• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Modul Pembelajaran Gambar Teknik Kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan Smk Muhammadiyah Prambanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengembangan Modul Pembelajaran Gambar Teknik Kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan Smk Muhammadiyah Prambanan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Terbit online pada laman: https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/VENS

Vocational Education National Seminar (VENS)

Paper

Pengembangan Modul Pembelajaran Gambar Teknik Kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan Smk Muhammadiyah Prambanan

Yakup Wenang S

1

, Rabiman

2

dan Arif Bintoro Johan

3

1,2,3Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, 55167, Indonesia

INFORMASI ARTIKEL A B S T R A C T

Sejarah Artikel:

Diterima Redaksi: 23 Mei 2022 Revisi Akhir: 10 Juni 2022 Diterbitkan Online: 20 Juni 2022

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengasilkan modul gambar teknik mesin yang baik dan berkualitas untuk kelas X Jurusan Tenik Pemesinan SMK Muhammadiyah Prambanan, (2) mengetahui kelayakan modul gambar teknik mesin yang baik dan berkualitas guna media pembelajaran kelas X Jurusan Tenik Pemesinan SMK Muhammadiyah Prambanan.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Pengembangan modul pembelajaran mengacu pada model pengembangan Borg dan Gall. Model penelitian tersebut mempunyai empat tahapan dalam penelitian, yaitu tahap studi pendahuluan, tahap pengembangan, tahap uji lapangan dan tahap diseminasi. Modul pembelajaran mata pelajaran gambar teknik mesin divalidasi oleh ahli materi dan ahli media selanjutnya diujicobakan pada 30 peserta didik kelas X jurusan Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah Prambanan. Pengumpulan data menggunakan angket/kuesioner skala Likert model lima pilihan. Kelayakan modul pembelajaran dapat diketahui dari hasil data penilaian dalam lima kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup, cukup baik, kurang baik dan tidak baik. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa modul gambar teknik kelas X jurusan Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah Prambanan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa modul pembelajaran dapat dikatakan baik dan berkualitas, serta secara keseluruhan baik digunakan sebagai bahan ajar. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan rerata skor total dari hasil evaluasi ahli materi sebesar 4,25 dari nilai skor maksimal 5 sehingga termasuk dalam kategori “sangat baik”, rerata skor total dari hasil evaluasi ahli media sebesar 4,3 dari nilai skor maksimal 5 sehingga termasuk dalam kategori “sangat baik”, rerata skor total dari hasil uji lapangan sebesar 3,9 dari nilai skor maksimal 5 sehingga termasuk dalam kategori “baik”.

KATA KUNCI

Pengmbangan Modul, Media Pembelajaran, Gambar Teknik Mesin

KORESPONDENSI

E-mail: rabiman @ustjogja.ac.id

1. PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa (Arifin &

Subagyo, 2016:52). Pada dasarnya pendidikan merupakan proses penyampaian informasi kepada peserta didik dengan substansi yang bermakna (Purnomo, dkk, 2020:74). Selain itu pembelajaran harus menekankan pada penguatan pendidikan karakter peserta didik. Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 1 ayat 20 pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik, guru, sumber belajar, dan media pembelajaran dalam lingkungan belajar.

Kemudian Ki Hadjar Dewantara (dalam Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, 2013:20) pendidikan yaitu tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak. Menuntun seluruh kekuatan kodrat yang ada pada diri anak-anak, agar sebagai manusia dan sebagai

anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidikan merupakan sebuah media dalam menciptakan dan membentuk sumber daya manusia (Handoyono & Purnomo, 2020:106).

Dalam kelompok industri dan teknologi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) siswa dituntut untuk dapat memahami segala hal yang ada di dalam dunia teknologi dan industri (Sulistyoadi

& Subagyo, 2014:22). SMK Muhammadiyah Prambanan merupakan sekolah kejuruan yang memiliki beberapa kompetensi keahlian diantaranya Teknik pemesinan. SMK ini telah menerapkan kurikulum 2013 sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dimana peserta didik dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Mendikbud Nadiem Makarim dengan gagasannya menjelaskan bahwa kurikulum 2013 harus

(2)

dilaksanakan dengan prinsip ’Merdeka Belajar’ dengan melakukan prinsip ini diharapkan dapat mendukung keberhasilan implementasi kurikulum 2013.

Setelah dilakukannya pengamatan dan wawancara kepada guru di SMK Muhammadiyah Prambanan khusus pada kompetensi keahlian Teknik Pemesinan pada mata pelajaran Gambar Teknik Mesin kelas X ditemukan beberapa permasalahan seperti sumber belajar buku yang tersedia di sekolah adalah sumber belajar buku kurikulum KTSP 2006, keterbatasan sumber belajar gambar teknik, terbatasnya jam pelajaran pada mata pelajaran gambar teknik sehingga peserta didik kurang mendapatkan arahan dari guru, akibatnya peserta didik belum berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013.

