• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Inventori dengan Metode Trend Moment Untuk Optimalisasi Persediaan Gudang Menggunakan Teknologi RFID

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pengembangan Sistem Inventori dengan Metode Trend Moment Untuk Optimalisasi Persediaan Gudang Menggunakan Teknologi RFID "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Sistem Inventori dengan Metode Trend Moment Untuk Optimalisasi Persediaan Gudang Menggunakan Teknologi RFID

Rusito, Muhammad Fathony

Program Studi Sistem Komputer, Sekolah Tinggi Elektronika dan Komputer PAT (STEKOM), Semarang, Indonesia E-mail: 1rusito@stekom.ac.id

Abstrak

Teknologi jaman sekarang masih terus berkembang pesat dan menciptakan inovasi dan karya-karya terbaru. Salah satunya adalah teknologi Radio Frequency Identification (RFID). Metode Trend Moment di nilai memilki kelebihan di bandingkan metode-metode lainnya, yaitu pada penggunaan parameter X atau historis data. Hal ini karena nilai dalam parameter X selalu di mulai dengan nilai 0 sebagai urutan pertama dan tidak ada perbedaan data yang berjumlah genap atau ganjil. Dari permasalahan yang ada memerlukan adanya optimalisai stok dengan menggunakan Metode Trent Moment dengan berbasis web dan menggunakan teknologi RFID. Sistem ini meliputi pengontrolan persediaan pada gudang untuk pembelian sehingga mengurangi stok berlebihan maupun kurang agar persediaan stok terkendali, serta proses input data yang memanfaatkan RFID sehingga mempercepat waktu dalam proses input data. Pada sistem ini menggunakan bahasa pemrogaman PHP dan MYSQL sebagai database serta memanfaatkan Framework PHP yaitu Codeigniter dalam pembuatan website ini.

Dengan adanya sistem berbasis web, memudahkan karyawan dalam pengolahan data dengan tepat waktu. Hasil penelitian menyatakan bahwa Sistem InventoriDenganMetode Trend Moment oleh pakar diperoleh nilai rata-rata 3,7 termasuk dalam kategori sangat valid dan validasi terhadap user diperoleh rata-rata 87,5% termasuk dalam kategori sangat valid. Aplikasi Sistem Inventori Dengan Metode Trend Moment ini mengatur pemesanan komponen untuk persediaan gudang.

Kata Kunci: Sistem, Inventori, Trend Moment, Optimalisasi Gudang, Teknologi RFID Abstract

Today's technology is still developing rapidly and creating innovations and the latest works. One of them is Radio Frequency Identification (RFID) technology. The Trend Moment method in value has advantages over other methods, namely the use of parameter X or historical data. This is because the values in parameter X always start with the value 0 as the first order and there are no even or odd data differences.

Of the problems that exist, there is a need for optimizing the stock using the Trent Moment Method with web-based and using RFID technology. This system includes controlling inventory at the warehouse for purchases, thereby reducing excess or insufficient stock so that inventory inventory is controlled, as well as data input processes that utilize RFID, thus speeding up the time in the data input process.

This system uses PHP and MYSQL programming languages as a database and utilizes the PHP Framework namely Codeigniter in making this website. With the web-based system, making it easy for employees to process data in a timely manner. The results of the study stated that the Inventory System With the Trend Moment Method by experts obtained an average value of 3.7 included in the very valid category and validation of the user obtained an average of 87.5% included in the very valid category. The Inventory System Application with the Trend Moment Method regulates the ordering of components for warehouse inventory.

Keywords: System, Inventory, Trend Moment, Warehouse Optimization, RFID Technology

1. PENDAHULUAN

Teknologi pada saat ini telah banyak berkembang di masyarakat. Seiring berkembangnya jaman telah banyaknya penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada setiap permasalahan dalam teknologi yang ada. Penggunaan teknologi oleh manusia sendiri di awali dengan alat-alat sederhana yang di buat oleh manusia. Beberapa tahun yang lalu, contohnya pada penerapan teknologi identifikasi seperti barcode yang di gunakan pada retail maupun pergudangan. Barcode saat ini sudah di anggap oleh manusia biasa saja. Namun dalam beberapa tahun lalu teknologi tersebut adalah teknologi paling inovatif dalam mengidentifikasi barang. Teknologi jaman sekarang masih terus berkembang pesat dan menciptakan inovasi dan karya-karya terbaru. Salah satunya adalah teknologi Radio Frequency Identification (RFID). RFID menjadi sebuah teknologi identifikasi terbaru yang memilki banyak kelebihan dalam mengidentifikasi barang dan mengiput data barang yang bisa di terapkan pada retail, gudang, dan lain sebagainya.

