PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik pengembangan asesmen untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah pada materi interaksi makhluk hidup dan lingkungan di SMP Kota Bengkulu. Bagaimana kelayakan asesmen materi interaksi makhluk hidup dan lingkungan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa SMP di kota Bengkulu.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pentingnya penggunaan media pembelajaran yang dapat menunjang tercapainya pembelajaran yang optimal dan sejalan dengan perkembangan teknologi. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang pembelajaran berbasis masalah dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Spesifikasi Produk
Asumsi Pengembangan
LANDASAN TEORI
- Assessment
- Kemampuan Problem Solving
- Kajian Pustaka
- Kerangka Berfikir
Mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa SMA pada mata pelajaran biologi.. siswa melalui tes untuk memecahkan masalah pencemaran lingkungan yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan asesmen untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah yang efektif dengan tujuan meningkatkan kemampuan berpikir dalam pemecahan masalah.
METODE PENELITIAN
Prosedur Penelitian
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah produk asesmen kemampuan pemecahan masalah dan subjek uji coba penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP A, SMP B dan SMP C Kota Bengkulu.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam ujian pakar ini bertujuan untuk mendapatkan data berupa penilaian, pendapat, saran dan kritik tentang penyusunan penilaian sesuai dengan ciri-ciri penilaian yang baik. Pakar bahan digunakan untuk mendapatkan data dalam bentuk kelayakan produk yang dilihat dari segi ketepatan konsep yang digunakan. Ahli bahasa digunakan untuk mendapatkan data dan borang kelayakan produk yang dilihat dari segi bahasa seperti tulisan, tanda baca, huruf besar dan lain-lain yang digunakan dalam penilaian.
Validasi praktisi bertujuan untuk memperoleh data berupa penilaian, pendapat, saran dan kritik mengenai kelayakan pelaksanaan penilaian yang dikembangkan di sekolah. Kumpulan angket yang akan disajikan mahasiswa diisi pada saat melakukan uji coba lapangan yang akan menilai kelayakan pelaksana dan perkembangan penilaian. Angket tanggapan guru saat melakukan uji coba lapangan yang akan mengevaluasi kelayakan alat untuk bahan pembelajaran.
Teknik Analisis Data
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa validasi penilaian pada penilaian kemampuan pemecahan masalah dalam interaksi makhluk hidup dengan lingkungan terdiri dari satu orang validator ahli yaitu Bapak. Raden Gamal T.K, M.Pd., dengan tiga aspek penilaian yaitu aspek kelayakan isi, kelayakan konstruksi, serta rubrik penilaian dan kunci jawaban. Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa validasi substansial pada penilaian kemampuan pemecahan masalah dalam interaksi makhluk hidup dengan lingkungan terdiri dari dua orang validator ahli yaitu Ms Naintyn Novitasari, M.Pd. Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa validasi bahasa dalam penilaian kemampuan pemecahan masalah dalam interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya terdiri dari satu orang validator ahli yaitu Ibu Susi Sales, M.Pd. dengan aspek penilaian meliputi aspek sederhana, komunikatif, kesesuaian dan prinsip EBI.
Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa jawaban guru terhadap penilaian kemampuan memecahkan masalah tentang interaksi makhluk hidup dengan lingkungan terdiri dari 3 jawaban guru yaitu Mr. Karman, SP., Ny. Ismawati, S.Pd., Ny. Yuli Setiawati, S.Pd., dengan aspek evaluasi yang meliputi aspek kesesuaian isi dan keterbacaan. Tabel 4.13 menunjukkan bahwa analisis validitas menggunakan aplikasi Rasch ministep (winsteps) untuk melihat hasil pada 10. 2) Hasil Analisis Reliabilitas (3.1 Rangkuman Statistik) Tabel 4.14 Nilai Reliabilitas SMA. Tabel 4.14 menunjukkan analisis reliabilitas menggunakan aplikasi Rasch ministep (winsteps) untuk melihat hasil pada 3.1 Summary Statistics nilai reliabilitas orang sebesar 0,81 bahwa kualitas soal termasuk dalam kategori baik, sedangkan nilai cronbach’s alpha sebesar 0,79 , artinya Cronbach's alpha yang mengukur interaksi antara responden dengan item menunjukkan hasil yang baik. 3) Hasil analisis kekuatan yang berbeda (1.3 ringkasan statistik).
