• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian dan Manfaat Puasa Daud

N/A
N/A
arsy faza

Academic year: 2025

Membagikan "Pengertian dan Manfaat Puasa Daud"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Puasa adalah salah satu ibadah yang bisa mendekatkan kita dengan Allah.

Karena puasa merupakan salah satu diantara ibadah yang paling utama di sisi Allah. Bahkan Allah menjanjikan pahala khusus untuk orang yang melakukan puasa. Selain itu, Allah menyediakan surga khusus untuk orang yang suka berpuasa yaitu surga Ar-Rayyan, yaitu surga yang hanya bisa dimasuki oleh orang yang suka berpuasa.

Nabi Nuh berpuasa sepanjang tahun, sedangkan Nabi Daud melaksanakan puasa dengan cara sehari berpuasa dan sehari berbuka. Jadi, dalam setahun beliau berpuasa selama 6 bulan atau setengah tahun. Puasa dilakukan umat terdahulu dengan berbagai model dan jumlah hari maupun bulan pelaksanaannya. Tidak hanya seperti puasa yang biasa kita lakukan, yaitu meninggalkan makan dan minum serta hal-hal yang membatalkan puasa itu di siang hari pada bulan Ramadhan satu bulan penuh, tapi juga puasa sunnah lainnya yang banyak dikenal orang.

Dalam makalah ini akan dibahas salah satu dari banyaknya puasa sunnah yang dianjurkan, yaitu puasa Daud. Di sini pemakalah akan menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan puasa Daud itu sendiri, hubungannya dengan psikologi, nilai-nilai yang terkandung dari puasa Daud, manfaat dari puasa Daud sampai dengan kepribadian yang timbul dari melaksanakan puasa Daud.

(2)

PEMBAHASAN

A. Pengertian Puasa Daud

Sebuah hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah menjelaskan bahwa,

“Puasa itu perisai, oleh karenanya, ketika salah seorang di antara kalian berpuasa, ia jangan berkata kotor, jangan berbuat fasik, dan jangan melakukan perilaku bodoh. Jika ada yang orang lain mengajaknya bertengkar atau mencacinya, maka katakan, saya sedang berpuasa.”

Jadi, seorang yang berpuasa jangan sampai salah memahami puasa itu sendiri. Puasa tidak sekadar menahan makan, minum, dan melakukan persetubuhan, mulai dari terbitnya matahari sampai terbenam. Kesempurnaan puasa tidak tergantung pada pengendalian diri dari hal yang nyata dan konkret.

Kesempurnaan puasa itu terletak pada pengendalian diri pada hal yang abstrak dan tidak tampak. Seperti yang diketahui bahwa tujuan utama dari disyariatkannya puasa adalah untuk memecahkan gumpalan hawa nafsu dan melipatgandakan kadar ketakwaan. Oleh karena itu, arti puasa itu sendiri baru bisa didapatkan dengan menyerahkan secara penuh anggota tubuh untuk semua yang disukai Allah dan mengendalikan secara menyeluruh tentang segala yang dibenci oleh-Nya.1 (Ibadah tanpa beban)

Puasa Daud adalah puasa yang sering dilakukan oleh Nabi Daud (as) yang melakukannya satu hari puasa tidak ada satu hari2. Puasa ini sebagai perwujudan menimani kitab sebelumnya yakni kitab Zabur. Puasa Daud diamalkan Rasul sebelum turun perintah ibadah puasa romadon tahun ke 2H dan puasa sunnah hari senin, kamis dan jumu’ah. Jumlah hari puasa Daud dalam setahun= 177 hari dengan rincian 354:2= 1773

1 Moch Syarif Hidayatullah, Ibadah Tanpa Beban (Gramedia Pustaka Utama, 2015), 121–

22.

2 Himatul Aliyah, “An Examination of Dawud (David AS) Fasting For Women and its Effectiveness from Physio-Psychological Perspective,” Journal Intellectual Sufism Research (JISR) 3, no. 1 (2020): 1–8.

3 Dame Siregar, “Analisis Puasa Romadon Dengan Puasa Sunnah (Nasikh wa al- Mansukh),” Al FAWATIH: Jurnal Kajian Al Quran dan Hadis 1, no. 2 (2020): 93–107.

