PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berat badan lahir merupakan indikator tumbuh kembang anak hingga dewasa serta menggambarkan status gizi yang diperoleh janin dalam kandungan. Di negara berkembang, berat badan lahir rendah (BBLR) masih menjadi masalah kekurangan gizi.
Fokus Penelitian
Rumusan Masalah
Kajian Pustaka
Pengembangan masyarakat bersama anak-anak dan remaja Meningkatkan tingkat partisipasi dalam proyek promosi kesehatan. Anak-anak dan remaja mengembangkan kesadaran akan aset lokal, baik pribadi maupun kolektif, dan kesadaran akan berbagai kelompok dan kepentingan dalam masyarakat.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Memberikan tambahan informasi kepada masyarakat mengenai penanganan kasus berat badan lahir rendah (BBLR) dengan pendekatan Asset Based Community Development (ABCD).
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi Lahir Normal
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain yaitu sekitar 9% - 30%, berdasarkan hasil penelitian di 7 daerah multisenter diperoleh angka Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan seri Pantiawati, 2019). Klasifikasi menurut angka harapan hidup adalah berat badan lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir gram, berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-1500 gram, dan berat badan lahir sangat rendah (BBLER) dengan berat lahir 1000-1500 gram. kurang dari 1000 gram. (Proverawati, 2020).
Pendekatan Asset Based Community Developmet (ABCD)
AI melibatkan penemuan apa yang membentuk kehidupan dalam sistem kehidupan yang paling efektif secara konstruktif dengan kemampuan ekologi, ekonomi, dan manusia. Proses menemukan dan mengakui kesuksesan dilakukan melalui proses percakapan atau wawancara dan harus menjadi penemuan pribadi tentang apa kontribusi pemberi kehidupan seseorang terhadap suatu aktivitas atau bisnis. Sebuah cara yang kreatif dan kolektif untuk melihat kemungkinan masa depan, menghubungkan apa yang paling berharga dengan apa yang paling diinginkan.
Pada tahap ini, permasalahan yang ada dirumuskan kembali menjadi harapan masa depan dan cara untuk maju sebagai peluang dan aspirasi (Miranda et al., 2019). Kelompok atau individu yang dianggap lebih mengetahui daerahnya menjadi perhatian utama dalam FGD (Shafique et al., 2016). Sarana ekonomi merupakan sumber pendapatan yang dimiliki seseorang dan digunakan untuk membiayai proses pengembangan masyarakat (Mallapiang et al., 2020).
Tahapan kunci adalah kerangka kerja atau panduan mengenai apa yang 'bisa' dilakukan, namun bukan apa yang bisa dilakukan. Fase ini merupakan pencarian atau penemuan untuk memahami “apa yang terbaik saat ini” dan “apa yang dahulu terbaik”. Apa yang bernilai tinggi dari masa lalu dihubungkan dengan apa yang diinginkan di masa depan dengan bersama-sama mencari hal-hal yang mungkin dilakukan (Miranda et al., 2019).
Kerangka Teori
Kerangka Konsep
METODOLOGI PENELITIAN
- Jenis dan Lokasi Penelitian
- Pendekatan Penelitian
- Subjek Penelitian
- Sumber Data
- Metode Pengumpulan Data
- Instrument Penelitian
- Teknik Pengolahan dan Analisis Data
- Etika Penelitian
Data ini diperoleh dari rekam medis ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa. Sarana dan prasarana di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa sudah cukup maju, tingkat pengetahuan ibu hamil sudah baik, namun penerapannya masih kurang. Usia rentan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa adalah diatas 20 tahun dan dibawah 35 tahun dan merupakan usia yang baik untuk hamil.
Pengetahuan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa dalam pemenuhan gizi selama kehamilan sudah cukup baik sehingga kebutuhan gizi ibu terpenuhi dan terjadi pertambahan berat badan selama hamil. Berdasarkan aset fisik diatas dimanfaatkan sebaik-baiknya agar dapat membantu tenaga kesehatan atau bidan dan ibu hamil dalam pengendalian kasus BBLR yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa. 1 Discovery (Menemukan dan mengapresiasi yang terbaik) Bagaimana kondisi pelayanan sarana dan prasarana kesehatan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa.
Apa harapan ibu terhadap fasilitas kesehatan pemeriksaan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa? Apa harapan ibu terhadap fasilitas kesehatan pemeriksaan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa? 1 Discovery (Mencari dan mengevaluasi yang terbaik) Bagaimana kondisi pelayanan sarana dan prasarana kesehatan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Namun selama masih ada Covid 19 dan sampai saat ini belum diadakan kelas untuk ibu hamil” (GH, Bidan Puskesmas Tamangapa). Pengetahuan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa mengenai kebutuhan gizi selama kehamilan cukup baik dan merupakan modal penting yang dapat digunakan dan dikembangkan untuk mencegah kasus BBLR di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa. Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa berharap agar program ibu hamil dapat dikembangkan dan dilaksanakan kembali karena sangat membantu ibu hamil karena di kelas ibu hamil petugas kesehatan berinteraksi langsung dengan ibu hamil dalam memberikan edukasi. tentang kehamilan dan langsung. konsultasi mengenai keluhan selama kehamilan, dan untuk fasilitas di puskesmas.
Hasil observasi dan wawancara terhadap ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil cukup baik mengenai pemeriksaan kehamilan, nutrisi yang tepat selama kehamilan dan tanda-tanda bahaya kehamilan. Beberapa masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa berkesempatan untuk menyiapkan berbagai macam masakan, sehingga dengan kesempatan tersebut para ibu hamil dapat segera mengaplikasikan pengetahuannya mengenai menu-menu apa saja yang layak dikonsumsi oleh ibu hamil. Hal ini senada dengan yang diungkapkan salah satu ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas.
