• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan lembar kerja siswa (lks) berbasis

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan lembar kerja siswa (lks) berbasis"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS DISCOVERY PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI

UNTUK KELAS X DI SMA/MA

JURNAL

MELA NENGSRI NIM. 12010074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

2017

(2)

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Discovery Pada Materi Keanekaragaman Hayati untuk Kelas X Di SMA/MA

Mela Nengsri, Siska Nerita, Lince Meriko Program Studi Pendidikan Biologi

Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI SUMBAR Melanengsrii@Gmail.com

ABSTRAK

Student Worksheet (LKS) is a learning-teaching process is tool to complete the teaching learning progress. LKS should be designed by the it self based on main material and the goal. In the senior hight school 4 Pariaman, almost of LKS used is publisher’s one. Based on the finding of the analysis and interview with the biology teacher of senior hight school 4 Pariaman, mentioned that publishers’ LKS has many weaknesses, such as lack of materials, unvariety task, some examples ar not match with student’s condition and characteristic. Beside it, the teacher did not do the research about the Biodiversity, that caused most of students got some to understand this concept. To solve this problem, LKS based on discovery have been designed. The aim of this research is to know the validity and the practicality of using LKS based Discovery on a material Biodiversity. The development research used 4D model that are define, design, and development. Validity is done by three persons of lectures and a biology teacher of senior hight school 4 Pariaman. The practicality of LKS are examinate to 28 students in grade XI SMAN 4 Pariaman. The result of testing the validator showed category very valid (93,83%). The result of testing practicality by teacher showed category very valid (95,80%) and the result of testing practicality by students showed category very practicality 86,24%. The conclusion LKS based discovery into biodiversity is very practical and very valid.

Keywords: Worksheet (LKS), Discovery, Research and Development, 4D, Biodiversity.

PENDAHULUAN

Pembelajaran pada hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dan di ruang praktek/laboratorium.

Sehubungan dengan tugas ini, guru hendaknya selalu memikirkan tentang bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, diantaranya dengan membuat perencanaan pembelajaran dan menyiapkan sumber belajar yang tepat. Salah satu upaya nyata yang dilakukan guru adalah membuat bahan ajar.

Prastowo (2011:17) menyatakan bahwa bahan ajar adalah segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari

pelajaran, modul, handout, model atau market, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif dan LKS. Menurut Hamdani (2011:74) Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan rencana pembelajaran.

Pengalaman penulis saat Pengalaman Praktek Lapangan (PPL) di SMA N 4 Pariaman pada tahun 2015, dalam proses pembelajaran siswa menggunakan LKS dari penerbit. Kemudian wawancara yang penulis lakukan kepada guru biologi di SMA Negeri 4 Pariaman pada tahun 2016 diperoleh informasi bahwa LKS dari penerbit memiliki beberapa kelemahan diantaranya materi yang disajikan terlalu sedikit, tugas tidak variatif, contoh- contoh yang diberikan kadang tidak sesuai dengan kondisi siswa dan karakteristik siswa selain itu, LKS dari penerbit tidak memiliki petunjuk belajar. Guru juga mengatakan masih

(3)

siswa, akhirnya persiapan kurang matang menyebabkan guru tidak melaksanakan pengamatan.

Berdasarkan data yang penulis dapatkan melalui angket yang diberikan kepada siswa didapatkan 89% siswa sudah memiliki bahan ajar pada mata pelajaran biologi, 39% siswa yang suka membaca bahan ajar, 79% siswa mengalami kesulitan memahami materi yang disajikan dalam bahan ajar, 25% siswa menyatakan mudah memahami kata-kata yang digunakan bahan ajar, 57% siswa mengatakan bahan ajar tersebut menarik, 89,3% siswa menggunakan bahan ajar dalam bentuk LKS, 25% siswa yang menyatakan dalam LKS tersebut terdapat petunjuk belajar, dan 25% siswa menyatakan LKS tersebut menarik, 95% siswa menyatakan belum pernah menggunakan LKS berbasis Discovery.