(3)

Di dalam Islam, ada banyak puasa sunnah yang dianjurkan titik tetapi puasa Daud merupakan puasa sunnah yang paling diistimewakan Allah titik bahkan tidak ada satupun puasa sunnah yang lebih baik dibanding dengan puasa Daud4. Seperti yang dikutip dari hadist shahih bukhari yaitu:

:

هُلَّلا ىلَّصَ هُلَّلا لُوسُرَ يل لُاقَ لُاقَ ورٍمْعَ نبْ هُلَّلا دبْعَ نعَ

مَلَّسُو هُيْلَّعَ:

رٍطِفْيُو ا!مًويُ مُوصُيُ نَاكَ ،دَوادَ مُايْصَ هُلَّلا ىلإِ مُايْ*صُلا +بُّحَأَ

،لِيْلَّلا فَصُنِ مُانَيُ نَاكَ ،دَوادَ ةُلاَصَ هُلَّلا ىلإِ ةُلاَصُلا +بُّحَأَو ،ا!مًويُ

هُسُدسُ مُانَيُو ،هُثَلَّثُ مُوقُيُو.

5

Dari Abdullah ibn Amr, dia berkata: Rasulullah Saw berkata kepadaku:

Puasa yang paling Allah cintai adalah puasa Nabi Daud, dia berpuasa satu hari dan berbuka satu hari, dan shalat yang paling Allah cintai adalah shalatnya Nabi Daud, dia tidur hingga pertengahan malam, lalu mendirikan shalat pada sepertiga malam, dan tidur kembali pada seperenam malamnya.

B. Ruang Lingkup Puasa Daud

Puasa Daud merupakan salah satu ibadah yang sangat istimewa. Karena puasa merupakan ibadah yang diutuskan oleh Allah. Sesuai dengan firman Allah yang berbunyi "puasa hanyalah untuk aku dan aku sendiri yang akan memberikan pahala nya." Ayat tersebut telah cukup untuk membuktikan dan melihat bahwa puasa merupakan ibadah yang sangat istimewa, karena diperuntukan bagi Allah dan Allah sendiri yang akan menilainya. Selain itu, istimewa puasa menjadi salah satu nama pintu-pintu surga bagi orang yang ahli dalam melakukan ibadah yang satu ini. Nilai keistimewaan puasa terletak dari beberapa hal yaitu:

4 Ahmad Rifa’i Rif’an, Dahsyatnya Puasa Daud: Membuka Pintu Rezeki, Kebahagiaan, kesehatan, Jodoh, Dan Tergapainya Impian (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018), 9.

5 Abu Abdullah Muhammad bin Al-Bukhari dan Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah, “bin Bardizbah al-Ju’fi,” Al-Jami’Al-Musnad Al-Shahih Al-Mukhtasar Min ‘Umūr Rasulullah shallallahu

‘alaihi wasallam wa Sunanihi. Beirut: Dār Al-Turuq Al-Najah, 1993, 3167.

(4)

1. Puasa merupakan ibadah yang diperuntukan langsung kepada Allah dan dinilai oleh Allah sendiri.sesuatu yang diperuntukkan dan dinilai sendiri oleh Allah pasti merupakan suatu istimewa.

2. Terdapat pintu surga khusus bagi orang yang ahli berpuasa titik pintu surga tersebut dinamakan Rayyan. sebagaimana kita ketahui, surga merupakan sebuah tempat istimewa di peruntukkan oleh Allah bagi orang yang bertaqwa. Surga juga merupakan dambaan dan kerinduan orang- orang Islam. Sehingga mereka berusaha untuk meraihnya. Sesuatu yang sangat didambakan dan diistimewakan tersebut ternyata menyediakan satu pintunya bagi orang-orang ahli berpuasa. Jadi puasa merupakan salah satu keistimewaan.

3. Puasa juga dapat menjauhkan manusia dari api neraka jika dikerjakan dengan penuh keikhlasan dan hanya mengharapkan Rida Allah. Maka orang tersebut akan dijauhkan wajahnya dari api neraka sejauh jarak perjalanan 70 tahun. Dan nilai 1 hari dari setahun di akhirat adalah sekian ribu tahun di dunia.

