ETIKA KE- BIJAKAN
PUBLIK
Administrasi publik memberikan pelayanan secara berkeadilan. Keadilan t idak akan terwujud apabila dalam profesionalisme pelayanan publik tidak memperhatikan kompetensi etika.Dimensi moral ini melekat pada ciri kebi jak an publik yang merupakan usaha alokasi nilai-nilai masyarakat untuk menc apai tujuan kesejahteraan umum. Etika administrasi publik sebagai petunju k da lam menjalankan kebijakan publik dan sebagai standar peni laian atas perilaku yang dilakukan oleh administrator dalam menjalankan kebijakan pub lik. Kebijakan publik akan efektif apabila mendapat dukungan dari berba ga i pihak baik pemerintah hingga masyarakat. Namun, masalah kebijakan ber dasarkan kebutuhan dan kepentingan masyarakat, sistem nilai yang dihasilk an oleh sebuah kebijakan tergantung seberapa menguntungkan atau ber manfaat jika kebijakan itu dilakukan dengan benar dan memperhatikan etik a dalam mengambil keputusan
ETIKA ADMINISTRASI PUBLIK DAN KEBIJAKAN PUBLIK
PENGERTIAN KEBIJAKAN PUBLIK
• Menurut James Anderson dalam Winarno 2007:18, menyatakan bahwa kebijakan merupakan arah tinda kan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan.
• Definisi kebijakan publik di atas dapat dikatakan bah wa:
1. kebijakan dibuat oleh pemerintah
2. kebijakan publik harus berorientasi kepada kepenti ngan publik,
3. kebijakan publik merupakan suatu tindakan pemilih an alternatif untuk dilaksanakan atau tidak dilaksa nakan.
Etika kebijakan publik merupakan standart nilai atau pe t unjuk kepada pemerintah maupun masyarakat dalam me ngambil suatu tindakan, berkaitan dengan mana yang be nar dan mana yang salah serta mana yang boleh dilaku kan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Dalam perum usan suatu kebijakan, pihak-pihak yang terkait harus me mperhatikan etika atau nilai-nilai yang baik guna member ikan hasil yang maksimal terhadap apa yang 71 akan dir umuskan dan memberikan kesejahteraan bagi masyara kat.
PENGERTIAN ETIKA KEBIJAKAN PUBLIK
KRITERIA ETIKA DALAM KEBIJAKAN PUBLIK
perspektif nilai, kebijakan publik merupakan tindakan atau kebijakan yang mengatasnamakan pemerintah un tuk mengalokasikan sumber daya-sumber daya dalam upaya untuk mencapai nilai bersama yang diutamakan (M. Considine, 2011: 34). Bowman mengemukakan ba hwa kebanyakan profesional kurang siap menghadapi konflik antara nilai-nilai etika seperti kejujuran, inte gritas, tepat janji, dan nilai-nilai yang tidak secara eksplisit dikategorikan etika seperti kesejahteraan, keamanan, sukses. (Hariyatmoko, 2011: 35). Selanjut nya, menurut Bowman kompetensi etika meliputi ke mampuan dalam manajemen nilai, trampil dalam p ena laran moral, bisa diandalkan berkat moralitas i ndividual, moralitas publik, dan etika organisasi.
INDIKATOR TERBENTUKNYA ETIKA KEBIJAKAN PUBLIK 1. Intensitas kepedulian etika dan ada atau tidaknya la
tihan etika yang teratur.
2. Budaya dalam organisasi yang mempengaruhi etik a.
3. Peran pemimpin untuk menciptakan perilaku etis di dalam organisasi agar memahami faktor-faktor yan g menyumbang kepuusan dan tindakan yang sesua i dengan etika publik.
4. Sanksi organisasi (imbalan atau hukuman).
5. Menghargai pendapat orang lain sehingga tumbuh persepsi tentang etika yang benar dan bagaimana masalah-masalah etika harus ditangani.