Dari 28 siswa 9 siswa menyatakan materi keanekaragaman hayati termasuk sulit, 13 siswa menyatakan materi tersebut agak sulit dipahami. Dapat disimpulkan bahwa konsep keanekaragaman hayati sulit untuk dipahami siswa. Dari data di atas penulis menyimpulkan bahwa belum terdapatnya bahan ajar dalam bentuk LKS yang sesuai dengan standar dan siswa mengalami kesulitan dalam memamhami konsep keanekaragaman hayati. Untuk membantu guru dan siswa dalam mengatasi masalah tersebut perlu dikembangkan bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berbasis pengamatan.

LKS berbasis Discovery cocok digunakan sebagai solusi karena menurut Sani (2013:220-221)Discoveryadalah menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Berdasarkan latar belakang di atas maka telah dilakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Discovery Pada Materi

Keanekaragaman Hayati untuk Kelas X di SMA/MA”.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKS berbasis Discovery yang valid dan praktis pada materi keanekaragaman hayati kelas X SMA/MA.

METODE PENELITIAN

Model pengembangan yang digunakan pada penelitian pengembangan adalah 4D.

Model ini terdiri dari empat tahap pengembangan, yaitu define, design, develop, dan disseminate. Model ini dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel dalam Trianto (2012:189). Tahap define bertujuan untuk menetapkan dan mendefenisikan syarat-syarat yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan beberapa langkah yaitu analisis ujung depan, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep dan analisis tujuan pembelajaran. Tahap design bertujuan untuk menyiapkan materi pelajaran. Hal ini dimulai setelah tujuan pembelajaran dibuat. Tahap develop bertujuan untuk mengahsilkan LKS yang akan divalidasi oleh dosen dan guru dan untuk mengetahui kepraktisan LKS yang dikembangkan.

Data dalam penelitian ini adalah angket uji validitas oleh dosen STKIP PGRI SUMBAR dan guru biologi SMAN 4 Pariaman, kemudian angket praktikalitas oleh guru dan siswa SMAN 4 Pariaman kelas XI.

Angket disusun menurut skala likert dalam Riduwan (2013:13) sebagai berikut: 5= Sangat Baik, 4= Baik, 3= Sedang, 2= Buruk, 1=

Buruk Sekali

Teknik analisis data validitas dan praktikalitas ditentukan dengan cara menentukan skor tertinggi dan menjumlahkan skor dari masing-masing responden.

Kemudian memberikan nilai dengan cara:

jumlah skor yang diperoleh x 100%

Skor tertinggi HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Hasil Uji Validasi LKS BerbasisDiscoveryoleh Dosen dan Guru

No Aspek

Penilaian Validator Nilai

Validitas Kriteria

1 2 3 4

1. Kelayakan Isi 42 37 42 43 91% Sangat valid

2. Kebahasaan 23 23 23 25 94% Sangat valid

3. Penyajian 68 70 70 75 94,33% Sangat valid

4. Kegrafikan 27 28 30 30 95,83% Sangat valid

Total 375,33%

Rata-rata 93,83% Sangat valid

%=

(4)

