• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan instrumen penilaian berbasis kelas

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan instrumen penilaian berbasis kelas"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KELAS PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI

SISTEM RESPIRASI KELAS XI IPA

E JURNAL

ENDILA DIKE SURYANI NIM. 11010106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KELAS PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI

SISTEM RESPIRASI KELAS XI

Endila Dike Suryani1, Renny Risdawati2, Ade Dewi Maharani2 1Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

endiladikesuryani@yahoo.co,id

2Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat rennyrisdawati@gmail. com

adedewimaharani@gmail. com

ABSTRACT

The assessment of learning report which conducted in Senior High School 5 of Padang city that are the assessment in cognitive, psychomotor and affective. However, teachers have difficulty in providing the scores for affective and psychomotor assessment, so that assessment does not suitable according to the demands of the curriculum. To help teachers in doing the appresiation needs to grow the assessment instrument based on the classes. This researh purposes to reveal the validities and practicalities of class-based assessment instruments. The research also uses 4D models which consists of four stages, namely, define, design, develop and disseminate. But, this reserh is restricted to the stages develop. This research was conducted in July to August in several high schools in the Padang city. The validity of the test results of class-based assessment instrument have very valid criteria with cognitive assessment which consist of a written test 88,62%. The psychomotor assessment consisting of 89,86%, product assessment 91%, project assessment 91,42% and portfolio assessment 92,78%. Affective assessment consisting of self assessment 89,44%, attitute assessment (activity) 94,72% and attitude assessment (personality) 95,83%. The test results of practicalities of class-based assessment instruments have a very practice criteria, that are 86,03%.

Keywords: Development, instruments, class-based assessment and the respiratory system.

PENDAHULUAN

Penilaian dalam proses pembelajaran erupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum, serta berhasil tidaknya proses pembelajaran. Penilaian dalam konteks hasil belajar dapat diartikan sebagai pengukuran tentang kecakapan yang dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran (Surapranata dan Muhammad, 2007:1). Penilaian berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 25 ayat 4 menyatakan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMAN 5 Padang pada tanggal 19 Desember 2014 didapatkan hasil bahwa penilaian yang dilakukan adalah penilaian ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Namun guru mengalami kesulitan dalam memberikan skor atau poin-poin untuk

penilaian afektif dan psikomotor, sehingga penilaian afektif dan psikomotor tidak berjalan sesuai tuntutan kurikulum.

Berdasarkan supervisi dan keterlaksanaan kurikulum tahun 2009 didapatkan bahwa masih banyaknya guru yang mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian psikomotor dan afektif. Hal ini disebabkan karena belum adanya panduan yang dilengkapi dengan contoh-contoh yang memadai yang dapat dijadikan guru sebagai pedoman dalam melakukan penilaian afektif dan psikomotor. Untuk membantu guru dalam melakukan penilaian telah dikembangkan instrumen penilaian berbasis kelas pada mata pelajaran biologi materi sistem respirasi kelas XI IPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan validitas dan praktikalitas instrumen penilaian berbasis kelas pada mata pelajaran biologi materi sistem respirasi kelas XI IPA.

(4)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menggunakan 4-D Models yang terdiri atas 4 tahap yaitu, define (pendefenisian), design (perancangan), develop (pengembangan) dan disseminate (penyebaran), namun penelitian ini dibatasi sampai tahap develop (pengembangan).

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2015 di SMAN 4, SMAN 5, SMAN 6, SMAN 8, SMAN 9, SMAN 11, SMAN 13, SMAN 14, SMAN 15 dan SMAN 16. Penelitian ini diberikan kepada guru yang mengajar di kelas XI. Instrumen pengumpulan data adalah menggunakan angket dengan skala Liker yang dimodifikasi dari Riduwan dengan kriteria sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2) dan sangat kurang baik (1). Jenis data yang digunakan adalah data primer yaitu hasil validasi dan hasil praktikalitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah data statistik deskriptif persentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji validasi instrumen penilaian berbasis kelas yang telah divalidasi oleh dosen dan guru didapatkan hasil sangat valid dengan nilai rata-rata penilaian kognitif adalah 88,62%, penilaian psikomotor dengan nilai rata-rata 91,27% dan penilaian afektif dengan nilai rata-rata 93,33%.

