• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENGGUNAAN ALGORITMA K – MEANS CLUSTERING UNTUK MENENTUKAN PENILAIAN KEDISIPLINAN KARYAWAN RUMAH SAKIT ROYAL PRIMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of PENGGUNAAN ALGORITMA K – MEANS CLUSTERING UNTUK MENENTUKAN PENILAIAN KEDISIPLINAN KARYAWAN RUMAH SAKIT ROYAL PRIMA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN ALGORITMA K – MEANS CLUSTERING UNTUK MENE NTUK AN PENIL AI AN KEDISIPLI NAN K ARYAWAN RUMAH SAK IT RO YAL

PRIMA

Windania Purba1), Michael Kosasih2), Donny Kallamas3), Michael Wijaya4)

1,2,3,4 Fakultas Teknologi dan Sains, Universitas Prima Indonesia [email protected] , [email protected],

[email protected], [email protected] Abstract

Hospital is a place that has community service facilities engaged in the health sector, in the hospital provides outpatient and inpatient care. A hospital has several services such as health services for the elderly, health services for children and health services for adults. Before a hospital implements all these services for the community, all employees of the hospital need to do a training process so that the management of the hospital can assess the level of discipline of all employees of the hospital. Apart from the training process, the department of a hospital company will conduct an employee assessment, which the goal is to find out the level of discipline of the hospital employees. The research methodology used in this study is descriptive. a research method used to discuss a problem by researching, processing data, analyzing and describing with regular discussion. In this descriptive method research, the author uses three aspects that are the criteria for discipline of Royal Prima Hospital Employees, namely Discipline, Absence and Appreciation. The data collected by the author is through observation techniques and sampling techniques.

Keywords : Hospital, Discipline, Attendance, Appreciation, Royal Prima.

1. PENDAHULUAN

Kedisiplinan karyawan merupakan aspek yang sangat penting dalam menjaga kinerja dan efektivitas operasional suatu organisasi, termasuk rumah sakit. Dalam konteks rumah sakit, kedisiplinan karyawan berperan penting dalam memastikan pelayanan yang berkualitas kepada pasien serta menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan kerja.

Oleh karena itu, penilaian kedisiplinan karyawan rumah sakit menjadi hal yang krusial dalam pengelolaan sumber daya manusia. Dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi dan objektivitas penilaian tersebut, penggunaan algoritma k- means clustering dapat menjadi pendekatan yang relevan dan menarik untuk diterapkan.

Algoritma k-means clustering merupakan salah satu metode analisis data yang telah banyak digunakan dalam berbagai bidang [1]–[5], termasuk dalam pengolahan data

karyawan. Metode ini mampu mengelompokkan data ke dalam kelompok-kelompok yang saling berhubungan berdasarkan kesamaan atribut.

Dalam konteks penilaian kedisiplinan karyawan rumah sakit, penggunaan algoritma k-means clustering dapat membantu dalam mengidentifikasi pola-pola kedisiplinan yang ada di antara karyawan. Hal ini dapat memberikan pandangan yang lebih komprehensif dan sistematis terhadap tingkat kedisiplinan karyawan rumah sakit, serta membantu manajemen dalam pengambilan keputusan terkait pengembangan program peningkatan kedisiplinan.

Namun demikian, meskipun algoritma k-means clustering telah banyak digunakan dalam berbagai konteks, aplikasinya dalam penilaian kedisiplinan karyawan rumah sakit masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan tersebut

(2)

dengan mengkaji dan menerapkan penggunaan algoritma k-means clustering dalam menentukan penilaian kedisiplinan karyawan rumah sakit.

Dengan memanfaatkan data kedisiplinan yang tersedia, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan objektivitas dan efisiensi dalam penilaian kedisiplinan karyawan, serta memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor- faktor yang mempengaruhi kedisiplinan dalam konteks rumah sakit.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat seberapa disiplin nya para karyawan tetap atau pun para karyawan magang dalam melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan bagian sub kerjanya.

Penelitian ini bertujuan untuk membantu manajemen dalam menentukan tingkat kedisiplinan dan tingkat kinerja karyawan di Rumah Sakit Royal Prima Medan.

2. METODE PENELITIAN

Lokasi dari penelitian ini adalah Rumah Sakit Royal Prima yang beralamat Jl. Ayahanda No.68A, Sei Putih Tengah, Kec. Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara 20118. Materi riset yang dipakai dalam riset ini merupakan informasi presensi dari Para Karyawan Rumah Sakit Royal Prima pada tahun 2021 sebagai objek riset.

Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik-teknik pengambilan data yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tanya Jawab. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui data tingkat kedisiplinan kinerja pegawai Rumah Sakit Royal Prima. Data yang digunakan adalah data tahun 2021

2. Observasi. Dalam proses pendekatan ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung data kedisiplinan kinerja pegawai Rumah Sakit Royal Prima.

Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan

dapat dilihat pada gambar 1. Pengolahan data dilakukan dengan metode K-Means dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Persiapan. Pada tahap ini yang menjadi objek penelitian adalah kedisiplinan pegawai Rumah Sakit Royal Prima.

2. Tinjauan kepustakaan. Dalam lanjutan tahapan berikutnya penulis melakukan studi literatur mengenai patokan yang hendak dipakai sebagai prinsip dalam mengukur tingkatan ketertiban Pegawai Rumah Sakit Royal Prima.

Gambar 1. Tahapan Penelitian

3. Pengumpulan Data. Pada langkah ini dicoba proses wawancara kepada bagian HRD Rumah Sakit Royal Prima.

4. Pengelolaan data mining. Informasi yang sudah digabungkan setelah itu di olah dengan memakai tahap yang sesuai dengan

(3)

KDD (Knowledge Discovery In Database) [6]–[9].

5. Informasi Selection. Informasi Selection ialah cara pengumpulan informasi yang berkaitan dengan analisa dari dasar informasi. Pada jenjang ini dicoba metode akuisisi suatu penurunan representasi dari informasi serta meminimalkan lenyapnya data informasi [10], [11].

6. Preprossessing. Informasi preprocessing merupakan metode dini informasi mining buat mengganti raw informasi( informasi anom) jadi bentuk serta data yang lebih berdaya guna serta berguna [12], [13].

7. Transformation. Pada jenjang ini dipakai guna mengganti informasi sebagai wujud yang cocok dalam cara keterangan mining.

Pada langkah ini dilakukan normalisasi, dimana normalisasi ini merupakan cara menskalakan angka informasi.

8. Data Mining. Langkah ini bermaksud guna mencari pola ataupun data menarik dalam informasi yang diseleksi dengan memakai metode ataupun tata cara yang cocok dengan cara.(Knowledge Discovery In Database) [14]–[20].

9. Interpretation. Tujuan dari Interpretation merupakan Pola data yang diperoleh dari cara informasi mining butuh diperlihatkan dalam wujud yang gampang dipahami oleh pihak yang bersangkutan.

10. Hasil dan pembahasan. Dalam tahap hasil dan pembahasan ini menjelaskan tentang hasil perhitungan dari dua jenis Algoritma yaitu: Algoritma K-Means dan Algoritma Fuzzy C-Means.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Visualisasi Metode Elbow

Pada riset ini kita mengawali dengan memakai tata cara elbow, tata cara ini kita manfaatkan supaya bisa mengenali berapa

banyak cluster yang sangat tepat untuk dimanfaatkan pada riset ini.

Gambar 2. Metode Elbow

Pada gambar 2 hasil dari metode elbow kami melihat pada titik 3 clusterlah yang menjadi pemilihan cluster yang baik dalam penelitian mengukur tingkat kedisiplinan Karyawan Rumah Sakit Royal Prima Medan.

3.2 Perbandingan 3 Cluster dengan 4 Cluster Pada gambar 3 menghasilkan 3 cluster, dalam cluster ini juga terdapat titik centroid yang di ambil dari kriteria absen dan kriteria disiplin.

Gambar 3. Tiga Cluster

Dari hasil gambar 4 terdapat 4 cluster yang di ambil dari kriteria absen dan disiplin, pada pengolahan Algoritma K-Means Clustering dengan 4 cluster ini menurut kami kurang tepat

(4)

karena pada cluster 3 (berwarna pink) hanya menghasilkan sedikit data saja. Sehingga pada penelitian ini kami memutuskan untuk menggunakan 3 cluster saja sebagai objek penelitian.

Gambar 4. Empat Cluster

3.3 Analisa Data

Dari Riset ini, informasi yang dipakai ialah sebanyak 40 data. Dari riset ini akan menghasilkan output yang terdiri dari 3 cluster yaitu (C1) disiplin tinggi, (C2) disiplin sedang dan (C3) disiplin rendah. Variable yang dipakai dalam riset ini ialah Kedisiplinan, Absen dan Apresiasi.