Tabel 2. Hasil Uji Praktikalitas oleh Guru

No Aspek Nilai

praktikalitas Kriteria

1. Proses penggunaan 100% Sangat praktis

2. Pemahaman konsep dan materi 96% Sangat praktis

3. Waktu pembelajaran 90% Sangat praktis

4. Minat siswa dengan tampilan LKS 93% Sangat praktis

5. Evaluasi 100% Sangat praktis

Total 479%

Rata-rata 95,80% Sangat Praktis

Tabel 3. Hasil Uji Praktikalitas LKS oleh Siswa

No Aspek Nilai praktikalitas Kriteria

1. Proses penggunaan 85,87% Sangat praktis

2. Pemahaman konsep dan materi 86,07% Sangat praktis

3. Waktu pembelajaran 83,21% Sangat praktis

4. Minat siswa dengan tampilan LKS 86,07% Sangat praktis

5. Evaluasi 90% Sangat praktis

Total 431,22%

Rata-rata 86,24% Sangat Praktis

PEMBAHASAN

1. Validitas LKS BerbasisDiscovery

Hasil validitas LKS berbasis Discovery oleh dosen dan guru dari segi kelayakan isi adalah kriteria sangat valid dengan nilai 91%. Hasil validasi menunjukkan bahwa LKS yang dibuat sudah sesuai dengan kurikulum KTSP, menunjang SK dan KD yang sudah ditetapkan. LKS ini dirancang berdasarkan perkembangan anak, kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar, dan bermanfaat untuk menambah wawasan. Sudjana (2013:71) menyatakan bahwa hal yang harus diperhatikan dalam sebuah bahan ajar adalah tuntutan kurikulum. Artinya, secara minimal bahan ajar itu wajib diberikan sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Pada hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan menggunakan LKS berbasis Discovery pembelajaran lebih terarah dan terhindar dari materi yang tidak menunjang tercapainya penguasaan kompetensi sebagaimana dikemukakan oleh Majid (2011:21-22) bahwa konsep pembelajaran berbasis kompetensi mensyaratkan dirumuskannya secara jelas kompetensi yang harus dimiliki atau ditampilkan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan tolak ukur pencapaian kompetensi, maka dalam kegiatan pembelajaran siswa akan terhindar dari mempelajari materi yang tidak menunjang tercapainya kompetensi.

menunjukkan bahwa LKS yang dibuat sudah sesuai dengan EYD, kejelasan bentuk dan ukuran huruf yang digunakan sudah tepat, informasi yang diberikan jelas, serta penggunaan bahasa secara efektif dan efisien.

Hal ini sesuai dengan pendapat Steffen-Peter Ballstaedt (dalam Diknas, 2008:18) bahwa penyusunan bahan ajar cetak harus memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah bahasa yang mudah, menyangkut mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya hubungan antar kalimat, dan kalimat yang tidak terlalu panjang.

Dari segi penyajian, validitas LKS berbasisDiscoveryadalah kriteria sangat valid dengan nilai 94,33%. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dibuat mempunyai kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai sesuai karakteristik siswa, Uno dan Nurdin (2011:36) menyatakan bahwa dalam mengembangkan program pembelajaran hendaknya dilakukan penyesuaian antartujuan dan isi pembelajaran dengan karakteristik siswa, sehingga dapat memenuhi kebutuhan minat dan kemampuan siswa, dan dapat mengarahkan siswa membangun konsep.

Berdasarkan hasil validitas, urutan penyajian materi pada LKS sudah jelas dan sistematis, LKS dapat memotivasi siswa dalam belajar, dan kegunaan LKS jelas karena memiliki informasi yang lengkap. Uno dan Nurdin (2011:23) menyatakan bahwa urutan penyampaian informasi yang sistematis akan

(5)

menyatakan bahwa motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar, seorang siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan lebih berhasil dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dirancang memudahkan peserta didik memahami materi pelajaran dan pesera didik akan lebih berhasil dalam belajar.

Dari segi kegrafikan, validitas LKS berbasisDiscoveryadalah kriteria sangat valid dengan nilai 95,83%. Hal ini menunjukkan bahwa LKS yang dibuat dalam penggunaan font, jenis dan ukurannya sudah tepat. Dalam penulisan materi dalam LKS digunakan huruf serif (Century) dengan ukuran 11pt. Menurut Sitepu (2012:139-140) huruf serif dipergunakan untuk isi/uraian materi dalam naskah dan huruf serif lebih sesuai untuk kelas yang lebih tinggi (SMA/MA/SMK/MKA kelas 10-12) dengan ukuran 10pt-11pt.