4. Puasa tersebut istimewa karena dapat menjadi perisai, baik perisai dari api neraka maupun perisai fisik dan jiwanya. Hal ini karena puasa memiliki efek dan pengaruh yang sangat positif bagi perkembangan fisik dan jiwa seseorang.6

C. Nilai Filosofis, Spiritual Dan Sosiologis 1. Nilai Filosofis

Puasa adalah salah satu ibadah yang mempunyai kedudukan istimewa di sisi Allah. Di samping ia merupakan benteng yang ampuh bagi pelakunya dalam menangkal hawa nafsu, puasa juga merupakan satu-satunya ibadah yang benar- benar murni dan tulus karena Allah. Seperti dalam hadits qudsi berikut:

“Rasulullah SAW. bersabda: Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Semua amalan anak Adam (bisa kembali) kepadanya kecuali puasa. Maka,

6 Drs. H. Hendra Zainuddin, M.Pd.I, Hebatnya Puasa Daud (Jakarta Selatan: AMP Press, 2015), 53–55.

(5)

sesungguhnya puasa itu tulus bagi-Ku, dan Aku sendirilah yang akan membalasnya. (Selain itu) puasa (juga) sebagai benteng. Karena itu, jika salah seorang dari kamu berpuasa, janganlah berkata kotor dan jangan pula mengacau. Lalu, jika ada seseorang yang memaki atau memusuhinya, hendaklah ia (cukup) menjawab: “Sesungguhnya aku sedang berpuasa!”… (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Nilai Spiritual

Sebagaimana telah dimaklumi, bahwa dihadirkannya manusia di bumi tak lain adalah untuk mengabdi kepada Allah Sang Pencipta. Karena itu, nilai dan harkat manusia sangat ditentukan oleh kapasitas peribadatannya. Setiap peribadatan (ibadah mahdhah) dalam Islam mempunyai nilai pembentukan akhlak. Dan akhlak inilah nilainya bagi manusia. Puasa (Ramadhan) merupakan pembinaan akhlak yang dilakukan selama satu bulan, dan rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Semua proses dalam puasa selama sehari selama satu bulan penuh ini sangat efektif untuk pembinaan akhlak dan pribadi manusia, bila benar- benar diamalkan secara ikhlas.

3. Nilai Sosiologis

Ibadah puasa banyak mengandung aspek sosial, karena dengan lewat ibadah ini kaum muslimin ikut merasakan penderitaan orang lain yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannya seperti yang lain. Ibadah puasa juga menunjukkan bahwa orang-orang yang beriman sangat patuh kepada Allah karena mereka mampu menahan makan atau minum dan hal-hal yang membatalkan puasa. 7

D. Aspek-Aspek Puasa Daud

7 Aulia Rahmi, “Puasa dan Hikmahnya Terhadap Kesehatan Fisik dan Mental Spiritual,”

Serambi Tarbawi 3, no. 1 (2015).

(6)

Penelitian yang dilakukan oleh yang dilakukan oleh Ikhda Izzatul Aqiilah pada jurnal yang berjudul Puasa Yang Menajubkan (Studi Fenomenologis Pengalaman Individu Yang Menjalankan Puasa Daud) ini menemukan bahwa ternyata Puasa Daud mempengaruhi regulasi emosi atau pengaturan emosi atau manajemen emosi. Penelitian yang dilakukan Muhopilah dan Julianto (2015), puasa memiliki hubungan yang positif terhadap tingkat regulasi kemarahan. Semakin sering melakukan puasa maka regulasi kemarahan semakin tinggi, semakin jarang berpuasa, maka regulasi kemarahan semakin rendah. Begitu juga pada individu yang menjalankan Puasa Daud. Ketiga subjek mengaku mampu meregulasi emosinya dengan baik. Regulasi emosi merupakan kapasitas individu untuk mengontrol, serta menyesuaikan emosi yang muncul.

Puasa daud juga dapat memberikan perasaan bahagia pada orang yang menjalankannya. Seligman (2012) mendefinisikan bahwa kebahagiaan sesungguhya merupakan suatu hasil penilaian terhadap diri dan hidup yang memuat emosi positif, seperti kenyamanan, kegembiraan, maupun aktivitas positif yang tidak memenuhi komponen absorbsi dan keterlibatan.

Seligman (2012), ada tiga aspek happiness, di antaranya:

1. Positif Emotion. Dalam hal ini individu dapat merasakan kesenangan, rasa gembira, kenyamanan, suka cita, kehangatan, yang dirasakan pada diri. Bisa disebut kehidupan yang menyenangkan. Hal ini dirasakan oleh tiga dari empat subjek yang diteliti, mereka merasakan senang dan bahagia menjalankan Puasa Daud.

2. Engagement (Keterikatan). Seligman (2012) mengatakan bahwa keterikatan atau engagement adalah mengalir apa adanya, dapat mengikat satu sama lain, contohnya menikmati musik dengan enaknya, kemudian menikmati aktivitas dengan baik. Tujuan dari engagement adalah mencapai engage life keterlibatan hidup atau menyatu dengan hidup yang dimiliki (Seligman, 2012).