Tabel 1. Sample Data

DISIPLIN ABSEN APRESIASI

3 1 0

2 23 0

22 8 0

0 0 0

17 11 1

14 9 0

11 20 1

0 0 0

13 3 0

3 14 2

13 12 0

7 5 1

0 11 4

0 31 0

0 31 0

17 7 1

0 31 0

0 7 0

2 3 0

8 2 5

10 10 2

16 9 3

21 10 0

19 12 3

11 15 3

20 10 0

23 3 0

15 10 3

8 12 5

19 10 2

0 7 6

0 30 0

6 4 0

15 5 8

22 9 2

0 5 0

0 20 0

20 10 0

2 15 0

0 29 2

3.4 Langkah-Langkah Penerapan Algoritma K-Means

1. Tahap awal yang wajib dilakukan, memutuskan terlebih dulu jumlah cluster yang ini dibangun, Pada riset ini kita memakai 3 cluster.

2. Kemudian pastikan titik pusat awal dari tiap clusternya. Cara menentukan titik pusat dapat diambil secara acak seperti pada tabel berikut.

(5)

Tabel 2. Titik_Pusat_Awal_Cluster Data

Ke-I DISIPLIN ABSEN APRESIASI

5 17 11 1

28 15 10 3

39 2 15 0

3. Mengestimasi jarak antara titik pusat (Centroid) dengan titik masing- masing objek.

Buat mengestimasi titik pusatnya bisa menggunakan metode Euclidean Distance.

D e = √(𝑋1− 𝑆𝑖)2 + (𝑉𝑖− 𝑡𝑖 )2 (1)

Dimana De adalah Euclidean Distance, I merupakan banyaknya subjek (x,y) ialah koordinat object serta (s,t) ialah koordinat centroid.

Tabel 3. Hasil Perhitungan Setiap Data Pada Iterasi 1.

C1 C2 C3

0 0 1

0 0 1

1 0 0

0 0 1

1 0 0

0 1 0

0 0 1

0 0 1

0 1 0

0 0 1

0 1 0

0 1 0

0 0 1

0 0 1

0 0 1

1 0 0

0 0 1

0 0 1

0 0 1

0 1 0

0 1 0

0 1 0

1 0 0

1 0 0

0 1 0

1 0 0

1 0 0

0 1 0

0 1 0

1 0 0

0 0 1

0 0 1

0 1 0

0 1 0

1 0 0

0 0 1

0 0 1

1 0 0

0 0 1

0 0 1

4. Sesudah seluruh data yang pernah dihitung pada perulangan 1, hingga berikutnya jumlah Kembali pusat cluster yang terkini dengan pada umumnya anggota yang terdapat pada cluster itu. Pada penentuan titik pusat (Centroid) yang anyar bisa digunakan dengan rumus sebagai berikut.

𝐶 = ∑ 𝑚

𝑛 (2)

Keterangan:

C= centroid data

m= anggota data yang termasuk kedalam centroid tertentu

n= jumlah data yang menjadi anggota centroid tertentu.

Berdasarkan dari tabel 4, titik pusat (centroid) baru untuk cluster 1 memiliki 10 anggota:

C1 = (22+17+17+21+19+20+23+19+22+20)/10

= 20

Cluster kedua (C2) memiliki 12 anggota:

C2=(14+13+13+7+8+10+16+11+15+8+6+15)/1 2 = 11.33333

(6)

Cluster ketiga (C3) memiliki 18 anggota:

C=(3+2+0+11+0+3+0+0+0+0+0+2+0+0+0+0+2 +0)/18 = 1,277778

5. Ulangi lagi cara mencari nilai cluster tingkat kedisiplinan sedang (C2) dan tingkat kedisiplinan rendah (C3), maka akan didapatkan hasil titik pusat yang baru seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. Penentuan_Cluster_Baru

CLUSTE R

DISIPLI

N ABSEN APRESI ASI

C1 20 9 0.9

C2 11.33333 8 2.5

C3 1.277778 15.4444

4 0.833333

6. Sesudah diperoleh titik pusat yang terkini dari tiap cluster, maka dapat menerapkan kembali prosedur ketiga dengan memakai metode Euclidean Distance sampai titik pusat dari tiap cluster tidak berganti lagi serta tidak ada lagi data titik pusat yang beralih posisi.

3.5 Hasil Pengolahan Algoritma K-Means Clustering

Berdasarkan hasil pengelompokan dari seluruh data yang kami hitung menggunakan metode Algortima K-Means Clustering, didapatkan pada iterasi 6 dan 7, dimana hasil akhir dari pengelompokan ini titik pusat tidak lagi berubah dan tidak ada data yang berpindah antar cluster.

