• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI ERA PANDEMI COVID 19 DI TPMB BIDAN FARIDAH

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI ERA PANDEMI COVID 19 DI TPMB BIDAN FARIDAH"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

SEGALA PUJIAN Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Nikmat, Taufiq dan Hidayat, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah ini yang berjudul "Pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan di usia Covid" . 19 Pandemi di TPMB Mamia Faridah”. Karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat ujian akhir program D3 Kebidanan di Universitas Binawan. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis memahami bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa partisipasi dari berbagai pihak.

Ibu Eggy Widya Larasati, SST, M.Keb selaku penguji I yang memberikan ilmu dan waktunya disertai doa semoga Allah SWT selalu membalas segala kebaikannya dengan pahala yang lebih. Bintang Petralina, SST., M.Keb selaku pembimbing dan penguji II dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, yang telah memberikan ilmu serta memberikan waktu, tenaga dan pikiran kepada penulis untuk menyelesaikan laporan ini, didampingi oleh Bapak. doa agar Allah SWT selalu membalas segala kebaikannya dengan pahala yang berlipat ganda. Sahabat seperjuangan Universitas Binawan Angkatan 2018 yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang banyak membantu, terima kasih atas dukungan dan iringan doanya, semoga Allah SWT selalu memberikan taufiq dan hidayah kepada kita, Aamiin.

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan memiliki peranan yang sangat penting dalam mendeteksi tanda bahaya kehamilan sejak dini, sehingga jika ibu mengetahui tanda bahaya dalam Penelitian juga dilakukan oleh Pertiwi & Snawati (2017) menunjukkan 50% ibu hamil yang memiliki pengetahuan yang baik tentang tanda bahaya kehamilan. Dikarenakan masih rendahnya pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan di era pandemi Covid-19.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan terdapat penelitian Pertiwi & Snawati (2017) yang menunjukkan bahwa 50% ibu hamil memiliki pengetahuan yang baik tentang tanda bahaya kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan pada masa pandemi. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan wawasan untuk penelitian selanjutnya dalam upaya meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan pada masa pandemi Covid-19.

  • Konsep Dasar Kehamilan
    • Definisi Kehamilan
    • Tanda-Tanda Kehamilan
    • Standar Kunjungan ANC (Antenatal Care)
    • Definisi Tanda Bahaya Kehamilan
    • Tanda Bahaya Pada Kehamilan
    • Pencegahan Tanda Bahaya Kehamilan
  • Konsep Dasar Pengetahuan
  • Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Pada
  • Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
  • Kerangka Teori

Untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar, ibu hamil harus melakukan kunjungan ibu hamil minimal enam kali dalam masa pra persalinan (Kementerian Kesehatan, Petunjuk Pencegahan Penularan Covid-19 di Tempat dan Fasilitas Umum, 2020), yaitu. Ibu hamil dapat merasakan gerakan bayinya pada usia 16-18 minggu (multigravida, pernah hamil dan sudah melahirkan) dan 18-20 minggu (primigravida, hamil pertama kali). Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dan memastikan semua ibu hamil menjalani tes kehamilan dengan standar pelayanan 10 T, mengadakan kursus ibu hamil atau memerintahkan ibu hamil melalui media elektronik untuk menginformasikan tentang bahaya kehamilan.

Sejalan dengan penelitian Mulianda & Mustiana (2019), didapatkan bahwa dari 30 responden ibu hamil sebagian besar berpendidikan SMA yaitu 18 orang dengan persentase 40,8%. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan pada masa pandemi covid-19 pada masa pandemi covid-19. SARS-CoV-2 adalah salah satu keluarga coronavirus dalam genus beta-coronavirus yang dapat menginfeksi manusia (Li, Liu, Yu, Tang, & Tang, 2020).Gejala yang paling umum pada ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 adalah demam (75 %), pneumonia (71%), batuk (73%), limfopenia ibu hamil yang menjalani CT dada memiliki infiltrat di kedua paru (WHO, Novel Coronavirus (2019-nCoV) Laporan Situasi – 14 - ERRATUM, 2020) Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan pada masa pandemi covid-19 sangat berperan penting dalam masa kehamilan, sehingga jika ibu sudah mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan pada masa pandemi covid-19 maka ibu akan mengetahui gejala-gejala tersebut saat terinfeksi virus dan jika ibu mengalaminya Dengan kondisi tersebut, ibu dapat segera mengambil 20 keputusan tindakan yang harus diambil untuk meminimalisir terjadinya komplikasi dan perburukan kondisi ibu, sehingga masalah dapat terdeteksi lebih dini dan pengobatan dilakukan lebih cepat.