PILIHAN ETIS DALAM KEBIJAKAN PUBLIK
Masalah keputusan dalam kebijakan publik selain menyan gkut masalah hukum dan politik, pertama adalah masalah tanggungjawab moral. Jadi etika publik akan mengingat k an tanggungjawab moral pejabat publik agar sebisa mungk in dalam pengambilan keputusan menghindari pihak yang dirugikan. Kekeliruan dalam mengambil keputusan kebija kan publik bisa dianggap sebagai bentuk kesalahan moral.
Kesalahan moral memiliki tiga ciri, yaitu : 1. Pelaku bertanggungjawa atas tindakannya.
2. Tindakannya berakibat merugikan sehingga mengakiba tkan orang lain menderita atau menjadi korban.
3. Penderitaan itu tidak memiliki alasan yang bisa member i pembenaran.
Dalam analisa kebijakan publik, etika seharusnya diperhitu ngkan sebagai dimensi dari setiap langkahnya. Hanya den gan menjadi bagian integral dari kebijakan publik yang terc ermin dalam lima langkah prosesnya, etika mampu menin gkatkan kualitas pelayanan pubik dan mengembalikan kep ercayaan masyarakat. . Kelima langkah analisa kebijakan publik itu, menurut Munger (dalam Etika Publik 2011: 63)m eliputi: (i) rumusan masalah, (ii) seleksi kriteria, (iii) pemba ndingan alternatif dan seleksi kebijakan, (iv) pertimbangan terhadap aspek politik dan organisasi, (v) implemen tasi d an evaluasi program (Haryatmoko 2011 : 63)
ETIKA DALAM ANALISA KEBIJAKAN PUBLIK
RUMUSAN MASALAH DALAM ANALISA PUBLIK
Merumuskan masalah dalam kebijakan publik harus mena mpilkan secara jelas hubungan sebab akibat dan klasifikasi masalah dan terutama harus sudah mengandung alternatif j a lan keluar. Tidak 76 jarang konteks yang mengundang an ali sa lebih luas daripada rumusan masalah. Pemecahan masalah akan memperhitungkan alternatif yang terkandung dalam rumusan masalah tersebut. Dalam analisa kebijaka n publik ini, pemecahan alternatif yang terkandung dalam ru musan masalah sarat dengan nilai-nilai etika karena sudah mengandung kewajiban atau tanggungjawab pejabat publik dan menyiratkan pilihan nilai.
SELEKSI KRITERIA DALAM ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK Menurut Munger, ada beberapa alasan mengapa krit
eria itu dipilih:
1. kriteria harus memfokuskan pada tujuan, bukan pada sarana. Alasan ini bisa dipahami karena dal am logika tindakan, tujuan biasanya menentukan hubungan dengan nilai
2. setiap kriteria harus dirumuskan dalam pernyata an yang jelas dan tepat untuk membantu mengide ntifikasi alternatif pemecahan masala
3. rangkaian kriteria itu harus lengkap agar bisa dipe rtanggung jawabkan kepada masyarakat
4. kriteria harus menunjuk pada aspek-aspek masal ah kebijakan yang berbeda sehingga kriteria yang satu melengkapi yang lainnya
PERBANDINGAN ALTERNATIF DAN SELEKSI KEBIJAKAN
Tahap ini digunakan untuk mengevaluasi bobot alasan pro dan kontra terhadap masing-masing alternatif, kemudian di ambil keputusan kearah alternatif yang paling menjawab ke butuhan dan kepentingan publik. Pembobotan alternatif ini mengandaikan prioritas pilihan kriteria yang berbeda dan ko mitmen pribadi serta organisasi tertentu. Bila komitmen pri badi lemah maka cenderung mencari alternatif yang paling mudah, yang lebih memberi keuntungan pribadi. Jadi keran gka yang menentukan rumusan masalah, identifikasi altern atif, dan pilihan kriteria erat terkait dengan visi etika pejabat publik