsep pembangunan berkelanjutan di wilayah pesisir (Dahuri, 1998).

Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber daya Pesisir yang Berkelanjutan dan Terpadu dan Terpadu

  • Pengelolaan Pesisir Secara Berkelanjutan
  • PengelolaanPesisirTerpadu
  • Isu-Isu Pengelolaan Sumber Daya Pesisir
  • Tujuan Pengembangan Pengelolaan Wilayah Pesisir
  • Manfaat Pengelolaan Wilayah Pesisir
  • Prinsip Dasar (asas) Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu Berdasarkan UU No. 26 tahun 2007, penataan ruang berasaskan
  • Penyusunan Rencana Strategi Dan Arahan Pengelolaan

Untuk dapat mewujudkan pembangunan kawasan pesisir secara berkelanjutan, diperlukan pengelolaan kawasan pesisir secara terpadu. Menurut Bengen (2004), pembangunan sumberdaya pesisir dan laut yang optimal dan berkelanjutan dapat tercapai jika tiga syarat ekologis terpenuhi: (1) pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut sesuai dengan daya dukungnya; (2) pemanfaatan kawasan pesisir dan lautan secara serasi; dan (3) memanfaatkan daya asimilasi wilayah pesisir sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Perkembangan penduduk yang cukup pesat di wilayah pesisir dan masalah kemiskinan merupakan isu sosial yang dominan di wilayah pesisir.

Pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan laut diwujudkan untuk memanfaatkan, menikmati, membangun, merawat, melestarikan, dan melindungi sumber daya alamnya. Definisi ini harus ditinjau ulang bila dibandingkan dengan hierarki perencanaan pengelolaan kawasan laut dan pesisir terpadu. Pendekatan akomodatif, yaitu dokumen ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan berbagai pihak yang menggunakan sumber daya di wilayah pesisir Kabupaten/Kota.

Pendekatan yang mendukung, yaitu bahwa dokumen ini diharapkan dapat mendorong pembangunan ekonomi di wilayah/kota pesisir. Proses penyusunan Renstra diawali dengan pertemuan seluruh pemangku kepentingan, dilanjutkan dengan identifikasi permasalahan yang ada di wilayah kabupaten/kota pesisir.

Kerangka Pikir

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif-kuantitatif atau penelitian terapan yang termasuk penelitian survey, dimana penelitian dengan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini merupakan penelitian non matematika dengan proses perolehan data dari temuan berupa observasi survey. Penelitian kuantitatif dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan substansi data atau angka sebagai bahan pembanding atau referensi dalam analisis deskriptif. Kedua metode tersebut digunakan untuk melakukan penelitian tentang pembangunan berkelanjutan kawasan pesisir di Kecamatan Galesong.

Lokasi Penelitian

Waktu Penelitian

Jenis dan Sumber Data

  • Data Sekunder

Data sekunder dengan observasi instansi terkait, yaitu salah satu teknik penyaringan data melalui instansi terkait guna menemukan data kuantitatif pada sarana penelitian yang termasuk jenis data yang bersangkutan.

Teknik Pengumpulan Data

  • Kuesioner
  • Wawancara
  • Dokumentasi

Populasi adalah keseluruhan rangkaian karakteristik objek yang diteliti, dan arti lain dari populasi adalah totalitas atau totalitas objek psikologis yang dibatasi oleh kriteria tertentu (Sedarmayanti, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan yang memiliki andil besar dalam menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kabupaten Galesong dengan jumlah populasi 6.258.

Sampel adalah bagian dari populasi dengan ciri atau kondisi tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua data dan informasi diolah dan tidak semua orang atau objek diperiksa, melainkan hanya dengan menggunakan sampel yang representatif. Kemudian dalam pengambilan sampel dari populasi digunakan teknik probability sampling dimana teknik pengambilan sampel ini merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono: 80:2013). .

Pada penelitian ini digunakan nilai kritis 10%, hal ini dikarenakan nilai 10% merupakan batas toleransi maksimal untuk relaksasi. Berdasarkan data populasi yang diperoleh di Desa Pa'lalakkang, Desa Boddia dan Desa Mappakalompo yang merupakan desa pesisir di Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar dimana diperoleh sampel sebanyak 246 orang.

Variabel Penelitian

Metode Analisis Data

Definisi Operasional

  • Hydro-Oceanografi
  • Bathimetri
  • Ekosistem Pesisir a. Terumbu Karang
  • Perikanan

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah desa di setiap kecamatan Galesong terdiri dari 76 desa dan 24 kelurahan. Kecamatan Galesong merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Takalar dengan luas wilayah sekitar 24,71 km2 atau 4,36 persen dari luas Kabupaten Takalar. Kecamatan Galesong merupakan kecamatan yang baru dimekarkan sejak tahun 2007, sehingga Kecamatan Galesong secara administratif terdiri dari 14 desa, 62 dusun dan 5 diantaranya merupakan wilayah pesisir dengan batas wilayah sebagai berikut.

Wilayah pesisir Kecamatan Galesong meliputi 14 (empat belas) desa dengan luas ± 25,93 km2 dimana Desa Boddia merupakan desa terbesar dengan prosentase 13,77%. Jenis tanah di kawasan pesisir dan laut Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar didominasi oleh tanah Hoeptisol dan juga terdiri dari tanah entisol Mediterania yang memiliki tekstur merah, kuning, hitam dan abu-abu sehingga kawasan Kecamatan Galesong cocok untuk lahan pertanian, pemukiman dan kolam. Sebaran geologi di Kecamatan Galesong terdiri dari batuan sedimen alluvium pantai namun masih cocok untuk pemukiman.