Berdasarkan hasil validitas kesesuaian layout atau tata letak LKS sudah tepat karena sejak awal pertemuan sudah dirancang secara konsisten tata letak judul, subjudul, ilustrasi, teks, nomor halaman dan margin sampai pertemuan akhir. Sitepu (2012:135) menyatakan bahwa sejak perencanaan awal sudah dibuat rancangan tata letak yang mengatur tempat judul, subjudul, nomor halaman dan judul berjalan. Kemudian warna dan gambar sudah sesuai dan dapat dikatakan desain LKS menarik karena sesuai dengan karakteristik siswa berdasarkan hasil analisis angket. Dengan demikian LKS berbasis Discoverypada materi keanekaragaman hayati yang dirancang secara keseluruhan dari segi kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan memperoleh nilai dengan kriteria sangat valid (93,83%).

2. Praktikalitas LKS Berbasis Discovery oleh Guru dan Siswa

a. Praktikalitas LKS Berbasis Discoveryoleh GuruHasil praktikalitas LKS yang didapatkan dari angket yang disebarkan kepada guru adalah kriteria sangat praktis dengan nilai rata- rata 95,80%. Ditinjau dari segi proses penggunaan, LKS yang dirancang memperoleh kriteria sangat praktis (100%).

Hal ini menunjukkan bahwa petunjuk penggunaan LKS berbasis Discovery dapat dipahami dengan jelas, LKS dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok dan mandiri, LKS ini praktis, penggunaannya dapat disesuaikan dengan kecepatan belajar siswa, serta dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa. Menurut Pandoyo (dalam Hamdani 2011:75) menyatakan bahwa kelebihan menggunakan LKS adalah meningkatkan aktivitas belajar, mendorong siswa mampu bekerja sendiri dan membimbing siswa secara baik ke arah pengembangan konsep.

Kemudian Majid (2011:177) menyatakan bahwa keuntungan LKS bagi siswa adalah bisa belajar secara mandiri dan menjalankan suatu tugas tertulis.

Dari segi pemahaman konsep dan materi, LKS berbasis Discovery memperoleh kriteria sangat praktis (96%). Hal ini menunjukkan bahwa LKS berbasis Discovery membantu pemahaman materi dan konsep, membuat siswa mampu menghubungkan materi yang dipelajari dengan konteks nyata dalam kehidupan sehari-hari. LKS berbasis Discovery dilengkapi dengan lembar pengamatan yang sesuai dengan kondisi siswa dan kondisi lingkungan sekolah agar siswa mampu menemukan sendiri konsep yang sudah dipelajari dan aktif dalam pembelajaran.

Uno dan Nurdin (2011:31) menyatakan bahwa dalam pembelajaran sekarang ini, yang lebih dipentingkan bagaimana mengaktifkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran secara mandiri, yaitu melaui kegiatan pembelajaran yang beriorientasi pada penemuan (Discovery).

LKS berbasis Discovery memiliki 5 langkah yaitu pertama guru memberikan masalah (pertanyaan) yang akan dipecahkan oleh siswa, kemudian disediakan ruang kosong untuk siswa berhipotesis, disediakan materi dimana gambar pada materi relevan dengan kehidupan sehari-hari dan memiliki keterangan yang jelas. Selain itu dalam LKS terdapat lembar pengamatan agar siswa lebih paham konsep materi, kemudian siswa menarik kesimpulan atas apa yang telah dilakukan dan langkah terakhir siswa menerapkan (pengaplikasian) materi yang sudah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Rustaman (dalam Majid, 2014:374) menyatakan bahwa ciri-ciri yang dimiliki oleh sebuah LKS antara lain berisi pertanyaan- pertanyaan yang harus diisi siswa, adanya ruang kosong untuk menulis jawaban serta penemuan siswa, memberikan catatan yang jelas bagi siswa atas apa yang telah mereka lakukan dan memuat gambar yang sederhana dan jelas.