Menurut Seligman (2012) mengalir dalam engagement berarti menggunakan

(7)

sumber akal atau pikiran, emosional, serta perasaan, bagaimana individu bisa mengolah dan menikmati akal atau pikiran, semosional, serta pikirannya sendiri. Keempat subjek merasakan keterikatan terhadap Puasa Daud yang dijalankan, keempat subjek begitu menikmati, dan terbiasa dengan Puasa Daud yang dijalankan.

3. Meaning. Pencapaian makna dan tujuan hidup adalah sebuah keniscayaan bagi manusia (Seligman, 2012). Individu dapat memaknai hidupnya apabila apa yang individu percaya memiliki kekuatan yang lebih besar dari dirinya.8

E. Manfaat Puasa Daud Bagi Fisik Dan Psikis 1. Manfaat Fisik

Banyak orang yang mengatakan dan membuktikan sendiri bahwa puasa Daud, secara fisik jasmaninya memiliki efek yang sangat besar titik terutama aspek kesehatan jasmani yang di antaranya:

a. Puasa telah memberikan kesempatan istirahat pada alat pencernaan titik pada hari-hari ketika tidak berpuasa, alat pencernaan di dalam tubuh bekerja keras. Karena banyaknya makanan dan minuman yang masuk.

Oleh karena itu mereka sebenarnya butuh istirahat. Dengan puasa, oksigenisasi tetap berkutat di bagian perut melainkan pada kepala titik salah satu buktinya adalah orang yang dalam kondisi kenyang biasanya mudah mengantuk. Hal ini karena oksigenisasi banyak terjadi di perut sehingga mudah mengantuk.

b. Puasa juga dapat membersihkan tubuh dari racun dan kotoran atau detoksifikasi. Saat berpuasa Oma racun dalam tubuh dibersihkan melalui pembakaran seluruh cadangan makanan dalam tubuh titik e toksifikasi ini terjadi ketika makanan tak lagi memenuhi tubuh dan tubuh mengubah simpanan lemak menjadi energi titik ini melepaskan

8 AULIA IKA, “MOTIVASI PUASA DAUD SEBAGAI PENGONTROL KESTABILAN EMOSI (Studi Kasus Santriwati Pondok Pesantren Al-Fatah Natar),” 2021.

(8)

zat kimia dari asam lemak ke dalam sistem kemudian dikeluarkan lewat organ pembuangan titik secara tidak langsung Oma puasa telah membatasi kalori yang masuk dalam tubuh sehingga menghasilkan enzim antioksidan yang dapat membersihkan zat-zat yang beracun dan karsinogen dan mengeluarkannya dari tubuh.

c. Puasa juga dapat menambah jumlah sel darah putih titik sel darah putih dapat membantu seseorang dalam mengingat dan kecerdasan titik selain itu sel darah putih ini berfungsi untuk menangkal serangan penyakit itik sebab itu, penambahan sel darah putih secara otomatis dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

d. Puasa dapat membantu menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh dan memperbaiki fungsi hormon. Melalui kurangnya makan dan minum serta adanya waktu istirahat bagi pencernaan sehingga tubuh dapat menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh.

e. Puasa juga dapat membantu meremajakan sel-sel tubuh titik organ- organ dalam tubuh yang mengerjakan sel-sel seperti hati, lambung dan organ vital dapat beristirahat pada saat puasa titik sehingga terjadi regenarasi dari organ dalam dan sel-sel memiliki kesempatan memperbaiki diri.

f. Dapat meningkatkan fungsi organ tubuh titik karena sifat puasa itu sendiri yang tidak mengekang fisik untuk tidak makan dan minum.

Sehingga organ tubuh dapat beristirahat. Sebagaimana manusia, jika seseorang bekerja tanpa istirahat maka hasilnya malah tidak bagus.

g. Puasa juga dapat membantu dalam menyeimbangkan saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf simpatis dapat membuat stres dan jantung berdebar titik sedangkan hormon parasimpatis memperlambat denyut jantung sehingga lebih tenang dan dapat mengontrol emosi. Saraf parasimpatis dapat mempengaruhi pengeluaran asam lambung titik oleh sebab itu puasa dapat menyeimbangkan kedua saraf tersebut sehingga tercipta ketenangan dan pengendalian diri yang tinggi.disamping itu niat dalam puasa juga menjadi faktor penting. Karena dengan niat di hati, akan

(9)

disampaikan ke otak untuk menekan asam lambung sehingga asam lambung tidak berlebihan dan tidak menyebabkan sakit lambung.