Menurut Ngalim Purwanto dalam Fendi Lestiawan dan Arif Bintoro Johan (2018: 101) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang sebagai suatu proses sudah dilalukan yakni adanya (masukan atau input) dan menghasilkan (keluaran atau output). Salah satu ciri keberhasilan pengajaran dilihat dari kadar kegiatan belajar peserta didik. Semakin besar aktivitas belajar siswa, semakin besar pula peluang keberhasilan pendidikan (Sudjana, 2007: 72). Akan tetapi, mencapai keberhasilan pengajaran bukanlah hal yang mudah, dibutuhkan upaya dari berbagai pihak untuk mencapainya. Selain itu, keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh adanya sumber belajar yang memadai. Sumber belajar yang ideal yaitu harus disesuaikan dengan perintah kurikulum yang digunakan. Keterbatasan sumber belajar menyebabkan peserta didik kesulitan dalam melakukan pembelajaran secara mandiri. Menurut Arsyad (2016:

26) penggunaan metode tanpa didukung variasi dengan penggunaan media pembelajaran yang lain akan menyebabkan penyampaian materi yang kurang dapat dipahami oleh peserta didik. Media pembelajaran akan berpengaruh dalam proses pembelajaran dikelas, peserta didik juga tidak kesulitan dalam melakukan pembelajaran secara mandiri jika setiap peserta didik mempunyai media pembelajaran berupa modul.

Media Pembelajaran menurut Rabiman (2013: 6) adalah semua alat bantu yang berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi atau interaksi dua antara sumber belajar, guru, dan peserta didik dalam pembelajaran, sehingga dapat merangsang peserta didik untuk belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Sejalan dengan itu Adhi dan Diana (2018: 69) media pembelajaran adalah alat yang digunakan sebagai perantara dalam menyampaikan materi atau pesan dari guru ke siswa. Menurut Winkel (2009: 472) Modul pembelajaran merupakan suatu program belajar mengajar terkecil, yang dipelajari oleh peserta didik sendiri atau dilakukan oleh siswa kepada dirinya sendiri (self-intructional). Dengan modul pembelajaran akan memberi peserta didik kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan tingkat kecepatan masing- masing, hal ini dilakukan karena setiap peserta didik memiliki cara/teknik yang berbeda-beda dalam mempelajari suatu pengetahuan. Sejalan dengan itu Handoyono dan Hadi (2018: 39) modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup metode, materi, dan evaluasi serta dapat digunakan secara mandiri, sesuai pada kecepatan belajar masing-masing individu secara efektif dan efisien. Modul pembelajaran gambar teknik mesin sesuai

kurikulum 2013 dapat menjadi sumber belajar mandiri dan dapat menjadi panduan guna meningkatkan keterampilan peserta didik dalam membantu mempelajari pembelajaran Gambar Teknik Mesin. Menurut Daryanto (2013: 9-11), karakteristik modul yaitu self instruction, self contained, berdiri sendiri (stang alone), adaptif dan bersahabat/ akrab (user friendly).

Pengembangan modul menurut Direktorat Tenaga Kependidikan oleh Dharma (2008: 12) penulisan modul adalah proses penyusunan materi pembelajaran yang sistematis sehingga siap dipelajari oleh siswa untuk mencapai kompetensi atau sub kompetensi. Pengembangan modul pembelajaran Gambar Teknik Mesin diharapkan dapat memberikan bantuan bagi peserta didik maupun guru dalam penggunaan media pembelajaran. Dengan demikian dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi, memecahkan masalah, meningkatkan minat belajar dan keterampilan. Modul pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan peran aktif peserta didik dan juga dapat digunakan sebagai sumber belajar untuk mengurangi partisipasi peserta didik terhadap peran aktif guru. Manfaat lain dari pengembangan modul pembelajaran ini dapat digunakan sebagai sumber belajar secara mandiri.

2. METODE

Model pengembangan yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada langkah-langkah penelitian dan pengembangan Four-D yang dikembangkan Thiagarajan dan Semmel (1974).

Model pengembangan ini terdiri dari empat tahap yaitu Define, Design, Develop dan Disseminate (Mulyatiningsih, 2013: 195- 199). Subjek dalam penelitian ini yaitu ahli materi, ahli media, dan peserta didik kelas X Jurusan Teknik Pemesinan SMK Muhammadiyah Prambanan. Objek penelitian ini yaitu kelayakan modul pembelajaran gambar teknik mesin.

Teknik dalam pengumpulan data pada penelitian dan pengembangan ini menggunakan 2 jenis yaitu metode observasi serta angket atau kuesioner. Angket berisi penilaian kelayakan modul dari ahli materi, ahli media, serta peserta didik sebagai pengguna yang terbagi dalam uji coba kelompok kecil dan besar.