Dari segi waktu pembelajaran, LKS berbasisDiscoverymemperoleh kriteria sangat praktis (90%). Hal ini menunjukkan bahwa LKS berbasisDiscoverydapat mengefisienkan waktu pembelajaran menjadi lebih efektif,

(6)

Prastowo (2011:24) menyatakan bahwa fungsi bahan ajar bagi pendidik adalah menghemat waktu pendidik dalam mengajar dan meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.

Dari segi minat siswa dengan tampilan LKS, LKS berbasis Discovery memperoleh kriteria sangat praktis (93%). Hal ini menunjukkan bahwa LKS berbasis Discovery dapat menarik minat siswa untuk menggunakannya, dan dapat membuat siswa tertarik terhadap pembelajaran biologi. LKS dirancang berdasarkan angket analisis ujung depan dan karakteristik siswa, hal ini sesuai dengan pendapat Suyono dan Harianto (2015:265) menyatakan bahwa hal yang patut diperhatikan dalam penyusunan LKS antara lain adalah materi sesuai dengan perkembangan anak dan menunjang keterlibatan dan kemauan siswa untuk ikut aktif terlibat dalam pembelajaran. Selain itu, Trianto (2012:242) menyatakan bahwa angket respon siswa digunakan untuk mengukur pendapat siswa terhadap ketertarikan, perasaan senang dan keterkinian, serta kemudahan dalam memahami komponen- komponen: materi/isi pembelajaran, format materi ajar, gambar-gambarnya, kegiatan dalam LKS, suasana belajar dan cara guru mengajar serta pendekatan pembelajaran yang digunakan.

Dari segi evaluasi, LKS berbasis Discovery memperoleh kriteria sangat praktis (100%). Hal ini menunjukkan bahwa soal latihan dan pengamatan yang terdapat dalam LKS berbasis Discovery dapat membantu siswa dalam memahami konsep. Prabowo (2001) (dalam Trianto, 2014:268) menjelaskan bahwa salah satu kegiatan penting dalam proses pembelajaran adalah pengamatan (observasi), jadi dalam pembelajaran ini, pengamatan merupakan komponen dasar dalam evaluasi.

Dengan demikian LKS berbasis Discoverypada materi keanekaragaman hayati yang dirancang secara keseluruhan dari segi proses penggunaan, pemahaman konsep, waktu pembelajaran, minat siswa dengan tampilan LKS dan evaluasi memperoleh nilai dengan kriteria sangat praktis (95,80%).

b. Praktikalitas LKS Berbasis Discoveryoleh Siswa

Uji praktikalitas LKS dilakukan kepada siswa yang sudah belajar materi

angket dimana hasil yang diperoleh adalah kriteria sangat praktis (86,24%).

Ditinjau dari segi proses penggunaan LKS yang dirancang memperoleh kriteria sangat praktis (85,87%). Hal ini menunjukkan bahwa petunjuk penggunaan LKS berbasis Discoverydapat dipahami siswa dengan jelas, LKS dapat digunakan siswa dalam pembelajaran kelompok dan mandiri, LKS praktis dan penggunaannya dapat disesuaikan dengan kecepatan belajar siswa, LKS juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

LKS yang dirancang sudah memenuhi fungsi sebagai bahan ajar. Prastowo (2011:25) menyatakan bahwa fungsi bahan ajar bagi peserta didik antara lain, peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik yang lain, peserta didik dapat belajar dimana saja dan kapan saja ia kehendaki, peserta didik dapat belajar sesuai kecepatannya masing-masing, membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar mandiri dan sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran.