Namun pada masa pandemi ini tidak dilaksanakan kelas antenatal, namun Puskesmas Tamangapa menerapkan ANC bagi ibu hamil untuk mengontrol kehamilannya setiap bulannya” (GH, Bidan Puskesmas Tamangapa). Kelas ibu hamil yang dilaksanakan di Puskesmas Tamangapa meliputi edukasi selama kehamilan, konsultasi keluhan ibu hamil dan penatalaksanaan gizi ibu hamil yang baik. Selain menggunakan metode wawancara mendalam, pada tahap ini peneliti melakukan diskusi dan konsultasi dengan bidan dan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa tentang BBLR dan sumber daya apa saja yang dapat digunakan untuk mencegah BBLR.
Pembahasan
Ibu hamil yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kehamilan sering kali mengalami permasalahan pada masa kehamilannya. Sumber daya manusia yang dapat digunakan untuk mengendalikan kasus BBLR adalah pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan Puskesmas Tamangapa dalam melakukan kelas bagi ibu hamil. Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa fasilitator dan narasumber jika diperlukan.
Penyelenggaraan program cooking class ibu hamil disertai materi makanan bergizi ibu hamil dan MP-ASI. Kegiatan bagi ibu hamil dapat dilakukan seperti mengadakan kembali kelas ibu hamil dan kelas memasak bagi ibu hamil dapat direncanakan dengan harapan dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut dapat membantu pencegahan kasus BBLR di wilayah kerja Balai. Kesehatan Masyarakat Tamangapa. Dengan aset tersebut, masyarakat dapat saling membantu menyediakan pangan yang melengkapi gizi yang baik dengan membangun food pantry untuk ibu hamil dan anak kecil di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa.
Selain mendapatkan pendanaan dari puskesmas setempat, aset ekonomi ini dapat mempercepat peningkatan kebutuhan gizi ibu hamil dan anak kecil di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa. Mereka bisa saling membantu dengan bekerja sama menyediakan fasilitas pangan. Hubungan umur, jarak kelahiran dan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat lahir rendah di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat lahir rendah di Klinik Pratama Fatimah Medan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan yang relevan dengan tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi aset yang dimiliki wilayah kerja Puskesmas Tamangapa untuk pencegahan kasus BBLR. Upaya pencegahan dan pengendalian BBLR dapat dilakukan melalui beberapa upaya yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan yang memadai terkait BBLR kepada ibu hamil. Puskesmas Tamangapa mempunyai 39 petugas kesehatan yang berperan penting dalam kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu hamil dan anak di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa serta petugas posyandu yang membantu bidan dalam melakukan pemantauan langsung terhadap ibu hamil di wilayahnya. negara masing-masing. wilayah kerja.
Ibu hamil mempunyai pengetahuan yang baik tentang perawatan dan kepuasan gizi selama hamil, keterampilan penanganan makanan, kunjungan ANC, terapi murottal, umur dan pertambahan berat badan. Grup WhatsApp ibu hamil untuk memudahkan ibu hamil menanyakan status kehamilannya, bertukar informasi seputar kehamilan dengan tenaga kesehatan dan ibu hamil lainnya. Puskesmas merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan kesehatan perseorangan pada tingkat pertama, dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya di wilayah operasinya 2.
Masjid digunakan oleh masyarakat sebagai tempat beribadah dan juga dapat digunakan sebagai tempat majelis keilmuan, majelis pertemuan atau pengajian yang diadakan oleh warga sekitar. Kebun dan persawahan memudahkan masyarakat memperoleh kebutuhan sehari-hari seperti beras, sayur mayur, dan buah-buahan. 4 Aset Ekonomi Sumber pendapatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa bermacam-macam yaitu sebagian besar adalah wiraswasta dan PNS, selain itu juga terdapat profesi seperti petani, peternak sapi, pedagang, pengrajin, supir angkutan Dan. para pekerja.
Saran
Bagi Puskesmas Tamangapa, peneliti berharap program untuk ibu hamil seperti kelas memasak untuk ibu hamil dapat dilaksanakan kembali dan terus dikembangkan dengan menambah kelas memasak untuk ibu hamil. Dengan adanya kelas kehamilan terlebih dahulu, Puskesmas lebih mudah memantau kondisi ibu hamil, khususnya ibu yang memiliki riwayat penyakit penyerta selama kehamilan. Apa harapan ibu terhadap peningkatan pelayanan kesehatan pada dugaan berat badan janin rendah? “Katanya, kelas ibu hamil ini ada baiknya bagi kita para ibu hamil untuk mendapatkan informasi tentang kehamilan dan berkomunikasi langsung dengan petugas kesehatan dari Puskesmas, sehingga diharapkan kelas ibu hamil dapat diadakan kembali.”
Sedangkan untuk pelayanan di puskesmas kebanyakan ibu hamil ingin melakukan pemeriksaan USG lebih dari satu kali, namun ada program pemerintah yang juga tidak dipungut biaya dan menurut saya lumayan, apalagi seperti pelayanan orang lain untuk wanita hamil. perempuan memuaskan, apalagi bagi saya yang belum lama ini (2020) juga menerima semua layanan tersebut” (HY, Kader Posyandu Puskesmas). “Rumah di sekitar sini sebagian besar sudah lengkap, MCK bagus, tempat pembuangan sampah juga bagus, bahkan air yang mereka gunakan sebagian besar adalah air PAM, namun ada juga yang masih menggunakan lubang bor” (P, Ibu hamil di kawasan tersebut. 34 ; selama pemeriksaan saya di Puskesmas Tamangapa pelayanannya bagus, saya juga menggunakan KIS jadi lebih mudah” (N, ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa).