• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN

Oleh :

Nofi Yandri Akli Putra1 Liza Husnita2

Kaksim3

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The background of this research their history teachers to develop learning materials in accordance with the material being taught. On the basis of the problem of this research is focused on material development Teaching History class XI IPS in SMA Negeri 2 Solok Selatan. The purpose of research is to describe the history of the development of learning material in class XI SMA Negeri 2 Solok Selatan. This type of research is qualitative descriptive. The informants are high school history teacher N 2 Solok Selatan 1 person dan 4 students. Data were collected through observation, interviews and documentation study and analisys data using an interactive model analysis (Interactive Model of Analysis), which consists of data reduction, data presentation and conclusion. The results showed that the development of learning materials in the history of class XI SMA Negeri 2 Solok Selatan conducted by teachers of history based on clear concepts and abstract. The concept is clear easily found by the students in the textbook History and abstract concepts are taken by teachers from various sources with the aim to increase the depth of the material. Sources used by teachers is a history book of class XI ESIS publications and grants as well as modules and use media tools are available at the school and supported by the school.

Constraints of teachers in developing such materials relating to the scope and sequence of material.

The material developed does not include cognitive, affective and psychomotor and range of material is not too broad and in due to limited resources. Another obstacle is determining the sequence of a procedural matter and hierarchical. It can be concluded that the history of the development of learning material in class XI IPS in SMA Negeri 2 Solok Selatan form of matter that is a concept that is easily found by the students, while the constraints faced by teachers in the development of the material is too broad range of material.

Keyword: development, learning material, history

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

2Pembimbing I, staf pengajar Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

3Pembimbing II, staf pengajar Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

(3)

1

DEVELOPMENT OF LEARNING MATERIALS IN HISTORY CLASS XI IPS SMA 2 SOLOK SELATAN

Oleh :

Nofi Yandri Akli Putra4 Liza Husnita5

Kaksim6

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya guru mengembangkan materi pembelajaran sejarah sesuai dengan materi yang diajarkan. Atas dasar masalah tersebut penelitian ini difokuskan pada pengembangan materi Pembelajaran Sejarah kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Solok Selatan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengembangan materi pembelajaran sejarah kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Solok Selatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Informan adalah guru sejarah SMA N 2 Solok Selatan 1 orang dan 4 siswa. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi dan data analisis dengan menggunakan analisis model interaktif (Interactive Model of Analysis), yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan materi pembelajaran sejarah kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Solok Selatan yang dilakukan oleh guru sejarah berdasarkan konsep yang jelas dan abstrak. Konsep ini jelas mudah ditemukan oleh siswa dalam buku pelajaran Sejarah dan konsep abstrak yang diambil oleh guru dari berbagai sumber dengan tujuan untuk meningkatkan kedalaman materi. Sumber yang digunakan oleh guru adalah buku sejarah kelas XI ESIS serta modul dan menggunakan alat bantu adalah media yang tersedia di sekolah dan didukung oleh pihak sekolah. Kendala guru dalam mengembangkan materi diantaranya berkaitan dengan cakupan dan urutan materi. Materi yang dikembangkan tidak termasuk kognitif, afektif dan psikomotor dan cakupan materi tidak terlalu luas dan dalam karena keterbatasan sumber. Kendala lain adalah menentukan urutan materi secara prosedural dan hirarkis. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sejarah pengembangan materi pembelajaran sejarah kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Solok Selatan berupa materi yang bersifat konsep yaitu mudah ditemukan oleh siswa, sedangkan kendala yang dihadapi guru dalam pengembangan materi adalah cakupan materi yang terlalu luas.

.

Kata kunci: pengembangan, materi belajar, sejarah

4Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

5Pembimbing I, staf pengajar Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

6Pembimbing II, staf pengajar Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

Tugas dan tanggung jawab utama seorang guru/pengajar adalah mengelola pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif di antara dua subjek pengajaran, guru sebagai penginisiatif awal, pengarah, pembimbing, sedang peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.

