Pengembangan Model Aspirator Penangkap Nyamuk Elektrik
Wahyu Widyantoro1*, Sarifah Syadiyah2, Ari Sumiyarsih3
1,2,3Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes, Yogyakarta Indonesia
*Koresponden email: [email protected]
Diterima: 31 Maret 2023 Disetujui: 11 April 2023
Abstract
Mosquito catching activities in surveys and practical learning in the laboratory always use an aspirator. An aspirator is a tool used to catch very small, soft, agile, active insects that are difficult to collect with tweezers or brushes, such as mosquitoes. Aspirators that are widely used to catch mosquitoes during surveys and in the laboratory are simple, namely mouth suction aspirators. The use of oral suction aspirators is prone to the spread of COVID-19 cases because apart from being sucked by mouth, they are also used interchangeably. So it is necessary to develop various models of automatic aspirators without mouth suction. The research method used is Research and Development (R&D). Based on the suction power test, the fan model has a maximum suction speed of 5cm while the valve model is 1 cm. The aspirator model of the fan has.
Keywords: aspirator, mosquito, mosquito catch, survey entomologi, tool development Abstrak
Kegiatan penangkapan nyamuk dalam survei dan pembelajaran praktik di laboratorium selalu menggunakan aspirator. Aspirator adalah alat yang digunakan untuk menangkap serangga yang sangat kecil, lembut, gesit, dan aktif yang sulit dikumpulkan dengan pinset atau sikat, seperti nyamuk. Aspirator yang banyak digunakan untuk menangkap nyamuk saat survei maupun di laboratorium sederhana yaitu aspirator mouth suction. Penggunaan oral suction aspirator rentan terhadap penyebaran kasus COVID-19 karena selain dihisap melalui mulut, juga digunakan secara bergantian. Sehingga perlu dikembangkan berbagai model aspirator otomatis tanpa penyedot mulut. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Berdasarkan uji daya hisap, model kipas memiliki kecepatan hisap maksimum 5cm sedangkan model katup 1 cm. Model aspirator kipas menerima 3,82 atau sangat baik dibandingkan dengan model katup 3,4 atau baik.
Kata Kunci: aspirator, nyamuk, penangkap nyamuk, survei entomologi, pengembangan alat 1. Pendahuluan
Ada banyak metode pengambilan sampel nyamuk dewasa, teknik yang cocok tergantung pada pertanyaan yang akan dijawab. Sebagian besar metode pengambilan sampel bertujuan mengumpulkan nyamuk dalam tahap fisiologis tertentu, mis. mencari inang atau ovipositing. Meskipun metode ini cenderung memberikan spesimen dalam jumlah besar melalui penggunaan atraktan, mereka tidak memberikan sampel yang mewakili populasi nyamuk. Sampling nyamuk istirahat dewasa memberikan sampel cross-sectional dari seluruh populasi - memberikan informasi yang lebih representatif tentang struktur umur, kondisi fisiologis dan rasio jenis kelamin populasi [1].
Nyamuk dapat ditemukan beristirahat di dalam atau di luar ruangan sesuai dengan perilaku dan musim spesifik spesies [2]. Nyamuk yang beristirahat di luar ruangan biasanya memilih tempat berlindung alami seperti lubang pohon, pinjaman hewan, batang kayu yang rusak, lubang di tanah dan vegetasi.
Beberapa spesies nyamuk memilih untuk beristirahat di dalam tempat tinggal manusia, tetapi yang melakukannya biasanya merupakan vektor penyakit penting yang sangat sinantropik. Dalam konteks pemantauan dan pengendalian penyakit, pengambilan sampel nyamuk yang beristirahat di dalam ruangan merupakan indikator kemanjuran yang penting dari intervensi tingkat rumah tangga serta tingkat perlindungan masyarakat yang dapat diberikan oleh intervensi [3].
Penangkapan nyamuk stadium dewasa metode ini merupakan metode yang telah diterapkan pada Survei entomologi vektor malaria secara permanen dan diadaptasikan juga untuk diterapkan pada survei entomologi vektor DBD [4]. Dalam perkembangannya penerapan metode ini mengalami permasalahan etical clearance ketika dihadapkan pada risiko petugas dilapangan untuk tertular penyakit, sehingga kebijakan terkini lebih mengutamakan untuk menerapkan human landing collection [5]. Penangkapan nyamuk landing collection walaupun berbiaya rendah namun masih membutuhkan jumlah petugas lebih
banyak, konsumsi waktu lebih lama, keberhasilan penangkapan dipengaruhi kemampuan petugas dan cenderung sulit untuk diterapkan pada lingkungan permukiman padat [6].
