• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Direct Instruction untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Materi Gerak Melingkar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Direct Instruction untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Materi Gerak Melingkar "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Direct Instruction untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Materi Gerak Melingkar

Selvia Rizki, Mastuang, dan Abdul Salam M

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat selvia.rizki97@gmail.com

Abstrak

Minimnya keterampilan proses sains (KPS) siswa SMA menimbulkan pembelajaran dalam fisika menjadi sulit. Hal ini disebabkan karena kurang memadainya perangkat pembelajaran yang digunakan. Solusi yang digunakan dalam permasalahan ini adalah dengan mengembangkan perangkat pembelajaran yang melatihkan KPS model Direct Instruction (DI). Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (R&D) dengan desain penelitian menggunakan model ADDIE. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran dengan model DI untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa SMA pada pokok bahasan gerak melingkar, dengan subjek penelitian perangkat pembelajaran berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), materi ajar, LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik), dan THB (Tes Hasil Belajar). Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar validasi, lembar keterlaksanaan RPP, dan lembar THB. Uji cona dilaksanakan di SMAN 4 Banjarmasin. Hasil penelitian pengembangan perangkat pembelajaran gerak melingkar dikategorikan valid, meliputi: RPP kategori baik sebesar 3,20; materi ajar kategori baik sebesar 3,05; LKPD kategori baik sebesar 3,33; dan THB kategori baik sebesar 3,25. Kepraktisan ditinjau dari keterlaksanaan RPP yang berkategori sangat praktis. Perangkat pembelajaran dengan model Direct Instruction (DI) untuk melatihkan KPS termasuk efektif karena hasil dari gain score diperoleh sebesar 0,33 yang berkategori sedang, dan KPS siswa berkategori sangat baik. Ditarik kesimpulan bahwa perangkat pembelajaran gerak melingkar layak untuk melatihkan KPS siswa SMA. Dengan demikian, perangkat ini dapat digunakan oleh guru sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran.

Kata kunci: direct instruction; keterampilan proses sains; perangkat pembelajaran Abstract

The lack of science process skills (SPS) for high school students makes learning in physics difficult. This is due to inadequate learning tools used. The solution used in this problem is to develop teaching materials that train the Direct Instruction (DI) KPS model. This was a R&D with a research design using the ADDIE model. This research aims to develop teaching materials with the DI model to train high school students' science process skills on the subject of circular motion, with the research subjects teaching materials in the form of lesson plans, teaching materials, Student Worksheets and Study Outcome Test. The data collection instruments used were validation sheets, lesson plans implementation sheets and Study Outcome Test sheets. The cona test was carried out at SMAN 4 Banjarmasin. The research results on the development of circular motion teaching materials are valid, including lesson plans in the good category of 3.20; good category teaching materials of 3.05; Student Worksheets in a good category is 3.33; and Study Outcome Test in a good category is 3.25. Practicality is seen from implementing the lesson plans, which is

(2)

Rizki et al/Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 6 (1) 2022 26-35

categorized as very practical. Teaching materials with the Direct Instruction (DI) model to train SPS is effective because the gain score obtained is 0.33, in the medium category.

The student's SPS is in the very good category. It is concluded that the circular motion teaching materials are suitable for training high school students' SPS. Thus, these teaching materials can be used by teachers as an alternative to learning.

Keywords:direct Instruction; science process skills; teaching materials Received : 15 April 2021

Accepted : 20 Januari 2022 Published : 20 Maret 2022

DOI : https://doi.org/10.20527/jipf.v6i1.3295

Β© 2022 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika

How to cite: Rizki, S., Mastuang, M., & M., A. S. (2022). Pengembangan perangkat pembelajaran model direct instruction untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa sma materi gerak melingkar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika, 6(1), 26-35.

PENDAHULUAN

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Pasal 1 ayat 5 menyatakan standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta sikap untuk mengembangkan pemahaman dari proses sains. Dunia pendidikan ada dua peran yang sangat penting yaitu guru dan siswa.