Penilaian tes tertulis memenuhi kriteria sangat valid dengan rata-rata validitas 88,62%. Hal ini sesuai dengan pendapat Anwar (2009:45) “strategi mengetahui valid atau tidaknya butir soal secara isi (content) adalah melalui pertimbangan pakar (judgment experts)”. Ditinjau dari aspek materi instrumen penilaian tes tertulis yang dikembangkan termasuk ke dalam katagori sangat valid dengan nilai 89%, ini berarti instrumen penilaian tes tertulis yang dibuat dan dikembangkan telah sesuai dengan tujuan pembelajaran dan indikator soal, jelas batasan soal den jawaban yang diharapkan, pilihan jawaban homogen dan logis, soal yang ditanyakan telah sesuai dengan tingkatan yang dipelajari di kelas XI dan isi materi yang diujikan telah sesuai dengan alokasi yang disediakan. Ditinjau dari aspek konstruksi penilaian tes tertulis termasuk kedalam kriteria sangat valid dengan nilai 87,86%. Instrumen yang dikembangkan memiliki petunjuk yang jelas, perumusan

soal jelas dan tegas, perumusan pokok soal dan pilihan jawaban jelas dan tepat, perumusan butir soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban, perumusan butir soal tidak tergantung pada jawaban soal sebelumnya dan pedoman penskoran telah jelas. Ditinjau dari aspek bahasa, penilaian tes tertulis termasuk ke dalam kriteria sangat valid dengan nilai 89%. Instrumen penilaian tes tertulis yang dikembangkan sudah komunikatif dalam perumusan kalimat soal, menggunakan bahasa yang baik dan benar, tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda, tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/daerah dan pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama.

Menurut pendapat Ratnawulan dan Rusdiana (2015: 59) bahwa tes sebagai salah satu alat ukur hasil belajar dikatakan valid apabila tes itu dapat tepat mengukur hasil belajar yang hendak diukur.

Penilaian kinerja yang didapatkan sudah memenuhi kriteria sangat valid dengan nilai rata-rata sebesar 89,86%. Hal ini sesuai dengan pendapat Jihad dan Haris (2012: 179) bahwa validasi isi bertujuan untuk menentukan kesesuaian antara soal dengan materi ajar dengan tujuan yang ingin diukur atau dengan kisi-kisi yang dibuat, validasi ini dilakukan dengan meminta pertimbangan dari para ahli (pakar) dalam bidang evaluasi atau ahli dalam bidang sedang diuji. Ditinjau dari aspek materi instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan termasuk ke dalam katagori sangat valid dengan nilai 88,33%, ini berarti instrumen penilaian kinerja yang dibuat dan dikembangkan telah sesuai antara kegiatan dengan tujuan pembelajaran, batasan soal dan jawaban yang diharapkan jelas, alat dan bahan lengkap, prosedur kerja jelas, soal sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan penilaian kinerja dapat mengukur aspek penilaian biologi (pemahaman konsep dan kinerja). Ditinjau dari aspek konstruksi penilaian kinerja termasuk kedalam kriteria sangat valid dengan nilai 96,25%, instrumen yang dikembangkan memiliki rumusan tujuan pembelajaran yang jelas, petunjuk pelaksanaan yang jelas, tabel dan gambar yang disajikan dan pedoman penskoran sudah jelas. Ditinjau dari aspek bahasa, penilaian kinerja termasuk ke dalam kriteria sangat valid dengan nilai 85%, instrumen

(5)

penilaian kinerja yang dikembangkan sudah komunikatif dalam perumusan kalimat soal, menggunakan bahasa yang baik dan benar, tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda dan tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/daerah. Hal ini sesuai dengan pendapat. Menurut pendapat Basuki dan Hariyanto (2014: 122) bahwa tes yang valid atau tidak dilihat dari kesesuaian dengan kurikulum, tes tersebut harus mampu mengukur berbagai kemampuan siswa.

Penilaian produk yang didapatkan sudah sudah memenuhi kriteria sangat valid dengan nilai rata-rata sebesar 91%. Ditinjau dari aspek materi instrumen penilaian produk yang dikembangkan termasuk ke dalam katagori sangat valid dengan nilai 88%, ini berarti instrumen penilaian produk yang dibuat dan dikembangkan telah sesuai antara kegiatan dengan tujuan pembelajaran, batasan soal dan jawaban yang diharapkan jelas, prosedur kerja jelas, soal sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan penilaian produk dapat mengukur aspek penilaian biologi (pemahaman konsep dan kinerja ilmiah). Ditinjau dari aspek konstruksi penilaian kinerja termasuk kedalam kriteria sangat valid dengan nilai 96,25%, instrumen yang dikembangkan memiliki rumusan tujuan pembelajaran yang jelas, rumusan pengalaman belajar yang jelas, petunjuk pelaksanaan yang jelas dan pedoman penskoran sudah jelas. Ditinjau dari aspek bahasa, penilaian produk termasuk ke dalam kriteria sangat valid dengan nilai 88,75%, instrumen penilaian produk yang dikembangkan sudah komunikatif dalam perumusan kalimat soal, menggunakan bahasa yang baik dan benar, tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda dan tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/daerah. Menurut pendapat Sutrisno Hadi (2001 dalam Ratnawulan dan Rusdiana 2015: 182) bahwa jika suatu bangunan teorinya sudah benar, hasil pengukuran dengan alat pengukur yang berbasis pada teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang valid.

