PENGENALAN
KSP/USP KOPERASI, KJKS/UJKS KOPERASI DAN KOPDIT
1 DISAJIKAN OLEH DR. AHMAD SUBAGYO
www.ahmadsubagyo.com
PENDAHULUAN
Target yang hendak dicapai dalam Pembangunan Ekonomi oleh Kabinet Indonesia Bersatu II adalah :
Pertumbuhan Ekonomi :
Pertumbuhan Ekonomi : RataRata--rata 6,3 rata 6,3 –– 6,8 persen per tahun6,8 persen per tahun
TTahun 2014 tumbuh 7ahun 2014 tumbuh 7%%--7,7%7,7%
Inflasi
Inflasi : Rata: Rata--rata 4rata 4%% –– 66% % per tahunper tahun
Tingkat Pengangguran : 5% – 6% pada akhir Tahun 2014.
Tingkat Kemiskinan
Tingkat Kemiskinan : : 88%% –– 1010%% pada akhir Tahun 2014pada akhir Tahun 2014
1,04%
0,08%
98,88%
0,01%
4,677 unit 41,133 unit
546,675 unit 5522,,1818 JutaJuta Unit Unit
MIKRO Asset s.d. Rp 50 JT Omzet/th s.d. Rp 300 JT
UM Asset > Rp 500 JT s.d. Rp 10 M Omzet/th > Rp 2,5 M s.d. 50 M
UB Asset lebih dari Rp 10 M
Omzet/th lebih dari Rp 50 M
UK Asset > Rp 50 JT s.d. Rp 500 JT Omzet/th > Rp 300 juta s.d. Rp 2,5 M
Jumlah UMKM 52,76 juta unit atau 99,67% dari total pelaku usaha (52,77 juta) dan memberikan kontribusi:
PDB :
PDB : RpRp 2.2.993993,,1515 TT (56,53%)(56,53%) EksporEkspor Non MigasNon Migas : : RpRp 116262,,2525 T T ((1717,,0202%)%)
Tenaga Kerja : 96,21 juta orang
(97,30%)
Investasi : Rp 830,9 T
(52,33%)
PETA PELAKU EKONOMI
BERDASARKAN SKALA USAHA TAHUN 2010
3 www.ahmadsubagyo.com
Pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor mencapai 52,76 Juta (99,67%) dari total pelaku usaha (52,77 juta), terdiri dari :
Usaha Mikro sebanyak 52,18 juta unit (98,88%) (Aset Rp. 50 juta & Omset/th s.d Rp. 300 juta)
Usaha Kecil sebanyak 546,675 ribu unit (1,04%)
(Aset > Rp. 50 juta s/d Rp. 500 juta & Omset >Rp. 300 juta s/d Rp. 2,5 milyar)
Usaha Menengah sebanyak 41,133 ribu (0,08%)
(Aset > Rp. 500 juta s/d Rp. 10 milyar & Omset >Rp. 2,5 milyar s/d Rp. 50 milyar):
Penyedia kesempatan kerja, mencapai 96,211 Juta orang (97,30%).
Kontribusi dalam PDB Nasional, mencapai Rp 2.993,2Triliun (56,53%) dari Total PDB.
Kontribusi ekspor mencapai Rp 162,25 Triliun (20%) dari total ekspor non migas.
Upaya penumbuhan sektor riil harus ditingkatkan secara sistematis karena akan berdampak langsung terhadap :
1. Peningkatan pendapatan 2. Penyerapan Tenaga Kerja 3. Mengurangi Kemiskinan
Langkah yang harus ditempuh adalah :
Meningkatkan akses pengusaha mikro, kecil dan menengah pada sumber-sumber daya produktif
Salah satu sumber daya produktif yang penting adalah :
aksesnya terhadap sumber daya permodala
5 www.ahmadsubagyo.com
Oleh karena itu perlu kita bangun Lembaga Keuangan yang lebih dekat dan cepat dapat melayani pengusaha mikro, kecil dan menengah.