Guru disini berperan sebagai narasumber untuk para siswa, dimana guru merupakan tokoh utama dalam

membimbing siswa untuk

pengembangkan proses sains (Misbah et al., 2018).

Namun, muncul permasalahan mengenai minimnya keterampilan proses sains siswa Salah satu SMA Negeri di Kota Banjarmasin, yang ditinjau dari lemahnya keterampilan siswa seperti merumuskan hipotesis

0%, mengidentifikasi variabel 0%, menganalisis data 17%, dan menarik kesimpulan 14

% sehingga membuat pembelajaran dalam fisika menjadi sulit.

Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil studi pendahuluan di kelas X MIPA 4 salah satu SMA Negeri di Kota Banjarmasin, dengan mengambil nilai hasil pre-test mengenai keterampilan proses sains.

Minimnya kegiatan penyelidikan atau praktikum di sekolah diduga kuat

merupakan penyebab utama masalah ini.

Hal ini tidak terlepas dari ketidakhadiran bahan ajar terutama LKPD yang mampu memfasilitasi siswa belajar melalui kegiatan penyelidikan/praktikum.

Alternatif solusi untuk mengatasi rendahnya KPS siswa SMAN 4 Banjarmasin adalah dengan model pengajaran langsung (direct instruction), yaitu model dimana guru membantu siswa untuk menguasai keterampilan dasar serta informasi tahap demi tahap (Fathurrohman, 2015). Hasil dari penelitian relavan (Alia & Supriyono, 2013) menunjukkan bahwa Model DI dengan KPS mampu meningkatkan hasil belajar siswa SMA. Hasil belajar kognitif siswa mampu mencapai rerata skor 79.

Hasil belajar afektif mampu mencapai rerata skor 83,66. Demikian pula untuk hasil belajar psikomotorik mampu mencapai rerata skor 88,63.

Pokok bahasan fisika yang dipelajari di SMAN 4 Banjarmasin Kelas X semester ganjil yaitu gerak melingkar, yang mana pada beberapa pembahasan gerak melingkar ini dapat diterapkan keterampilan prosedural untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa. Model pengajaran langsung langsung, guru sebagai pengendali informasi sehingga mampu memfokuskan siswa, dan model DI

(3)

Rizki et al/Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 6 (1) 2022 26-35

mampu dijalankan secara efektif pada kelas, serta dapat menjadi alternatif solusi untuk melatihkan konsep dan keterampilan eksplisit siswa yang berprestasi minim (Orrahmah et al., 2016). Teori yang mendukung model DI ini adalah teori Behaviorisme dan Albert Bandura.

Beberapa alternatif solusi untuk mengatasi rendahnya keterampilan proses sains siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran pengajaran langsung (direct instruction) (Habibi et al., 2017; Marlina et al., 2021;

Yudani et al., 2018), inkuiri terbimbing (Komariah et al., 2017; Suyono, 2019), dan atau discovery learning (Rahmi et al., 2018; Sasanti et al., 2017). Adapun model pembelajaran yang sangat tepat digunakan disini menurut peneliti adalah model DI. DI merupakan bentuk pembelajaran dimana guru lebih berperan menjelaskan konsep atau keterampilan pada sejumlah kelompok siswa (Muslich, 2011).

Pokok bahasan gerak melingkar adalah materi ajar ilmu fisika yang sangat banyak terhubung dengan kehidupan sehari-hari, baik di rumah, di sekolah, atau pun di lingkungan bermain anak.

Materi gerak melingkar bersifat nyata namun terdapat banyak konsep-konsep serta keterampilan proses, sehingga membuat siswa agak kesulitan dalam menghubungkan konsep dan keterampilan proses tersebut dalam kehidupan sehati-hari (Desy et al., 2015;

Susanti et al., 2020). Salah satu alternatif untuk lebih mudah memahami pokok bahasan gerak melingkar ini adalah dengan cara mengembangkan perangkat pembelajaran yang memuat keterampilan proses sains, yang dimana siswa langsung melaksanakan kegiatan berupa praktikum agar mampu memahami konsep-konsep sains pada materi gerak melingkar.