h. Puasa Daud dapat mengendalikan nafsu dan bukan mengekang nafsu.

kedua hal itu jelas berbeda, karena mengekang nafsu berarti menindak berdayakan nafsu sementara mengendalikan berarti meningkatkan kemampuan pengendalian diri titik artinya, konsep mengendalikan bisa makna memberikan pacuan dengan syarat asal terkendali titik penumbuhan kekuatan nafsu secara besar-besaran yang sejalan dengan penguatan kemampuan mengendalikan, sesungguhnya berujung pada tumbuhnya nafsu Muthmainnah.9

2. Manfaat Psikis

Di samping mempunyai efek positif bagi fisik, puasa Daud juga mempunyai manfaat bagi psikis. Manfaat puasa bagi kesehatan psikis terletak pada kemauan dan kemampuan untuk mengendalikan nafsu titik pesan utama dalam berpuasa adalah pengendalian diri dan menunda kesenangan sementara titik makan minum dan seks menurut psikologi humanistik Abraham maslow merupakan kebutuhan dasar atau basic need dari manusia.

ketika berpuasa ditanamkan prinsip bahwa kitalah yang berkuasa terhadap diri kita sendiri bukan kita yang di kendalikan nafsu. Manusia diajarkan untuk menjadi raja bagi dirinya sendiri titik bahkan seorang penggagas konsep kecerdasan emosional, Daniel goleman, mengatakan jika ada dua sikap yang paling penting harus dimiliki orang di zaman modern adalah pengendalian diri dan kasih sayang.

pengendalian diri lengkap kaitannya dengan emosi atau marah titik orang yang mampu mengendalikan diri berarti orang yang mampu mengendalikan ledakan emosi titik menurut ilmu kedokteran marah memiliki efek negatif bagi kesehatan jiwa maupun fisik. Mereka yang sedang marah, baik yang di benda

9 Al-Ustadz Adam Cholil, Dahsyatnya Puasa Nabi Daud, Cetakan 1 (Jakarta Selatan: AMP Press, 2013), 80–83.

(10)

maupun yang dimuntahkan, akan memicu rangkaian refleks saraf simpatis yaitu berupa peningkatan kadar hormon katekolamin atau adrenalin dalam darahnya.

Hormon katekolamin ini akan memunculkan refleks siaga yang dapat kita rasakan sensasinya seperti terpacu nya irama dan jantung,otot menegang tekanan darah naik, keringat dingin bermunculan di dahi, pembuluh darah di otot melebar sedangkan di visceral atau organ dalam menyempit nafas memburu untuk mengambil oksigen sebanyak-banyaknya dan daya akomodasi mata menjadi penuh. Semua itu jika dibiarkan berlangsung lama akan membahayakan kesehatan mempercepat proses penuaan.10

F. Gambaran Orang Yang Berpuasa Daud

Dari penelitian yang dilakukan oleh Ikhda Izzatul Aqiilah pada jurnal yang berjudul Puasa Yang Menajubkan (Studi Fenomenologis Pengalaman Individu Yang Menjalankan Puasa Daud) diketahui bahwa proses individu menjalankan Puasa Daud, serta benefitdari Puasa Daud. Keempat subjek mengalami proses dan benefit dari Puasa Daud. Proses terdiri dari latar belakang subjek, motivasi, proses perjalanan berPuasa Daud, peran guru, serta pengambilan keputusan berpuasa Daud. Benefit dari Puasa Daud terdiri dari makna Puasa Daud, emosi positif, religiusitas, spiritualitas, happiness, regulasi emosi, pro-social behavior, kontrol diri, serta beberapa tema individual yang ditemukan pada subjek RAS, yakni reduksi agresivitas, interaksi sosial, dukungan sosial. Subjek HR, relasi sosial, dan dukungan orang tua, serta subjek IP pengaruh pondok pesantren.11

Dari penelitian tersebut diketahui bahwa ketika seseorang melakukan puasa daud maka dia akan mendapatkan berbagai macam manfaat. Seperti keempat orang yang menjadi subjek dari penelitan yang dilakukan oleh peneliti tersebut.

10 Drs. H. Hendra Zainuddin, M.Pd.I, Hebatnya Puasa Daud, 91–94.

11 IKA, “MOTIVASI PUASA DAUD SEBAGAI PENGONTROL KESTABILAN EMOSI (Studi Kasus Santriwati Pondok Pesantren Al-Fatah Natar).”