Pribadi (2011: 9) mengatakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar. Untuk memudahkan guru dalam menyajikan materi ajar dalam proses pembelajaran dan memudahkan peserta didik untuk mempelajarinya, guru perlu mengorganisasikan materi ajar yang telah dikembangkan ke dalam bahan ajar. Kemampuan guru dalam mengembangkan bahan ajar terkait dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional seperti yang tercantum dalam lampiran Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Guru sebagai pendidik profesional diharapkan memiliki kemampuan mengembangkan bahan ajar sesuai dengan mekanisme yang ada dengan memperhatikan karakteristik dan lingkungan sosial peserta didik.

Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peran penting dalam membantu siswa mencapai kompetensi dasar dan standar kompetensi.Secara garis besar, materi pembelajaran dan bahan ajar mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa.

Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran. Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan (Prastowo, 2013:

30).

Menurut Ahmad (2012:102) bahan ajar adalah materi yang diajarkan kepada peserta didik yang telah dipilih (diseleksi), atau materi pembelajaran yang harus di pelajari dan

bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Materi pembelajaran adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Wasino, 2010:1).

Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar- benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada tanggal 15 Januari 2016 di SMA Negeri 2 Solok Selatan, guru mata pelajaran sejarah berjumlah 3 orang, dimana 2 orang guru PNS dan 1 orang guru honorer. Fenomena yang peneliti lihat di lapangan, guru mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 2 Solok Selatan mengajar mata pelajaran sejarah berdasarkan kurikulum tingkat satuan (KTSP) pada semester 2 tahun pelajaran 2015-2016. Dalam mengajar, guru mengembangkan materi pembelajaran sejarah sesuai dengan materi yang diajarkan.

Namun, materi yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran Sejarah tersebut belum sesuai dengan prinsip pengembangan materi pembelajaran, karena materi yang dikembangkan belum melihat potensi peserta didik yang ada di SMA Negeri 2 Solok Selatan dan tidak mengandung karakteristik daerah Solok Selatan.

Kurang tepatnya pengembangna materi pembelajaran sejarah ini karena berbagai faktor, diantaranya adalah guru kekurangan waktu untuk mengembangkan materi serta kurangnya fasilitas yang disediakan oleh sekolah dan terutama sekali adalam kurangnya kemampuan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran sejarah.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif, karena peneliti berusaha mendeskripsikan dan memberikan gambaran mengenai pengembangan materi pembelajaran sejarah kelas XI di SMA Negeri 2 Solok Selatan.

(5)

3

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Solok Selatan. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2015-2016.

Informan penelitian adalah guru sejarah SMA N 2 Solok Selatan berjumlah 5 orang yaitu 1 orang guru mata pelajaran sejarah kelas XI dan 4 orang siswa. Analisa data menggunakan model interaktif (Interactive Model of Analysis), yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan, dilakukan dengan bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data (data collecting) sebagai suatu siklus

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan materi pembelajaran sejarah kelas XI di SMA Negeri 2 Solok Selatan dilakukan oleh guru sejarah berdasarkan konsep, dimana konsep yang digunakan adalah jelas dan abstrak. Konsep jelas mudah ditemukan oleh siswa di dalam buku paket atau buku pelajaran Sejarah, namun konsep abstrak diambil oleh guru dari berbagai sumber dengan tujuan untuk menambah kedalaman materi tentang materi yang diajarkan. Sumber utama yang digunakan oleh guru untuk mengembangkan materi adalah buku sejarah kelas XI terbitan ESIS dan Erlangga serta modul. Dalam mengembangkan materi pembelajaran, guru mengaitkan dengan alat bantu yaitu media yang tersedia di sekolah.

Dukungan sekolah termasuk cukup terhadap guru yang mengembangkan materi pembelajaran dan hal ini sejalan dengan tanggapan siswa terhadap materi pembelajaran yang dikembangkan oleh guru.

Hal ini sesuai dengan Depdiknas (2008:11) mengungkapkan “pengembangan materi pembelajaran hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran berikut: (1) mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak; (2) pengulangan memperkuat pemahaman; (3) umpan balik positif memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa; (4) motivasi yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar; (5) mencapai tujuan; dan (6) mengetahui hasil yang dicapai”

Kendala guru dalam mengembangkan materi diantaranya berkaitan dengan cakupan dan urutan materi. Materi yang dikembangkan tidak mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor dan cakupan materi tidak terlalu luas dan dalam karena keterbatasan sumber.