Berdasarkan latar belakang di atas, dan keterbaruan dari perangkat- perangkat yang sebelumnya telah dibuat,

maka dilakukan penelitian dengan tujuan

mengembangkan perangkat

pembelajaran menggunakan model DI untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa SMA pada pokok bahasan gerak melingkar.

METODE

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian dan pengembangan, Tahapan pengembangan yaitu menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Berikut model pengembangan yang digunakan disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Model pengembangan ADDIE (Hamdani, 2011) Gambar 1 Model pengembangan

ADDIE (Hamdani, 2011) Pada tahap analisis, peneliti melakukan analisis meliputi analisis kompetensi, karakteristik siswa, dan materi sesuai dengan tuntutan kompetensi; tahap perancangan, dilakukan dengan tiga kegiatan yaitu pemilihan materi, strategi pembelajaran, serta bentuk dan metode asesmen dan evaluasi; tahap pengembangan, meliputi kegiatan pencarian dan pengumpulan segala sumber atau referensi; tahap impelentasi, meliputi hasil pengembangan diterapkan dalam pembelajaran; dan tahap evaluasi, meliputi evaluasi formatif (Tegeh et al., 2014).

Subjek pada penelitian ini yaitu perangkat pembelajaran dan objek penelitian yaitu siswa kelas X MIPA 3 SMAN 4 Banjarmasin, jumlah siswa sebanyak 38 orang, dengan objek yang diamati yaitu berupa kelayakan dari

(4)

Rizki et al/Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 6 (1) 2022 26-35

perangkat pembelajaran gerak melingkar dengan menggunakan model DI untuk melatihkan KPS siswa. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X MIPA 3 SMAN 4 Banjarmasin yang beralamat di Jalan Teluk Tiram Laut RT. 45 No. 06 Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Pengumpulan data dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2019/2020 bulan Januari 2020.

Pada instrumen ini, terdapat lembar validasi, lembar pengamatan keterlaksanaan RPP, dan instrumen THB, serta lembar keterampilan proses sains.

Teknik pengumpulan data yaitu, berupa validasi sebagai alat ukur tingkat kevaliditasan perangkat yang digunakan.

Observasi agar dapat mengetahui kepraktisan perangkat, dan tes efektivitas perangkat yang digunakan.

Analisis validasi menggunakan skor rata- rata hasil penelitian validator, perangkat pembelajaran pada Tabel 1.

Tabel 1 Kategori validitas perangkat pembelajaran

Rerata Skor Kategori X > 3,4 Sangat Baik 2,8 < X ≀ 3,4 Baik 2,2 < X ≀ 2,8 Cukup 1,6 < X ≀ 2,2 Kurang Baik

X ≀ 1,6 Tidak Baik (Widoyoko, 2016) Pada reliabilitas kepraktisan RPP menggunakan rumus Alpha Cronbach.

Penentuan untuk reliabilitas instrument penelitian perangkat pembelajaran yang divalidasi, menggunakan kriteria reliabilitas pada Tabel 2.

Tabel 2 Kriteria reliabilitas validasi Koefisien Reliabilitas

(r)

Kriteria 𝟎, πŸ–πŸŽ ≀ π’“πŸπŸ ≀ 𝟏, 𝟎𝟎 Sangat tinggi 𝟎, πŸ”πŸŽ ≀ π’“πŸπŸ < 𝟎, πŸ–πŸŽ Tinggi 𝟎, πŸ’πŸŽ ≀ π’“πŸπŸ < 𝟎, πŸ”πŸŽ Cukup 𝟎, 𝟐𝟎 ≀ π’“πŸπŸ < 𝟎, πŸ’πŸŽ Rendah 𝟎, 𝟎𝟎 ≀ π’“πŸπŸ < 𝟎, 𝟐𝟎 Sangat rendah