(11)

G. Puasa Daud Sebagai Terapi

Puasa itu merupakan sarana yang disediakan oleh Allah untuk mempercepat proses penyucian luar dan dalam dari nilai kemanusiaan untuk menyeimbangkan fungsi jasmani dan rohani.12 Dari penelitian yang dilakukan oleh Ikhda Izzatul Aqiilah pada jurnal yang berjudul Puasa Yang Menajubkan (Studi Fenomenologis Pengalaman Individu Yang Menjalankan Puasa Daud) diketahui bahwa salah satu subjek menceritakan bahwa sebelum dirinya melakukan puasa daud, dia merasa kalau dia tidak istiqomah dalam menjalankan puasa senin-kamis. Dia juga merasa bahwa doanya sulit untuk terkabul. Sebelum melakukan puasa daud subjek itu juga suka membandingkan ibadah yang dia lakukan dengan orang lain. Dia merasa kalau dia melakukan ibadah hanya untuk menyaingi orang lain dalam melakukan ibadah itu sendiri.

Akan tetapi, setelah subjek itu melakukan puasa daud. Perlahan dia mulai berubah menjadi lebih baik. Dia akhirnya merasa kalau ibadah itu mempunyai tingkatan tersendiri pada masing-masing orang. Dan pada akhirnya hal tersebut memotivasinya untuk lebih bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah. Dia mulai khawatir apabila shalatnya tidak sah dan akhirnya berusaha untuk memperbaiki bacaan sholatnya dan wudhunya.13

Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa puasa daud dapat membuat motivasi seseorang. Seseorang yang awalnya melakukan ibadah hanya seperti orang pada umumnya akhirnya mulai melakukan ibadah itu dengan bersungguh- sungguh. Puasa daud dapat memberikan efek positif bagi orang yang mengerjakannya. Baik secara fisik maupun psikis. Kita akan mendapat manfaat yang baik apabila melakukan puasa daud ini dengan sungguh-sungguh dan ikhlas.

Terlebih, kita juga akan mendapatkan ketenangan ketika melakukan puasa daud ini. Karena kita akan merasa menjadi lebih dekat dengan Tuhan.

H. Kepribadian Puasa Daud

12 Hidayatullah, Ibadah Tanpa Beban, 123.

13 IKA, “MOTIVASI PUASA DAUD SEBAGAI PENGONTROL KESTABILAN EMOSI (Studi Kasus Santriwati Pondok Pesantren Al-Fatah Natar).”

(12)

Ada beberapa wujud kepribadian orang yang suka berpuasa, yaitu:

1. Terjaga Dari Melakukan Maksiat

Siapa saja yang menjalankan puasa Daud dan juga puasa lainnya secara terus menerus hanya karena mengharapkan ridha Allah dengan ikhlas maka dia akan terjaga dari melakukan perbuatan maksiat. Hal itu dikarenakan karena ruhaniahnya selalu terhubung dengan Allah. Dalam kondisi seperti itu, dia tidak akan melakukan hal-hal yang menjurus pada maksiat. Karena tidak mungkin ketika orang tersebut dekat dengan Allah lalu dia juga bermaksiat pada-Nya.

Maksiat akan menjauhkan pelakunya dengan Tuhan. Seorang mukmin hanya akan melakukan maksiat apabila imannya lemah. Ketika imannya menguat maka dia tidak mungkin berbuat maksiat. Sedangkan iman orang yang berpuasa berada pada tingkat yang paling tinggi karena jiwanya terkait dengan Allah.

2. Memiliki Akhlak Yang Baik

Seseorang yang berada dipuncak spiritual akan cenderung berpikir dan bersikap baik. Dia tidak ingin mengotori dirinya dengan perkara buruk. Akhlak mulia akan muncul pada saat manusia berada pada kondisi ini titik karena hanya kebaikan yang ingin ia lakukan termasuk saat ia bergaul dengan manusia lainnya.

Ia akan dengan mudah mengontrol dirinya dari sifat-sifat tercela berkata kotor, dan sebagainya.

3. Ketakwaan Semakin Meningkat

Secara definitif, taqwa adalah melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarangnya. Dalam kondisi puasa, orang selalu berupaya mendekatkan dirinya dengan Allah sehingga ia mencapai derajat Muttaqiin, yaitu derajat yang tinggi di sisi-nya.

4. Mendidik Sabar

Dengan melakukan puasa Daud kita akan memiliki kesabaran titik dengan puasa Daud ini, diri kita menjadi lebih bersih dalam hal emosi dan spiritual.