Pembatasan pelayanan kesehatan mempengaruhi pendidikan kesehatan, informasi dan pendidikan ibu hamil. Variabel penelitian adalah nilai-nilai benda, orang atau kegiatan yang memiliki variasi yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Pada variabel penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut: Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan pada masa pandemi Covid-19.

Kerangka Konsep

Definisi Operasional

Hipotesis Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Tempat Penelitian
  • Populasi Dan Sampel
  • Pengumpulan Data
  • Instrumen Penelitian
  • Pengolahan Data
  • Analisis Data
  • Etika Penulisan

Kriteria inklusi adalah kriteria yang akan menyaring anggota populasi menjadi sampel yang memenuhi kriteria teoritis yang relevan dan terkait dengan topik dan kondisi penelitian. Atau dengan kata lain kriteria inklusi adalah karakteristik yang harus dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Masturoh & Anggita, 2018). Kriteria eksklusi adalah kriteria yang dapat digunakan untuk mengeluarkan anggota sampel dari kriteria inklusi, atau dengan kata lain karakteristik anggota populasi yang tidak dapat dijadikan sampel (Masturoh & Anggita, 2018).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu melalui pengisian kuesioner yang diberikan kepada ibu hamil yang menjalani pemeriksaan di TPMB Bidan Faridah. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner (ponsel) sebagai pedoman bagi seluruh responden. Menurut (Sugiyono, 2017), instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam dan sosial yang diamati.

Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpulan data, dan instrumen yang sering digunakan dalam penelitian adalah sejumlah daftar pertanyaan dan kuesioner yang diberikan kepada masing-masing responden yang menjadi sampel penelitian selama observasi. Pengolahan data dilakukan secara manual kemudian ditabulasikan sesuai variabel yang diteliti dan diolah dengan menggabungkan data sesuai penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pada tahap ini penulis melakukan survey terhadap data yang diperoleh kemudian dilakukan pengecekan apakah ada kesalahan atau pengisian yang salah.

Pengkodean data adalah kegiatan mengklasifikasikan data dan memberikan kode ke setiap variabel sesuai dengan tujuan pengumpulannya. Data yang ada dihitung berdasarkan variabel dan kategori dengan menggunakan metode Tally sehingga diketahui frekuensi setiap item data berdasarkan variabel dan kategori. Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti, dihitung dengan menggunakan persentase dengan rumus sebagai berikut.

Pada penelitian ini pengolahan data menggunakan program software pengolah data statistik yang nantinya akan diperoleh nilai p.

Hasil Penelitian

  • Analisis Univariat
  • Analisis Bivariat

Berdasarkan tabel 5.1 terlihat bahwa distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan baik sebanyak 16 orang (53%), sedangkan responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 8 orang (27%). dan responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 6 orang (20%). Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di TPMB Dokter Kandungan Faridah sebagian besar terdiri dari ibu usia 20-35 (Tidak Berisiko) yaitu sebanyak 19 orang (63%), dan ibu <20 tahun tua. -> 35 tahun (Beresiko) yaitu tidak kurang dari 11 orang (37%). Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat diketahui bahwa 16 responden (53%) memiliki Paritas Primipara (0-1), dan 10 responden (33%) memiliki Paritas Multipara (2-3), sedangkan Responden dengan Paritas Grandemultipara (>4 ) hanya memiliki tidak kurang dari 4 orang (13%).

Hasil analisis uji Chi-Square hubungan usia dengan tingkat pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan menunjukkan nilai p-value 0,01 sehingga nilai a > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan statistik antara umur dengan tingkat pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan Tabel 5.2.2 diatas terlihat bahwa ibu berpendidikan rendah paling banyak memiliki pengetahuan kurang yaitu 4 orang (100%), ibu berpendidikan menengah paling banyak memiliki pengetahuan cukup yaitu 5 orang (42%), dan ibu dengan pendidikan tinggi paling banyak memiliki pengetahuan baik sebanyak 9 orang (64%).

Hasil analisis uji Chi-Square hubungan antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang tanda bahaya pada masa kehamilan menunjukkan nilai signifikansi dengan nilai p-value 0,00 sehingga nilai a < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan statistik antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan Tabel 5.3.3 di atas terlihat bahwa ibu dengan tingkat pengetahuan baik sebagian besar adalah ibu dengan primipara yaitu 10 orang (63%), 6 orang (38%) memiliki pengetahuan cukup.