Penilaian proyek yang didapatkan sudah memenuhi kriteria sangat valid dengan nilai rata-rata sebesar 91,42%.

Ditinjau dari aspek materi instrumen penilaian proyek yang dikembangkan

termasuk ke dalam katagori sangat valid dengan nilai 93%, ini berarti instrumen penilaian proyek yang dibuat dan dikembangkan telah sesuai antara kegiatan dengan tujuan pembelajaran, batasan soal dan jawaban yang diharapkan jelas, prosedur kerja jelas, soal sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan penilaian proyek dapat mengukur aspek penilaian biologi (pemahaman konsep dan kinerja ilmiah). Ditinjau dari aspek konstruksi penilaian proyek termasuk kedalam kriteria sangat valid dengan nilai 91,25%, instrumen yang dikembangkan memiliki rumusan tujuan pembelajaran yang jelas, rumusan pengalaman belajar yang jelas, petunjuk pelaksanaan yang jelas dan pedoman penskoran sudah jelas. Ditinjau dari aspek bahasa, penilaian proyek termasuk ke dalam kriteria sangat valid dengan nilai 90%, instrumen penilaian proyek yang dikembangkan sudah komunikatif dalam perumusan kalimat soal, menggunakan bahasa yang baik dan benar, tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda dan tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/daerah. Menurut pendapat Sudjana (2009: 13) bahwa suatu tes dikatakan valid apabila mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur.

Penilaian portofolio yang didapatkan sudah memenuhi kriteria sangat valid dengan nilai rata-rata sebesar 92,78%.

Ditinjau dari aspek materi instrumen penilaian portofolio yang dikembangkan termasuk ke dalam katagori sangat valid dengan nilai 93,33%, ini berarti instrumen penilaian portofolio yang dibuat dan dikembangkan telah jelas dalam pengukuran penilaian kinerja, pengukuran penilaian produk dan pengukuran penilaian proyek.

Ditinjau dari aspek konstruksi penilaian portofolio termasuk kedalam kriteria sangat valid dengan nilai 95%, instrumen yang dikembangkan memiliki sudah memiliki identitas peserta didik yang lengkap dan pedoman penskoran yang jelas. Ditinjau dari aspek bahasa, penilaian portofolio termasuk ke dalam kriteria sangat valid dengan nilai 90%, instrumen penilaian portofolio yang dikembangkan menggunakan bahasa yang baik dan benar, tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan

(6)

penafsiran ganda dan tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/daerah.

Penilaian diri sudah memenuhi kriteria sangat valid dengan nilai rata-rata sebesar 89,44%. Ditinjau dari aspek materi instrumen penilaian diri yang dikembangkan termasuk ke dalam katagori sangat valid dengan nilai 87,50%, ini berarti instrumen penilaian diri yang dibuat dan dikembangkan telah jelas dalam pengukuran aspek sikap dan aspek minat. Ditinjau dari aspek konstruksi penilaian diri termasuk kedalam kriteria sangat valid dengan nilai 93,33%, instrumen yang dikembangkan memiliki sudah memiliki identitas peserta didik yang lengkap, petunjuk pengisian jelas dan pedoman penskoran yang jelas. Ditinjau dari aspek bahasa, penilaian diri termasuk ke dalam kriteria sangat valid dengan nilai 87,50%, instrumen penilaian diri yang dikembangkan menggunakan bahasa yang baik dan benar, tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda dan tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/daerah.

Menurut pendapat Widoyoko (2013: 99) bahwa suatu tes dikatakan valid dari segi isi apabila skor dalam tes berhubungan dengan penguasaan peserta didik dalam bidang studi yang diujikan.