Pilihan kita adalah membangun KSP/USP Koperasi
Untuk dapat membangun KSP/USP Koperasi secara baik
maka diperlukan pemahaman yang total terhadap
KSP/USP Koperasi sebagai Lembaga Keuangan.
SEJARAH KOPERASI SIMPAN PINJAM
• Kondisi perekonomian di Indonesia khususnya
dilingkungan ekonomi rakyat (mikro & kecil) seperti keadaan di Jerman tahun 1835; dimana pengusaha mikro dan kecil dihadapkan pada masa utama sulit memperoleh kredit.
• Muncullah Reffaisen, yang berusaha mengatasi masalah dengan mengembangkan kredit union di distrik-distrik
(embrio koperasi simpan pinjam)7 www.ahmadsubagyo.com
• Dengan keyakinan yang bulat, Reffaisen terus mengembangkan disemua distrik dan berhasil.
• Kita juga meyakini bahwa koperasi simpan pinjam adalah
instrumen moneter pemberdayaan ekonomi rakyat.
9
Namun demikian, hasilnya belum dapat maksimal, disebabkan :
1. Sejarah simpan pinjam sebelum tahun 1992 2. Proses pembentukannya
3. Pengurus dan Pengawas tidak melalui fit and propertest 4. Belum didukung oleh pengelola yang kompeten
5. Kurangnya pemahaman tentang Lembaga Keuangan Mikro
Pemerintah (Menkop dan UKM) tiada henti-hentinya terus memperkuat KSP/USP Koperasi, KOPDIT, dan KJKS oleh karena itu upaya Pengembangan dan Pengendalian Simpan Pinjam terus ditingkatkan.
www.ahmadsubagyo.com
Mandatory
Pengaturan
Pengawasan
Pemeriksaan
Penilaian Kesehatan
Penerapan Sanksi
Pembinaan/
Kepatuhan
Monev
Preventif/
Represif
Kuantitatif/
Kualitatif
Izin Usaha
RUANG LINGKUP PEGEMBANGAN DAN
PENGENDALIAN SIMPAN PINJAM
11
A. Produk-produk hukum yang terkait dengan Simpan Pinjam adalah :
1. Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. PP. No. 9 Tahun 1995, tentang pelaksanaan kegiatan usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.
3. PP No.33/1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi.
4. Kepmen No. 145/KEP/M/1998 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penanaman Modal Penyertaan Pada Koperasi.
5. Kepmen No. 96/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam koperasi.
6. Kepmen No. 91/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah
7. Permen No. 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi.
I. Pengaturan / Pembinaan
www.ahmadsubagyo.com
8. Permen No. 35.3/PER/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Usaha Jasa Keuangan Syariah Koperasi.
9. Permen Mo. 39/PER/M.KUKM/XII/2007 tentang Pedoman Pengawasan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi.
10. Peraturan Menteri Negara Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah No.19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.
11. Permen No. 20/2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam.
12. Permen No. 21/2008 tentang Pedoman Pengawasan Koperasi Jasa Keuangan dan Unit Jasa Keuangan Koperasi.
13. Permen 14/2009 tentan Perubahan atas Permen Nomor 20 tahun 2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit SimpanPinjam Koperasi.
14. Permen 15/2009 tentan Perubahan Permen 19/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam oleh Koperasi.
15. Peraturan Direksi LPDB Nomor 36/PER/LPDB/2010 tetntang Petunjuk Teknis Pemberian Pinjaman/Pembiayaan kepada Koperasi.
16. Pedoman Akuntansi Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam.
Lanjutan
13
PERBANKAN
NON BANK
BADAN HUKUM KOPERASI
TIDAK BERBADAN
HUKUM
BRI UNIT BPR
KSP
KOPDIT KJKS
LUEP
UPPKS UED
BMT KUBE
LKM
UNIT RETAIL BANK
B. JENIS - JENIS LKM
www.ahmadsubagyo.com
1. KOPERASI SIMPAN PINJAM adalah Koperasi yang kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam.
2. UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI, adalah unit kegiatan koperasi yang bergerak dibidang usaha simpan pinjam sebagai bagian dari kegiatan usaha Koperasi yang bersangkutan:
Transisi menuju lembaga keuangan yang sesungguhnya, sehingga KSU, KOPPAS
yang usahanya hanya Simpan Pinjam, sabaiknya menjadi KSP.