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa analisis validitas menggunakan aplikasi Rasch ministep (winsteps) untuk melihat hasil pada 10. winsteps) Rasch untuk melihat hasil pada (12 item: Wright map) diperoleh 3 kategori soal, soal dengan kategori sangat sulit sebanyak 1 soal , yaitu Q1, soal kategori sukar berjumlah 9 soal yaitu Q2, Q3, Q4, Q5, Q6, Q7, Q8, Q9, soal kategori mudah terdapat 1 item yaitu Q14 dan soal kategori sangat mudah terdapat 4 soal yaitu Q11, Q12, Q13 dan Q15. Tabel 4.22 menunjukkan bahwa analisis validitas item menggunakan aplikasi Rasch ministep (winsteps) untuk melihat hasil pada (10..2) Hasil Analisis Reliabilitas (3.1 Rangkuman Statistik) Tabel 4.23 Nilai Reliabilitas SMA C.
Tabel 4.23 menunjukkan bahwa analisis reliabilitas dengan menggunakan aplikasi Rasch ministep (winsteps) melihat hasil pada (3.1 Summary Statistics) diperoleh nilai kepercayaan diri sebesar 0,80 hal ini menunjukkan bahwa jawaban pertanyaan kategori cukup baik, sedangkan reliabilitas item nilainya adalah 0,87. , hal ini menunjukkan bahwa kualitas soal mengandung kategori.
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
Hasil Uji Lapangan
- Hasil Uji Coba Terbatas
- Hasil Uji Coba Lapangan Lebih Luas
Analisis Data
Berdasarkan tabel 4.11 dan gambar 4.5 terlihat bahwa aspek kesesuaian isi terdiri dari 15 butir penilaian yang mencapai total 63 dengan skor maksimal 75 dan persentase 83%, sedangkan aspek keterbacaan dari 66 butir penilaian mencapai total 75 dan persentase 88%. Berdasarkan Tabel 4.11 hasil survey siswa telah divalidasi dengan nilai r tabel > 0,49. Terlihat bahwa skor total tertinggi terdapat pada item nomor 5 dan 11 dengan skor 0,823**. Tabel 4.16 menunjukkan bahwa analisis kesukaran menggunakan aplikasi Rasch ministep (winsteps) untuk melihat hasil pada (12 item: wright map) diperoleh 4 kategori soal, soal dengan kategori sangat sulit 1 item yaitu Q2, soal dengan kategori sulit memiliki 9 item soalnya adalah Q1, Q3, Q4, Q5, Q6, Q7, Q8, Q9, Q10, soal dengan kategori mudah ada 3 item, yaitu Q11, Q13, Q14, dan soal dengan kategori sangat mudah ada 2 soal, yaitu Q12 dan Q15.
Tabel 4.18 menunjukkan bahwa analisis Reliability menggunakan aplikasi Rasch ministep (winsteps) untuk melihat hasil pada (3.1 Summary stats) personal value yang diperoleh. reliabilitas sebesar 0,80 hal ini menunjukkan bahwa dalam menjawab soal kategori cukup sedangkan nilai reliabilitas butir soal adalah 0,86 hal ini menunjukkan bahwa kualitas soal termasuk dalam kategori baik sedangkan nilai cronbach alpha adalah 0,72 hal ini menunjukkan nilai cronbach alpha adalah pengukuran interaksi antara responden dan item menunjukkan hasil yang baik. Tabel 4.25 menunjukkan bahwa analisis kesukaran menggunakan aplikasi Rasch ministep (winsteps) melihat hasil pada (12 item: wright map) diperoleh 4 kategori soal, soal dengan kategori sangat sulit memiliki 1 topik yaitu Q1, soal dengan kategori sulit memiliki 8 topik pertanyaan yaitu Q2, Q3, Q4, Q5, Q6, Q7, Q8, Q10, pertanyaan kategori mudah memiliki 3 topik yaitu Q9, Q11, Q13, Q14 dan pertanyaan kategori sangat mudah memiliki 2 pertanyaan yaitu Q12 dan Q15. Tabel 4.26 menunjukkan bahwa dari 20 siswa terdapat 3 siswa yang dikategorikan tidak layak, dan terdapat 17 siswa yang dikategorikan layak.
Prototipe Hasil Pengembangan
Tabel 4.26 menunjukkan bahwa dari 20 siswa, 3 siswa tergolong outlier dan 17 siswa tergolong fit. siswa yang tidak memenuhi kriteria misfit karena memiliki pola respon yang berbeda. Berdasarkan tabel 4.27 di atas validasi penilaian, saran yang telah diberikan oleh para ahli penilaian yaitu tentang kesesuaian penilaian dengan aturan membuat penilaian, hal ini telah benar-benar diperbaiki oleh peneliti dan penilaian telah disesuaikan dengan aturan untuk melakukan penilaian. Pada kisi-kisi pemecahan masalah dalam pembelajaran, lago telah diperbaiki dalam penggunaan tanda baca yang baik dan benar sesuai kaidah penulisan.