(Arikunto, 2016)

Analisis kepraktisan perangkat pembelajaran dilihat dari data keterlaksanaan RPP yang dilakukan oleh dua pengamat, dengan nilai yang diperoleh dari hasil menghitung nilai rerata skor total masing-masing komponen dan disesuaikan dengan kategori kepraktisan dengan cara membandingkan antar rerata skor dengan kriteria yang ada pada Tabel 1.

Analisis keefektifan perangkat pembelajaran dilihat dari THB kognitif siswa yang dinilai dengan Normalized Gain (N-Gain) menurut Hake.

Adapun kriteria efektifitas dari hasil belajar kognitif siswa, seperti Tabel 3.

Tabel 3 Kriteria N-gain Nilai N-gain Kriteria

βŒ©π’ˆβŒͺ β‰₯ 𝟎, πŸ• Tinggi 0,7 > βŒ©π’ˆβŒͺ β‰₯ 𝟎, πŸ‘ Sedang

βŒ©π’ˆβŒͺ < 𝟎, πŸ‘ Rendah (Hake, 1998) Keterampilan proses sains menggunakan instrumen yang sudah diperiksa oleh pakar menggunakan rentang penilaian tertentu. Hasil penilaian KPS berdasarkan lembar pengamatan KPS, yang disesuaikan dengan kriteria penilaian pada Tabel 4, berikut.

Tabel 4 Kriteria penilaian KPS Rerata Skor Kategori

X > 3,2 Sangat Baik 2,4 < X ≀ 3,2 Baik 1,6 < X ≀ 2,4 Cukup 0,8 < X ≀ 1,6 Kurang Baik

X ≀ 0,8 Tidak Baik (Widoyoko, 2016) Menghitung reliabitas KPS dapat menggunakan teknik interobserver agreement.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kelayakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dalam melatihkan KPS siswa, ditinjau dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengidentifikasi dan mendefinisikan operasional variabel,

(5)

Rizki et al/Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 6 (1) 2022 26-35

melakukan percobaan, menganalisis data dan menarik kesimpulan, pada pokok bahasan gerak melingkar. Produk yang diperoleh pada penelitian ini adalah berupa perangkat pembelajaran dengan materi gerak melingkar, yang dimana pada perangkat pembelajaran ini terdapat RPP yang dibuat sesuai dengan format RPP yang mengacu pada K-13. Format RPP yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 2. RPP ini memiliki keunggulan dimana pada indikator pembelajaran dijabarkan secara terperinci serta setiap tahapan pada fase model pembelajaran dijabarkan secara terperinci hal ini sejalan dengan penelitian relavan (Anggraeni & Akbar, 2018; Nisa et al., 2018) yang menyatakan bahwa RPP berkategorikan tinggi yakni menunjukkan bahwa aktifitas yang ada pada RPP dimulai dari kegiatan awal, inti, dan penutup.

Materi ajar dibuat dengan menyesuaikan indikator K-13 dan terdapat beberapa contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari yang berdekatan dengan kehidupan siswa.

RPP yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 3. LKPD dikembangkan dengan tipe model pembelajaran yang digunakan yaitu model DI dengan kelebihan LKPD yang dikembangkan ini adalah mengacu pada tuntutan indikator K-13 dimana siswa melakukan percobaan berikut presentasi hasilnya sehingga dapat melatih keterampilan proses sains siswa.

THB yang dikembangkan dalam bentuk essay dengan kelebihan THB yang dibuat adalah sesuai indikator dan pembelajaran yang disampaikan saat pertemuan berlangsung, serta penerapan dalam kehidupan sehari-hari. THB yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 5. Kelayakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat dilihat dari validasi perangkat pembelajaran, kepraktisan perangkat pembelajaran melalui keterlaksanaan RPP dan efektivitas pembelajaran

melalui tes hasil belajar, sedangkan untuk keterampilan proses sains siswa dilihat dari LKPD siswa tiap pertemuan.