Data yang diperoleh dari subyek penelitian dianalisis menggunakan skala likert dengan 5 (lima) pilihan jawaban antara lain: Sangat Baik (skor 5), baik (skor 4), cukup baik (3), kurang baik (skor 2), dan tidak baik (skor 1). Untuk menentukan jarak interval antara sangat baik sampai dengan sangat tidak baik.

Digunakan rumus dari Sri Latifah.

Tabel 1 Kriteria Penilaian Skor Sri Latifah (2016 : 45).

No Penilaian Keterangan Skor

1. SB Sangat Baik 5

2. B Baik 4

3. CB Cukup Baik 3

4. KB Kurang Baik 2

5. TB Tidak Baik 1

Selanjutnya untuk menghitung persentase kelayakan dengan menggunakan rumus (Mardapi, 2008: 123):

X = Σˣ

Setelah ditentukan persentase kelayakannya, dengan mengacu Tabel 2 untuk menentukan nilai kelayakan produk yang

(3)

dihasilkan. Nilai kelayakan produk ditetapkan kriteria kelayakan minimal “Baik”.

Tabel 2. Tingkat Persentase Kelayakan Persentase Kelayakan Klasifikasi

5 X ˃ 4 Sangat Baik

4 X ˃ 3 Baik

3 ˃ X ≥ 2,5 Cukup Baik

2,5 ˃ X ≥ 2 Kurang Baik

1˂ 2 Tidak Baik

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap Define

Pada tahap define terdiri dari beberapa langkah yaitu analisis awal, analisis karakteristik peserta didik, merumuskan konsep, merumuskan tugas dan merumuskan tujuan. Pada langkah analisis awal dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Permasalahan- permasalahan tersebut yaitu : 1) sumber belajar yang belum sesuai dengan kurikulum yang diterapkan sekolah, 2) keterbatasan sumber belajar gambar teknik, 3) terbatasnya jam pelajaran sehingga peserta didik, 4) peserta didik kurang mendapatkan arahan dari guru, 5) peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Analisis karakteristik peserta didik pada SMK Muhammadiyah Prambanan rata-rata gaya belajar peserta didik hanya mendengar guru menerangkan materi serta kurang berminat dalam mencari media pembelajaran atau belajar secara mandiri di luar jam pelajaran. Selain memperbaiki hasil belajar, dengan modul diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran belajar mandiri pada diri peserta didik. (Handoyono dan Hadi, 2018:39).

Selanjutnya merumuskan konsep dilakukan dengan cara mengidentifikasi hal-hal yang disajikan pada modul pembelajaran yang dikembangkan yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan- latihan, petunjuk kerja, dan evaluasi dengan mengacu pada silabus mata pelajaran gambar teknik mesin. Dilanjutkan dengan merumuskan tugas, tugas yang diberikan berupa materi pokok yang telah dipelajari berupa pilihan ganda serta tugas essay ang harus dikerjakan siswa setelah selesai mempelajari sub bab pada modul. Tahap terakhir yaitu merumuskan tujuan pembelajaran.

Rumusan tujuan pembelajaran pada modul gambar teknik mesin adalah sebagai berikut mengacu pada silabus gambar teknik mesin: 1) Peserta didik dapat memahami fungsi peralatan dan kelengkapan gambar teknik sesuai dengan cara penggunaannya.

2) Peserta didik dapat memilah peralatan dan kelengkapan gambar teknik sesuai fungsi dan prosedur penggunaan.3) Peserta didik dapat memahami jenis dan fungsi garis-garis gambar teknik. 4) Peserta didik dapat menempatkan garis-garis gambar teknik sesuai bentuk dan fungsi garis. 5) Peserta didik dapat memahami standar huruf dan angka gambar teknik sesuai prosedur dan aturan penerapan. 6) Peserta didik dapat menempatkan huruf dan angka gambar teknik sesuai prosedur dan aturan penerapan. 7) Peserta didik dapat mengelompokkan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur. 8) Peserta didik dapat menyajikan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur.

Tahap Design

Pemilihan topik pembahasan materi telah disesuaikan dengan kompetensi dasar dan kegiatan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013. Topik materi yang terdapat dalam Modul antara lain: 1) Fungsi peralatan dan kelengkapan gambar teknik berdasarkan cara penggunaan. 2) Peralatan dan kelengkapan gambar teknik sesuai fungsi dan prosedur penggunaan. 3) Jenis dan fungsi garis-garis gambar teknik. 4) Garis garis gambar teknik sesuai bentuk dan fungsi garis. 5) Standar huruf dan angka gambar teknik sesuai prosedur dan aturan penerapan. 6) Huruf dan angka gambar teknik sesuai prosedur dan aturan penerapan.

7) Gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur. 8) Gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur. Mengatur materi sesuai dengan urutan tujuan pembelajaran. Urutan materi/ topik pembahasan disusun secara logis dengan tujuan membantu peserta didik menyerap materi pelajaran yang disajikan. Urutan materi dari topik dalam mata pelajaran gambar teknik mesin mengacu pada silabus adalah sebagai berikut: 1) Peralatan dan kelengkapan gambar teknik mesin. 2) Garis- garis gambar teknik mesin. 3) Huruf dan angka gambar teknik mesin. 4) Gambar konstruksi geometris. Tahapan penyusunan draf pada modul gambar teknik mesin ini dapat dilihat pada gambar berikut:

a. Draf tampilan sampul depan dan belakang modul

Pada tahap ini, desain modul dibuat semenarik mungkin untuk meningkatkan minat membaca peserta didik.

Gambar 1. Draf Tampilan Sampul Depan dan Sampul Belakang Modul

b. Penyusunan draf

Pada tahap penyusunan draf modul gambar teknik mesin ini dapat di lihat pada gambar berikut:

Gambar 2. Draft Modul Gambar Teknik Mesin c. Desain layout isi modul

(4)

Desain seluruh layout modul pembelajaran gambar teknik mesin dibuat sedemikian rupa agar mudah guna dipahami. Seperti pemberian sub judul pada bagian atas halaman untuk mempermudah bab apa yang sedang dipelajari. Pemberian gambar setelah deskripsi materi dan letak nomor halaman di bagian bawah halaman.

Gambar 3. Desain Layout Isi Modul

Tahap Develop

Tahapan pengembangan dilakukan dengan tujuan mengembangkan prototype modul gambar teknik mesin valid dan layak untuk dipakai. Proses yang dilakukan selama tahapan pengembangan yakni, membuat kisi- kisi, menyusun materi modul gambar teknik, kemudian penilaian oleh ahli bertujuan guna mendapatkan kritik serta saran untuk menyempurnakan modul gambar teknik mesin. Validasi yang dilakukan pada modul gambar teknik mesin meliputi aspek kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan manfaat modul. Expert yang melakukan validasi modul yang dikembangkan adalah ahli media dan ahli materi. Kemudian modul yang telah direvisi berdasarkan saran dan masukan validator, selanjutnya dilakukan tahapan uji hasil pengembangan modul kepada peserta didik. Pengujian terbatas terhadap kelayakan modul dilakukan kepada peserta didik jurusan Teknik Pemesinan kelas X di SMK Muhammadiyah Prambanan yang berjumlah 30 peserta didik. Pada langkah ini dilakukan modifikasi, bahwa uji pengembangan dilakukan setelah proses penyebarluasan.

Penilaian ahli materi oleh dosen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa yang ahli pada materi gambar teknik, Penilaian ahli media dilakukan oleh dosen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa yang ahli pada media pembelajaran dan penilaian respon peserta didik dari kelas X Teknik Pemesinan. Hasil rata – rata kelayakan modul dari ahli materi sebesar 4,25 yang berada pada rentang skor X > 4 pada tabel. Sehingga, penilaian kelayakan dari ahli materi mengenai modul gambar teknik mesin sangat layak. Kemudian hasil rata- rata kelayakan modul dari ahli media sebesar 3,2 yang berada pada rentang skor X >3.

Sehingga, penilaian kelayakan dari ahli media mengenai modul gambar teknik mesin dikategorikan layak. Selanjutnya hasil rata- rata kelayakan modul dari peserta didik sebesar 4 dikelas kecil dan 3,9 dikelas besar yang berada pada rentang skor X > 3.

Sehingga, penilaian kelayakan dari peserta didik mengenai modul gambar teknik sangat layak dikelas kecil dan layak di kelas besar.

Dari hasil penilaian kelayakan serta persentase kelayakan modul dari ahli dan respons peserta didik bisa dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4. Grafik Presentase Kelayakan E-Modul

Dari uji kelayakan modul gambar teknik mesin di SMK Muhammadiyah Prambanan yang telah dilakukan, penilaian dari ahli materi yaitu memperoleh tingkat kelayakan 4,25 dengan kategori sangat layak, dari ahli media yaitu memperoleh tingkat kelayakan 3,2 dengan kategori layak, dari hasil respons penilaian dari peserta didik kelas sebesar 4 dikelas kecil dan 3,9 dikelas besar dengan kategori layak. Hasil di atas didukung oleh hasil penelitian Bayu Dwi Kuntoro, Rabiman, Arif Bintoro Johan (2021) yang menjelaskan bahwa hasil penilaian uji kelayakan modul oleh ahli materi I pada aspek pembelajaran dengan kriteria baik dan pada aspek isi pada tergolong baik. Hasil penilaian ahli materi II pada aspek pembelajaran dengan kriteria sangat baik dan pada aspek isi dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil penilaian oleh ahli media pada aspek tampilan pada kriteria baik dan pada aspek pemrograman/usability pada kriteria sangat layak. Selaras dengan hasil penelitian Hafiz Arif Syahriar dan Rabiman (2017) menyimpulkan bahwa multimedia 4D dikembangkan melalui tahap define, design, develop, dan disseminate. Hasil uji kelayakan oleh ahli media menyatakan bahwa multimedia pembelajaran sistem rem berbasis flash ini sangat layak, hasil uji kelayakan ahli materi menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran sistem rem berbasis flash ini sangat layak dan hasil penilaian pengguna menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran sistem rem berbasis flash ini adalah layak.