Dalam departemen warehouse atau gudang di beberapa perusahaan termasuk salah satunya di PT. Jansen Indonesia memiliki sistem pelayanan yang masih belum memaksimalkan perkembangan teknologi saat ini yang sedang berkembang pesat. Termasuk dalam persediaan gudang yang sering terjadinya tidak tersediakan stok dan stok yang berlebihan. Hal ini menyebabkan fungsi inventori pada warehouse tidak bekerja secara maksimal. Pada permasalahan ini dapat menyebabkan pengaruh yang besar terhadap proses produksi terhambat karena ada komponen yang kurang pada stok gudang, selain itu dalam sisi biaya pengeluaran yang membesar karena tidak teraturnya dalam pemesanan komponen secara berlebihan. Pada permasalahan lain di saat barang datang dengan jumlah banyak, membuat kesulitan dalam mengidentifikasi jumlah barang yang memakan waktu cukup lama.

Pada Bulan November 2017, dalam departemen warehouse atau gudang di PT. Jansen Indonesia, terdapat beberapa masalah yang menyebabkan produksi yang terhambat yaitu terjadinya ketidak teresediaan stok komponen pada gudang.[1]

Dalam hal ini produksi tidak dapat berjalan karena ada produk yang harus menggunakan komponen tersebut. Serta ada beberapa komponen yang jumlahnya berlebihan, hal ini menyebabkan tempat yang tidak dapat menampung banyaknya komponen pada gudang, selain itu mengakibatkan semakin besar resiko untuk barang kadaluarsa karena terlalu banyaknya jumlah komponen. Dalam aspek lain adanya jumlah biaya pemesanan komponen yang tidak teratur membuat kerugian cukup besar pada perusahaan. PT. Jansen Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang mebel dan furnitur perabot

(2)

(Finished Good Product) yang siap di ekspor. Perusahaan ini memiliki ciri khas dalam produksi furnitur dan dekorasi yang berasal dari barang antik dan terinspirasi oleh gaya klasik. Hasil produksi perusahaan ini seperti meja, lemari, sofa dan sebagainya menggunakan berbagai ukiran yang inspiratif dengan memadukan semua budaya dan latar belakang dari setiap daerah. PT. Jansen Indonesia telah berkembang menjadi perusahaan internasional dengan pabrik sepenuhnya dimiliki di Asia dan kehadiran penjualan di Eropa, Kanada, Amerika Serikat dan Hongkong.

Dalam mengontrol pergudangan untuk berfungsi maksimal, perlu melakukan analisa. Tersedia beberapa metode yang bisa di gunakan, seperti Metode Semi Average, Metode Trend Moment, dan Metode Least Square. Pada penelitian ini, metode analisis yang di gunakan adalah Metode Trend Moment. Metode Trend Moment di nilai memilki kelebihan di bandingkan metode-metode lainnya, yaitu pada penggunaan parameter X atau historis data. Hal ini karena nilai dalam parameter X selalu di mulai dengan nilai 0 sebagai urutan pertama dan tidak ada perbedaan data yang berjumlah genap atau ganjil.

Dengan memanfaatkan teknologi yang semakin berkembang saat ini seperti Website sebagai teknologi atau media yang dapat melakukan kontrol pada sebuah sistem dengan baik seperti mengirim, menerima dan laporan dengan akses yang lebih menghemat waktu. Dari permasalahan tersebut, PT. Jansen Indonesia memerlukan adanya optimalisai persediaan gudang dengan menggunakan Metode Trend Moment dengan berbasis web dan menggunakan teknologi RFID. Sistem ini meliputi pengontrolan stok pada gudang untuk pembelian komponen sehingga persediaan stok terkendali, serta proses identifikasi data yang memanfaatkan RFID sehingga menyingkat waktu dalam proses input data. Dengan adanya sistem berbasis web, memudahkan karyawan dalam pengolahan data dengan tepat waktu.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Prosedur Pengembangan

Dalam penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan Research and Development yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian dan pengembangan Research and Development adalah metode penilitian yang di gunakan untuk menghasilkan produk yang bersifat analis, dan menguji keefektifan produk tersebut [2].

