• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LKS BERORIENTASI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGEMBANGAN LKS BERORIENTASI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LKS BERORIENTASI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH

UNTUK KELAS XI SMA

E JURNAL

SILVIANI DWI PUTRI NIM. 11010135

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

PENGEMBANGAN LKS BERORIENTASI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH

UNTUK KELAS XI SMA

Silviani Dwi Putri1, Renny Risdawati2, Ade Dewi Maharani2 Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat1

Silvianidwi.putri@yahoo.com

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat2 rennyrisdawati@gmail.com

adedewimaharani@gmail.com

ABSTRACT

Teaching material is that is by student is teks book and students’ worksheet. Student worksheet that is used less appropiate with learning objectives. Material is give shorlly, did not colorfull and less notice students need so that do not increase students ability critical thinking.

Beside that, students difficult in learning material blood sirculation system. Some reason they think material blood sirculation system difficult because students’ difficulty to understand the consept of material and the process. To guide the students in learning is develop teaching material such as student work sheet. This research aim to express vaidity and practicality students’

worksheet is orientated inquiry guided approach in material to class XI SMA. Research is research and development used modal 4-D they are: define; design; develop and dessiminate. Remember limited time and cost those the research is conducted until develop step. The finding of this research is students’ worksheet orientated inquiri guided approach in material of blood sirculation system validity value with value 81,62% and very practicaly with practicality value 86,87%.

Keywords: Development, students’ worksheet, Inquiri Guided Approach, blood sirculation system

PENDAHULUAN

Bahan ajar merupakan media atau alat yang dapat membantu guru untuk menyampaikan informasi secara jelas kepada siswa. Bahan ajar yang akan digunakan oleh guru harus direncanakan terlebih dahulu. Hal ini didukung oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi guru pada satuan pendidikan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar (Depdiknas, 2008:1).

Sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran dapat bermacam-macam. Salah satu sumber belajar yang bisa digunakan adalah Lembar Kerja Siswa.

Berdasarkan pengalaman penulis pada praktek lapangan di SMAN 5 Padang pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Selain itu, berdasarkan

hasil wawancara penulis dengan Ibu Helmiwati, S.Pd selaku guru biologi di SMA Negeri 5 Padang pada tanggal 13 Februari 2015 menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran guru umumnya menggunakan buku paket dan LKS yang dibeli melalui para penyalur yang datang ke sekolah.

Lembar kerja siswa (LKS) yang dipakai di sekolah tersebut pada umumnya kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh guru. Materi disajikan secara singkat, gambar yang disajikan tidak bewarna dan tidak sesuai dengan aslinya atau kontekstual. Selain itu, LKS yang digunakan kurang memperhatikan kebutuhan siswa sehingga tidak menggali kemampuan berpikir kritis siswa. Selain itu 59% siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari meteri Sistem Peredaran Darah. Beberapa alasan mereka menganggap meteri Sistem Peredaran Darah sulit karena siswa kesulitan dalam memahami konsep-konsep materi beserta

(4)

proses yang terdapat pada meteri Sistem Peredaran Darah.

Keadaan ini mempengaruhi tingkat pemehaman siswa terhadap materi ajar.

Untuk itu perlu dikembangkan LKS yang diharapkan siswa lebih dapat berpikir kritis dan analitis sehingga siswa dapat lebih cepat dan mudah memahami isi LKS itu dengan baik yang akan berdampak positif pada pemahaman konsep siswa itu sendiri.

Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan mengembangkan LKS berorientasi pada pendekatan inkuiri terbimbing.

Pendekatan inkuiri terbimbing mampu merangsang siswa mengembangkan pemikirannya dalam proses mendapatkan jawaban dari suatu permasalahan. Sehingga dalam perjalanannya siswa memperoleh banyak pengetahuan secara mandiri, tidak bergantung pada guru sebagai satu-satunya sumber belajar.

Berdasarkan uraian di atas rumusan dari penelitian ini adalah bagaimanakah validitas dan praktikalitas LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing pada materi sistem peredaran darah untuk tingkat SMA, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan validitas dan praktikalitas LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing pada materi sistem peredaran darah untuk tingkat SMA.