Kendala lain adalah menentukan urutan materi secara prosedural dan hirarkis.

Hal ini sesuai dengan pendapat Depdiknas (2008) prinsip-prinsip yang dijadikan dasar

dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy). Relevansi (kesesuaian). Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, sedangkan jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menggunakan sifat/konsep, materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa prinsip.

Prinsip pengembangan materi ajar selanjutnya adalah konsistensi (keajegan). Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa satu macam, materi pembelajaran yang harus diajarkan juga harus meliputi satu macam.

Untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, pada saat mengembangkan materi pembelajaran dari suatu aspek mendengarkan dan kompetensi dasar menyimpulkan informasi melalui tuturan langsung, misalnya harus dirinci terlebih dahulu indikator-indikator yang akan mendukung pencapaian kompetensi dasar tersebut. Jika satu KD terdiri atas empat indikator, maka bahan yang harus disediakan harus berkaitan dengan keempat indikator tersebut. Contoh, indikator dari kompetensi dasar menyimpulkan informasi melalui tuturan langsung terdiri atas (a) kemampuan untuk menjelaskan pengertian informasi, (b) kemampuan untuk mencatat pokok-pokok informasi yang disimpulkan melalui tuturan langsung, (c) kemampuan untuk memberi tanggapan informasi yang didengar melalui tuturan langsung, dan (d) kemampuan untuk menyusun simpulan isi informasi secara tertulis.

Hal terakhir yang harus termuat dalam pengembangan materi pembelajaran adalah Adekuasi (kecukupan). Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD).

(6)

Pengembangan materi pembelajaran sejarah kelas XI di SMA Negeri 2 Solok Selatan dilakukan oleh guru sejarah berdasarkan konsep jelas dan abstrak. Konsep jelas mudah ditemukan oleh siswa di dalam buku pelajaran Sejarah dan konsep abstrak yang diambil oleh guru dari berbagai sumber dengan tujuan untuk menambah kedalaman materi. Sumber yang digunakan oleh guru adalah buku sejarah kelas XI terbitan ESIS dan Erlangga serta modul dan menggunakan alat bantu adalah media yang tersedia di sekolah dan didukung oleh pihak sekolah.

Kendala guru dalam mengembangkan materi diantaranya berkaitan dengan cakupan dan urutan materi.Materi yang dikembangkan tidak mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor dan cakupan materi tidak terlalu luas dan dalam karena keterbatasan sumber.

Kendala lain adalah menentukan urutan materi secara prosedural dan hirarkis.

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal, 2008. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif: Dari Penelitian Sampai Penulisan Laporan. UNAND:

Laboratorium Sosiologi FISIP UNAND.

Basrowi dan Suwandi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta Benny A Pribadi. 2011. Model Desain Sistem

Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat Bungin Burhan. 2007. Analisis Data Penelitian

Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Enco Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru.Jakarta: Remaja Rosdakarya

HB Sutopo. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UniversitasSebelas Maret Surakarta

Ibrahim Bafadal. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru: Dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Iskandar.2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial.Jakarta: GP Press

Pustaka LP3ES

Mestika Zed. 2010. Pengantar Filsafat Sejarah.

Padang: UNP Press.

Yusuf A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian.

Padang. Padang:UNP Perss

Nana Sudjana. 2011. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Nanang Martono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, cet. Ke-II. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Nasar.2006. Merancang Pembelajaran Aktif dan Kontekstual berdasarkan Sisko) 2006.Jakarta: Grasindo.

Oemar Hamalik. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Syaiful Sagala. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Syaiful Djamarah Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Syaodih Nana Sukdinata. 2007. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran:

Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media.

__________2011.Media Pengajaran. Bandung:

Sinar Baru Algensindo.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan (studi pada PT.. Goodyer Indonesia, Tbk yang go public di bursa efek indonesia) (Doctoral

The results showed that there was an insignificant effect of the combination of the treatment of Bintaro plant organ extracts and the concentration of Bintaro plant organ extracts