Gambar 1. Bagan RnD

Dalam prosedur metode pengembangan RnD (Research And Development), 10 langkah tersebut harus diterapkan dengan benar sebelum menghasilkan sebuah produk baru yang akan diciptakan. Dari sepuluh langkah penelitian dan pengembangan, penelitian ini hanya mengambil langkah 1-6 karena waktu penelitian yang singkat:

a. Potensi Masalah (Problem and Potention)

Pada tahap penelitian ini, terdapat sebuah permasalahan yang muncul di PT. Jansen Indonesia. PT. Jansen Indonesia merupakan perusahaan internasional yang memeliki banyak pasar di antaranya Belanda, Inggris, Amerika dan lain lainnya. Hal ini membuat produktivitas pabrik meningkat. Namun seiring semakin banyak dan bertambahnya costumer sering adanya kekurangan stok dalam persediaan gudang. Hal ini membuat tertundaanya aktivitas produksi karena kurangnya komponen. Selain hal itu terdapat permasalahan lainnya yaitu belum tersedianya sistem inventori yang dapat memberikan informasi persediaan stok yang kurang.

b. Mengumpulkan Informasi (Research and Information)

Setelah potensi dan masalah dapat diketahui, maka selanjutnya perlunya pengumpulan berbagai data dan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk dalam mengatasi permasalahan tersebut. Adapun untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah sebagai berikut :

1. Studi Lapangan (Observasi)

Pengamatan dilakukan secara langsung untuk meneliti dan melakukan survey ruang lingkup permsalahan yang akan di angkat dalam penelitian kali ini. Survey yang dilakukan di PT. Jansen Indonesia, dibimbing oleh pihak manajemen secara langsung, yaitu bagian PPIC. Dengan melakukan observasi ini, penulis dapat melihat secara langsung permasalahan yang ada dan mendapatkan data yang realistis.

2. Wawancara (Interview)

Potensi dan Masalah Pengumpulan data Desain Produk Validasi Desain

Revisi Uji Coba Produk

(3)

Wawancara dilakukan secara bertahap, kepada direktur, wakil direktur, bagian gudang dan PPIC dengan memperhitungkan waktu dan situasi yang tepat. Hal tersebut dilakukan agar data yang diperoleh menjadi detail dan lengkap. Karena dari pihak perusahaan tidak mempunyai banyak waktu dalam menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh penulis.

3. Studi Literatur

Pengumpulan data dengan cara mengambil dari buku maupun jurnal yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini. Dari pengumpulan data berbagai sumber, metode yang digunakan dalam penyelesaian permasalahan dalam penelitian ini adalah Metode Trend Moment.

c. Desain Produk (Develop Prelimnary Form Of Product)

Membuat desain produk dan mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Dalam langkah ini penulis melakukan dan mendesain produk dimana perancangan masih berbentuk konseptual dan akan diwujudkan dalam bentuk bagan atau gambar sehingga dapat digunakan sebagai pegangan dalam menilai dan membuat sebuah progam.

Penulis membuat Unified Modeling Language Pengembangan Sistem Inventori Dengan Metode Trend Moment Untuk Optimalisasi Persediaan Gudang Menggunakan Teknologi RFID. Database sistem tersebut dibuat dengan menggunakan MySQL dan menggunakan Sublime Texteditor dalam pembuatan progamnya. Penulis mengembangkan sistem tersebut dengan mengimplementasikan Metode Trend Moment yang nantinya akan mengetahui berapa kebutuhan komponen pada waktu kedepannya.

d. Perbaikan Desain (Main Product Revision)

Dalam tahapan perbaikan desain dilakukan setelah divalidasi oleh pakar atau tenaga ahli yang kemudian melakukan diskusi membahas adakah ada kekurangan pada produk tersebut. Evaluasi dilakukan apabila produk memiliki kekurangan sesuai hasil validasi yang dilakukan oleh pakar atau tenaga ahli.

e. Validasi Desain (Preliminary Field Testing)

Melakukan uji coba awal terhadap desain produk yaitu melakukan validasi kepada tim ahli. Pada tahap ini desain produk yang telah jadi, di ajukan kepada tim ahli untuk diuji kelayakan sistem apakah sudah layak atau belum, dijadikan sebuah Sistem Inventori dalam menentukan kebutuhan gudang kedepannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Validasi desain ini digunakan sebagai tingkat pengukuran sikap, pendapat, dan persepsi perseorangan

f. Uji Coba Produk (Main Field Testing)

Uji coba lapangan secara lebih luas setelah melakukan validasi dan revisi produk. Dengan melakukan validasi kepada user atau pengguna sistem inventori ini. Pada penelitian ini, user yang dimaksud adalah Admin Warehouse. Admin diminta menggunakan sistem ini, untuk mengetahui apakah implementasi dari sistem ini bisa efektif membantu dalam optimalisasi gudang.