C. Pengertian
Perputaran Uang
15
Sektor Riil Sektor Moneter
Bahan
Proses
½ Jadi
Uang
Piutang Dangang Persedian
Jadi
Uang Pinjaman
Angsuran
www.ahmadsubagyo.com
POLA KONVENSIONAL Berdasarkan Bunga (Prinsip Konvensional) Basis Anggota
POLA SYARIAH Berdasarkan Bagi Hasil (Prinsip Syariah) Ekonomi Umat
D. Pola Usaha KSP/USP Koperasi
17
E. Pola Syariah Dilandasi Atas Semangat
90% 10% Miskin
Dalam perhitungan Income perkapita hanya sebagai “penyebut”.
Harus dirubah jadi “Pembilang”
POLA SYARIAH bukan hanya untuk muslim saja.
Dasarnya adalah Sirkak Muawalah
www.ahmadsubagyo.com
F. Fungsi Pelayanan USAHA KSP / USP
C C C C C
TETAP
BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP
KEHATI-HATIAN (PRUDENT)
Tepat Waktu
Tepat Jumlah
Tepat Harga (Cost of Capital)
MONEY PINJAMAN/
PEMBIAYAAN
19
G. Pemahaman Badan Hukum dan Ijin Usaha
Badan Hukum Usaha Instansi YMIU
PT
Koperasi
Penerbangan Pelayaran Perdagangan Pegelolaan Hutan
Perhotelan Perkebunan
Perbankan
Departemen Perhubungan Departemen Perhubungan Departemen Perdagangan
Departemen Kehutanan dan Perkebunan Departemen Pariwisata
Departemen Kehutanan dan Perkebunan Bank Indonesia
Istimewa Simpan Pinjam
Penerbangan Pelayaran Perdagangan Pegelolaan Hutan
Perhotelan Perkebunan
Perbankan
Departemen Perhubungan Departemen Perhubungan Departemen Perdagangan
Departemen Kehutanan dan Perkebunan Departemen Pariwisata
Departemen Kehutanan dan Perkebunan Bank Indonesia
Kementerian Koperasi dan UKM
Lembaga Usaha
Jadi harus lebih Full Comittmen Untuk
membina SP
www.ahmadsubagyo.com
H. Kewenangan Pemberian Izin Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi
Jenis BH Jenis Usaha Instansi
PT - Perbankan
- Maskapai
- Perdagangan
B I
Dep Hub Dep Dag
- Perbankan - Maskapai
- Perdagangan - Simpan Pinjam
B I
Dep Hub Dep Dag Menkop Dinskop Koperasi
21
I. Proses Pemberian Izin Usaha Pada Lembaga Keuangan
Perizinan Kelembagaannya / Badan Hukum Namanya?
Perizinan usahanya - Izin Prinsip, berupa :
persiapan kantor, SDM, modal usaha,
sistem operasional dan prosedur pelayanan
(Peraturan – Peraturan Khusus), formulir-formulir pelayanan.
- Izin Operasional, berupa :
diizinkan untuk memulai usaha.