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan terhadap hasil belajar menunjukkan bahwa pengembangan multimedia memberikan pengaruh yang positif, yang berarti multimedia 4D yang dikembangkan efektif mempengaruhi hasil belajar pada pembelajaran sistem rem pada mata pelajaran pemeliharaan chasis dan pemindah tenaga.

Hasil tersebut juga diperkuat oleh hasil penelitian Martiyan Wisnu Pratomo, Rabiman, dan Arif Bintoro Johan (2021) menjelaskan bahwa modul pembelajar sistem bahan bakar bensin yaitu layak digunakan untuk proses pembelajaran dengan rentang perolehan persentase penilaian uji modul yaitu 80%- 85%, dan juga sebagai tambahan media pembelajaran di SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro Bantul berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, guru pelajaran dan siswa. Hasil dari penilaian tingkat kelayakan modul ahli materi yaitu 3,4 dengan persentase kelayakan 85,00 % kategori sangat layak. Hasil penilaian tingkat kelayakan modul ahli media yaitu 3,24 dengan presentasi kelayakan 81,03% kategori sangat layak. Hasil penelitian tingkat kelayakan modul oleh guru mata pelajaran sebesar 3,20 dengan persentase kelayakan 81,20% kategori sangat layak. Hasil penelitian tingkat kelayakan modul oleh

(5)

siswa sebesar 3,23 dengan persentase kelayakan 80,80%

kategori sangat layak. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa modul sistem bahan bakar bensin karburator layak digunakan untuk sumber belajar siswa baik di dalam ataupun di luar kegiatan pembelajaran.

Fuad Anwar Sudibyo, Samsul Hadi, dan Ardi Widyatmoko (2021) dalam penelitiannya menegaskan bahwa dengan penggunaan bahan ajar e-modul sistem pendingin mesin untuk siswa kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Gamping dikategorikan layak untuk di gunakan di pembelajaran daring.

Hal ini juga diperkuat oleh respon siswa sebagai pengguna e- modul yang menyatakan sangat baik sehingga media pembelajaran berupa e- modul sistem pendingin mesin dapat diaplikasikan ke dalam pembelajaran daring kelas XI TKR SMK Muhammadiyah Gamping. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Wachid Nur Ramadhan dan Setuju (2016) bahwa pengembangan bahan ajar teknik pemesinan frais untuk bahan ajar teknik pemesinan memiliki kualitas baik dari ahli materi sehingga layak digunakan dalam pembelajaran. Hal ini juga diperkuat dari respon peserta didik yang menyatakan baik, sehingga bahan ajar teknik pemesinan frais layak digunakan dalam pembelajaran yang lebih luas. Hal tersebut selaras dengan hasil penelitian Muhammad Afif Ma’ruf, Rabiman, dan Arif Bintoro Johan (2021) menyimpulkan bahwa hasil kelayakan modul teknologi common rail dari ahli materi sebesar 94,56% kategori sangat layak. Sedangkah dari ahli media sebesar 77% kategori sangat layak. Tingkat kelayakan dari guru mata pelajaran yaitu 77,17%

kategori sangat layak dan respon dari peserta didik sebesar 79,04% kategori sangat layak. Berdasarkan hasil uji pengembangan modul teknologi common rail yaitu layak digunakan untuk proses pembelajaran.

Hasil penelitian Nurcholish Arifin Handoyono dan Samsul Hadi (2018) menegaskan bahwa modul pembuatan bodi kendaraan dari fiberglass untuk mendukung perkuliahan cat dan bodi kendaraan memperoleh hasil uji kelayakan modul ahli materi 86,01% dengan kategori sangat baik, ahli media 79,69% dengan kategori sangat baik, dosen pengampu 82,59% dengan kategori sangat baik, uji coba terbatas oleh 10 mahasiswa sebesar 81,07 dengan kategori sangat baik, dan uji coba luas 30 mahasiswa 85,05 dengan kategori sangat baik, dan hasil uji-t memperlihatkan bahwa t hitung lebih besar tabel (2,577 >