2.2 Landasan Teori dan Penelitian Terkait a. Inventori

Inventori merupakan suatu aset yang ada dalam bentuk barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam operasi perusahaan maupun barang-barang yang sedang di dalam proses pembuatan. Inventori meliputi semua barang yang di miliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual kembali atau dikonsumsikan dalam siklus operasi normal perusahaan sebagai barang yang di miliki untuk di jual atau di asumsikan untuk di waktu yang akan datang. Semua barang yang berwujud dapat disebut sebagai inventori. Stok bahan yang di gunakan untuk memudahkan produksi atau memberi pelayanan meliputi bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Barang yang di simpan untuk digunakan atau di jual di periode mendatang [3].

b. Tujuan Inventori

Manajemen dalam pengendalian persediaan sangat penting untuk dapat menciptakan efesiensi biaya produksi, antara lain :

1. Penentuan jumlah produksi 2. Penentuan harga persediaan 3. Sistem pencatatan persediaan

4. Kebijakan tentang kualitas persediaan.

Di dalam persediaan terdapat hal-hal yang perlu di ketahui termasuk tujuan dari inventori itu sendiri. Tujuan inventori adalah untuk merencanakan tingkat optimal investasi persediaan dan mempertahankan tingkat optimal tersebut melalui persediaan [4].

c. Radio Frequency Identification (RFID)

RFID adalah teknologi identifikasi yang fleksibel, mudah digunakan, dan sangat tepat untuk operasi otomatis. RFID mengkombinasikan keunggulan yang tidak tersedia pada teknologi identifikasi yang lain, seperti menggunakan komunikasi via gelombang elektromagnetik untuk merubah data antara terminal dengan suatu objek seperti produk barang, hewan ataupun manusia bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendapatkan informasi. RFID dapat disediakan dalam device yang hanya dapat dibaca saja (Read Only) atau dapat dibaca dan ditulis (Read/Write), tanpa melakukan kontak langsung maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi, dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi lingkungan, dan menyediakan tingkat integritas data yang tinggi. Sebagai tambahan, karena teknologi ini sulit untuk dipalsukan, maka RFID dapat menyediakan tingkat keamanan yang tinggi.

(4)

Pada sistem RFID umumnya, tag atau transponder ditempelkan pada suatu objek. Setiap tag mempunyai informasi yang berbeda-beda, di antaranya: serial number, model, warna, tempat perakitan, dan data lain dari objek tersebut. Ketika tag terbaca melalui medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID yang kompatibel, tag akan mentransmisikan informasi yang ada pada tag kepada reader RFID, sehingga proses identifikasi objek dapat dilakukan. Sistem RFID terdiri dari empat komponen, di antaranya seperti dapat dilihat pada gambar berikut :

1. Tag RFID, device yang menyimpan informasi untuk identifikasi objek. Tag RFID sering juga disebut sebagai transponder, setiap tag memiliki serial number yang bebeda-beda.

2. Antena. untuk mentransmisikan sinyal frekuensi radio antara pembaca RFID dengan tag RFID.

3. Reader RFID, device yang kompatibel dengan tag RFID yang akan berkomunikasi secara wireless dengan tag yang berfungsi untuk membaca serial number pada tag.

4. Software Aplikasi, Progam atau aplikasi yang sudah terinstal pada komputer untuk membaca data dari tag melalui pembaca RFID. Baik tag dan pembaca RFID diperlengkapi dengan antena sehingga dapat menerima dan memancarkan gelombang elektromagnetik [5].