Menurut Prastowo (2011:203) lembar kerja siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembaran kegiatan biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas dan tugas tersebut haruslah jelas kompetensi dasar yang akan dicapai.

LKS Berorientasi Pendekatan Inkuiri Terbimbing dalam jurnal Sa’diyah (2014:366) bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing dapat mendorong aktivitas dan kreatifitas siswa untuk belajar serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang berkemampuan rendah. Selain itu pembelajaran dengan inkuiri terbimbing dapat meningkatkan penguasaan konsep.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Developmen).

Dalam penelitian ini produk yang dikembangkan adalah LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing pada materi sistem peredaran darah. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada Tanggal 10 Juli 2015 sampai tanggal 3 September 2015.

Tempat dilaksanakan penelitian ini adalah

dikampus STKIP PGRI Sumatera Barat dan SMA N 5 Padang.

Desain penelitian ini menggunakan model 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan.,dkk dalam Trianto (2012:93).

Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari 4 tahap yaitu pendefenisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate).

Pada penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap 3 yaitu tahap develop. Pada tahap defein yang dilakukan adalah analisis ujung depan, analisis siswa, analisis tugas yang terdiri dari analisis struktur isi, analisis konsep dan analisis perumusan tujuan pembelajaran. Tahap design yang dilakukan adalah merancang LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing pada materi sistem peredaran darah untuk kelas XI SMA.

Tahap develop yang dilakukan adalah validasi LKS yang telah dirancang dan selanjutnya diuji cobakan oleh guru dan siswa untuk mengetahui kepraktikalitasnya.

Instrumen yang digunakan adalah angket uji validasi LKS dan angket uji praktikalitas LKS oleh guru dan siswa. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif berupa persentase.Teknik analisa data dari instrument adalah hasil validasi dan praktikalitas terhadap seluruh aspek yang dinilai dan disajikan dalam bentuk tabel. Selanjutnya, dicari rerata skor seperti yang dikemukakan oleh Riduwan (2013:15).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan penelitian, diperoleh LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing pada materi sistem peredaran darah. Kegiatan untuk mendapatkan LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing yang valid dan praktis diawali dengan melewati tahap pendefenisian (define).

Berdasarkan produk yang telah dirancang diperoleh hasil validasi menurut pakar. Hasil validasi LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing secara keseluruhan oleh validator adalah 81,62%.

Sedangkan hasil praktikalitas LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing dengan guru dan siswa secara keseluruhan adalah 86,87%. Hal ini menunjukkan LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing sangat valid dan sangat praktis.

Hasil analisa data menunjukkan bahwa LKS yang dihasilkan memperoleh nilai rata-rata 81,62% memenuhi kriteria sangat valid. Hal ini ditinjau berdasarkan uji validitas yang terdiri dari empat aspek, yaitu

(5)

kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan.

Dilihat dari kelayakan isi, LKS ini dengan kriteria sangat valid dengan nilai valisitas 83,66%. Kriteria ini diperoleh karena LKS berorientasi pendekatan inkuri terbimbing telah sesuai dengan kurikulum, sudah sesuai dengan indikator pembelajaran.

Hal ini dipertegas oleh Prastowo (2011:204) bahwa LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk- petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu kepada kompetensi yang akan dicapai.

Dilihat dari aspek kebahasaan, LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing termasuk kriteria sangat valid dengan validitas 82,85%. Hasil sangat valid karena setelah dilakukan revisi LKS ini menunjukkan bahwa bentuk dan ukuran huruf pada LKS mudah dibaca. Tata bahasa yang digunakan dalam LKS telah sesuai dengan kaedah Bahasa Indonesia yang benar, baik dari segi. Hal ini sesuai dengan pendapat Lestari (2013:3) yang menyatakan bahwa penyajian bahasa dalam pembuatan suatu bahan ajar perlu diperhatikan. Bahasa yang digunakan cukup sederhana, karena siswa hanya berhadapan dengan bahan ajar mandiri.