Berdasarkan Tabel 4.28 dan Tabel 4.29 di atas, maka saran yang diberikan oleh kedua ahli materi yaitu dosen dan guru, saran dosen adalah materi yang diberikan kepada mahasiswa harus sesuai dan terkait dengan kompetensi inti dalam kurikulum, sedangkan sarannya adalah guru SMPN tentang jaringan pemecahan masalah, dalam pembelajaran ditingkatkan lagi dan menggunakan tanda baca yang baik dan benar sesuai kaidah penulisan, dikoreksi dan materi sesuai dengan kompetensi inti dalam kurikulum dan penulisan sesuai kaidah penulisan yang baik dan benar. Berdasarkan tabel 4.10 di atas, saran validator ahli bahasa menunjukkan bahwa terdapat kesalahan penempatan kalimat dan penulisan kata pada contoh 1 dengan nomor soal dan pada contoh 2 dengan nomor, namun kesalahan tersebut diperbaiki sesuai dengan saran yang diberikan. Berdasarkan Tabel 4.31, saran guru SMP di Kota Bengkulu bahwa guru SMP memberikan saran dalam wacana tidak melihat mengatasi permasalahan yang ada pada kerusakan ekosistem yang seharusnya seimbang pada ayat (4), maka saran guru SMP A tidak dapat diperbaiki karena contoh soal dapat diperoleh dari artikel, sedangkan pada Tabel 4.32 saran guru SMP B adalah agar gambar diberi warna, dan uraian serta penulisan huruf soal tidak ada yang hilang, sedangkan pada Tabel 4.33 saran guru SMP C adalah agar gambar dilukis dan dirender.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penilaian dapat disimpulkan bahwa penilaian untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah layak digunakan pada kategori sangat baik. Produk asesmen pengembangan telah dievaluasi oleh ahli materi dengan skor 86,146%.Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa asesmen untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas dalam kategori sangat luas. . Produk asesmen pengembangan dievaluasi oleh ahli bahasa dengan skor 88,25% Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa asesmen untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas dengan kategori sangat baik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk pengembangan asesmen untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah dalam interaksi makhluk hidup dengan lingkungan layak untuk diimplementasikan di lapangan. Hasil pengembangan ini berupa penilaian untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan yang memenuhi karakteristik penilaian kemampuan pemecahan masalah, yang meliputi kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator dan pencapaian kompetensi dan sesuai dengan indikator pemecahan masalah. Kepada guru. a) Pengembangan asesmen untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah pada interaksi makhluk hidup dengan lingkungan di SMP Kota Bengkulu digunakan dalam proses asesmen.
Kelebihan dan kekurangan produk assessment
PENUTUP
Saran
Setelah dilakukan revisi dan perbaikan, akan dihasilkan produk asesmen untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa yang dilengkapi dengan kisi-kisi asesmen, kertas soal, kunci jawaban dan rubrik asesmen. Setelah direvisi kemudian, produk akhirnya berupa pengembangan asesmen untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah dalam interaksi makhluk hidup dengan lingkungan bagi siswa SMP yang memenuhi syarat karena lolos tahap validasi dan uji coba kecil. Penguasaan keterampilan pemecahan masalah memerlukan penilaian yang jelas dan valid, namun sedikit yang dilakukan dalam pengembangan penilaian oleh praktisi pendidikan.
Salah satunya dengan mengembangkan penilaian kemampuan pemecahan masalah berbasis soal dengan memuat contoh-contoh soal. Menggunakan indikator pemecahan masalah dari Mortos, Okamoto & Rhee, 2004 yang terdiri dari 5 indikator yaitu pendefinisian masalah, studi masalah, desain solusi, desain rencana yang telah dibuat, dan evaluasi. Penilaian yang dikembangkan menggunakan 15 item berupa pertanyaan deskriptif, dan indikator pemecahan masalah terdiri dari 5 indikator, yaitu pendefinisian masalah, kajian masalah, desain solusi, desain rencana yang dikembangkan, dan evaluasi.
Pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas V sekolah dasar. Pengajaran biologi menggunakan pemecahan masalah yang disertai dengan diagram pohon untuk memperkuat kemampuan berpikir logis dan interpretatif siswa.