• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Kepabeanan Ujian Tengah Semester

N/A
N/A
Pre Mamang

Academic year: 2023

Membagikan "Pengetahuan Kepabeanan Ujian Tengah Semester"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengetahuan Kepabeanan

Ujian Tengah Semester

Semester : 119 Disusun Oleh

Argirinata Pristanto - 1523422007 20/10/2023

Kelas : A

Manajemen Pelabuhan Dan Logistik Maritim Universitas Negeri Jakarta

2023

(2)

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kepabeanan dan wilayah pabean!

2. Jelaskan mengenai Kawasan pabean dan dasarnya apa!

3. Jelaskan bagaimana menyebut barang ekspor dan barang Impor dan langkah-langkah pemeriksaannya!

4. Jelaskan proses pemberitahuan manifes! Bagaimana bila keadaan darurat!

5. Jelaskan mengenai pasal 44, 45, dan 47 UU No. 17 Tahun 2006 mengenai kepabeanan!

6. Jelaskan mengenai tarif dan bea masuk!

7. Jelaskan mengenai isi dari pasal 10A UU No. 17 Tahun 2006 mengenai kepabeanan!

JAWABAN :

1. apa yang dimaksud dengan kepabeanan dan wilayah pabean

Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk dan bea keluar.

sedangkan Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang ini

2. Kawasan pabean dan dasarnya

Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Yang didasarkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG KEPABEANAN PASAL 1 AYAT 3

(3)

3. barang ekspor dan barang Impor dan langkah-langkah pemeriksaannya

Barang ekspor adalah barang yang dikirimkan ke luar negeri untuk dijual atau digunakan di negara tujuan. Sedangkan barang impor adalah barang yang diimpor dari luar negeri untuk dijual atau digunakan di dalam negeri.

Berikut adalah langkah-langkah pemeriksaan barang ekspor dan impor:

Pemeriksaan Barang Ekspor :

1. Eksportir menyerahkan dokumen ekspor ke Kantor Pabean Pemuatan.

2. Petugas loket melakukan penerimaan dokumen ekspor dari eksportir.

3. Petugas pelaksana pemeriksaan barang melakukan pemeriksaan fisik barang ekspor.

4. Petugas pengawas stuffing melakukan pengawasan stuffing barang ekspor.

5. Petugas pelaksana pemeriksaan barang melakukan pengujian laboratorium jika diperlukan.

6. Petugas pelaksana pemeriksaan barang menerbitkan Nota Penerimaan Ekspor (NPE) jika barang dinyatakan lulus pemeriksaan.

7. Barang diekspor.

Pemeriksaan Barang Impor :

1. Importir menyerahkan dokumen impor ke Kantor Pabean penerima.

2. Petugas loket melakukan penerimaan dokumen impor dari importir.

3. Petugas pemeriksa dokumen melakukan pemeriksaan dokumen impor.

4. Petugas pemeriksa fisik melakukan pemeriksaan fisik barang impor.

5. Petugas pengawas stuffing melakukan pengawasan stuffing barang impor.

6. Petugas pemeriksa dokumen melakukan pemeriksaan dokumen impor.

7. Petugas pemeriksa dokumen menerbitkan Nota Penerimaan Impor (NPI) jika barang dinyatakan lulus pemeriksaan.

8. Barang diimpor.

4. Proses Pemberitahuan Manifes Bagaimana Bila Keadaan Darurat

Beberapa kewajiban administrasi kepabeanan yang terkait dengan pengangkutan, terdapat beragam dokumen yang wajib diserahkan pengangkut kepada pejabat kepabeanan tersebut.

salah satu dokumen yang harus diserahkan adalah manifess. manifess sendiri terbagi menjadi

(4)

2 jenis, yakni manifes kedatangan sarana pengangkut yang dikenal dengan inward manifest dan manifes keberangkatan sarana pengangkut yang dikenal dengan outward manifest.

Pengangkut yang Sarana Pengangkutnya melalui darat, dan Pengangkut yang Sarana

Pengangkutnya datang dari luar Daerah Pabean; atau dalam Daerah Pabean yang mengangkut barang · impor, barang ekspor, dan atau barang asal Daerah Pabean untuk diangkut ke tempat lain dalam Daerah Pabean melalui luar Daerah Pabean, wajib menyerahkan pemberitahuan Inward Manifest dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa lnggris ke Kantor Pabean kedatangan.

Pemberitahuan Inward Manifest disampaikan oleh Pengangkut sesuai dengan dokumen pengangkutan yang diterbitkannya. dan dengan ketentuan sebagai berikut: paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelum kedatangan Sarana Pengangkut ; paling lambat sebelum kedatangan Sarana Pengangkut, seperti Sarana Pengangkut melalui laut, udara maupun darat.

Pemberitahuan Inward Manifest dapat diajukan untuk lebih dari 1 (satu) Sarana Pengangkut melalui darat berdasarkan dokumen pengangkutan atau Pengangkutnya. Dalam hal

pemberitahuan Inward Manifest diajukan untuk lebih dari 1 (satu) Sarana Pengangkut saat kedatangan Sarana Pengangkut adalah saat kedatangan Sarana Pengangkut yang pertama.