Kegiatan menangkap nyamuk dewasa merupakan bagian kegiatan dalam menunjang kemampuan mahasiswa dalam kegiatan survei lapangan maupun praktik di dalam laboratorium. Prosedur penangkap nyamuk yaitu mendekatkan ujung kaca aspirator ke arah nyamuk dan menghisapnya melalui selang karet sehingga nyamuk akan terbawa ke dalam tabung kacanya. Antara tabung kaca panjang dan selang pengisap terdapat suatu penyaring sehingga nyamuk tidak akan ikut tersedot ke dalam selang karet [7].
Aspirator adalah alat yang digunakan untuk menangkap serangga yang berukuran sangat kecil, lembut, lincah, aktif dan sulit dikoleksi dengan pinset atau kuas, misalnya nyamuk [8]. Aspirator terbuat dari bahan kaca dan selang. Penggunaan aspirator yang harus dihisap merupakan kelemahan aspirator saat ini. Dalam kondisi pandemi COVID-19 diperlukan alat yang aman dan mudah digunakan oleh mahasiswa sehingga dapat menekan penyebaran COVID-19. Penggunaan aspirator yang sering berganti-ganti dari mulut ke mulut walaupun sebelum digunakan biasanya dibersihkan dulu dengan kapas yang dibasahi dengan alkohol. Berdasarkan hasil observasi pada keadaan diatas perlu adanya modifikasi berbagai model aspirator yang otomatis tanpa menghisap [9].
Berdasarkan latar belakang, permasalahan utama yang dapat dirumuskan, adalah adanya resiko bagi petugas untuk tertular penyakit termasuk COVID-19. Diperolehnya berbagai model aspirator elektrik tanpa menyedot dengan mulut atau aspirator elektrik.
2. Metode Penelitian
Model penelitian Research & Development yang digunakan oleh peneliti adalah model penelitian.
Metode penelitian dan pengembangan ini digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Model pengembangan yang digunakan di dalam penelitian ini mengacu pada model pengembangan menurut Borg dan Gall. Model pengembangan Borg & Gall yang dilakukan oleh peneliti agar produk yang dirancangnya mempunyai standar kelayakan. Dengan demikian, yang diperlukan dalam pengembangan ini adalah rujukan tentang prosedur produk yang akan dikembangkan [10].
Adapun tahapan dalam model yang digunakan sebagai berikut: (1) Pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) Pembuatan model desain aspirator elektrik, (4) revisi produk, (5) uji fungsi alat, (6) uji daya terima alat.
Produk yang dihasilkan berupa aspirator elektrik di Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Waktu penelitian dimulai dari bulan Agustus sampai dengan September 2022.
Lokasi penelitian atau uji coba produk yakni di laboratorium vektor Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Penelitian ini telah memperoleh kaji etik dari Komisi Etik Poltekkes Kemenkes Yogyakarta No No. e-KEPK/POLKESYO/0626/VIII/2022 tanggal 24 Agustus 2022.
3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Uji Daya Hisap
Pengujian prototipe dilakukan di Laboratorium Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Pengujian dilakukan secara bertahap dengan pengujian teknis yaitu kecepatan daya hisap dan uji fungsi penangkapan nyamuk dewasa. Pengujian kecepatan dilakukan pada tanggal 1 September 2022. Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran kemampuan daya hisap alat aspirator elektrik. Pengujian dilakukan 5 (lima) kali pengulangan untuk mendapatkan informasi kecepatan daya isap alat pada kondisi di lapangan.
Tabel 1. Rekapitulasi hasil daya isap alat
Model Rata-rata Kecepatan Hisap (meter/detik) pada jarak (cm)
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 4 5
Model fan 5,5 3,8 2,7 2,3 1,8 1,5 1,1 0,8 0,3
Model hisap 1,5 0,4 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: Data terolah, 2022
Tabel 1 menunjukkan bahwa kecepatan daya hisap aspirator elektrik pada model 1 masih mampu menghisap hingga jarak 5 cm dari tepi inlet aspirator elektrik pada kecepatan tombol maksimal sebesar 0,3 meter/detik.