Gambar 2. Konsep Kerja RFID d. Tag Frequency Identification (RFID)

Tag RFID adalah perangkat yang dibuat dari rangkaian elektronika dan antena yang terintegrasi di dalam rangkaian tersebut. Rangkaian elektronik dari tag RFID umumnya memiliki memori sehingga tag ini mempunyai kemampuan untuk menyimpan data. Tag terdiri dari beberapa bagian penting diantaranya sebuah mikro (mikrochip) dan sebuah antena. Chip tersebut menyimpan nomor seri yang berbeda-beda di setiap tag. Di dalam chip terdapat tipe memori yang berbeda, yaitu read-only, read-write, atau write-oncreated-many. Antena yang terpasang pada chip mikro akan mengirimkan infromasi dari chip ke reader RFID. Tag dapat dibaca dengan reader bergerak maupun stasioner menggunakan gelombang radio.

Berdasarkan catu daya tag, tag RFID dapat digolongkan menjadi:

1. Tag Aktif: yaitu tag yang catu dayanya diperoleh dari baterai, sehingga akan mengurangi daya yang diperlukan oleh pembaca RFID dan tag dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang lebih jauh. Kelemahan dari tipe tag ini adalah harganya yang mahal dan ukurannya yang lebih besar karena lebih komplek. Semakin banyak fungsi yang dapat dilakukan oleh tag RFID maka rangkaiannya akan semakin komplek dan ukurannya akan semakin besar.

2. Tag Pasif: yaitu tag yang catu dayanya diperoleh dari medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID. Rangkaiannya lebih sederhana, harganya jauh lebih murah, ukurannya kecil, dan lebih ringan. Kelemahannya adalah tag hanya dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang dekat dan pembaca RFID harus menyediakan daya tambahan untuk tag RFID [5].

Gambar 3. Tag RFID e. Reader RFID

Reader RFID atau pembaca RFID merupakan sebuah penghubung antara software aplikasi dengan antena yang akan meradiasikan gelombang radio ke Tag RFID. Gelombang radio yang diemisikan oleh antena berpropagasi pada ruangan dan sekitarnya. Hal tersebut yang menyebabkan data dapat berpindah secara wireless ke Tag RFID yang berdekatan dengan antena. Reader RFID atau pembaca RFID memiliki 2 tugas utama, antara lain:

1. Menerima perintah dari software aplikasi.

2. Berkomunikasi dengan Tag RFID [5].

(5)

Gambar 4. RFID Reader f. Penelitian Terkait

Berdasarkan penelitian dari Dr. Kusrini, Diah Ayu Budi Utami, Sistem Informasi, STIMIK AMIKOM Yogyakarta, Jurnal Tahun 2016, tentang “Rancang Bangun Sistem Peramalan dan Pengendalian Beras Menggunakan Metode Trend Moment”. Pada sistem ini menggunakan bahasa Pemrogaman Visual Basic dan berbasis desktop.

Permasalahan yang umum dihadapi adalah bagaimana meramalkan atau menentukan penjualan barang di masa mendatang berdasarkan data yang telah direkam sebelumnya. Peramalan tersebut sangat berpengaruh terhadap keputusan untuk menentukan jumlah produksi yang kemudian mempengaruhi jumlah persediaan barang yang ada di gudang. Maka dari itu dibutuhkan sistem peramalan penjualan barang yang berguna untuk merencanakan jumlah barang yang harus disediakan atau diproduksi untuk persediaan di masa mendatang. Maka dibutuhkan sistem peramalan penjualan beras untuk memprediksi penjualan beras di masa mendatang. Metode peramalan yang akan digunakan adalah metode trend moment. Metode trend moment adalah metode yang menggunakan cara perhitungan statistika yang dibentuk oleh data historis perusahaan. Aplikasi peramalan penjualan beras dapat memberikan prediksi penjualan bulan selanjutnya sesuai yang diinginkan berdasarkan data pada bulan-bulan sebelumnya menggunakan metode trend moment. Semakin banyak jumlah data yang digunakan sebagai acuan perhitungan peramalan, maka selisih akan semakin kecil [6].

3. ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Motode Trend Moment

Metode Trend Moment merupakan cara memprediksi sebuah data, seperti memprediksi jumlah pemesanan, penjualan dan sebagainya. Salah satunya adalah berdasarkan data historis dari satu variable, yaitu dari data jumlah pemesanan selama beberapa periode historis. Berikut penjelasan rumus Metode Trend Moment :

Y = Nilai Trend atau variabel yang akan diramalkan a = Bilangan konstan

b = Koefisien garis trend

X = Indeks waktu (dimulai dari 0,1,2,…)

Rumus dasar yang di gunakan : Y = a+b(X) (1)

Persamaan (i) : ∑Y = n.a + b.∑X (2)