Tabel 5. Hasil_Akhir

Nama Cluster Data Sampel

Cluster 1 3,5,6,9,11,16,21,22,23,24, 25,26,27,28,30,34,35,38

Cluster 2

1,4,8,10,12,13,18,19,20,2

9,31,33,36,39 Cluster 3 2,7,14,15,17,32,37,40 Berdasarkan hasil dari tabel 5, maka hasil dari pengelompokan dari cluster diatas adalah sebagai berikut.

Nama cluster

Tingkat kedisiplinan tinggi (C1) = 18 Data Tingkat kedisiplinan sedang (C2) = 14 Data Tingkat kedisiplinan rendah (C3) = 8 Data

Nilai akhir dari Accurate Presentation dari ketiga cluster adalah sebagai berikut:

1. C1 (Kedisiplinan Tinggi) = 18

40∗ 100% = 0,45%

2. C2 (Kedisiplinan Sedang) = 14

40∗ 100% = 0,35%

3. C3 (Kedisiplinan Rendah) = 8

40∗ 100% = 0,2%

4. KESIMPULAN

Dengan adanya penelitian ini, pihak Rumah Sakit dapat mengetahui seberapa besar tingkatan penilaian dari kedisiplinan Karyawan Rumah Sakit Royal Prima Medan. Hasil dari penelitian ini didapatkan jika persentase C1 bernilai 0,45%, C2 bernilai 0,35% dan C3 bernilai 0,2%. Jika menggunakan kriteria apresiasi yang dijadikan sebagai alat ukur dalam menentukan kedisiplinan Karyawan Rumah Sakit Royal Prima, terhitung masih belum efektif karena hanya menghasilkan tingkatan nilai 0,45 % saja.

REFERENCES

[1] S. P. Tamba, M. D. Batubara, W. Purba, M. Sihombing, V. M. Mulia Siregar, and J. Banjarnahor, “Book data grouping in libraries using the k-means clustering method,” J. Phys. Conf. Ser., vol. 1230, no. 1, p. 012074, Jul. 2019, doi:

10.1088/1742-6596/1230/1/012074.

[2] H. Annur, “Penerapan Data Mining Menentukan Strategi Penjualan Variasi Mobil Menggunakan Metode K-Means Clustering,” J. Inform. Upgris, vol. 5, no.

1, 2019, doi: 10.26877/jiu.v5i1.3091.

[3] G. Gustientiedina, M. H. Adiya, and Y.

Desnelita, “Penerapan Algoritma K- Means Untuk Clustering Data Obat- Obatan,” J. Nas. Teknol. dan Sist. Inf.,

(7)

vol. 5, no. 1, pp. 17–24, Apr. 2019, doi:

10.25077/teknosi.v5i1.2019.17-24.

[4] A. Harto and C. Fatichah, “Segmentasi Dan Pemisahan Sel Darah Putih Bersentuhan Menggunakan K-Means Dan Hierarchical Clustering Analysis Pada Citra Leukemia Myeloid Akut,”

JUTI J. Ilm. Teknol. Inf., vol. 15, no. 2, pp. 140–151, 2017.

[5] W. Purba, S. Tamba, and J. Saragih,

“The effect of mining data k-means clustering toward students profile model drop out potential,” J. Phys. Conf. Ser., vol. 1007, p. 012049, Apr. 2018, doi:

10.1088/1742-6596/1007/1/012049.

[6] I. A. Darmawan, M. F. Randy, I.

Yunianto, M. M. Mutoffar, and M. T. P.

Salis, “Penerapan Data Mining Menggunakan Algoritma Apriori Untuk Menentukan Pola Golongan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial,” Sebatik, vol. 26, no. 1, pp. 223–230, 2022, doi:

10.46984/sebatik.v26i1.1622.

[7] H. E. Simanjuntak and W. Windarto,

“Analisa Data Mining Menggunakan Frequent Pattern Growth pada Data Transaksi Penjualan PT Mora Telematika Indonesia untuk Rekomendasi Strategi Pemasaran Produk Internet,” J. Media Inform. Budidarma, vol. 4, pp. 914–923, 2020, doi: 10.30865/mib.v4i4.2300.

[8] W. A. Wahyuni and S. Saepudin,

“Penerapan Data Mining Clustering Untuk Mengelompokkan Berbagai Jenis Merk Mesin Cuci,” Semin. Nas. Sist. …, pp. 306–313, 2021.

[9] W. I. Rahayu, S. F. Pane, and ...,

“Implementasi Data Mining Dengan Metode K-Means Clustering Untuk Menentukan Iklan Audio Berdasarkan User Behaviors Pada Aplikasi Audio Social Media Svara …,” J. Tek. …, vol.