Gambar 1. Uji kecepatan hisap aspirator elektrik menggunakan anemometer Sumber: Penelitian, 2022
3.2. Pengujian Fungsi
a. Uji perolehan nyamuk tertangkap
Pengujian fungsi dilakukan pada tanggal 19 September 2022 s.d 24 September 2022 di laboratorium Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Pengujian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan gambaran kemampuan aspirator elektrik dalam menangkap nyamuk melalui berbagai serangkaian uji penangkapan nyamuk di rearing nyamuk. Proses pengujian spesimen nyamuk Aedes. Perbandingan perolehan nyamuk tertangkap dalam skala waktu 1 menit.
Tabel 2. Uji perolehan nyamuk per menit.
Perolehan Nyamuk Tertangkap per 1 (satu) menit Pengulangan Model fan Model katup Aspirator manual
I 56 12 6
II 45 6 7
III 67 8 8
IV 43 14 7
V 44 9 9
VI 46 14 6
VII 65 13 7
VIII 43 12 8
IX 37 10 7
X 41 15 9
Total 487 113 74
Sumber : Pengolahan Data, 2022 b. Uji keutuhan spesimen nyamuk
Keutuhan spesimen nyamuk tertangkap pada uji ini berdasarkan jumlah nyamuk yang tertangkap dan memiliki bagian tubuh yang utuh meliputi seluruh bagian kepala, abdomen, sayap dan kaki.
Tabel 3. Uji keutuhan nyamuk yang tertangkap aspirator model fan Pengulangan Jumlah
nyamuk
Bagian tubuh nyamuk yang rusak kepala abdomen sayap kaki
I 56 - - - 1
II 45 - - - -
III 67 - - - -
IV 43 - - - -
V 44 - - - -
VI 46 - - - -
VII 65 - - - -
VIII 43 - - - -
IX 37 - - - -
X 41 - - - -
Total 487
Sumber : Pengolahan Data, 2022
Tabel 4. Uji keutuhan nyamuk yang tertangkap aspirator model katup Pengulangan Jumlah
nyamuk
Bagian tubuh nyamuk
kepala abdomen sayap kaki
I 12 - - - -
II 6 - - - -
III 8 - - - -
IV 14 - - - -
V 9 - - - -
VI 14 - - - -
VII 13 - - - -
VIII 12 - - - -
IX 10 - - - -
X 15 - - - -
Total 113
Sumber : Pengolahan Data, 2022
Tabel 5. Uji keutuhan nyamuk yang tertangkap aspirator model fan Pengulangan Jumlah
nyamuk
Bagian tubuh nyamuk
kepala abdomen sayap kaki
I 6 - - - -
II 7 - - - -
III 8 - - - -
IV 7 - - - -
V 9 - - - -
VI 6 - - - -
VII 7 - - - -
VIII 8 - - - -
IX 7 - - - -
X 9 - - - -
Total 74
Sumber : Pengolahan Data, 2022 3.3. Uji Lapangan oleh Pengguna
Uji lapangan pengguna ini merupakan uji daya terima terhadap alat yang digunakan. Pengguna melakukan penilaian terhadap beberapa poin terhadap alat yang di gunakan.
Tabel 6. Hasil Uji penerimaan alat oleh pengguna atau mahasiswa
No. Aspek penilaian Model fan Model katup
Rata-rata kategori Rata-rata kategori
1. Keefektifan alat 4,8 Sangat baik 4,1 Baik
2. Kemudahan penggunaan alat 3,6 Sangat baik 3,2 Baik
3. Ringan dan ringkas 3,2 Baik 3,1 Baik
4. Spesimen alat yang tertangkap mudah terlihat dan tidak rusak
3,6 Sangat baik 3, 1 Baik
5. Alat aman digunakan 3,9 Sangat baik 3,3 Baik
Rata-rata 3,82 Sangat baik 3,425 Baik
Sumber : Pengolahan Data, 2022 Keterangan:
1. Sangat baik =3,5-4 2. Baik =3-3,5 3. Cukup =2,5-3 4. Kurang =0-2,5
Hasil rata-rata angket respon mahasiswa terhadap alat aspirator elektrik dapat dilihat hasil 3,82 untuk model fan dan 3,425 untuk model katup. Berdasarkan hasil ini menunjukkan bahwa model fan lebih di terima oleh mahasiswa dari segi keefektifan alat, kemudahan penggunaan alat, dan aman digunakan.