1,671) pada taraf signifikansi 5%, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti modul pembuatan bodi kendaraan dari fiberglass yang dikembangkan efektif digunakan untuk perkuliahan. Hasil penelitian Nana Supriyana, Endi Permata, dan Mohammad Fatkhurrokhman menyatakan bahwa media Pembelajaran Trainer Mikrokontroller Atmega 16 dinyatakan sangat layak, baik oleh ahli materi dan media. Hal ini juga diperkuat dari resposn siswa sebagai pengguna media yang menyatakan sangat layak. Hal tersebut selaras dengan hasil penelitian Tomi Nuswantoro Aji, Samidjo dan Arif Bintoro Johan (2021) menyatakan bahwa pengembangan media pembelajaran training kit sistem starter sepeda motor menunjukkan bahwa tingkat kelayakan Training Kit yang dilakukan oleh ahli materi I sebesar 91,07% dengan kategori sangat baik, dan oleh ahli materi II sebesar 92,85% dengan kategori sangat baik. Tingkat kelayakan ahli media 91.07%

kategori sangat baik dan respons peserta didik menunjukkan angka sebesar 63,76% dengan kategori baik. Berdasarkan hasil

uji kelayakan, media pembelajaran Training Kit Sistem Starter Sepeda Motor layak digunakan dan mampu untuk membantu proses pembelajaran.

Hasil penelitian Dianna Ratnawati, Rusdi Martono, dan Rabiman (2020) menegaskan bahwa pengembangan e-modul sistem rem untuk siswa sekolah menengah kejuruan dinyatakan layak digunakan dalam mendukung pembelajaran sistem rem siswa SMK. Hal ini diperkuat dari hasil uji kelayakan e-modul sistem rem oleh ahli media sebesar 82%, ahli materi sebesar 85%, dan hasil uji lapangan 85%. Berdasarkan hasil uji kelayakan menunjukkan bahwa e-modul yang dikembangkan layak digunakan untuk media pembelajaran sistem rem yang menarik dan interaktif bagi siswa SMK.

Oleh karena itu pengembangan modul dapat dilanjutkan ke tahap disseminate (penyebarluasan). Sebelum modul di tahap penyebarluasan maka guna penyempurnaan modul tersebut dilakukan perbaikan sesuai dengan arah dari ahli materi dan ahli media.

1. Pengembangan Produk (Masukan dari ahli materi) Penambahan materi gambar teknik mesin tentang etiket gambar serta penambahan soal pilihan ganda.

Gambar 5. Gambar Sesudah Direvisi Ahli Materi

2. Pengembangan Produk (Masukan dari ahli media) a. Penulisan keterangan tabel diletakan di atas tabel.

Gambar 6. Gambar Sesudah Direvisi Ahli Media b. Masih ada beberapa kata salah.

(6)

Gambar 7. Gambar Sesudah Direvisi Ahli Media c. Pada profil pengarang, seharusnya profil pengembang.

Gambar 8. Gambar Sesudah Direvisi Ahli Media

Tahap Disseminate

Tahapan penyebarluasan dilakukan secara terbatas sehingga langkah yang dilakukan adalah melakukan final packaging dalam pembuatan sampul modul dilakukan secara mandiri, dicetak berbentuk buku. Langkah diffusion and adopting, modul diberikan kepada peserta didik, yaitu kelas X Teknik Pemesinan yang berjumlah 30 siswa. Modul diberikan agar digunakan dan dipahami selama proses pembelajaran dikelas. Langkah validation testing, yakni aplikasi penggunaan modul dalam proses pembelajaran di kelas oleh pendidik dan peserta didik. Dimana penggunaan modul membantu dalam proses kegiatan pembelajaran yang ditinjau dari aspek manfaat modul.

Penggunaan modul di sini berfungsi sebagai variasi model pembelajaran untuk melengkapi dan menunjang kualitas hasil pembelajaran (Sugiono, 2013: 27). Pengembangan modul pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa memiliki berbagai manfaat dan karakteristik yang berbeda-beda jika ditinjau dari segi manfaatnya modul ini digunakan sebagai alat bantu belajar siswa secara mandiri atau kelompok dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Sehingga dengan pengembangan modul pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 dapat membantu proses pembelajaran yang relevan bagi peserta didik.