Penilaian sikap (observasi aktivitas) pseserta didik sudah memenuhi kriteria sangat valid dengan nilai rata-rata sebesar 94,72%. Instumen penilaian sikap (observasi kepribadian peserta didik) yang telah divalidasi memenuhi kriteria sangat valid dengan nilai rata-rata 95,83%. Ditinjau dari aspek materi instrumen penilaian sikap (aktivitas belajar peserta didik) yang dikembangkan termasuk ke dalam kategori sangat valid dengan nilai 95% dan instrumen penilaian sikap (kepribadian peserta didik) termasuk ke dalam kategori sangat valid dengan nilai 95%, ini berarti instrumen penilaian sikap yang dibuat dan dikembangkan telah jelas dalam pengukuran aspek sikap dan aspek minat. Ditinjau dari aspek konstruksi penilaian sikap (aktivitas peserta didik) termasuk ke dalam kriteria sangat valid dengan nilai 97,50% dan instrumen penilaian sikap (kepribadian peserta didik) termasuk ke dalam kriteria sangat valid dengan nilai 97,50%, instrumen yang dikembangkan sudah memiliki petunjuk dan pedoman penskoran yang jelas.

Ditinjau dari aspek bahasa, penilaian sikap (aktivitas peserta didik) termasuk ke dalam kriteria sangat valid dengan nilai 91,67%

dan instrumen penilaian sikap (kepribadian peserta didik) termasuk dalam kriteria sangat valid dengan nilai 95%, ini berarti instrumen penilaian sikap yang dikembangkan menggunakan bahasa yang baik dan benar, tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda dan tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/daerah. Hal ini sesuai dengan pendapat Kunandar (2013: 119) bahwa dalam melakukan observasi sikap, baik spiritual ataupun sosial harus mengacu pada indikator pencapaian, sesuai dengan KD dan aspek yang dinilai harus jelas

Hasil uji praktikalitas instrumen penilaian berbasis kelas pada materi sistem respirasi memenuhi kriteria sangat praktis dengan nilai rata-rata 86,03% yang ditinjau dari beberapa aspek, yaitu aspek kemudahan dalam penggunaan, efisiensi waktu dan biaya dan manfaat. Hal ini sesuai dengan pendapat Mudjiono dan Dimyati (2006: 215) bahwa kepraktisan suatu evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yang ada pada instrumen, evaluasi baik dalam mempersiapkannya, menggunakan, menginterprestasikan, memperoleh hasil maupun kemudahan dalam menyimpan.

Ditinjau dari aspek kemudahan dalam penggunaan instrumen yang telah dihasilkan memiliki kriteria sangat praktis dengan nilai 88,60%. Instrumen yang dihasilkan menggunakan petunjuk yang jelas, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, instrumen yang dibuat memiliki kemudahan bagi guru dalam menginterpretasikan, kesesuaian dengan kemampuan peserta didik, dan isi instrumen yang dibuat serta cara penskorannya jelas.

Ditinjau dari aspek evisiensi waktu dan biaya, instrumen yang telah dihasilkan memiliki kriteria praktis dengan nilai 77,37%. Instrumen yang dihasilkan telah sesuai dengan waktu yang disediakan oleh sekolah, sesuai dengan waktu yang diberikan kepada siswa dalam melakukan tugas-tugas yang diberikan dan waktu untuk melakukan pengolahan nilai sesuai dengan target yang ditetapkan serta biaya yang dibutuhkan sesuai dalam melakukan penilaian berbasis kelas.

(7)

Ditinjau dari aspek manfaat, instrumen yang dihasilkan memiliki kriteria sangat praktis dengan nilai 92,11%. Instrumen yang dikembangkan sudah dapat mendukung peranan guru sebagai pendidik dan instrumen dapat memberikan pedoman dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengembangan instrumen penilaian berbasis kelas pada mata pelajaran biologi materi sistem respirasi kelas XI IPA yang telah dilakukan, diperoleh instrumen penilaian berbasis kelas yang memenuhi kriteria sangat valid dan instrumen penilaian berbasis kelas yang memenuhi kriteria sangat praktis.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, S. 2009. Penilaian Berbasis Kompetensi. Padang: Universitas Negeri Padang.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2005.

Peraturan Pemerintah No 19.

Jakarta: BNSP.

Basuki, I. dan Hariyanto. 2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Jihad, A. dan Abdul, H. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.

Kunandar, 2013. Penilaian Autentik.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ratnawulan, E. dan Rusdiana. 2015.

Evaluasi Pembelajaran. Bandung:

Pustaka Setia.

Riduwan. 2013. Belajar Mudah penelitian untuk Guru-Karyawan dan Penelitian Pemula. Bandung:

Alfabeta.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Surapranata, S. dan Muhammad, H. 2007.

Penilaian Portofolio: Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Widoyoko, E. P. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kehadiran Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang telah melimpahkan petunjuk, bimbingan dan kekuatan lahir batin kepada diri penyusun

However, every effort to increase the frequency and scale of MPD must be accompanied by programs to increase access to clean water, sanitation, and hygiene WASH.4 The interruption and