(13)

Karena itu puasa sunnah ini dapat disebut sebagai zakat jiwa. Seperti disebutkan dalam hadits "segala sesuatu itu ada zakatnya, sedangkan zakat jiwa itu adalah berpuasa. Dan puasa itu separuh dari kesabaran. "(HR. Ibnu Majah)

5. Mendidik Menjadi Mukhlishin (Orang Yang Ikhlas)

Dengan berpuasa seseorang akan terdidik menjadi manusia yang ikhlas titik bagaimana tidak, ketika seseorang berpuasa ia tidak makan dan minum atau melakukan hal yang dapat membatalkan nya. Bisa saja seseorang mengaku berpuasa tetapi saat tidak terlihat orang lain dia makan atau minum. Meskipun demikian orang lain akan tetap percaya jika dia mengaku telah berpuasa. Artinya yang mengetahui seseorang berpuasa atau tidak hanya dirinya sendiri titik orang lain tidak akan melihat dirinya sedang berpuasa. Hanya dia dan Allah yang tahu kalau dia sedang berpuasa. keadaan seperti ini akan mudah bagi orang yang bisa ikhlas. Karena tidak ada jalan bagi dia untuk tidak ikhlas.

6. Menundukkan Hawa Nafsu Dan Mengalahkan Setan

Ibnu qayyim Al jauziyah menjelaskan bahwa tujuan berpuasa adalah mengekang diri dari hawa nafsu dan menunjukkannya, mendapatkan kesenangan dan kenikmatan haqiqi serta kehidupan yang suci dan abadi,turut merasakan lapar dan dahaga yang teramat sangat agar peka terhadap rasa lapar kaum fakir miskin, mempersempit jalan setan dengan mempersempit jalur makan dan minum, mengontrol kekuatan tubuh yang begitu liar karena pengaruh tabiat sehingga membahayakan kehidupan dunia dan akhirat,menenangkan masing-masing organ dan setiap kekuatan dan kelihatannya, dan mengendalikannya. Sebab puasa merupakan tali kendali dan perisai bagi orang yang bertaqwa serta training diri bagi orang-orang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah.

7. Mengenal Arti Sebuah Nikmat

Puasa mengenalkan kita pada arti sebuah nikmat titik karena saat berpuasa kita tidak bisa menikmati apa apa yang kita miliki titik meskipun itu bersifat sementara namun kita bisa mengambil sebuah pelajaran dan kita akan bertanya,

(14)

"bagaimana jika semua yang dimiliki itu tiba-tiba hilang? " kita tidak bisa menikmatinya untuk selamanya titik garis itu akan muncul rasa syukur pada diri kita titik betapa nikmat yang Allah berikan itu besar nilainya bagi kita. Jika kita tidak pandai bersyukur alangkah bodohnya kita. Padahal jika kita tidak bersyukur maka nikmat itu akan dicabut. Dan kenikmatan itu akan berubah menjadi siksa yang pedih.

8. Fitrah Yang Terus Terjaga

Ibadah puasa akan mengembalikan seseorang pada fitrahnya. Dalam keadaan tidak berpuasa seseorang cenderung terlena dengan kehidupan yang membuatnya lupa akan hakikat dirinya. Sehingga diantara manusia yang cenderung bersifat di luar sifat manusiawi seperti sombong, tamak, hasud, dendam dan berbagai sifat lainnya yang lebih banyak melekat pada hewan atau setan. Puasa merupakan cara untuk mengembalikan manusia pada fitrahnya, yang dengannya manusia akan merasakan kehidupan yang tentram dan damai titik orang yang dalam keadaan tidak berpuasa cenderung lupa diri. jauh menyimpang dari fitrahnya. Inilah yang dalam Alquran disebut sebagai orang melampaui batas.

9. Semakin Dekat Dengan Allah

Dekat dengan Allah adalah ukuran keimanan seseorang. Seorang mukmin selalu berusaha mendekatkan dirinya dengan Allah titik puasa sunah yaitu puasa Daud adalah salah satu bentuk taqarrub atau pendekatan kepada Allah titik Allah menjamin bahwa dia akan dekat dengan orang-orang yang senantiasa berupaya mendekatkan diri kepada-nya. Bahkan dia akan senantiasa membimbing dan mengawasi mereka.

10. Gemar Berdoa

Orang yang senantiasa dekat dan terpaut hatinya dengan Allah akan senantiasa mengadukan segala urusan kepada Allah titik karena dia yakin bahwa ketika dia mengadukan semua masalahnya kepada Allah, maka dia pasti akan

(15)

membantunya. Begitupun ketika ia memohon kepada Allah maka dia pasti akan mengabulkannya. Karena itu ia gemar meminta kepada Allah.