Menurut Murniati dan Muslim (2017:71) modul yang dikembangkan memiliki kategori praktis ditinjau dari tingkat kemudahan peserta didik dalam menggunakannya. Sejalan dengan itu Indrawati dalam Irwan (2021) menyatakan bahwa keterlaksanaan pembelajaran menggunakan modul terlaksanaan dengan baik atau tinggi jika peserta didik terlihat aktif dan berinteraksi dengan temannya maupun pendidik untuk memecahkan permasalahan atau pernyataan berkaitan dengan

materi pembelajaran. Respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan modul pembelajaran gambar teknik mesin menunjukkan kategori respons positif. Pembelajaran dianggap menarik, isi modul dan bahasa modul mudah dipahami serta membantu peserta didik dalam menyelesaikan kesulitan belajar. Modul yang dihasilkan tentunya tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan. Kekurangan serta kelemahan modul gambar teknik ini yaitu belum bisa diakses online yang mempermudah siswa dalam pembelajaran di lingkungan luar sekolah pada masa pandemi. Untuk itu perlunya dilakukan perbaikan atau pengembangan selanjutnya pada modul gambar teknik mesin ini agar bisa di akses secara online yang berupa E- modul. Seperti yang di kemukakan oleh Fuad, dkk (2021:2) Penggunaan E-modul dalam proses pembelajaran daring akan memiliki beberapa kelebihan diantaranya E- modul dapat menekankan feedback sehingga siswa dapat mencapai taraf keberhasilan belajar, memperoleh dorongan belajar yang kuat secara keseluruhan karena pembelajaran terbimbing bahan ajar E-modul.

4. KESIMPULAN

a. Berdasarkan data hasil penelitian dan pengembangan yang telah diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, proses pengembangan media pembelajaran berupa modul gambar teknik mesin untuk peserta didik kelas X program keahlian Teknik Pemesinan di SMK Muhammadiyah Prambanan menggunakan metode Brog & Gall. Tahapan - tahapan yang digunakan dalam proses pengembangan modul yaitu tahap pend define, tahap design, tahap develop, revisi produk dan tahap disseminate.

b. Uji kelayakan kelayakan modul gambar teknik mesin di SMK Muhammadiyah Prambanan oleh ahli materi memperoleh tingkat kelayakan yaitu 4,25 dengan kategori sangat layak, oleh ahli media memperoleh tingkat kelayakan yaitu 3,2 dengan kategori layak, dari hasil respons penilaian dari peserta didik kelas X Teknik Pemesinan di SMK Muhammadiyah Prambanan sebesar 4 di kelas kecil dan di kelas besar 3,9 dengan kategori sangat layak. Dari hasil uji coba kelayakan di atas dapat disimpulkan bahwa modul gambar teknik mesin layak digunakan dan mampu guna membantu proses pembelajaran baik pendidik maupun peserta didik di SMK Muhammadiyah Prambanan.

DAFTAR PUSTAKA

Aji, T.N., Samidjo, dan Arif, B.J. 2021. “Pengembangan Media Pembelajaran Training Kit Sistem Starter Di SMK Ma’arif 1 Sleman”. Jurnal Taman Vokasi. (Volume 9 Nomor 2). Hal. 123-131.

Arsyad, A. 2016. “Media Pembelajaran”.Jakarta: Rajawali Pers.

Daryanto. 2013. “Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar”. Yogyakarta: Gava Media.

Dewantara, K.H. 2013. “Tamansiswa Badan Perjuangan Kebudayaan dan Pengembangan Masyarakat”.

Yogyakarta: Aditya Media.

Darma, S. 2008. “Penulisan Modul”. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan dan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Depdikbud. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang ketentuan umum.

(7)

Fuad, A.S., Samsul, H., dan Ardi, W. 2021. “Pengembangan E- Modul Sistem Pendingin Mesin untuk Siswa XI TKR SMK Muhammadiyah Gamping”.Jurnal Vokasi Dewantara. (Volume 2 Nomor 1). Hal. 1–11.

Handoyono, N.A., dan Samsul, H. 2018. “Pengembangan Modul Pembuatan Bodi Kendaraan dari Fiberglass untuk Mendukung Perkuliahan Cat dan Body Kendaraan”. Jurnal Taman Vokasi. (Volume 6 Nomor 1). Hal. 36-44.

Handoyono, N.A., dan Sigit, P. 2020. “Identifikasi Kebutuhan Pembelajaran Praktik Servis Sepeda Motor dengan konsep Teaching Factory”. Jurnal Taman Vokasi (Volume 4 Nomor 12). Hal. 106-112.

Irwan, H.T. 2021. “Pengembangan Modul Berbasis Inkuri Terbimbing Bermuatan Artikel Ilmiah Populer Pada

Materi Sistem Saraf”.

(https://docplayer.info/208622003- Pengembangan- modul-berbasis-inkuri- terbimbing-bermuatan-artikel- ilmiah- populer-pada-materi-sistem-saraf- kelas- xi.html). Diakses tanggal 04 Februari 2022.

Kuntoro, B.D., Rabiman, dan Arif, B.J. 2021. “Pengembangan Modul Pembelajaran Gambar Teknik Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Piri 1 Yogyakarta Tahun

Ajaran 2019/2020”. Jurnal Vokasi Dewantara. (Volume 2 Nomor 1). Hal. 1-11.

Lestiawan, F., dan Arif, B.J. 2018. “Penerapan Metode Pembelajaran Example Nonexample Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Dasar- Dasar Pemesinan”. Jurnal Taman Vokasi UST.

(Volume 6 Nomor 1). Hal. 98-106.

Mardapi, D. 2008. “Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes”. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Ma’ruf, M.A., Rabiman, dan Arif, B.J. 2021. “Pengembangan Modul Pembelajaran Teknologi Common Rail Di SMK N 2 Yogyakarta”. Jurnal Vokasi Dewantara.

(Volume 2 Nomor 1). Hal. 1–7.

Mulyatiningsih, E. 2013. “Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan”. Bandung: Alfabeta.

Murniati, dan Muhammad, M. 2017. “Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Mekanika Berdasarkan Analisis Kompetensi”. Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan.

(Volume 1 Nomor 2). Hal. 67-73.

Prasetya, A., dan Subagyo. 2016. “Penggunaan Media Audio Visual untuk Mningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sisem Bahan Bakar Motor Bensin Siswa Kelas XI TSM di SMK Bina Mandiri Klampok Banjarnegara Taun Ajaran 2015/2016”. Jurnal Taman Vokasi UST. (Volume 4 Nomor 1). Hal. 51-56.

Pratomo, M.W., Rabiman, dan Arif, B.J. 2021. “Pengembangan Modul Pembelajaran Sistem Bahan Bakar Bensin Di SMK Muhammadiyah Bambanglipuro Bantul”. Jurnal Vokasi Dewantara. (Volume 2 Nomor 1). Hal.1–9.

Purnomo, S, Elyas, D., dan Alfat, K. 2020. “Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Berbasis E-Learning Edmodo Mahasiswa Pendidikan Vokaional Teknik Mesin”. Jurnal Taman Vokasi UST. (Volume 8 Nomor 2). Hal. 73-80.

Rabiman. 2013. “Pemilihan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Mata Diklat Kejuruan di SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan”. Jurnal Taman Vokasi. (Volume 1 Nomor 1). Hal 30- 41.

Ramadhan, W.N., dan Setuju. 2016. “Pengembangan Bahan Ajar Teknik Pemesinan Frais Untuk Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Pemesinan Di SMK Muhammadiyah Prambanan”. Jurnal Taman Vokasi. (Volume 4 Nomor 2). Hal. 229-235.

Ratnawati, D. Rusdi, M., dan Rabiman. 2020. “Pengembangan E-Modul Sistem Rem Untuk Siswa Sekolah Menengah Kejuruan”. Jurnal Dinamika Vokasional Teknik Mesin. (Volume 5 Nomor 1). Hal. 20-26.

Latifah, S., Eka, S., dan Abdul, B. 2016. “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berorientasi Nilai-Nilai Agama Islam Melalui Pendekatan Inkuiri Terbimbing Pada Materi Suhu Dan Kalor”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika. (Volume 5 Nomor 1). Hal.

43-51.

Sudibyo, F.A., Samsul, H., dan Ardi, W. 2021. “Pengembangan E-Modul Sistem Pndingin Mesin untuuk Siswa TKR SMK Muhammadiyah Gamping”. Jurnal Taman Vokasi UST. (Volume 2 Nomor 1). Hal. 1-11.

Sudjana, N. 2007. “Teknologi Pengajaran”. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. 2013. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”.

Bandung: Alfabeta.

Sulistyoadi, A.B., dan Subagyo. 2014. “Upaya Meningkatkan Kemampuan Belajar Gambar Teknik dengan Metode Problem Based Learning Siswa Kelas XI Jurusan AFP SMK Penerbangan AAG Adisujipto”. Jurnal Taman Vokasi UST. (Volume 2 Nomor 1). Hal. 22-28.

Supriyana, N., Endi, P., dan Mohammad, F. 2019.

“Pengembangan Media Pembelajaran Trainer Mikrokontroller Atmega 16 di Program Studi Pendidikan Vokasional Teknik Elektro”. Jurnal Taman Vokasi. (Volume 7 Nomor 2). Hal. 150-158.

Syahriar, H.A., dan Rabiman. 2017. “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Sistem Rem Pada Mata Pelajaran Pemeliharaan Chasis Dan Pemindah Tenaga”. Jurnal Taman Vokasi. (Volume 5 Nomor 2).

Hal. 152-158.

Utomo, A.Y., dan Dianna, R. 2018. “Pengembangan Video Tutorial Dalam Pembelajaran Sistem Pengapian di SMK”. Jurnal Taman Vokasi UST. (Volume 6 Nomor 1). Hal. 68-76.

Winkel. 2009. “Psikologi Pengajaran”. Yogyakarta: Media Abadi.

Referensi

Dokumen terkait

3.2 Hasil Penerapan Strategi Pembelajaran dalam Aspek Afektif pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Peserta didik di MTs Swasta BPP Bawan memiliki hasil pembelajaran bidang Akidah Akhlak