Berikut adalah beberapa produk pengembangan perangkat pembelajaran yang dikembangkan disajikan pada Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4, dan Gambar 5.

Gambar 2 RPP

Gambar 3 Materi Ajar

(6)

Rizki et al/Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 6 (1) 2022 26-35

Gambar 3 LKPD

Gambar 4 THB

Validitas perangkat pembelajaran Penelitian pada pengembangan perangkat pembelajaran Fisika kelas X MIPA 3 SMAN 4 Banjarmasin, menggunakan model DI pada pokok bahasan gerak melingkar divalidasi oleh tiga validator. Hasil validasi perangkat dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Hasil validasi perangkat pembelajaran

No Perangkat Pembelajaran

Rerata Keseluruhan Skor Kriteria

1 RPP 3,20 Baik

2 LKPD 3,33 Baik

3 THB 3,25 Baik

4 Materi Ajar 3,05 Baik

Rata-rata 3,21 Baik

Perhitungan dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan diperoleh pada RPP menunjukkan nilai keselaruhan berkategori baik, materi ajar berkategori baik, LKPD berkategori baik, dan THB berkategori baik, sehingga secara keseluruhan perangkat ini baik dan dapat digunakan selama pembelajaran.

Validitas perangkat pembelajaran dinilai oleh tiga validator, selaku validator akademisi dan selaku validator praktisi. Tinjauan validator terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan menyangkut beberapa aspek. Adapun aspek pada RPP diantaranya adalah komponen RPP, bahasa, isi yang disajikan, dan waktu.

Aspek penilaian LKPD diantaranya adalah desain LKPD, format LKPD, bahasa, dan isi LKPD. Aspek materi ajar diantaranya adalah kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa dan kelayakan kegrafikan. Sedangkan untuk aspek THB diantaranya adalah konstruksi umum dan bahasa. Hasil penilaian validitas secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 5 di atas.

Penilaian validator pada perangkat yang dibuat secara menyeluruh diperoleh nilai rata-rata 3,21 yang termasuk dalam kategori baik dan valid, serta dapat digunakan selama proses pembelajaran, hal ini telah sejalan dengan Akbar (2017) yang menyatakan bahwa setiap RPP, LKPD, Materi Ajar, dan THB yang baik dan bernilai tinggi adalah yang memiliki komponen-komponen aspek tertentu.

(7)

Rizki et al/Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 6 (1) 2022 26-35

Kepraktisan perangkat pembelajaran Kepraktisan pada perangkat diketahui melalui keterlaksanaan RPP yang dikembangkan. Berdasarkan keterlaksanaan RPP yang diamati oleh 2 orang observer yang mengamati proses berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran fisika yang dikembangkan.

Keterlaksanaan RPP dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Keterlaksanaan RPP per fase Fase Skor (Kategori)

Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3 1 3,80 (SB) 3,50(SB) 3,80 (SB) 2 3,50 (SB) 3,58 (SB) 3,58 (SB) 3 3,00 (B) 3,56 (SB) 3,56 (SB) 4 2,83 (C) 2,83 (C) 3,33 (B) 5 3,00 (B) 3,00 (B) 3,00 (B) 6 3,38 (B) 3,13 (B) 3,38 (B) Rata-

rata

3,36 (B) 3,38 (B 3,52 (SB)

Berdasarkan pada pertemuan yang dilaksanakan pada pertemuan pertama diperoleh skor rata-rata keseluruhan 3,36 dalam kategori baik, pertemuan kedua 3,38 berkategori baik dan pertemuan tiga meningkat mejadi 3,52 berkategori sangat baik.

Kepraktisan pada perangkat yang dikembnagkan dengan menggunakan model Direct Instruction (DI) dapat diketahui melalui keterlaksanaan RPP yang dikembangkan. Pada setiap pertemuan lembar keterlaksanaan RPP diamati oleh Solikhatun Fujiastuti, S.Pd, dan Annisa Arrida. Keterlaksanaan RPP dapat dilihat pada tabel 6, di atas.

Pada Tabel 6 pertemuan pertama keterlaksanaan RPP fase 1 dan 2 berkategorikan ssangat baik, untuk fase 3 dan 5 berkategorikan baik, sedangkan untuk fase 4 berkategorikan cukup.

Pertemuan kedua mulai mengalami peningkatan dimana pada fase 1, 2, dan 3 berkategorikan sangat baik, sedangkan fase 5 berkategorikan baik, namun pada fase 4 masih dalam kategori cukup.

Pertemuan terakhir, mengalami penignkatan baik pada penskoran maupun pengkategorian dimana pada fase 1,2, dan 3 berkategorikan sangat baik, dan untuk fase 3 dan 4 berkategorikan baik.

Hal di atas menunjukkan bahwa tingkat kepraktisan perangkat keterlaksanaan RPP dengan kategori sangat praktis, dikatakan sangat praktis ketika perangkat pembelajaran mempunyai kelebihan yang dimilikinya.

Salah satu kelebihan pada RPP adalah dimana pada langkah-langkah kegiatan pada RPP disusun secara rinci, jelas dan runtut sehingga guru lebih mudah untuk menggunakan perangkat pembelajaran bagi guru sendiri, maupun bagi siswa seperti penggunaan materi ajar dan LKPD dengan waktu efektif dan efisien.

Hal ini sejalan dengan penelitian relavan (Fatmawati, 2016), kepraktisan dapat diartikan sebagai kemudahan dalam melakasanakan suatu produk yang dikembangkan serta dapat terlaksanan.

Hasil penelitian Noor et al. (2017) juga menyebutkan bahwa perangkst pembelajaran dapat dikatakan praktis dilihat dari keterlaksanaan RPP.

Keefektifan perangkat pembelajaran Efektivitas perangkat yang dikembangkan dilihat dari hasil N-gain, yang diperoleh dari rata-rata pre-test dan post-test. Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil belajar siswa N-gain dari 38 siswa, dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Hasil N-gain secara umum pre-

test

post- test

N-gain Kategori 8,33 38,96 0,33 Sedang

Berdasarkan Tabel 7, hasil analisis yang dilakukan, diperoleh rerata pre-test sebesar 8,33 dan rerata post-test sebesar 38,96. Dengan demikian nilai N-gain secara keseluruhan 0,33 dalam kategori sedang.

(8)

Rizki et al/Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 6 (1) 2022 26-35

Hal di atas terlihat dari hasil tes hasil belajar akhir siswa yang menunjukkan semakin banyak siswa yang dapat melakukan analisis terhadap persoalan pembelajaran fisika, dan melakukan penerapan konsep-konsep dalam kehidupan sehari-hari serta

menghubungkannya dengan

keterampilan proses sains yang bersangkutan.

Pada tabel 7, menunjukkan bahwa efektivitas THB siswa melalui pre-test dan post-test yang dihitung dengan N- gain menunjukkan bahwa skor N-gain yang diperoleh sebesar 0,33. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat efektivitas berada dalam kategori sedang atau efektif. Suatu bahan ajar dikatakan efektif jika mampu memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan (Anisah et al., 2016). Perangkat pembelajaran gerak melingkar dikatakan efektif, terbukti dari proses belajar siswa setelah menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan, hasil belajar siswa meningkat dari hasil belajar sebelum dan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran untuk melatihkan KPS siswa pada pokok bahasan gerak melingkar.