www.ahmadsubagyo.com
J. Akibatnya
Start tidak sama
Berkembangnya sangat variatif
Menyulitkan pembinaan
Menyulitkan pengawasan
Menyulitkan dalam penerapan sanksi
(Oleh karena sudah terlanjur operasional, maka beberapa persyaratan yang belum dipenuhi agar segera di lengkapi)
23
USAHA
Dengan Penilaian Kesehatan
LEMBAGA
Dengan Pemeringkatan
PENGELOLA
Dengan Sertifikasi Kompetensi
K. Cara Mengukur LKM
www.ahmadsubagyo.com
L. Jenis Lembaga Keuangan
1. Melaksanakan fungsi intermediasi : Bank umum, BPR, KSP, KJKS, Kopdit
• - Menghimpun dana
• - Mengelola dana
• - Menyalurkan dana
2. Tidak melaksanakan fungsi intermediasi :
Perusahaan Pembiayaan, Ventura, Pegadaian
25
M. Struktur Organisasi Koperasi Jasa Keuangan (KJK) Ideal
Manager
Kabag Akuntansi Kabag
Dana
Kabag Pinjaman &
Pembiayaan
www.ahmadsubagyo.com
O. Permodalan KSP/USP Koperasi
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Cadangan Modal (ex pembagian SHU)
SHU berjalan
Tabungan Anggota
Tabungan Berjangka
Hutang Bank, Lembaga Keuangan Lainnya
Perkuatan dari Pemerintah / LPDB
Donasi
Modal Penyertaan
27
II. Mengapa KSP/USP Koperasi diperlukan.??
• Pada saat krisis, hampir semua lembaga keuangan menghentikan
pelayanan kredit
• Pada saat itulah, KSP/USP Koperasi merupakan salah satu
lembaga keuangan yang masih eksis melayani anggota /
masyarakat.
• Bank belum pulih dari krisis.
• Bank menjadi lembaga yang super prudent.
INDONESIA
1. Kondisi Perbankan
www.ahmadsubagyo.com
2. Masyarakat Pelaku Usaha Mikro & Kecil
Jumlahnya diatas 51,2 Jt
Pengusaha Mikro diatas 50 Jt
1. Agunan 2. Proposal 3. Belum familier 4. Memerlukan pelayanan dengan
prosedur yang mudah dan cepat
Mereka sulit
mengakses kredit ke
Bank, karena
29
Jumlah KSP : ………. KSP ?
Jumlah Kopdit : ………. KOPDIT ?
Jumlah KJKS : ………. KJKS ?
Jumlah USP Koperasi : ………… unit, terdiri dari:
USP – KUD USP – KPRI
USP – KOPPAS USP – KOPKAR
USP – KSU USP – Primer lainnya
Tapi belum digarap sebagaimana lembaga keuangan.
Belum efektif menumbuhkan sektor riil rata Rp. 2,8 jt.
Kalau KSP benar, harusnya tidak ada kemiskinan dan pengangguran di “Republik” ini.
3. Potensi KSP/USP Koperasi
www.ahmadsubagyo.com
III. Pembinaan yang harus dilakukan.
A. MENATA ORGANISASI & KELEMBAGAAN
Fungsi alat – alat Organisasi
Penerapan sistem akuntansi
Penajaman Visi dan Misi KSP/USP Kop
Pembinaan Usaha Keanggotaan
RAT
Pengurus Pengawas Karyawan Tepat waktu Triasable Auditable Accountable
31
Contoh Merumuskan Visi dan Misi KSP
“ KSP ………, pada tahun …… menjadi KSP terbaik di
Kab/Kota ……… dengan asset Rp. …….. dengan modal sendiri sebesar Rp. ……….. dan rata-rata pinjam ke anggota sebesar Rp. ……… yang siap menghantarkan ……%
anggotanya untuk memperoleh pendapatan bersih per-hari sebesar Rp ………”
Misi agar dirumuskan sendiri:
(Upaya-upaya untuk mencapai visi tersebut minimal memuat
visi di bidang : Kelembagaan, usaha, permodalan, pengelolaan,dan peningkatan kualitas SDM)
www.ahmadsubagyo.com
B. MENINGKATKAN PROFESIONAL SDM PENGELOLA
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
MAGANG
STUDY BANDING
ADVOKASI / PENDAMPINGAN
PENERAPAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SDM PENGELOLA KSP / USP KOPERASI KJK
FIT AND PROPER PENGURUS / PENGAWAS
33
C. Perkuatan Permodalan
MELALUI APBN
TPSP, P3KCK, P2KER, MAP, PKPS-BBM, KSP AGRIBISNIS / SEKTORAL
DANA-DANA BERGULIR EX APBD MASING- MASING DAERAH
KERJASAMA DENGAN LEMBAGA KEUANGAN / BANK:
SUP 005
KEMITRAAN (PKBL)
CSR
KUR
MEMASUKI ERA LPDB
www.ahmadsubagyo.com
D. Peningkatan Kepatuhan KSP/USP Koperasi
1. Setiap akhir bulan KSP/USP Koperasi wajib menyampaikan laporan berkala dan tahunan ke Dinas Koperasi dan UKM Kab./Kota setempat.