Dilihat dari aspek penyajian LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing dinyatakan sangat valid oleh validator dengan nilai rata-rata 82,50%. Kriteria tersebut terpenuhi karena LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing telah memuat indikator pembelajaran yang jelas, tujuan pembelajaran jelas, mengarahkan siswa untuk bisa membangun konsep sendiri, terdapat kata-kata sekilas info bio yang dapat memotivasi siswa dalam belajar, memuat rincian materi yang lengkap serta gambar yang disajikan relevan dengan materi.. Hal ini dipertegas dengan pendapat Depdiknas (2008:12) menyatakan bahwa LKS merupakan bahan tertulis yang disiapkan oleh guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik, LKS biasanya diambil dari beberapa literatur yang memilki relevansi dengan materi yang diajarkan/KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.

Dilihat dari aspek kegrafikan yaitu berkaitan dengan tampilan LKS termasuk kedalam kriteria valid dengan nilai rata-rata validitas 77,55%. Hal ini menunjukan bahwa design LKS secara keseluruhan sudah baik dan menarik, baik dari segi jenis dan

ukuran huruf, tampilan cover, tata letak isi, warna yang digunakan dan gambar serta design LKS secara keseluruhan menarik.

Gambar yang disajikan di dalam LKS sesuai dengan materi ajar, dibuat keterangan dan sumber gambarnya. Hal ini dipertegas oleh Prastowo (2011:99) menyatakan bahwa gambar mampu memberikan motivasi kepada peserta didik dalam proses pembelajaran.

Uji praktikalitas LKS bertujuan untuk mengetahui kepraktisan LKS yang dihasilkan. Hasil dari uji praktikalitas oleh guru dan siswa menunjukan bahwa LKS dapat memudahkan guru dalam penyampaian materi pembelajaran kepada siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu efektifitas waktu pembelajaran, kemudahan dan manfaat.

Ber

dasarkan hasil analisis angket uji praktikalitas LKS oleh guru diketahui bahwa LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing memiliki kriteria sangat praktis dengan nilai rata-rata 87,91%. Hal ini menunjukan bahwa LKS dapat memudahkan guru dalam penyampaian materi pembelajaran kepada siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu dilihat dari aspek efektifitas waktu pembelajaran LKS berorientasi pendektan inkuiri terbimbing dengan nilai rata-rata 82,67% dengan kriteria sangat praktis. Hal ini menunjukan bahwa dalam penggunaan LKS ini waktu pembelajaran lebih efektif dan efisien. Hal ini sesuai yang dinyatakan oleh Prastowo (2011:205-206) bahwa fungsi LKS yaitu sebagai bahan ajar yang dapat meminimalkan peran guru namun lebih mengaktifkan siswa, mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan.

Dilihat dari aspek kemudahan penggunaan LKS beorientasi pendekatan inkuiri terbimbing ke dalam kriteria sangat praktis dengan nilai rata-rata 88,67%. Hal ini menunjukan bahwa LKS yang dikembangkan sudah menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Materi dalam LKS sudah tersusun secara sistematis dan jelas.

Isi LKS secara keseluruhan mudah dipahami, ukuran dan jenis huruf mudah dibaca. Selain itu kegiatan inkuiri terbimbing yang terdapat dalam LKS ini bisa mendukung proses pembelajaran di kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat depdiknas (2008:9) yaitu bahan ajar dapat memudahkan guru dalam melakukan pembelajaran.

Dilihat dari aspek manfaat LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing termasuk kedalam kriteria sangat praktis

(6)

dengan nilai kepraktisan 92,40%. Hal ini menunjukan bahwa LKSdapat membantu siswa untuk belajar dan meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar. Bahan ajar berupa LKS ini juga dapat mendukung peran guru sebagai fasilitator. Kegiatan dari tahapan inkuiri terbimbing yang terdapat di dalam LKS dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran dan dapat mengukur pemahaman siswa. Hal ini sesuai yang dinyatakan oleh Depdiknas (2008: 9) bahwa salah satu tujuan penyusunan bahan ajar adalah memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan manfaat bahan ajar bagi guru adalah menambah pengetahuan dan wawasan guru dalam menulis serta membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa.