Pemberitahuan Inward Manifest yang diajukan untuk Sarana Pengangkut melalui darat diberikan nomor pendaftaran oleh Pajabat Bea dan Cukai danjatau sistem komputer pelayanan setelah dilakukan penelitian.

Apabila Terdapat Keadaan Darurat

melaporkan keadaan darurat tersebut ke Kantor Pabean terdekat pada kesempatan pertama; dan memenuhi ketentuan penyampaian RKSP dan/ atau Inward Manifest paling Iambat 72 (tujuh puluh dua) jam setelah pembongkaran. Kemudian Kepala Kantor Pabean dapat melakukan penelitian atas laporan keadaan darurat

5. Pasal 44, 45, Dan 49 UU No. 17 Tahun 2006 Mengenai Kepabeanan

a. Pasal 44 dalam No. 17 Tahun 2006 Mengenai Kepabeanan

suatu kawasan, tempat, atau bangunan dapat ditetapkan sebagai tempat penimbunan berikat dengan mendapatkan penangguhan bea masuk yang dapat digunakan untuk kegiatan tertentu dengan persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh menteri dan diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan pemerintah.

b. Pasal 45 dalam No. 17 Tahun 2006 Mengenai Kepabeanan

Barang dapat dikeluarkan dari tempat penimbunan berikat atas persetujuan pejabat bea dan cukai untuk kegiatan tertentu. Serta barang dari tempat penimbunan berikat yang diimpor untuk dipakai berupa: barang yang telah diolah atau digabungkan; barang yang tidak diolah;

dan/atau barang lainnya, yang dipungut bea masuk berdasarkan tarif dan nilai pabean yang ditetapkan dengan peraturan menteri.

(5)

Orang yang mengeluarkan barang dari tempat penimbunan berikat sebelum diberikan persetujuan oleh pejabat bea dan cukai dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah). Serta Pengusaha tempat penimbunan berikat yang tidak dapat mempertanggungjawabkan barang yang seharusnya berada di tempat tersebut wajib membayar bea masuk yang terutang dan dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari bea masuk yang seharusnya dibayar.

c. Pasal 49 dalam No. 17 Tahun 2006 Mengenai Kepabeanan

Importir, eksportir, pengusaha Tempat Penimbunan Sementara, pengusaha Tempat

Penimbunan Berikat, pengusaha pengurusan jasa kepabeanan atau pengusaha pengangkutan diwajibkan menyelenggarakan pembukuan dan menyimpan catatan serta surat menyurat yang bertalian dengan Impor atau Ekspor.

6. Penjelasan Mengenai Tarif Dan Bea Masuk

a. Tarif masuk

Tarif adalah klasifikasi barang dan pembebanan bea masuk atau bea keluar.

b. Bea masuk

adalah pungutan negara berdasarkan Undang-Undang ini yang dikenakan terhadap barang yang diimpor. Sedangkan Bea keluar adalah pungutan negara berdasarkan Undang-Undang ini yang dikenakan terhadap barang ekspor.

Nilai pabean untuk penghitungan bea masuk adalah nilai transaksi dari barang yang bersangkutan.

7. Isi Dari Pasal 10A UU No. 17 Tahun 2006 Mengenai Kepabeanan

Barang impor yang diangkut sarana pengangkut wajib dibongkar di kawasan pabean atau dapat dibongkar di tempat lain setelah mendapat izin kepala kantor pabean serta dapat dibongkar ke sarana pengangkut lainnya di laut dan barang tersebut wajib dibawa ke kantor pabean melalui jalur yang ditetapkan.

namun, jika jumlah barang impor yang dibongkar kurang dari yang diberitahukan dalam pemberitahuan pabean dan tidak dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut terjadi di luar kemampuannya, wajib membayar bea masuk atas barang impor yang kurang dibongkar dan dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak Rp250.000.000,00. Sama hal nya jika jumlah barang impor yang dibongkar lebih banyak dari yang diberitahukan dalam pemberitahuan pabean dan tidak dapat

(6)

membuktikan bahwa kesalahan tersebut terjadi di luar kemampuannya, dikenai sanksi administrasi berupa denda paling sedikit Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Dalam hal tertent, barang impor sementara menunggu pengeluarannya dari kawasan pabean, dan dapat ditimbun di tempat penimbunan sementara atau tempat lain yang diperlakukan sama dengan tempat penimbunan sementara.

Barang impor dapat dikeluarkan dari kawasan pabean atau tempat lain setelah dipenuhinya kewajiban pabean untuk hal tertentu seperti : diimpor untuk dipakai; diimpor sementara;

ditimbun di tempat penimbunan berikat dan lain sebagainya.

Orang yang mengeluarkan barang impor dari kawasan pabean atau tempat lain namun belum mendapat persetujuan pengeluaran dari pejabat bea dan cukai, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

Ketentuan terhadap kebijakan diatas diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan peraturan menteri.

Referensi

Dokumen terkait