Pembuatan aspirator elektrik melalui berbagai tahap yang dilakukan oleh peneliti. Tahap pertama merupakan tahap perancangan dan penentuan model. Model yang didapat adalah model fan/kipas dan model katup. Setelah penentuan model alat dilanjutkan pada tahap pembuatan. Setelah dilakukan pembuatan dilakukan koreksi terhadap alat. Perbaikan alat kemudian dilakukan maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji fungsi alat dan uji daya terima alat oleh pengguna atau mahasiswa.[11]
Kecepatan isap merupakan kelompok variabel teknis. Variabel ini merupakan variabel utama yang erat kaitannya dengan performa prototipe aspirator elektrik. Kecepatan isap secara teknis standar pabrik tertera pada spesifikasi fan/blower yang digunakan pada prototipe aspirator elektrik ini namun demikian instalasi controller, kapasitas aki (sumber energi) dan penggunaan mesh dapat mempengaruhi kinerja yang berdampak pada penurunan kecepatan isap [12] Berbagai aspirator elektrik yang pernah dikembangkan sebelumnya lebih menitikberatkan pada fungsi menangkap nyamuk secara umum artinya alat lebih difokuskan diuji langsung untuk menangkap nyamuk di lapangan dimana hasil tangkapan akan sangat dipengaruhi oleh kondisi kepadatan nyamuk yang fluktuatif [13].
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan angka pengukuran sebesar 5,5 meter/detik pada posisi 0 cm dari inlet dengan jarak maksimal mengisap hingga 5,5 cm. Angka pengukuran ini lebih rendah apabila dibandingkan dengan procopack aspirator, dimana procopack aspirator mampu mengisap hingga jarak 10 cm dengan kecepatan isap 11-10,6 meter/detik pada tepi inlet. Performa kecepatan isap prototipe aspirator elektrik yang lebih rendah ini sangat dimungkinkan karena penggunaan jenis mesh. Jenis mesh yang digunakan memiliki kerapatan yang lebih tinggi yaitu ukuran 80 sedangkan procopack aspirator menggunakan ukuran mesh yang lebih kecil [11].
Uji penerimaan alat dilakukan dengan melakukan uji penggunaan oleh mahasiswa semester 3 Prodi diploma tiga sanitasi dan semester 5 sarjana terapan jurusan kesehatan lingkungan. Uji penerimaan alat meliputi (i) Keefektifan alat (ii) Kemudahan penggunaan alat (iii) Ringan dan ringkas (iv) Spesimen alat yang tertangkap mudah terlihat dan tidak rusak (v) Alat aman digunakan. Sementara dari aspek nyamuk yang tertangkap belum ada yang mengulas perihal kondisi fisiknya, artinya belum banyak dipelajari apakah aspirator nyamuk elektrik yang ada selama ini mampu menangkap nyamuk dalam keadaan utuh atau tidak.
Untuk mendapatkan berbagai informasi yang komprehensif perihal perilaku dan kebiasaan spesifik, maka nyamuk yang ditangkap harus dapat diidentifikasi untuk dapat menentukan spesiesnya dan perannya sebagai vektor atau bukan, oleh karena itu keutuhan nyamuk yang ditangkap menjadi salah satu faktor yang menentukan [14].
Kegiatan survei entomologi mencakup suatu kegiatan mendeskripsikan keberadaan vektor di suatu wilayah secara berkala, meliputi penyebaran geografis, pola variasi musiman, perilaku indigenus, ukuran kepadatan populasi vektor dan pengaruh unsur abiotik terhadap vektor dengan kegiatan pengukuran kepadatan populasi vektor menjadi fokus utama dikarenakan mampu menggambarkan risiko penularan.
Survei entomologi vektor stadium dewasa yang diterapkan di seluruh negara mengadaptasi pada ketentuan
Badan Kesehatan Dunia (WHO) dimana gold standartnya adalah human landing/bitting collection dan resting collection dengan menggunakan aspirator.[15]
4. Kesimpulan
Aspirator elektrik menghadirkan alternatif memberikan hasil yang sebanding selain lebih mudah digunakan terutama dalam periode pengambilan sampel yang lama. Keuntungan besar dari Aspirator elektrik adalah meminimalkan penularan penyakit dan dapat dirakit sendiri menggunakan suku cadang yang mudah didapat dengan biaya yang jauh lebih kecil. Namun, kami merekomendasikan agar penelitian semacam ini dilakukan karena aspirator elektrik dapat digunakan di dalam dan di luar ruangan, merupakan alat yang murah dan efektif yang memerlukan keterampilan minimum untuk beroperasi.
5. Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih kepada Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dalam penelitian pengembangan alat ini.
6. Referensi
[1] Barrera R, Amador M, Acevedo V, Hemme RR, Félix G. Sustained, Area-Wide Control of Aedes aegypti Using CDC Autocidal Gravid Ovitraps. Am J Trop Med Hyg 2014;91:1269.
https://doi.org/10.4269/AJTMH.14-0426.
[2] Bäck AT, Lundkvist A. Dengue viruses - an overview. Infect Ecol Epidemiol 2013;3.
https://doi.org/10.3402/iee.v3i0.19839.
[3] Naris Dyah P, Sudaryanto S, Muslikah M, Widyantoro W. Pengkayaan Materi Bagi Kader Jumantik Yang Tergabung Dalam Tanggap Bocah [TABO] Di Kecamatan Sleman. Jurnal Terapan Abdimas 2018;3:60–5. https://doi.org/http://doi.org/10.25273/jta.v3i1.2169.
[4] Tiya, Taslisia. Survei Entomologi, Maya Indeks Dan Status Kerentanan Larva Nyamuk Aedes Aegypti Terhadap Temephos Di Desa Salido Kecamatan Iv Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Diss.
Universitas Andalas, 2018.
[5] Kenea O, Balkew M, Tekie H, Gebre-Michael T, Deressa W, Loha E, Comparison of two adult mosquito sampling methods with human landing catches in south-central Ethiopia. Malar J 2017;16:1–15. https://doi.org/10.1186/S12936-016-1668-9/TABLES/4.
[6] Tangena JAA, Thammavong P, Hiscox A, Lindsay SW, Brey PT. The Human-Baited Double Net Trap: An Alternative to Human Landing Catches for Collecting Outdoor Biting Mosquitoes in Lao PDR. PLoS One 2015;10:e0138735. https://doi.org/10.1371/JOURNAL.PONE.0138735.
[7] Gimnig JE, Walker ED, Otieno P, Kosgei J, Olang G, Ombok M, Incidence of Malaria among Mosquito Collectors Conducting Human Landing Catches in Western Kenya. Am J Trop Med Hyg 2013;88:301. https://doi.org/10.4269/AJTMH.2012.12-0209.
[8] Subaris H, Subiyanto S, Kartono DT, Lestary E. Social Capital Capacity as Prediction of Dengue Control. vol. 5. Inst. of Advanced Engineering and Science; 2016.
[9] Vazquez-Prokopec GM, Galvin WA, Kelly R, Kitron U. A New, Cost-Effective, Battery-Powered Aspirator for Adult Mosquito Collections. J Med Entomol 2009;46:1256.
https://doi.org/10.1603/033.046.0602.
[10] Widyantoro W, Pengembangan S, Awetan M, Sebagai T, Ajar B, Kuliah M. Exploring Rat Preserved Media as Teaching Material for Vector Control Subjects. Jurnal Temapela 2020;3:29–33.
https://doi.org/10.25077/TEMAPELA.3.1.29-33.2020.
[11] Cox G, Jones E, McGonagle D, Giannoudis P V. Reamer-irrigator-aspirator indications and clinical results: A systematic review. Int Orthop 2011;35:951–6. https://doi.org/10.1007/S00264-010-1189- Z/METRICS.
[12] Boyd CE, Martinson DJ. Evaluation of propeller-aspirator-pump aerators. Aquaculture 1984;36:283–92. https://doi.org/10.1016/0044-8486(84)90243-6.
[13] Ogoma SB, Lweitoijera DW, Ngonyani H, Furer B, Russell TL, Mukabana WR. Screening mosquito house entry points as a potential method for integrated control of endophagic filariasis, arbovirus and malaria vectors. PLoS Negl Trop Dis 2010;4. https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0000773.
[14] Vanlerberghe V, Trongtokit Y, Jirarojwatana S, Jirarojwatana R, Lenhart A, Apiwathnasorn C, et al. Coverage-dependent effect of insecticide-treated curtains for dengue control in thailand.
American Journal of Tropical Medicine and Hygiene 2013;89:93–8.
https://doi.org/10.4269/ajtmh.13-0015.
[15] Chandrasegaran K, Lahondère C, Escobar LE, Vinauger C. Linking Mosquito Ecology, Traits, Behavior, and Disease Transmission. Trends Parasitol 2020;36:393–403.
https://doi.org/10.1016/J.PT.2020.02.001.