Pencapaian Keterampilan Proses Sains Siswa

Pencapaian KPS siswa diukur melalui pengamatan dua orang melalui LKPD yang diberikan dan pengamatan dilakukan pada saat praktikum di kelas untuk tiap pertemuan. Pencapaian KPS ini juga menentukan bagaimana pengaruh perangkat pembelajaran yang dikembangkan, penilaian dilakukan per kelompok, indikator yang dilatihkan pada beberapa pertemuan yaitu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengidentifikasi dan mendefinisikan operasional variabel, melakukan percobaan, menganalisis data dan menarik kesimpulan. Adapun KPS siswa dimuat pada Tabel 8.

Tabel 8 Hasil pencapaian KPS Indikator

KPS

Pert. 2 Pert. 3 Rerata Ket. Rerata Ket.

1 4,00 SB 4,00 SB

2 3,86 SB 4,00 SB

3 3,00 B 3,86 SB

4 4,00 SB 4,00 SB

5 3,71 SB 3,71 SB

6 3,79 SB 3,79 SB

Rata-rata

total 3,73 SB 3,89 SB

Nilai rata-rata yang diperoleh untuk masing-masing indikator pada setiap pertemuan mengalami peningkatakan dari pertemuan kedua sampai pertemuan terakhir.

Pencapaian KPS siswa pada Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata KPS pada pertemuan 2 menunjukan kategori sangat baik kecuali pada indikator mengidentifikasi dan definisi operasional variabel berkategorikan baik. Sedangkan rata-rata KPS siswa pada pertemuan ketiga secara keseluruhan dan setiap indikator telah berkategorikan sangat baik dari pertemuan kedua. Hasil penelitian mengenai keterampilan proses sains yang dilakukan secara keseluruhan telah berhasil membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian relavan (Alia & Supriyono, 2013;

Fakhrah, 2015) yang menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran langsung terhadap peningkatakan keterampilan proses sains dan respon siswa secara keseluruhan baik. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran langsung berpengaruh positif terhadap keterampilan proses sains.

SIMPULAN

Hasil dari pengembangan perangkat pembelajaran dan uji coba diketahui bahwa perangkat pembelajaran dengan model DI untuk melatihkan KPS siswa SMA pada pokok bahasan gerak melingkar layak digunakan dalam proses pembelajaran, karena telah memenuhi

(9)

Rizki et al/Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 6 (1) 2022 26-35

kriteria valid, praktis dan efektif. Hal ini didasarkan pada temuan hasil penelitian yaitu: (1) Validitas perangkat pembelajaran gerak melingkar dengan model direct instruction termasuk valid untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa yang meliputi RPP, LKPD, materi ajar dan THB, yang dinyatakan valid oleh validator. (2) Perangkat pembelajaran gerak melingkar dengan model direct instruction termasuk praktis untuk melatihkan keterampilan proses sains siswa karena keterlaksanaan RPP telah berkategori sangat praktis. (3) Perangkat pembelajaran gerak melingkar dengan direct instruction termasuk efektif untuk melatihkan KPS siswa yang ditinjau dari tes hasil belajar kognitif dengan perolehan N-gain sebesar 0,33 dalam kategori sedang, selain itu KPS siswa dalam kategori sangat baik.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, S. (2017). Instrumen perangkat pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya.

Alia, N., & Supriyono, S. (2013).

Penerapan model direct instuction dengan menggunakan keterampilan proses sains untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas x sma negeri 1 bangkalan pada materi pokok azaz black. , 2(3), . Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 2(3), 50–

55.

Anggraeni, P., & Akbar, A. (2018).

Kesesuaian rencana pelaksanaan pembelajaran dan proses pembelajaran. Jurnal Pesona Dasar, 6, 55–65.

Anisah, A., Wati, M., & Mahardika, A. I.

(2016). Pengembangan perangkat pembelajaran getaran dan gelombang dengan model inkuiri terstruktur untuk siswa kelas VIIIA SMPN 31 Banjarmasin. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 4(1), 1.

https://doi.org/10.20527/bipf.v4i1.1 008

Desy, Desnita, & Raihanati. (2015).