Persamaan (ii) : ∑XY = a.∑X + b.∑X (3)

∑Y = Jumlah Nilai Trend atau variabel yang akan di ramalkan

n = Jumlah data/periode yang di ambil (jarak periode awal sampai akhir)

∑X = Jumlah Indeks waktu

∑XY = Jumlah hasil dari perkalian X dan Y

Peramalan dapat di hitung menggunkan secara manual dengan data yang didapat dari hasil penelitian, berikut merupakan perhitungan secara manual :

a. Data penelitian

Tabel 1. Tabel Pengeluaran Barang

Tahun Pengeluaran (Y) Waktu (X) X*Y X2

Januari 2016 120 0 0 0

Februari 2016 140 1 140 1

Maret 2016 259 2 518 4

April 2016 270 3 810 9

Mei 2016 200 4 800 16

Juni 2016 211 5 1055 25

Juli 2016 100 6 600 36

Agustus 2016 257 7 1799 49

September 2016 212 8 1696 64

(6)

Tahun Pengeluaran (Y) Waktu (X) X*Y X2

November 2016 115 10 1150 100

Desember 2016 100 11 1100 121

Januari 2017 70 12 840 144

Februari 2017 94 13 1222 169

Maret 2017 180 14 2520 196

April 2017 230 15 3450 225

Mei 2017 270 16 4320 256

Juni 2017 300 17 5100 289

Juli 2017 332 18 5976 324

Agustus 2017 259 19 4921 361

September 2017 270 20 5400 400

Oktober 2017 200 21 4200 441

November 2017 211 22 4642 484

Desember 2017 100 23 2300 529

Januari 2018 257 24 6168 576

Februari 2018 266 25 6650 625

Maret 2018 235 26 6110 676

April 2018 334 27 9018 729

Mei 2018 332 28 9296 784

Juni 2018 260 29 7540 841

Juli 2018 280 30 8400 900

Agustus 2018 270 31 8370 961

Sepetember 2018 300 32 9600 1024

∑Y ∑X ∑XY ∑X2

JUMLAH 7163 528 126872 11440

RATA-RATA 217.06

b. Mencari nilai a dan b

Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari nilai a dan b untuk menentukan pola trend momentnya.

∑Y = an + bX

∑XY = aX + bX2 7163 = 33a + 528b 126872 = 528a + 11440b

b = ((33 x 126872) - (7163 x 528) / (33 x 11440) - (528 x 528)) b = (4186776 – 3782064) / (377520 – 278784)

b = 404712 / 98736 b = 4.098

a = ((7163 x 11440) - (528 x 126872) / (33 x 11440) - (528 x 528) a = (81944720 – 66988416) / (377520-278784)

a = 14956304 / 98736 a = 151.477

c. Menghitung peramalan bulan Oktober 2018

Langkah selanjutnya mencari Y yaitu hasil dari peramalan bulan Oktober yang belum di pengaruhi indeks musim.

Y = a + bX

Y = 151.477 + (4.098 x 33) Y = 151.477 + 135.264 Y = 286.741

Dengan hasil persamaan di atas, diramalkan kebutuhan barang untuk Oktober 2018 sebesar 286.7 3.2 Validasi Pakar

Pada penilitian ini dilakukan pengujian yaitu validasi desain, validasi materi dan uji coba lapangan. Research & Development (R&D) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk dan menguji keefektifan produk tersebut.

Sistem inventori yang dikembangkan divalidasi terlebih dahulu oleh pakar dari STEKOM . Validasi dilaksanakan bertujuan untuk mendapatkan informasi , kritik, dan saran agar sistem inventori yang dikembangkan menjadi produk yang berkualitas. Hasil validasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1. Skor maksimal dari masing-masing item pernyataan dalam lembar validasi adalah 4 dan 1 untuk skor minimum. Jumlah indikator pertanyaan ada sepuluh setelah di total mempunyai nilai 37.

Hasil rata – rata di peroleh dengan rumus : µ=∑ 𝑥

(7)

Jumlah total keseluruhan nilai ∑x = 37 Jumlah indikator 𝑛 = 10

Maka di rumuskan dengan nilai : µ=37

10 = 3,7

Berdasarkan hasil validasi di atas, dapat diketahui hasil jumlah skor sebesar 37 dan rerata skor sebesar 3,7 dengan kategori “sangat valid”.

4. IMPLEMENTASI

4.1 Hasil Pengembangan Sistem

a.