Analisis data hasil uji praktikalitas LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing oleh 20 orang siswa kelas XI SMAN 5 Padang menunjukan bahwa LKS ini memenuhi kriteria sangat praktis dengan nilai rata-rata praktikalitas yaitu 85,82%.

Dilihat dari aspek efektifitas waktu pembelajaran LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing dengan nilai rata-rata 83,33%. Hal ini menunjukan bahwa dengan menggunakan LKS pembelajaran menjadi lebih efektif dan siswa belajar mandiri tanpa dibimbing oleh guru. Hal ini sejalan yang diungkapkan oleh Lestari (2013:7) menyatakan bahwa bahan ajar berfungsi untuk mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan subtasi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa, serta sebagai alat evaluasi pencapaian hasil pembelajaran.

Dilihat dari aspek kemudahan penggunaan, LKS ini memenuhi kriteria sangat praktis dengan nilai 89,67%. Hal ini menunjukan bahwa LKS yang dikembangkan mudah digunakan oleh siswa, materi pada LKS telah disajikan secara jelas dan sederhana serta menggunakan ukuran dan jenis huruf yang mudah dibaca. Hal ini juga seiring dengan komentar yang diungkapkan oleh siswa bahwa LKS ini mudah dipahami.

Dilihat dari aspek manfaat, penggunaan LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing termasuk kedalam kriteria sangat praktis dengan nilai 88,2%. Hal ini menunjukan bahwa LKS yang dikembangkan dapat membantu peserta didik memahami materi pelajaran dengan baik, ilustrasi gambar bewarna didalam LKS dapat membantu siswa memahami materi

pelajaran, penggunaan LKS dengan tahapan inkuiri terbimbing (tahap penerimaan dan mengidentifikasi masalah, tahap pengembangan hipotesis, tahapan mengumpulkan data, tahapan menguji hipotesis dan tahap menarik kesimpulan) dapat meningkatkan pembelajaran menjadi lebih efektif, aktif dan membantu siswa untuk bisa belajar secara mandiri, meningkatkan minat belajar siswa, dan penjelasan guru yang kurang jelas dapat dipelajari kembali dengan menggunakan LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing pada materi sistem peredaran darah untuk kelas XI SMA. Hal ini sesuai dengan yang mereka ungkapkan pada komentar pada angket uji praktikalitas LKS.

Disamping itu sesuai dengan pendapat Lestari (2013:3) bahwa bahan ajar yang dibuat harus mampu mendorong anak untuk belajar mandiri dan memperoleh ketuntasan dalam proses belajarnya. Untuk itu, bahan ajar harus memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka mendukung pemaparan materi pembelajaran.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan LKS yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan dihasilkannya LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing pada materi sistem peredaran darah untuk kelas XI SMA yang sangat valid dan sangat praktis.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka peneliti menyarankan pelaksanaan uji praktikalitas tidak hanya pada satu sekolah, sehingga data hasil praktikalitas yang didapatkan lebih banyak lagi. Selain itu peneliti menyarankan agar pendelitian ini dapat dilanjutkan pada efektifitas dan peneliti meyarankan agar peneliti selanjutnya dapat mengembangkan LKS berorientasi pendekatan inkuiri terbimbing pada materi yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007: Jakarta: BNSP.

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Sekolah Menengah Atas.

Jakarta: Depdiknas.

Lestari, I. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang:

Akademia Pratama.

Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

(7)

Yogyakarta: DIVA Press.

(peminatan). Bandung :Yrama Widya.

Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian.

Bandung: Alfabeta.

Sa’diyah, L. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Biologi Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Sistem Indra Manusia Untuk SMA. Jurnal MIPA Universitas Negeri Semarang.

Hlm. 362-366.

Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, Dan Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Bumi Aksara: Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang telah dilakukan oleh Andi Nurannisa Syam pada tahun 2015 dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap

Jadi melalui penggunaan metode kooperatif tentunya dapat mempermudah siswa pada waktu memahami materi pelajaran dan juga dapat membantu siswa untuk mengembangkan