Pengembangan Alat Peraga Fisika Materi Gerak Melingkar Untuk SMA. Seminar Nasional Fisika Universitas Negeri Jakarta, 39–44.

Fakhrah, F. (2015). Penerapan model pembelajaran langsung (direct instruction) untuk meningkatkan keterampilan proses sains pada materi pengklasifikasian filum arthropoda. JESBIO, 4(2).

Fatmawati, A. (2016). Pengembangan perangkat pembelajaran konsep pencemaran lingkungan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah untuk sma kelas x. Edu Sains: Jurnal Pendidikan Sains & Matematika, 4(2), 94–103.

Habibi, M., Zainuddin, & Misbah.

(2017). Menggunakan model pengajaran langsung pada pokok bahasan tekanan di SMP Negeri 11 Banjarmasin. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 5(1), 1–17.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia.

Komariah, U. H., Arifuddin, M., &

Misbah. (2017). Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Melalui Model Inquiry Discovery Learning Terbimbing Pada Pokok Bahasan Fluida Statis Di Kelas XI IPA 4 SMAN 11 Banjarmasin. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 5(3), 309–327.

Marlina, Mastuang, & Dewantara, D.

(2021). Validity of learning material about particle dynamics contained quranic verses using direct instruction model. Proceeding International Conference on Science and Engineering, 371–378.

Misbah, M., Dewantara, D., Hasan, S.

M., & Annur, S. (2018). The Development of student worksheet by using guided inquiry learning model to train student’s scientific attitude. Unnes Science Education Journal, 7(1), 19–26.

https://doi.org/10.15294/USEJ.V7I

(10)

Rizki et al/Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika 6 (1) 2022 26-35

1.15799

Muslich, M. (2011). KTPS. Bumi Aksara.

Nisa, M., Arifuddin, M., & Miriam, S.

(2018). Peningkatan hasil belajar IPA fisika siswa kelas VIII G SMP Negeri 13 Banjarmasin dengan model pembelajaran 5E. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 6(2), 233–246.

Noor, M., Zainuddin, & Miriam, S.

(2017). Pengembangan perangkat pembelajaran IPA fisika melalui model pengajaran langsung dengan metode problem solving. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 5(3), 328–339.

Orrahmah, A., An’nur, S., & M., A. S.

(2016). Meningkatkan hasil belajar melalui model pengajaran langsung dengan metode problem solving pada pembelajaran fisika di kelas XII IPA 1 SMAN 10 Banjarmasin.

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika,

4(2), 127.

https://doi.org/10.20527/bipf.v4i2.1 271

Rahmi, K., Zainuddin, Z., & Suriasa, S.

(2018). Penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing suatu upaya meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika,

1(1), 1.

https://doi.org/10.20527/bipf.v1i1.8 47

Sasanti, M., Hartini, S., & Mahardika, A.

I. (2017). Pengembangan LKS dengan model inquiry discovery learning (idl) untuk melatihkan keterampilan proses sains pada pokok bahasan listrik dinamis di SMAN 5 Banjarmasin. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 5(1), 49–

62.

Susanti, S. D., Taqwa, M. R. A., & ...

(2020). Pengembangan e-module berbasis discovery learning berbantuan phet pada materi teori kinetik gas untuk mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika ….

http://jurnalfkip.unram.ac.id/index.

php/JPFT/article/view/2234

Suyono. (2019). Inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa sekolah menengah atas.

Jurnal Komunikasi Pendidikan, 3(2), 86–91.

Tegeh, I. M., Jampe, I. N., & Pudjawan, K. (2014). Model Penelitian Pengembangan. Graha Ilmu.

Yudani, J., Arifuddin, M., Misbah, &

Dewantara, D. (2018).

Implementing direct instruction model with mind mapping method on static fluid. Proceeding of 2nd International Conference on Learning Innovation (ICLI 2018), 193–196.

Referensi

Dokumen terkait