10, no. 2, pp. 13–19, 2018.

[10] E. Kurniawan, “Analisa Data Rekam Medis Menggunakan Teknik Data Mining Association Rules Dengan

Algoritma Clustering .pdf,” pp. 1–7.

[11] K. Fatmawati and A. P. Windarto, “Data Mining: Penerapan Rapidminer Dengan K-Means Cluster Pada Daerah Terjangkit Demam Berdarah Dengue (Dbd) Berdasarkan Provinsi,” Comput. Eng.

Sci. Syst. J., vol. 3, no. 2, p. 173, 2018, doi: 10.24114/cess.v3i2.9661.

[12] G. A. Marcoulides, Discovering Knowledge in Data: an Introduction to Data Mining, vol. 100, no. 472. 2005.

doi: 10.1198/jasa.2005.s61.

[13] A. Ali, “Klasterisasi Data Rekam Medis Pasien Menggunakan Metode K-Means Clustering di Rumah Sakit Anwar Medika Balong Bendo Sidoarjo,”

MATRIK J. Manajemen, Tek. Inform.

dan Rekayasa Komput., vol. 19, no. 1, pp. 186–195, 2019, doi:

10.30812/matrik.v19i1.529.

[14] M. Benri, H. Metisen, and S. Latipa,

“Analisis Clustering Menggunakan

Metode K-Means Dalam

Pengelompokkan Penjualan Produk Pada Swalayan Fadhila,” J. Media Infotama, vol. 11, no. 2, pp. 110–118, 2015.

[15] J. Wandana, S. Defit, and S. Sumijan,

“Klasterisasi Data Rekam Medis Pasien Pengguna Layanan BPJS Kesehatan Menggunakan Metode K-Means,” J. Inf.

dan Teknol., vol. 2, pp. 4–9, 2020, doi:

10.37034/jidt.v2i4.73.

[16] P. Berkhin, “Clustering survey Bherkin,”

Tech. Report, Accrue Softw., pp. 1–56, 2002.

[17] M. Bari, A. Majid, Y. M. Cani, and U.

Enri, “Penerapan Algoritma K-Means dan Decision Tree Dalam Analisis Prestasi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan,” J. Sist. Komput. dan Inform.

Hal 355−, vol. 364, no. 2, pp. 355–364, 2022, doi: 10.30865/json.v4i2.5299.

[18] W. M. P. Dhuhita, “Clustering Metode K-Means Untuk Menentukan Status Gizi Balita,” J. Inform., vol. 15, no. 2, pp.

160–174, 2015.

(8)

[19] S. Seimahuira, “Berdasarkan Online Reviews Tripadvisor Menggunakan,”

vol. 12, no. 1, pp. 53–58, 2021.

[20] R. Saputra, “VOL . 9 NO . 1 April 2016 VOL . 9 NO . 1 April 2016,” Pemesenan Tarv. Berbas. SMS Gatew. dan Java Netvbeans pada CV.Ratu Pasaman Travel Berbas. SMS Gatew. dan Java Netbeans, vol. 9, no. 1, pp. 1–12, 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Algoritma K-Means Cluster Analysis mempergunakan metode perhitungan jarak (distance) untuk mengukur tingkat kedekatan antara data dengan titik tengah (centroid),

Pada Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa hasil cluster 1 terbesar yaitu jalur masuk Beasiswa dengan persentase 47,5% mahasiswa yang berpotensi tinggi terkena drop out,

hierarchical clustering merupakan suatu metode pengelompokkan data yang cara kerjanya dengan mengelompokkan dua data atau lebih yang mempunyai kesamaan atau

Maka dari itu penelitian yang akan dilakukan yaitu menentukan prioritas penerima bantuan akibat bencana alam dengan metode K-means Clustering, metode ini sering digunakan

Sehubungannya dengan itu, peneliti melakukan clustering pada dataset PPIU dengan menggunakan variable Nama PPIU dengan Jumlah Nilai Verifikasi ditemukan keseluruh data yang di dapat

3.4 Perbandingan Hasil nilai Si dan DBI Metode K-Means dengan Metode K-Means Optimasi Jumlah Cluster dengan PSO Pada tahap ini dilakukan perbandingan hasil Silhouette Coefficient

Clustering merupakan salah satu opsi yang dapat digunakan dalam pengelolaan obat sebab nantinya sistem cluster dapat membuat pengelompokan pada obat dengan pemakaian tinggi dan kurang

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa analisis kedisiplinan kerja karyawan pada Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy Sleman memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,02 yang artinya nilai tersebut