Pada tahun 2018 jumlah penduduk Kecamatan Galesong sebanyak 40.962 jiwa dan pada tahun 2019 mengalami peningkatan jumlah penduduk sebanyak 41.421 jiwa. Data pengukuran pada lokasi survey di wilayah pesisir kecamatan Galesong berkisar antara 5,63 m/s – 20,25 m/s. Kecamatan Galesong memiliki terumbu karang yang terletak di Pulau Sanrobengi, Desa Boddia. Kondisi terumbu karang di kawasan ini tergolong buruk, dengan luas tutupan karang hidup kurang dari 25%.

Pantai Boe di Desa Mappakalompo Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar merupakan bagian dari kawasan pesisir Kabupaten Takalar yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai obyek wisata pantai.

Gambar 4.10  Peta Geologi Kecamatan Galesong
Gambar 4.10 Peta Geologi Kecamatan Galesong
  • Obyek Wisata
  • Fasilitas Pelayanan Sosial Ekonomi
    • Sarana Perkantoran
    • Sarana Perdagangan
    • Sarana Pendidikan
    • Sarana Kesehatan
    • Sarana Peribadatan
  • Kaitan Lokasi Penelitian Dengan Kecamatan Lain
  • Analisis – Analisis Pengembangan Kawasan Pesisir Dengan

Jenis budidaya ikan yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Galesong pada umumnya dan pesisir pada khususnya adalah tambak, sungai, rawa dan bendungan. Sumber daya wisata di Kecamatan Galesong hanya terdapat di Desa Boddia dan Desa Mappakalompo yaitu Pantai Boe dan Pulau Sanrobengi. Potensi sumber daya wisata di Kecamatan Galesong sangat bagus, namun kurang diperhatikan oleh pemerintah daerah dan masyarakatnya.

Di Kecamatan Galesong terdapat 66 toko, kios/toko dan warung makan pada umumnya banyak terdapat di Desa Palalakkang, meskipun desa ini bukan ibu kota kecamatan. Terdapat 8 toko di Desa Palalakkang, 455 kios/warung yang tersebar di 14 desa di Kecamatan Galesong dan 45 warung makan. Untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar di Kecamatan Galesong, pemerintah setempat menyediakan fasilitas pendidikan untuk menunjang kegiatan bagi warga Kecamatan Galesong.

Sarana ibadah di Kecamatan Galesong sebanyak 28 masjid di seluruh kota dan 16 mushola. Secara geografis Kecamatan Galesong memiliki keterkaitan dengan 2 (dua) Kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Galesong Utara dan Kecamatan Galesong Selatan.

KUADRAN II T

Mengarahkan pengelolaan potensi sumberdaya alam pesisir dengan mengutamakan pengelolaan aspek lingkungan pemanfaatan ekonomi dan peningkatan sosial masyarakat pesisir.

PENUTUP

Saran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan untuk mengembangkan potensi sumberdaya pesisir di Kecamatan Galesong secara berkelanjutan. Pemerintah berkewajiban untuk terus memperhatikan dan menjaga sumber daya pesisir yang ada di Kabupaten Galesong. Kepada masyarakat Kecamatan Galesong khususnya yang berada di wilayah pesisir agar lebih memperhatikan aspek ekologi sehingga dapat menjaga keseimbangan lingkungan dan kealamian alam, sehingga dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk melestarikan dan mengembangkan potensi tersebut. sumber daya pesisir di daerah tersebut.

Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu dan Berkelanjutan Berbasis Masyarakat (Media Online: https://pengelolaan-kawasan-pesisir-data-integrated-dan-berkesusan-berbasis- Masyarakat-. Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar dalam Angka 2020 Badan Pusat Statistik Kabupaten Takalar Dalam Angka Tahun 2019 BPS Kecamatan Galesong Dalam Angka Tahun 2020 BPS Kecamatan Galesong Dalam Angka Tahun 2019 BPS Kecamatan Galesong Dalam Angka Tahun 2018 Bengensp Konsep A. Pembangunan di Pesisir dan Marine Resource Management, Paper One-day Seminar on Planning and Management of Integrated Coastal and Oceanic Territories.

Pemanfaatan Pengelolaan Kawasan Pesisir, (Media Online: https://pelajar-mahasiswa-rangkuman-material-kuliah-peuntungan-pengelolaan-kawasan-peritif.html. 2012) diakses pada tanggal 10 April 2016. Analisis Kebijakan Pemanfaatan Pengembangan Wisata Pesisir Pendekatan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Berkelanjutan (Studi Kasus di Pesisir Utara Pulau Bintan, Kepulauan Riau).

Gambar

Gambar 4.10  Peta Geologi Kecamatan Galesong
Grafik Persentase Penutupan Karang dan Alga di Perairan Pulau  Sanrobengi
Gambar 4.22 Skema Analisis SWOT

Referensi

Dokumen terkait

and Bukalapak's version of "Nego Cincai"; (2) From the EPIC rate calculation, it can be concluded that EPIC rates for both Shopee and Bukalapak have the same