Dari segi pemahaman konsep dan materi LKS berbasis Discovery memperoleh kriteria sangat praktis (86,07%). Hal ini menunjukkan bahwa LKS berbasis Discovery membantu pemahaman materi dan konsep, membuat siswa mampu menghubungkan materi yang dipelajari dengan konteks nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dalam LKS terdapat lembar pengamatan agar siswa bisa mengamati apa yang sudah dipelajari dalam kehidupan nyata. Uno dan Nurdin (2011:40) mengamati (observasi) adalah siswa diajak belajar mengenal fenomena alam yang ada disekitar kita dengan seksama menggunakan alat indera. Tujuannya agar hal-hal yang diamati itu bermakna. Selain itu, Uno dan Nurdin (2011:31) bahwa peserta didik dapat mempelajari heuristik (mengelola pesan atau informasi) dari penemuan(Discovery),artinya bahwa cara untuk mempelajari teknik penemuan ialah dengan jalan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengadakan penelitian sendiri.

Dari segi waktu pembelajaran, LKS berbasisDiscoverymemperoleh kriteria sangat praktis (83,21%). Hal ini menunjukkan bahwa menurut siswa LKS berbasis Discoverydapat mengefisienkan waktu pembelajaran menjadi lebih efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011:25) menyatakan bahwa salah

(7)

Dari segi minat siswa dengan tampilan LKS, LKS berbasis Discovery memperoleh kriteria sangat praktis (86,07%). Hal ini menunjukkan bahwa LKS berbasis Discovery dapat menarik minat siswa untuk menggunakannya, dan dapat membuat siswa tertarik terhadap pembelajaran biologi, Prastowo (2011:27) menyatakan bahwa tujuan pembuatan bahan ajar antara lain, menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, sehingga mencegah timbulnya rasa bosan pada peserta didik, memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran dan agar kegiatan pembelajaran lebih menarik.

Dari segi evaluasi, LKS berbasis Discovery memperoleh kriteria sangat praktis (90%). Hal ini menunjukkan bahwa siswa setuju soal latihan yang terdapat pada LKS berbasis Discovery dapat membantu siswa dalam memahami konsep dan dapat dijadikan alat evaluasi pemahaman siswa tentang materi.

Diknas (2008:6) menyatakan bahwa salah satu fungsi bahan ajar adalah sebagai alat evaluasi pencapaian/pengusaan hasil pembelajaraan.

Dengan demikian LKS berbasis Discovery pada materi keanekaragaman hayati yang dirancang secara keseluruhan dari segi proses penggunaan, pemahaman konsep, waktu pembelajaran, minat siswa dengan tampilan LKS dan evaluasi memperoleh nilai dengan kriteria sangat praktis (86,24%).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan LKS yang telah dilakukan, diperoleh simpulan bahwa LKS berbasis Discoverypada materi keanekaragaman hayati kriteri sangat valid (93,83%) dan sangat praktis oleh guru (95,80%), siswa (86,24%).

SARAN

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka peneliti menyarankan LKS yang dihasilkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar dalam pembelajaran biologi khususnya pada materi keanekaragaman hayati dan Produk yang dihasilkan dari penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti selanjutnya dengan menguji efektifitas bahan ajar dalam proses pembelajaran.

KEPUSTAKAAN

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta. Depdiknas.

Hamdani. 2011. Belajar Mengajar Strategi.

Bandung: Pustaka Setia.

Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Jogyakarta: Diva Press

Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel- Variabel Penelitian.Bandung: Alfabeta.

Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara.

Sitepu. 2012.Penulisan Buku Teks Pelajaran.

Bandung: Remaja Rosdakarya Offest.

Sudjana, Nana. 2013. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suyono dan Hariyanto. 2015. Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek.Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

______, 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Uno, H. dan Nurdin Mohamad. 2011.Belajar Dengan Pendekatan PAIKEM.

Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

434 Secara garis besar, informasi pada kegiatan pembelajaran konsep reaksi redoks dengan menggunakan lembar kerja siswa terdiri dari dua yaitu bahan ajar