Tampilan Beranda Dashboard

Gambar 5. Beranda Dashboard

Ini merupakan halaman beranda dashboard. Tampilan pada halaman beranda memiliki 3 poin, diantaranya : Poin 1 : 4 Persegi yang di halaman beranda ini untuk memberikan

informasi ada beberapa barang yang stoknya sudah habis dan stok menipis.

Poin 2 : Grafik untuk semua permintaan barang dan stok masuk

pada setiap bulannyaselama ini.Permintaan Barang dengan grafik berbentuk polap enuh dan untukstok masuk dengan grafik berpola titik dan garis.

Poin 3 : Beberapa informasi setiap transaksi terakhir pada sistem inventori.

b.

Tampilan Menu Peramalan

Gambar 6. Tampilan Menu Peramalan 1

2 3

1

2

3

(8)

Ini adalah tampilan halaman Metode Trend Moment, halaman ini berfungsi untuk meramal kebutuhan berikutnya menggunakan metode trend moment dengan data historis yang sudah di siapkan oleh sistem. Pada halaman ini mempunyai 3 poin yang memilik fungsi berbeda-beda, di antaranya :

1. Poin 1 merupakan acuan periode data yang akan di ramal di dapatkan dari awal waktu pemakaian sampai waktu terakhir pemakaian barang.

2. Poin 2 merupakanhasil data pemakaianbarang yang keluar berdasarkan waktu yang telah di tentukan pada poin 1.

3. Poin 3 merupakan hasil perhitungan dari waktu yang sudah di tentukan dan hasil data. Pembulatan hasil perhitungan untuk memudahkan pemahaman pengguna.

4.2 Hasil Validasi User

Validasi oleh user di lakukan oleh karyawan PT. Jansen Indonesia, dengan bertujuan untuk mendapatkan informasi, kritik, dan saran untuk produk menjadi lebih berkualitas dan efektif. Instrumen penelitian untuk menguji desain produk ditunjukan pada tabel 4.2 dengan jumlah 5 indikator. Instrumen tersebut kemudian diberikan kepada 4 karyawan yang telah mengunakan sistem lama dan sistem baru. Skor maksimal dari masing-masing item pernyataan dalam lembar validasi adalah 4 dan 1 untuk skor minimum, dengan keterangan indikator Kecepatan Kerja (a), Kenyamanan Kerja (b), Produktivitas Kerja (c), dan Learnability (d).

Tabel 2. Instrumen untuk mengukur kinerja sistem baru Sistem Kerja

Lama

Aspek – aspek kinerja sistem Sistem Kerja Baru

1 2 3 4 Kecepatan Kerja 1 2 3 4

1 2 3 4 Kenyamanan Kerja 1 2 3 4

1 2 3 4 Produktivitas Kerja 1 2 3 4

1 2 3 4 Learnability 1 2 3 4

Data untuk 4 responden terhadap kinerja sistem lama ditunjukan pada tabel 4.3 dan untuk kinerja sistem baru ditunjukan pada tabel 4.4. Untuk menghitung rata-rata kinerja sistem lama dan baru, harus ditentukan skor ideal untuk sistem kerja tersebut. Skor ideal = 4 x 4 x 4 = 64. (4 = skor jawaban tertinggi, 4 = 4 butir instrumen, 4 = jumlah responden). Untuk skor ideal setiap butir instrument = 4 x 4 = 16 ( 4 = skor tertinggi dan 4 = jumlah responden).

Tabel 3. Kinerja Sistem Lama No.

Responden

Skor untuk butir no :