11. Tidak Merasa Takut Dan Khawatir

Orang yang Istiqomah melaksanakan puasa Daud akan mampu istiqomah dalam melaksanakan ajaran agamanya. Karena ia sudah dilatih dalam melaksanakan puasa Daud titik meski berat ia menjalaninya dengan penuh keikhlasan. Dari keistiqomahan menjalankan satu sunah ini akan menjadikan mampu beristiqomah dalam hal-hal lainnya. Ia akan mampu menjalankan agamanya dengan konsisten. Mulai dari ibadah ini ia lakukan dengan keistiqomahan maka yang berat pun akan mudah. Sedangkan orang Istiqomah dijalan Allah tidak akan merasakan keresahan dan kegelisahan di dalam hidupnya.

12. Memiliki Hati Yang Tentram

Bersihnya hati dan berbagai penyakit seperti iri, dendam, selalu ingin dipandang orang lain, berharap kepada pemberian orang lain, memiliki keinginan

yang berlebihan, tidak puas dengan yang dimilikinya, prasangka buruk terhadap orang lain dan sebagainya akan menumbuhkan ketentraman dalam hati seseorang.

Sedangkan penyakit-penyakit tersebut dan sejenisnya akan hilang dengan tunduknya hawa nafsu pada kebenaran. Puasa akan membuat nafsu tidak liar.

Tetapi ia akan menjadi nafsu Mutmainah yang kembali kepada Tuhannya.14

14 Al-Ustadz Adam Cholil, Dahsyatnya Puasa Nabi Daud, 38–78.

(16)

KESIMPULAN

Puasa Daud adalah puasa yang sering dilakukan oleh Nabi Daud (as) yang melakukannya satu hari puasa tidak ada satu hari. Di dalam Islam, ada banyak puasa sunnah yang dianjurkan titik tetapi puasa Daud merupakan puasa sunnah yang paling diistimewakan Allah titik bahkan tidak ada satupun puasa sunnah yang lebih baik dibanding dengan puasa Daud.

Puasa daud merupakan salah satu ibadah yang diistimewakan karena diperuntukkan oleh Allah dan dinilai langsung oleh Allah sendiri. Banyak manfaat yang terkandung dari puasa daud ini. Mulai dari manfaat fisik sampai dengan manfaat psikis.

Puasa daud dapat digunakan sebagai terapi bagi umat muslim. Puasa ini juga dapat memberikan pengaruh positif bagi orang-orang yang melaksanakannya. Tidak hanya itu, puasa daud juga dapat membentuk kepribadian seseorang menjadi lebih baik.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Rifa’i Rif’an. Dahsyatnya Puasa Daud: Membuka Pintu Rezeki, Kebahagiaan, kesehatan, Jodoh, Dan Tergapainya Impian. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018.

Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin, dan Ismail bin Ibrahim bin Al- Mughirah. “bin Bardizbah al-Ju’fi.” Al-Jami’Al-Musnad Al-Shahih Al- Mukhtasar Min ‘Umūr Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wa Sunanihi. Beirut: Dār Al-Turuq Al-Najah, 1993.

Aliyah, Himatul. “An Examination of Dawud (David AS) Fasting For Women and its Effectiveness from Physio-Psychological Perspective.” Journal Intellectual Sufism Research (JISR) 3, no. 1 (2020): 1–8.

Al-Ustadz Adam Cholil. Dahsyatnya Puasa Nabi Daud. Cetakan 1. Jakarta Selatan: AMP Press, 2013.

Drs. H. Hendra Zainuddin, M.Pd.I. Hebatnya Puasa Daud. Jakarta Selatan: AMP Press, 2015.

Hidayatullah, Moch Syarif. Ibadah Tanpa Beban. Gramedia Pustaka Utama, 2015.

IKA, AULIA. “MOTIVASI PUASA DAUD SEBAGAI PENGONTROL KESTABILAN EMOSI (Studi Kasus Santriwati Pondok Pesantren Al- Fatah Natar),” 2021.

Rahmi, Aulia. “Puasa dan Hikmahnya Terhadap Kesehatan Fisik dan Mental Spiritual.” Serambi Tarbawi 3, no. 1 (2015).

Siregar, Dame. “Analisis Puasa Romadon Dengan Puasa Sunnah (Nasikh wa al- Mansukh).” Al FAWATIH: Jurnal Kajian Al Quran dan Hadis 1, no. 2 (2020): 93–107.

Referensi

Dokumen terkait