Berdasarkan tabel 5.4.4 di atas terlihat bahwa ibu dengan pengetahuan kurang lebih banyak mendapatkan informasi dari media massa yaitu 6 orang (100%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan statistik antara pendidikan dengan tingkat informasi ibu tentang tanda bahaya kehamilan.

  • Hubungan Usia Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu
  • Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu
  • Hubungan Paritas Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu
  • Hubungan Sumber Informasi dengan Pengetahuan Ibu

Jadi, dalam uji statistik ada hubungan antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2011) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang tanda bahaya pada kehamilan dengan nilai 0,001 (p < 0,05). Hal ini sesuai dengan teori menurut Ihsan, 2015, hal. 1-2, Tingkat pendidikan yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah, pengetahuan dapat diperoleh baik secara formal maupun informal.

Penulis berkesimpulan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah memahami menerima informasi, dan semakin sedikit pendidikan akan menghambat perkembangan berpikir tentang nilai-nilai yang baru diperkenalkan, dan hal ini sesuai dengan teori Ihsan, 2015. Berdasarkan tabel 5.3.3 diatas terlihat ibu dengan tingkat pengetahuan baik tertinggi adalah ibu dengan primipara yaitu 10 orang (63%), pengetahuan cukup 6 orang (38%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulyani (2013) yang menunjukkan adanya hubungan antara pemerataan dan tingkat.

Hal ini juga diperkuat dengan pendapat Notoatmodjo (2012) bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik, artinya pengalaman merupakan sumber ilmu atau pengalaman merupakan cara untuk memperoleh suatu kebenaran ilmu. Hal ini dilakukan dengan mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dengan memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian (Sukesih, 2012) di wilayah Puskesmas Tegal yang menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengalaman dengan pengetahuan ibu.

Sholihah (2007) di Kabupaten Garut juga menunjukkan bahwa pengalaman melahirkan anak (paritas) tidak berhubungan dengan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan. Sumber informasi dapat diperoleh melalui tenaga kesehatan, penyuluhan, teman, keluarga, media massa (handphone, majalah, tabloid, televisi, radio dan lain-lain).Pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain media cetak, elektronik, rambu-rambu, keluarga, teman dan lain-lain. Penelitian ini sejalan dengan hasil Puskesmas Seri Astuti Babelan 1 Bekasi tahun 2013 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara sumber informasi dengan pengetahuan tentang tanda-tanda risiko kehamilan.

Penulis menyimpulkan bahwa sumber informasi memegang peranan penting bagi seseorang dalam menentukan sikap atau keputusan sehingga seseorang dapat melakukan tindakan pencegahan untuk mengatasi masalah dan hal ini didukung oleh teori dari Notoatmodjo 2010.

Kesimpulan

Saran

  • Bagi Peneliti
  • Bagi Tempat Peneliti

Hubungan karakteristik ibu hamil dengan tingkat pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Sidoharjo Kabupaten Sragen. Gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Caringin Kabupaten Bogor. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya selama kehamilan di Puskesmas Tegal Selatan Kota Tegal Tahun 2012.

Berniat melakukan penelitian dengan judul “Pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan di era Covid 19”. 7 Muntah dan mual yang hanya terjadi pada pagi hari pada ibu hamil usia kehamilan 1-12 minggu merupakan tanda bahaya kehamilan. 8 Perdarahan melalui jalan lahir pada masa kehamilan merupakan tanda bahaya pada masa kehamilan yang dapat menyebabkan kematian janin.

Sakit kepala pada ibu hamil yang hilang saat istirahat merupakan hal yang wajar terjadi pada ibu hamil 17. Tekanan darah tinggi pada ibu hamil disertai mata berkunang-kunang merupakan tanda kehamilan yang berbahaya. Hal ini wajar terjadi pada ibu hamil yang mengalami muntah terus menerus dan tidak mau makan saat hamil 1-3 bulan.

Referensi

Dokumen terkait

Memberikan persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Mutu Pelayanan Antenatal Care pada Masa Pandemi Covid- 19 dengan Tingkat Kepuasan Ibu Hamil

Với các nghiên cứu trên có nhược điểm là thiếu tính linh động về khoảng thời gian theo dõi lũ lụt; tập trung phạm vi vào khu vực nhất định tại Việt Nam; tính ứng dụng của nghiên cứu