PENGERTIAN KEHIDUPAN RELIGIUS DAN CITA-CITA PANCASILA
Oleh Andini Sekar Ningrum
Pengertian Kehidupan Religius
Kata religi atau religion berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata relegere/relegare, yang artinya “berhati-hati”, dan berpegang pada norma-norma atau aturan secara ketat.
Kehidupan Religius adalah kehidupan yang diwarnai oleh nilai-nilai keagamaan dan memiliki sifat suci serta dapat dijadikan panduan untuk perilaku individu dalam konteks agama yang dianut. Nilai religius berkaitan erat dengan kehidupan keagamaan serta dapat membentuk sikap dan perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Religiusitas dapat diartikan sebagai suatu keadaan, pemahaman, dan ketaatan seseorang dalam meyakini suatu agama yang diwujudkan dalam pengamalan aturan, nilai, kewajiban sehingga mendorongnya bertingkah laku, bersikap, dan bertindak sesuai dengan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Karakter seseorang dapat terbentuk melalui kehidupan yang religius yaitu seseorang dapat menjadi lebih baik, seperti lebih ikhlas, lebih sabar, lebih rendah hati, dan lebih menghargai sesama manusia.
Dalam kehidupan manusia, kehadiran nilai spiritual atau religius merupakan hal yang sangat penting. Tepatnya pada sila pertama dalam Pancasila, terdapat keterkaitan dengan nilai religius yaitu sila “Ketuhanan yang Maha Esa”. Sifat religius adalah sifat yang bisa ditemukan di setiap agama. Religius merupakan sikap yang dapat memberikan dasar bagi keyakinan dan perilaku moral. Selain itu, religius berkontribusi pada rasa kebersamaan, memberikan dukungan, dan menawarkan bimbingan
Orang yang menunjukkan kepercayaan dan penghormatan kepada Tuhan disebut sebagai orang yang religius. Religius adalah konsep yang berkaitan dengan pengabdian yang setia kepada realitas atau bentuk tertinggi yang diakui. Religius adalah yakin bahwa ada yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta, yang didalamnya terdapat persaan, Tindakan, serta pengalaman yang bersifat individual.
Cita-Cita Pancasila
Cita-cita Pancasila sendiri adalah tujuan nasional bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea ke-4. Cita-cita tersebut adalah:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, 2. Memajukan kesejahteraan umum,
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Cita-cita nasional tersebut menunjukkan bahwa kemerdekaan Indonesia bukanlah tujuan akhir sebagai sebuah negara, tetapi menjadi sarana untuk mencapai tujuan dan cita- cita yang lebih besar. Dalam rangka mewujudkan cita-cita tersebut, terdapat beberapa upaya yang harus dilakukan bangsa Indonesia, seperti memberikan kepastian dan perlindungan hukum terhadap semua warga negara tanpa diskriminatif, menyediakan fasilitas umum yang memadai yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat, menyediakan sarana pendidikan yang memadai dan merata, memberikan biaya pendidikan gratis di seluruh jenjang pendidikan bagi semua warga negara, menyediakan infrastruktur dan transportasi yang memadai dan menunjang tingkat perekonomian rakyat, menyediakan lapangan kerja, serta mengirimkan pasukan perdamaian dalam rangka ikut serta berpartisipasi aktif untuk menjaga dan memelihara perdamaian dunia.
Salah satu faktor yang dapat mengantar pada cita-cita Pancasila adalah kehidupan religius. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi nilai utama yang posisinya berada di tengah-tengah sila lainnya. Kehidupan religius dapat membantu seseorang untuk memahami nilai-nilai agama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai agama seperti keadilan, kejujuran, memiliki manfaat bagi orang lain, rendah hati, bekerja secara efisien, visi ke depan, disiplin tinggi dan keseimbangan dapat membantu seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Dalam konteks Pancasila, nilai-nilai tersebut dapat membantu seseorang untuk memahami dan mengamalkan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.