2. Bagi yang omzetnya sudah diatas Rp. 1 milyar setahun, wajib di audit oleh Akuntan Independen.
3. DILARANG melakukan investasi usaha disektor riil.
4. Wajib Mempunyai Kelengkapan Peraturan – Peraturan Khusus Internal 5. DILARANG investasi aktiva tetap yang berlebihan.
6. DILARANG menghimpun dana dari masyarakat kecuali melalui skema modal penyertaan.
7. DILARANG melakukan Transaksi ilegal
8. DILARANG menggunakan istilah DEPOSITO
9. DILARANG memasang iklan tentang produk pinjaman dan tabungan dikalangan Masyarakat
35
E. Peningkatan Peranan KSP/USP Koperasi
1. Memobilisasi dana dari anggota
2. Menyalurkan dana pinjaman / pembiayaan kepada anggota 3. Menggerakkan usaha anggota di sektor riil
4. Memberikan konsultasi pengembangan Usaha Anggota
5. Menumbuhkan wirausaha baru dari calon-calon anggota yang berasal dari masyarakat.
6. Menghantarkan anggota berpendapatan bersih Per-hari: Rp. ………
www.ahmadsubagyo.com
F. Exercise Target Pendapatan Anggota KJK / Hari
Biaya makan minum Rp 30.000,-
Dana perumahan/sandang Rp 10.000,-
Dana pendidikan Rp 20.000,- / 2 anak
Dana kebutuhan sekunder Rp 5.000,-
Dana kebutuhan tertier Rp 5.000,-
Dana asuransi/hari tua Rp 5.000,-
Dana Zakat, Infaq, dll Rp 5.000,-
Dana kesehatan Rp 5.000,-
Dana sosial Rp 5.000,-
Ibadah Haji/lainnya Rp 10.000,- Rp 100.000,-
37
IV. Pengawasan
A. Menurut Jenisnya :
Internal
a. Manager b. Pengurus c. Pengawas
Eksternal
a. Akuntan Publik b. Fiskal
c. Pejabat Pengawas
www.ahmadsubagyo.com
1. Aktif = Pemeriksaan Langsung
2. Pasif = Pemeriksaan Laporan-laporan : - Berkala
- Tahunan
- Prinsip-prinsip Lembaga Keuangan
B. Menurut Aktivitasnya
39
V. Pemeriksaan
A. Menurut Polanya
1. Routine
2. Insidensial
www.ahmadsubagyo.com
1. Preventive =
2. Refresive =
B. Menurut Aktivitasnya
Pembinaan
Pencegahan
Citra Baik
Lokalisir
41
VI. Penilaian Kesehatan
- Internal oleh manager Periodik Laporan ke Pengurus Early Warning System - External oleh pejabat Tahunan
Baik dari segi kwantitas dan kwalitas serta independence
Objektif
Deskriptif
Rekomendasi
Pemantauan Jadual tindak lanjut
Kodefikasi
www.ahmadsubagyo.com
A. Bentuk-bentuk Pelanggaran usaha Simpan Pinjam
1) KATEGORI RINGAN 2) KATEGORI SEDANG 3) KATEGORI BERAT
4) KATEGORI BERAT SEKALI
VII. Penerapan Sanksi
B. BENTUK-BENTUK SANKSI
43
1) KATEGORI RINGAN 2) KATEGORI SEDANG 3) KATEGORI BERAT
4) KATEGORI BERAT SEKALI
www.ahmadsubagyo.com