Jumlah

a b c d

1 1 2 2 2 7

2 1 1 2 2 6

3 2 2 2 2 8

4 2 1 2 2 7

Jumlah 6 6 8 8 28

Berdasarkan hasil penilaian produk pada tabel 4.3 diperoleh jumlah data = 28. Dengan demikian kinerja sistem lama secara keseluruhan = 28 : 64 = 0,437 atau 43,7% dari kriteria yang diharapkan. Oleh karena itu kinerja sistem berdasarkan aspek kecepatan kerja = 6 : 16 = 0,375 atau 37,5% dari kriteria yang diharapkan. Bila dilihat dari aspek kenyamanan kerja = 6 : 16 = 0,375 atau 37,5% dari kriteria yang diharapkan. Aspek produktivitas kerja = 8 : 16 = 0,5 atau 50% dari kriteria yang diharapkan. Kemudian untuk aspek learnability = 8 : 16 = 0,5 atau 50% dari kriteria yang diharapkan. Pada hasil penelitian ini aspek terendah dalam sistem lama ada di aspek kecepatan kerja dan kenyamanan kerja yaitu 31% dari kriteria yang diharapkan. Selanjutnya menghitung rata-rata kinerja sistem baru, harus ditentukan skor ideal untuk sistem kerja tersebut. Skor ideal = 4 x 4 x 4 = 64. (4 = skor jawaban tertinggi, 4 = 4 butir instrumen, 4 = jumlah responden). Untuk skor ideal setiap butir instrument = 4 x 4 = 16 ( 4 = skor tertinggi dan 4 = jumlah responden).

Tabel 4. Kinerja Sistem Baru No.

Responden

Skor untuk butir no : Jumlah

a b c d

1 4 4 3 4 15

2 3 3 3 4 13

3 4 3 3 4 14

4 3 4 3 4 14

Jumlah 14 14 12 16 56

Berdasarkan hasil penilaian produk pada tabel 4.4 diperoleh jumlah data = 56. Dengan demikian kinerja sistem baru secara keseluruhan = 56 : 64 = 0,875 atau 87,5% dari kriteria yang diharapkan. Oleh karena itu kinerja sistem berdasarkan aspek kecepatan kerja = 14 : 16 = 0,875 atau 87,5% dari kriteria yang diharapkan. Aspek kenyamanan kerja = 14 : 16 = 0,875

(9)

atau 87,5% dari kriteria yang diharapkan. Bila dilihat dari aspek produktivitas kerja = 12 : 16 = 0,75 atau 75% dari kriteria yang diharapkan. Aspek learnability = 16 : 16 = 1 atau 100% dari kriteria yang diharapkan. Kemudian untuk aspek ketertarikan menu = 16 : 16 = 1 atau 100% sesuai kriteria yang diharapkan. Pada hasil penelitian ini aspek terendah dalam sistem baru ada di aspek kemudahan penggunaan progam dan aspek kejelasan bahan peramalan yaitu 75% dari kriteria yang diharapkan.

Tabel 5. Perbandingan sistem lama dan sistem baru Kinerja sistem

Kerja Lama

Aspek – aspek kinerja sistem Kinerja sistem Kerja Baru

37,5% Kecepatan kerja 87,5%

37,5% Kenyamanan kerja 87,5%

50% Produktivitas kerja 75%

50% Learnability 100%

43,7% Rata-rata 87,5%

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil validasi Sistem Inventori DenganMetode Trend Moment oleh pakar diperoleh nilai rata-rata 3,7 termasuk dalam kategori sangat valid dan validasi terhadap user diperoleh rata-rata 87,5% termasuk dalam kategori sangat valid.

AplikasiSistemInventoriDenganMetode Trend Moment ini mengatur pemesanan komponen untuk persediaan gudang.

REFERENCES

[1] Departemen Wirehouse, 2017, “Data Inventori PT. Jansen Indonesia”, Semarang, PT. Jansen Indonesia [2] Sugiyono, 2015, “ MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, Bandung, Alfabeta

[3] Kusuma, H. 2004 ,“Perencanaan&PengendalianProduksi”, Yogyakarta, Penerbit Andi

[4] Adisaputro, Gunawan, Anggraini dan Yunita, 2007 ;“ AnggaranBisnis : Analisis, Perencanaan dan PengendalianLaba “, Yogyakarta, STIM YKPN [5] Paul Andersson, 2005, “ Infromation Security : Radio Frequency Identification Technology in the Federal Government”, United States Government

Accountability Office. http://www.gao.gav/new/items/d05551.pdf (Di Akses 23 Febuari 2018)

[6] Dr. Kusrini, M.Kom, Dias Ayu Budi Utami, 2016; “RancangBangunSistemPeramalanPenjualanPengendalianPersediaanBerasMenggunakanMetode Trend Moment” , Yogyakarta : STIMIK AMIKOM,.

Referensi

Dokumen terkait

The composite particle board consisting of fibers / particles with polypropylene matrix (PP) measured its composite mechanical properties against bending strength with variation

Bali Cakra Kusuma, terjadi penumpukan stok barang lama, sehingga perusahaan mencoba mengoptimalkan target pasar pada masyarakat umum dengan cara memanfaatkan media sosial seperti